Keempat penerus dragon lagi-lagi mendatangi sebuah club malam. Bedanya club yang mereka datangi kali ini adalah milik Takesi, seorang gangster dari negeri sakura bukan milik mereka. Club milik Takesi terkenal dengan pelayanan wanita penghiburnya. Setelah memparkirkan sepeda motornya di tempat aman, Alan menarik tungkainya mendekati ketiga sahabatnya, mereka memperhatikan orang-orang yang belalu-lelang didekat mereka.
"Wow lihatlah? Mereka memiliki banyak wanita seksi disini. Aku tidak sabar ingin bermain bersama mereka." Fernando sibuk menatap mesum para wanita yang sejak tadi melambaikan tangan seraya mengoda mereka.
"Hei apa diotakmu hanya ada wanita-wanita murahan itu hah?" Danil's mendorong pelan kepala Fernando dengan jari telunjuknya. "Yak Fernando, kau mau kemana?”
"Kemana lagi? Tentu saja menghampiri para wanita itu. Kau tahu tubuhku alergi hanya melihat wanita seksi. Aku ingin segera menikmatinya."
"Tunggu dulu!" Hart's melempar kunci mobil kearah Fernando, dengan sigapnya Fernando menangkap kunci mobil itu. "Kau boleh masuk setelah memparkirkan mobil ini."
“Ah shitt!”
"Tidak ada penolakan!" Hart's mendorong tubuh Fernando kesamping dan melangkah pergi diikuti oleh Danil's juga Alan. Fernando menghentakkan kakinya saat dia melihat Danil's mengeluarkan lidah mengejeknya.
"Yak kalian pikir aku ini tukang parkir hah?" Fernando mengumpat kesal menatap kepergian ketiga sahabatnya.
Ketiga pria itu terkejut begitu berada didalam mereka melihat Fernando bersama para wanita penghibur. Fernando menarik kelopak matanya, menjulurkan lidahnya kearah Danil's.
"Cih. Apa aku tidak salah lihat? Sejak kapan otak ************ itu ada disana? Wah dia benar-benar?" Danil's tidak percaya melihat Fernando sudah ada disana lebih dulu dari mereka. Danil's mendesis melihat Fernando sibuk bercumbu bersama wanita didekatnya.
"Dia benar-benar menjijikkan!”
"Mau apa dia membawa wanita itu kemari?" Hart's nampak tidak senang melihat Fernando membawa dua wanita menghampiri mereka. "Alan, kau tidak minum?”
"Tidak. Terima kasih, aku tidak menyukai alkohol. Terlalu berbahaya untukku menyetir dalam keadaan mabuk. Kalian saja yang menikmatinya." Alan menolak tawaran Hart's dengan sopan. Dia tidak berbohong mengenai hal itu. Dia memang tidak menyukai alkohol.
"Alan kenalkan ini Denis dan ini Erlina, mereka berdua wanita rusia. Mereka akan melayanimu malam ini, bersenang-senanglah." Fernando memperkenalkan kedua wanita rusia itu pada Alan. Hart's dan Danil's menatap jijik pada Fernando sedangkan Alan nampak acuh pada mereka.
"Tolong jauhkan mereka dariku!" Alan nampak risih saat kedua wanita itu mendekat, mengerayangi tubuhnya berusaha mengoda Alan.
"Ada Apa? Apa mereka tidak sesuai dengan seleramu? Katakan wanita seperti apa yang kau mau. Aku bisa mencarikannya untukmu."
Fenando heran dengan penolakan Alan. Wanita yang Fernando bawa adalah wanita terbaik di club ini. Dia bahkan rela menahan hasratnya untuk tidak tidur dengan kedua wanita rusia itu agar Alan bisa menghabiskan malam ditempat tidur bersama mereka.
"Tidak! Tidak perlu. Kau tidak perlu mencari wanita lagi, aku tidak tertarik pada wanita!”
Fernando dan yang lainnya terkejut mendengar ucapan yang keluar dari mulut Alan, Danil's yang terlalu syok tidak sengaja menyemburkan minumannya tepat diwajah tampan Fernando.
"Danil's, aku tahu kau terkejut mendengarnya begitupun aku. Tapi mengertilah wajah tampanku ini bukan tempat pembuangan sampah, kercaci sialan!"
Fernando membersihkan wajahnya dengan sapu tangan, berulang-kali mulutnya mengumpat saat mencium aroma minuman yang tertinggal diwajahnya, "Sialan, berapa lama kau tidak membersihkan mulutmu itu hah? Aeish bau sekali membuatku mual.”
"Hei ada apa dengan kalian? Kenapa kalian menatapku seperti itu?" Alan sedikit memundurkan wajahnya melihat ketiga sahabatnya mendekatkan wajah mereka. Alan yang mulai risih ditatap dengan jarak sedekat itu buru-buru mendorong wajah mereka menjauh. "Argh!! Jauhkan wajah kalian dariku."
"Apa kau serius dengan ucapanmu?”Hart's menaikan salah-satu alisnya, sedangkan Alan nampak heran dengan tatapan penuh tanya dari ketiga sahabatnya itu.
"Tentu saja? Eh jangan-jangan? Yak kalian semua salah paham. Maksudku, aku sama sekali tidak tertarik dengan wanita seperti mereka bukan tidak tertarik pada wanita sama sekali. Aku masih memiliki hasrat seksual pada wanita. Jangan khawatir." Alan mencoba meluruskan kesalahpahaman ini sebelum bertambah lebar dan membuatnya dicap sebagai penyuka sejenis.
"Syukurlah." Mereka bertiga menarik nafas lega mengetahui fakta kalau Alan masih memiliki nafsu terhadap wanita. Kalau tidak mungkin mereka akan memberikan Fernando pada Alan dengan sukarela.
Seorang pria berdarah jepang menarik seorang wanita dengan kasar tanpa perasaan sama sekali. Pria bertubuh kekar itu tidak lain adalah Takesi pemilik dari club ini, Takesi sangat marah mengetahui wanita itu menolak malayani salah-satu tamu Vip ditempatnya.
"Sampai kapanpun aku tidak akan menjual tubuhku. Aku lebih baik mati.”Mendengar perkataan wanita itu membuat Takesi semakin marah. Takesi merampas cambuk dari tangan anak buahnya dan mencambuk wanita itu tanpa henti hingga pakaian wanita itu robek dan kulitnya terluka.
"****** sialan! Kau tahu berapa banyak kerugian yang aku terima karenamu? Pria itu membayar mahal untuk menikmati tubuhmu yang tidak seberapa ini." Takesi menarik rambut wanita itu kemudian menampar wajahnya dengan kasar hingga sudut bibir wanita itu robek mengeluarkan darah.
"Fernando, siapa wanita itu?" Hart's memusatkan atensi penuhnyanya pada wanita yang disiksa dengan kejam oleh Takesi.
"Entahlah. Aku tidak tahu, aku baru pertama kali melihatnya disini." ujar Fernando meneguk habis minumannya. "Hei kau mau kemana? Oh ****, jangan katakan kau ingin menolong wanita itu?”
"Aku tidak bisa diam saja melihatnya diperlakukan seperti itu. Wanita itu bisa mati. Kau lupa kalau aku juga memiliki adik prempuan." Hart's mengepal tangannya, dia sendiri bingung dengan dirinya yang ingin menolong wanita itu.
Selama ini dia tidak pernah perduli dengan apapun selain dragon dan kedua adik prempuannya tapi malam ini? Entahlah. Yang jelas dia tidak bisa diam saja melihat seorang wanita disiksa dengan keji didepan matanya.
"Hart's itu masalah mereka tidak ada hubungannya denganmu. Sebaiknya kau jangan ikut campur. Biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka sendiri, wanita itu milik Takesi dan Takesi berhak atasnya. Kau tidak bisa membuat honar diwilayah orang lain hanya kerena seorang wanita." Danil's mencoba menghentikan Hart's.
Hart's sama sekali tidak mendengarkan ucapan mereka, Hart's menangkap cambuk yang hendak melukai tubuh wanita itu dengan tangannya. Sorot mata Hart's seketika berubah saat melihat keadaan wanita itu yang mengenaskan, punggungnya penuh luka akibat cambukan Takesi bahkan pakaiannya sampai robek.
Hart's mengepal kedua tangannya sebelum akhirnya meninju hidung Takesi. Takesi berteriak kesakitan saat kepalan tangan Hart's memukul tepat hidungnya, anak buah Takesi langsung menyerang Hart's. Bruk tubuh Hart's terhempas menghancurkan meja tempatnya mendarat.
Melihat Hart's diserang oleh Takesi dan anak buahnya membuat Danil's dan kedua sahabatnya tidak bisa tinggal diam menjadi penonton. Mereka segera membantu Hart's, salah-satu anak buah Takesi hendak memukul kepala Danil's dengan botol, Alan yang melihatnya langsung melempar botol kearah orang tersebut dan menendangnya.
Empat lawan sembilan tentu bukan lawan yang seimbang, tapi bukan hal yang sulit bagi mereka mengalahkan Takesi dan anak buahnya. Hart's menginjak jari Takesi membuat Takesi berteriak kesakitan.
"Mulai sekarang wanita ini milikku!”Hart's melempar black card-nya diwajah Takesi. Kemudian menatap tajam kearah wanita yang ada didekatnya. Hart's melepaskan kamejanya kemudian memakaikan kemeja tersebut pada tubuh wanita itu. "Kau? Ikutlah denganku, kau akan aman bersama kami.”
Mereka membawa wanita itu pergi dari club Takesi, wanita itu tidak tahu apa dia harus senang atau mala sebaliknya karena berhasil keluar dari cengkraman Takesi dan berada ditangan Hart's? Hart's membanting stir kemudinya keluar dari jalan raya, menghentikan mobilnya dipinggir.
Mereka semua keluar dari dalam mobil kecuali Alan yang mengendarai sepeda motornya. Fernando belari kesebrang jalan untuk membeli minuman dan berapa obata-obatan untuk mengobati luka wanita itu.
"Shena Charllote. Kalian bisa memanggilku Shena, "Wanita itu mengulurkan tangannya pada mereka, mereka menyambut uluran tangan Shena sambil menyebutkan nama mereka masing-masing. "Terima kasih sudah menolongku."
"Berterima kasihlah pada Hart's." Shena mengalihkan perhatiannya pada sosok pria yang dimaksud oleh Alan lalu dia memperhatikan Fernando yang belari menuju kearah mereka. "Ah pria itu Fernando.”
"Mmh... Shena jika aku boleh tahu, kenapa kau bisa berada ditempat itu?”Danil's bukan tipikal orang yang suka mencampuri hidup orang lain, tapi karena Hart's membawa Shena bersama mereka. Mau tidak mau Danil's harus mencari tahu latar belakang Shena. Dia tidak ingin kehadiran Shena membawa masalah bagi mereka terlebih lagi pada Hart's.
Shena menatap sendu kearah Danil's. "Aku dijebak. Aku dipaksa menjual tubuhku pada pria yang membayarku dengan harga tinggi. Berkat bantuan kalian, aku berhasil menjaga kehormatanku sebagai seorang wanita."
"Ini minumlah!" Fernando memberikan minuman kepada mereka, Fernando juga memberikan obat yang dia beli kepada Shena."Ini obati lukamu dulu."
"Terima kasih banyak Fernando," Shena mengambil obat tersebut dari tangan Fernando, Fernando menatap heran pada Shena seingat Fernando ini pertama kalinya mereka bertemu dan Fernando tidak pernah memberitahukan namanya pada Shena, lalu dari mana Shena bisa mengetahui namanya? Menyadari raut wajah Fernando, Shena langsung meluruskannya. "Ah. Itu? Alan yang memberitahuku namamu."
"Kita harus segera kembali," Danil's melihat ponselnya kemudian menatap mereka semua satu persatu. "Shena apa kau mau ikut bersama kami?”
"Tidak! Terima kasih atas niat baik kalian. Aku harus pergi." Shena menolak tawaran Danil's tanpa membuatnya tersinggung akan penolakannya. Shena yakin kalau meraka adalah pria baik tapi Shena tidak ingin merepotkan mereka lebih jauh lagi.
"Kau punya tujuan? Apa kau ingin kembali kesana? Ketempat itu lagi?" tanya Hart's dengan suara beratnya penuh intimidasi.
"Untuk apa aku kembali kesana? Susah payah kalian mengeluarkanku dari sana, aku tidak tahu harus pergi kemana, yang jelas aku harus mencari tempat tinggal untuk sementara waktu."
"Sebaiknya kau ikut bersama kami, tidak perlu khawatir soal tempat tinggal. Aku akan membantumu mencarinya. Untuk sementara ini kau bisa tinggal dirumahku dulu, aku tidak tinggal di sana. Kau bisa menempatinya jika kau merasa tidak nyaman, kau bisa membayar uang sewa tiap bulan. Itu lebih baik dibandingkan kau terdampar dijalanan menjadi gelandangan."
Danil's dan Fernando sedikit terkejut mendengar perkataan Hart's yang mengizinkan Shena tinggal dirumahnya. Rumah yang Hart's bangun untuk keluarganya nanti. Mereka berdua saja tidak di izinkan menepati rumah itu meski satu jam dan sekarang? Bisa-bisanya Hart's mengizinkan Shena tinggal disana. mereka bertemu kurang dari satu jam dan Hart's sudah memberikan kepercayaan tempat tinggalnya pada Shena.
"Ayolah Shena, kami tidak akan menyakitimu. Lagi pula ini keinginan Hart's, dia sendiri yang menawarkan tempat tinggal untukmu. Apa kau tega melukai perasaannya dengan menolak kebaikan hatinya ini?" Fernando mencoba menyakinkan Shena. ini pertama kalinya mereka melihat Hart's berbuat baik pada orang lain terlebih lagi pada seorang wanita.
"Kau tahu Shena? Kami saja tidak pernah di izinkan untuk tinggal dirumah itu tapi kau? Kau baru bertemu dengannya langsung ditawarkan menepati rumah itu. Kau membuatku iri, Shena." Fernando memanyunkan bibirnya, berdecak kesal menatap kearah Hart's. Shena tertawa melihat tingkah lucu Fernando.
"Berhenti bicara yang tidak-tidak Fernando. Masuklah kedalam mobil." Hart's mendorong paksa Fernando masuk kedalam mobil sebelum Fernando bicara yang tidak-tidak mengenai dirinya.
"Aku tidak bisa ikut bersama kalian. Kalian pergi saja tanpa aku, aku akan segera menyusul." ujar Alan, Alan menyalakan mesin motornya dan pergi begitu saja meninggalkan mereka.
Fernando kembali keluar dari dalam mobil, merangkul erat lengan Hart's layaknya sepasang kekasih. Siapapun yang melihatnya akan mengira kalau mereka adalah pasangan kekasih.
"Mmh.. kau menyukainya bukan? Aku mengenalmu dengan baik, kau tidak mungkin sampai senakat ini menolong orang yang tidak kau kenal kalau kau tidak tertarik padanya. Owh ayolah, kau bahkan membiarkannya tinggal dirumah itu. Ok baiklah, aku akan menutup mulutku."
"Yak apa yang kalian berdua lakukan diluar? Tunggu apa lagi? Cepat masuk atau aku akan meninggalkan kalian disini." teriak Danil's yang sudah berada dikursi kemudi.
Fernando masuk kedalam mobil diikuti oleh Hart's, mereka berdua berada dikursi belakang karena Shena dan Danil's berada dikursi depan. "Tenang saja Hart's, aku akan menjaga rahasia ini sebaik mungkin. Jangan khawatir tidak akan ada yang tahu soal perasaanmu."
"Jika kau tidak bisa menutup mulutmu, aku yang akan menutup mulutmu selamanya Fernando." cetus Hart's pelan.
"Hai aku hanya bercanda. Kau tidak perlu sampai seserius itu Ahn Hart's." gerutu Fernando.
"Dan kalau kalian berdua tidak bisa diam, aku yang akan melempar kalian berdua keluar!" Mereka berdua mendadak membeku mendengar ancaman Danil's, hal yang paling ditakuti oleh mereka adalah amarah Danil's. Jika sudah marah, pria ini akan berubah menjadi orang yang berbeda. Sementara Shena hanya tertawa kecil melihat kelakuan mereka.
🍁🍁🍁🍁🍁
"Alan, kau sudah pulang?" Seorang wanita tua menutup pintu kamar dan melangkah mendekati Alan. Tangan rentan dan penuh keriput itu mengusap lembut surai hitam Alan. "Apa kau makan dengan baik? Kau terlihat lebih kurus."
"Ah ya. Maaf, aku pulang larut malam. Apa aku membangunkan, Nana?”
"Tentu saja tidak. Bersihkan tubuhmu. Nana akan panaskan makanan untukmu. Kau pasti belum makan bukan?”
"Tidak perlu nana. Biar aku saja yang melakukannya, aku masih ingin bicara dengan Paman Victor. Sebaiknya nana kembali tidur.”
Alan segera meninggalkan neneknya dan bergegas menemui Tuan Victor di kolam ikan yang ada diperkarangan rumah. Tempat tinggal mereka berdekatan membuat mereka tidak begitu sulit untuk bertemu membicarakan pekerjaan.
Tuan Victor adalah atasan Alan dan Tuan Victor juga yang membantu Alan mewujudkan cita-citanya menjadi seorang polisi, membantu biaya sekolahnya selama ini. Bagi Alan Tuan Victor bukan hanya penolong, tapi juga seorang Ayah untuknya.
Tuan Victor memberikan sebuah dokumen penting pada Alan. "Ini berkas mengenai dragon bebarapa tahun ini, pelajari dengan baik. Ada apa? Apa ada sesuatu yang ingin kau bicarakan?"
"Paman, aku tidak bisa menyelesaikan tugas ini."
"Apa kau punya alasan yang kuat untuk tidak menyelesaikan tugas ini Alan?”
"Huh! Aku ini seorang polisi. Bagaimana bisa aku menghilangkan nyawa orang begitu mudahnya? Tujuanku kembali untuk menemukan keberadaan kakak dan adikku bukan menjadi penerus dragon."
Alan mengusap kasar wajahnya. Kejadian dimana sahabatnya menghilangkan nyawa orang dengan begitu mudah berputar dibenaknya layaknya kaset rusak yang terus diputar ulang.
"Untuk itu kau jangan khawatir. Dragon hanya membunuh orang yang terlibat dengan kriminal yang merugikannya. Kau tidak akan masuk penjara karena itu. Lagi pula hukum melindungimu, kau satu-satunya yang bisa menyusup kesana tanpa dicurigai."
'Baiklah Paman!?”Bahu Alan jatuh lemas mendengar penjelasan Tuan Victor.
"Ingat Alan tugasmu hanya menyelidiki dalang dibalik semua ini, yang tidak ada kaitannya dengan tugasmu biarkan saja. Kau jangan terlalu mencampuri urusan dragon terlalu jauh atau kau akan membahayakan nyawamu sendiri nantinya.”
To Be Continued .............
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments