Bab 5

Selesai makan malam bersama,Faiz langsung pulang hendak mengambil peralatan untuk mengobati luka di tangan Mentari,tidak menunggu lama iapun kembali.

Mereka berdua kini duduk di kursi teras rumah.

" Maaf ya." ujar Faiz saat ia meraih tangan gadis itu.

" Ssssttt!!" Mentari meringis ketika Faiz membuka perban yang di pasang asal asalan.

Seketika matanya membulat sempurna saat melihat lukanya.

" Kenapa bisa begini?" tanya Faiz penuh perhatian.

Walaupun dokter muda itu terkenal baik dan ramah pada siapa pun,namun ia masih sulit membuka hatinya kembali untuk wanita lain,semua perhatian yang ia tunjukan hanya sebagai bentuk kepeduliannya terhadap sesama makhluk hidup.

" Terjepit pintu." sahut Mentari,membuat Faiz mengerutkan kening.

" Terjepit pintu? tapi kenapa sampai luka seperti ini?kamu sengaja menjepitnya atau bagaimana? kenapa kamu tidak langsung menariknya saat merasa terjepit." seloroh Faiz tanpa mengalihkan pandangannya dari tangan Mentari.

Pria itu semakin penasaran,sebagai seorang dokter ia cukup tau luka terjepit apa yang bukan.

Namun gadis itu hanya mampu menundukkan kepalanya tanpa menjawab.

" Jika begini,mana bisa kamu membantu ku." tambah Faiz lagi.

" Masih bisa kok dok,aku usahakan." sahut Mentari.

" Sudah selesai,usahakan jangan terkena air dulu,kamu harus sering menganti perbannya." ucap Faiz,seraya membereskan peralatannya kembali.

" Baik dok,terimakasih."

" Kamu asisten ku, sekaligus menjadi pasien pertama ku." canda Faiz terkekeh.Gadis itupun sedikit mengangkat wajahnya menunjukan senyum manisnya.

" Ini,tadi aku sempat mencatat tugas yang harus kamu kerjakan,jika ada yang tidak kamu mengerti bisa langsung kamu tanyakan pada ku." ujar Faiz seraya menyerahkan lembaran kertas.

Mentari langsung menerima,ia mulai membaca tugas apa saja yang di berikan Faiz.

Dari mulai masuk jam 08.00 pagi sampai 15.00 sore.

Tidak ada masalah,gadis itu langsung menyanggupi,sambil menganggukan kepala.

" Baik pak Dokter,aku akan usahakan untuk mengerjakannya dengan baik."

" Baguslah,terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya,kalo begitu aku pulang dulu." ujar Faiz ,setelah itu iapun pulang.

" Sudah puas menggodanya?" tanya Rahayu sambil melipat tangannya di dada.

" Kamu pasti senang karena sekarang sudah ada orang yang mau mengobati luka mu? kalau begitu sepertinya aku perlu lebih sering memberi mu pelajaran." Rahayu langsung menarik rambut yang terbalut jilbab itu,lalu dengan keras ia membenturkannya ke pintu,hingga menimbulkan suara yang cukup keras, tubuhnya pun ambruk ke lantai.

" Rahayu cukup!!" bapak langsung keluar dari kamarnya saat mendengar keributan dari luar.

" Apa yang kamu lakukan?" pak Hasim sempat melayangkan tangannya ke pipi Rahayu,namun dengan segera ia langsung mengurungkannya.

" Kenapa? bapak mau memukul ku? silahkan!!" Rahayu mendekatkan pipinya ke arah bapak.

" Ayo pukul aku,pukul !! bapak memang selalu membelanya,aku menjadi semakin benci padanya,aku benci." teriak Rahayu,iapun langsung berlari menuju kamarnya.

" Puas kamu? puas karena telah melukai perasaan anakmu sendiri demi membela anak ini!!" ujar Bu Sri seraya menghampiri pak Hasim.

" Aku tidak pernah membela Tari,aku hanya menegur kelakuan buruk anak mu!!"

" Rahayu juga anak mu!!" balas Bu Sri semakin meninggikan suaranya.

" Mereka anak anak ku,sudah kewajiban ku untuk mendidik mereka agar bisa hidup bersama dengan baik,tapi karena hasutanmu Rahayu menjadi seperti ini."

" Aku tidak menghasutnya, Rahayu sudah dewasa,dia bisa membedakan siapa yang benar benar menyayanginya dan mana yang tidak."

" Jadi jangan salahkan aku jika dia seperti ini,karena semua itu salahmu yang selalu membedakannya." balas ibu.

" Jika kamu seperti itu terus,aku dan Rahayu tidak akan segan segan meninggalkan rumah ini." ancam Bu Sri,yang selalu berhasil membuat pak Hasim tak berkutik.

Akhirnya pak Hasim pun mengalah,ia lalu membawa Mentari ke dalam kamarnya.

Malam itu berlalu dengan sebuah keributan yang selalu terjadi setiap harinya dengan masalah yang sama.

Menjelang pagi,Mentari sibuk mengerjakan tugas rumahnya terlebih dulu,sebelum berangkat ke tempat praktek.Seolah menghindari sesuatu yang selalu terjadi,Ia melakukannya dengan cepat sebelum semua orang yang berada di dalam rumahnya terbangun,karena ia faham betul, jika semua telah bangun,pekerjaannya akan bertambah,apalagi jika ditambah dengan drama drama yang selalu terjadi setiap harinya di rumah itu ,sudah pasti ia akan terlambat,walaupun jaraknya tidak terlalu jauh,namun tetap saja, ia tidak ingin memberi kesan buruk di hari pertamanya kerja.

Setelah semua selesai dan siap,gadis itu melarikan diri,hingga ia tiba di tempat praktek milik Faiz dengan nafas yang masih ngos ngosan.

" Mentari !!" sapa Faiz, sontak membuat gadis itu terhentak.

" Selamat pagi Dok." sahutnya sambil mengelus dada seraya mengambil nafas dengan cepat.

" Kenapa? di kejar setan?" tanya Faiz,membuat Gadis itu terkekeh.

" Aku tidak telat kan, dok?" tanya Mentari masih dengan nafas memburu.

" Masih ada waktu dua menit." jawab Faiz, seraya melirik jam tangan di pergelangan tangannya.

" Syukurlah." lirih Mentari.

Gadis itupun langsung masuk ke dapur hendak menyiapkan sarapan untuk Faiz,sesuai dengan tugas yang di bacanya semalam.

Sementara itu Faiz membersihkan dirinya di dalam kamar mandi.

Selesai masak,Mentari mulai membersihkan klinik tersebut,walaupun tidak kotor, namun ia tetap mengepelnya dengan cairan anti bakteri agar lebih bersih,serta memberi kenyamanan bagi para pasien.

Lalu ia membereskan sebuah lemari,hingga netranya beralih ke sebuah frame foto yang terbalik,karena rasa penasaran yang mulai menggebu gebu,gadis itu memberanikan diri untuk meraih dan melihatnya

Bibir gadis itu tersungging sempurna, saat melihat gambar dokter muda itu tersenyum lebar di kelilingi keluarga yang lengkap,mulai dari orang tua serta dua orang pria yang menggandeng pasangannya masing masing,terdapat tiga bocah kecil juga di sana.

" pak Dokter pasti terlahir dari keluarga yang penuh cinta." lirihnya,dan tidak terasa butiran air mata berhasil lolos menetes di pipi mulusnya.

" Kamu sedang apa?" tanya Faiz di balik punggungnya.

" Maaf." sahut Mentari gugup sambil mengembalikan foto tersebut di tempatnya.

" Kamu menangis?" tanya Faiz lagi, ketika ia melihat gadis itu mengusap pipinya,serta mata dan hidung yang merah.

" Tidak."

" Kamu sedang melihat apa tadi?" tanya Faiz yang mulai penasaran.

" Maaf aku sudah lancang,melihat foto anda pak Dokter."

" Oh..." Faiz nampak acuh,ia mulai mendaratkan bokongnya di kursi kebesarannya untuk yang pertama kali,ia tersenyum bangga,setelah itu ia menunjukan senyum ketir.

Mentari yang melihat perubahan dari raut wajahnya merasa penasaran.

" Maaf Pak dokter,anda kenapa?" tanya Mentari ragu,namun Faiz langsung menggelengkan kepala.

Mentari merasa ada sesuatu yang di sembunyikan dokter muda itu ,namun ia tidak berhak untuk mengetahuinya sebelum Faiz mau memberitahunya lebih dulu.

...***ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ***...

***jangan lupa tinggalkan jejak.

Like

komen

Dan Votenya...😉😉***

Terpopuler

Comments

Atikah Hmromli

Atikah Hmromli

semoga faiz berjodoh dg mentari thor

2022-07-26

1

Endang M

Endang M

kayaknya senasib......

2022-04-20

2

Pujiastuti

Pujiastuti

cocok nih Faiz sama Mentari

2022-03-19

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab. 58
59 Bab .59
60 Bab 61
61 Bab.62
62 Bab.63
63 Bab 64
64 Bab.65
65 Bab.66
66 Bab. 67
67 Bab. 68
68 Bab .69
69 Bab.70
70 Bab.71
71 Bab 72
72 Bab.73
73 Bab.74
74 Bab.75
75 Bab.76
76 Bab. 77
77 Bab.78
78 Bab.79
79 Bab 80
80 Bab.81
81 Bab.82
82 Bab.82
83 Bab.83
84 Bab.84
85 Bab.85
86 Bab .86
87 Bab.87
88 Bab.88
89 Bab.89
90 Bab.90
91 Bab.91
92 Bab.92
93 Bab.93
94 Bab.94
95 Bab.95
96 Bab.96
97 Bab.97
98 Bab.98
99 Bab.99
100 Bab.100
101 Bab. 101
102 Bab.102
103 Bab.103
104 Bab .104
105 Bab.105
106 Bab .106
107 Bab.107
108 Bab.108
109 Bab.109
110 Bab.110
111 Bab.111
112 Bab .112
113 Bab.113
114 Bab.114
115 Bab.115
116 Bab.116
117 Bab.117
118 Bab.118
119 Bab.119
120 Bab.120
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab. 58
59
Bab .59
60
Bab 61
61
Bab.62
62
Bab.63
63
Bab 64
64
Bab.65
65
Bab.66
66
Bab. 67
67
Bab. 68
68
Bab .69
69
Bab.70
70
Bab.71
71
Bab 72
72
Bab.73
73
Bab.74
74
Bab.75
75
Bab.76
76
Bab. 77
77
Bab.78
78
Bab.79
79
Bab 80
80
Bab.81
81
Bab.82
82
Bab.82
83
Bab.83
84
Bab.84
85
Bab.85
86
Bab .86
87
Bab.87
88
Bab.88
89
Bab.89
90
Bab.90
91
Bab.91
92
Bab.92
93
Bab.93
94
Bab.94
95
Bab.95
96
Bab.96
97
Bab.97
98
Bab.98
99
Bab.99
100
Bab.100
101
Bab. 101
102
Bab.102
103
Bab.103
104
Bab .104
105
Bab.105
106
Bab .106
107
Bab.107
108
Bab.108
109
Bab.109
110
Bab.110
111
Bab.111
112
Bab .112
113
Bab.113
114
Bab.114
115
Bab.115
116
Bab.116
117
Bab.117
118
Bab.118
119
Bab.119
120
Bab.120

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!