Setelah kejadian itu Kanaya pulang di waktu yang tepat.
Safira tersenyum puas kala melihat Ilyas yang bertindak. Safira tahu ... ayahnya adalah panutan bagi Ilyas, Ayahnya Safira selalu mengajarkan untuk membela kebenaran.
"Pulang bareng aku yuk"ajak Safira lada Kanaya.
"Tidak usah, Fir ... arah rumah kita berlawanan ... kau pulang lah dahulu, sebentar lagi ojek online yang aku pesan pasti akan datang"tolak Kanaya sambil tersenyum.
"Selalu begitu ... " cebik Safira
"Aku sudah sering merepotkan mu, pulanglah ... kau juga kelelahan "ucap Kanaya mengelus lengan Safira
"Ah, baiklah ... kalau begitu kita berjumpa besok di kampus ya ... kau sudah bilang kan ... kalau besok ke kampus ... " tanya Safira
"Sudah, bay Safira ... hati-hati ya ... " ucap Kanaya saat Safira menghidupkan motor matic nya.
Safira lebih suka membawa motor dari pada mobil, karena menurutnya ... membawa mobil akan lambat,karena selalu terjadi macet.
Saat melihat Safira sudah jauh bahkan hilang dari pandangan nya, Kanaya mulai aksinya dengan berlari lagi. Namun ... ia berhenti kala melihat mobil Riswan yang ada di hadapannya.
Kanaya tersenyum kala melihat Riswan tersenyum padanya, dan semua itu di lihat oleh Ilyas, sedikit ada rasa aneh yang Ilyas rasakan kala melihat senyuman lepas di bibir Kanaya pada pria di hadapannya, dan itu membuat perasaan nya tidak baik.
Kanaya menolak ajakan Riswan yang ingin mengantarkan nya pulang dengan alasan ia.ingin mampir ke rumah temannya di dekat kantor, Akhirnya Riswan pun menyerah dan pergi.
Kanaya bernafas lega kala melihat jauh mobil Riswan , ia pun kembali melanjutkan lari nya
dan itu rutin ia lakukan setiap hari pulang pergi bekerja.
Sesampainya ia di apartemen nya, ia segera merebahkan tubuhnya karena lelah.
Keringat sudah membasahi bajunya, ia kini terbaring di lantai kamarnya.
Ia menatap langit-langit kamarnya seraya berkhayal usahanya akan berhasil.
Kanaya tersenyum, ia tambah bersemangat saat mengingat hinaan dari Alina.
*****
"Ilyas, apa yang kau lakukan pada Alina ... ? kenapa kau tidak bisa bersikap lembut sedikit saja padanya, dia Wanita yang baik dan sopan, dia juga perhatian padamu Yas ... " Mamanya menghentikan langkah Ilyas saat Ilyas baru tiba di rumah besarnya
"Ma, bisakah mama membuka mata Mama ..., baik dari mana ... ? Ilyas lelah ... lelah setiap hari menahan keegoisan wanita pilihan mama, jika menurut mama dia baik, mama saja menikah dengannya" ucap Ilyas seraya melangkah kan kakinya.
"Dan, satu lagi ... sampaikan pada menantu kesayangan mama itu, tidak usah ikut campur urusan kantor lagi, apalagi masalah karyawan ku, atau ... batalkan pertunangan ini secepatnya" Ilyas melangkah kan kakinya saat mengatakan hal itu.
Terdengar mamanya mendengus kesal karena ucapan anaknya.
Ia penasaran wanita monster yang di sebut oleh Alina, benarkah ... Ilyas mempermalukan nya hanya karena wanita jelek rupa itu.
Seakan tidak percaya dengan apa yang ia dengar dari Alina, Mamanya Ilyas memijit pelipisnya karena merasa pusing.
Pertunangan itu sudah terjalin lama, Namun ... Ilyas tidak pernah mau untuk di nikahkan, apa kekurangan Alina, dia cantik ... modis ... dari keluarga terhormat, jika masalah hati, itu akan berubah seiringnya waktu kebersamaan mereka.
Mamanya Ilya menghelas nafas agar emosinya tidak mempengaruhi kesehatan nya.
Malam telah tiba, Ilya masih berkutat dengan laptop nya di ruang kerja, setelah makan malamnya bersama Mamanya, ia ingin menghabiskan waktunya di ruang kerja, karena ia tahu ... Alina akan datang kemari, seperti yang Mamanya katakan.
Benar saja, baru separuh pekerjaan Ilyas kerjakan, suara pintu terbuka telah mengehentikan tangannya yang bergerak di laptopnya.
"Apakah selain kau tidak punya kepribadian yang baik, apakah sopan santun juga tidak kau punya ... ?" Ucap Kesal Ilyas, namun kali ini Alina tetap tersenyum berjalan mendekati Ilyas.
"Aku adalah tunangan mu, apapun yang kau miliki juga milikku, bukankah seperti itu ... " Alina duduk di pangkuan Ilyas, Namun Ilyas langsung berdiri, sehingga mau tidak mau Alina turun dari pangkuan Ilyas.
"Alina, mari kita akhiri hubungan ini, carilah lelaki yang bisa menerima kamu, menjadikan kamu wanita yang baik" ucap Ilyas menatap nanar luar jendela
"Tapi, aku menginginkan kamu Yas, aku janji akan bersikap baik setelah ini, kamu mau kan berusaha lagi untuk membuka pintu hatimu untukku" Alina memeluk Ilyas dari belakang, memberi nya belaian di dada Ilyas, berharap Ilyas akan tergoda dan melakukan hal yang selama ini ia harapkan.
"Pulang lah, Jika aku tidak memandang mu sebagai anak pak Ridho ... mungkin aku akan melemparkan mu keluar dari ruangan ku, Alina ... membuka hati ku untukmu, seperti nya akan mustahil, melihat tabiatmu yang tidak akan pernah berubah, sikap dan sifat kita berlawanan, jadi ... jangan membuang waktu bersama orang yang tidak mengharapkan kamu sedikit pun" Ilyas melepaskan tangannya Alina yang berada di dadanya. .
Alina tidak menyangka bahwa usahanya ini akan sia-sia, Apalagi saat tadi papanya memarahinya habis-habisan, karena jika sampai Ilyas membatalkan pertunangan nya, dan mengembalikan sahamnya, maka hancurlah kejayaan Keluarga Ridho.
Sedangkan Kanaya sudah terbaring di ranjang empuk nya, ia tidak bisa menyangka akan bisa tidur di kasur yang empuk.
Saat ia masih menatap langit-langit kamarnya, tepat nya kamar tamu yang ia tempati, dering ponsel nya terdengar, ia dengan segera mengambil ponsel nya, tertera nama Pak Ilyas di layarnya.
"Hallo, Pak ... " Kanaya langsung bangun dari tidurnya sambil mengangkat ponselnya.
"Bereskan kamar ku saat ini, aku akan kesana sekarang" ucap Ilyas seraya mematikan ponselnya.
Kanaya yang masih terkejut, hanya bisa menatap layar ponselnya yang sudah menghitam.
Sadar dari lamunannya, Kanaya langsung bergegas menuju ke kamar Ilyas, ia merapikan semua nya, meski terlihat barang-barang nya tak tersentuh selama ini.
Saat Kanaya ingin keluar, pandangannya terhenti pada dua sosok foto dua wanita, dan yang ada di tengah adalah Ilyas.
Kanaya mendekati figura itu dan melihat nya,
Wanita cantik dan yang satu berkaca mata, Terlihat di sana Ilyas menatap pada arah wanita cantik itu, sedangkan yabg berkaca mata menatap kearah Ilyas.
"Apakah mereka adalah masa lalu Tuan Ilyas, cantik sekali wanita ini ... " Kanaya menatap wajah wanita cantik itu, bergantian dengan wanita berkaca mata.
Saat suara mobil menyadarkan nya, Kanaya langsung keluar dan menutup kembali pintu kamarnya.
Terlihat Ilyas yang berlari kecil menaiki tangga dan menuju ke kamarnya.
"Jangan ganggu aku, jam 6 bangun kan aku" Ilyas berkata dan langsung masuk kedalam kamarnya.
Kanaya hanya bisa menatap nya dengan tatapan bodohnya.
Lalu ia kembali ke kamarnya, membaringkan tubuhnya, lalu mulai memejamkan matanya.
Rasanya hidup kini bagaikan mimpi bagi Kanaya, Jam 5 pagi ia sudah terbangun, ia berkutat di dapur, Apalagi mengingat kalau pagi ini ada Tuan Ilyas, ia berusaha memasak meski tidak tahu makanan kesukaan Bos nya itu.
Setelah masak ia langsung membangun kan Ilyas karena sudah jam 6 pagi.
Kanaya hanya olahraga lari di tempat di kamarnya, karena ia tahu ... Ilyas pasti sudah ada di ruang olahraga nya saat ini.
"Hei ... keluar ... kau tidak olahraga hari ini, ingat tujuan mu berada di apartemen ku ini untuk mengubah bentuk tubuhmu, kau harus bosa melawan Alina dan membantuku setelah ini" Ilyas berkata dengan sesekali mengetuk kamar Kanaya.
Sedangkan Kanaya tersenyum kala melihat timbangan badan di bawahnya, berat badannya sudah turun meski sedikit, tapi ia bahagia dan tambah semangat lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Sri Astuti
semangat Kanaya.. kamu pasti bisa 💪😘
2022-04-21
2
Cicih Sophiana
seru...makin semangat thor💪💪💪🥰
2022-04-11
1
Mastura 08
semangat 💪pasti bisah
2022-04-11
0