Selesai makan malam bersama,Faiz langsung pulang hendak mengambil peralatan untuk mengobati luka di tangan Mentari,tidak menunggu lama iapun kembali.
Mereka berdua kini duduk di kursi teras rumah.
" Maaf ya." ujar Faiz saat ia meraih tangan gadis itu.
" Ssssttt!!" Mentari meringis ketika Faiz membuka perban yang di pasang asal asalan.
Seketika matanya membulat sempurna saat melihat lukanya.
" Kenapa bisa begini?" tanya Faiz penuh perhatian.
Walaupun dokter muda itu terkenal baik dan ramah pada siapa pun,namun ia masih sulit membuka hatinya kembali untuk wanita lain,semua perhatian yang ia tunjukan hanya sebagai bentuk kepeduliannya terhadap sesama makhluk hidup.
" Terjepit pintu." sahut Mentari,membuat Faiz mengerutkan kening.
" Terjepit pintu? tapi kenapa sampai luka seperti ini?kamu sengaja menjepitnya atau bagaimana? kenapa kamu tidak langsung menariknya saat merasa terjepit." seloroh Faiz tanpa mengalihkan pandangannya dari tangan Mentari.
Pria itu semakin penasaran,sebagai seorang dokter ia cukup tau luka terjepit apa yang bukan.
Namun gadis itu hanya mampu menundukkan kepalanya tanpa menjawab.
" Jika begini,mana bisa kamu membantu ku." tambah Faiz lagi.
" Masih bisa kok dok,aku usahakan." sahut Mentari.
" Sudah selesai,usahakan jangan terkena air dulu,kamu harus sering menganti perbannya." ucap Faiz,seraya membereskan peralatannya kembali.
" Baik dok,terimakasih."
" Kamu asisten ku, sekaligus menjadi pasien pertama ku." canda Faiz terkekeh.Gadis itupun sedikit mengangkat wajahnya menunjukan senyum manisnya.
" Ini,tadi aku sempat mencatat tugas yang harus kamu kerjakan,jika ada yang tidak kamu mengerti bisa langsung kamu tanyakan pada ku." ujar Faiz seraya menyerahkan lembaran kertas.
Mentari langsung menerima,ia mulai membaca tugas apa saja yang di berikan Faiz.
Dari mulai masuk jam 08.00 pagi sampai 15.00 sore.
Tidak ada masalah,gadis itu langsung menyanggupi,sambil menganggukan kepala.
" Baik pak Dokter,aku akan usahakan untuk mengerjakannya dengan baik."
" Baguslah,terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya,kalo begitu aku pulang dulu." ujar Faiz ,setelah itu iapun pulang.
" Sudah puas menggodanya?" tanya Rahayu sambil melipat tangannya di dada.
" Kamu pasti senang karena sekarang sudah ada orang yang mau mengobati luka mu? kalau begitu sepertinya aku perlu lebih sering memberi mu pelajaran." Rahayu langsung menarik rambut yang terbalut jilbab itu,lalu dengan keras ia membenturkannya ke pintu,hingga menimbulkan suara yang cukup keras, tubuhnya pun ambruk ke lantai.
" Rahayu cukup!!" bapak langsung keluar dari kamarnya saat mendengar keributan dari luar.
" Apa yang kamu lakukan?" pak Hasim sempat melayangkan tangannya ke pipi Rahayu,namun dengan segera ia langsung mengurungkannya.
" Kenapa? bapak mau memukul ku? silahkan!!" Rahayu mendekatkan pipinya ke arah bapak.
" Ayo pukul aku,pukul !! bapak memang selalu membelanya,aku menjadi semakin benci padanya,aku benci." teriak Rahayu,iapun langsung berlari menuju kamarnya.
" Puas kamu? puas karena telah melukai perasaan anakmu sendiri demi membela anak ini!!" ujar Bu Sri seraya menghampiri pak Hasim.
" Aku tidak pernah membela Tari,aku hanya menegur kelakuan buruk anak mu!!"
" Rahayu juga anak mu!!" balas Bu Sri semakin meninggikan suaranya.
" Mereka anak anak ku,sudah kewajiban ku untuk mendidik mereka agar bisa hidup bersama dengan baik,tapi karena hasutanmu Rahayu menjadi seperti ini."
" Aku tidak menghasutnya, Rahayu sudah dewasa,dia bisa membedakan siapa yang benar benar menyayanginya dan mana yang tidak."
" Jadi jangan salahkan aku jika dia seperti ini,karena semua itu salahmu yang selalu membedakannya." balas ibu.
" Jika kamu seperti itu terus,aku dan Rahayu tidak akan segan segan meninggalkan rumah ini." ancam Bu Sri,yang selalu berhasil membuat pak Hasim tak berkutik.
Akhirnya pak Hasim pun mengalah,ia lalu membawa Mentari ke dalam kamarnya.
Malam itu berlalu dengan sebuah keributan yang selalu terjadi setiap harinya dengan masalah yang sama.
Menjelang pagi,Mentari sibuk mengerjakan tugas rumahnya terlebih dulu,sebelum berangkat ke tempat praktek.Seolah menghindari sesuatu yang selalu terjadi,Ia melakukannya dengan cepat sebelum semua orang yang berada di dalam rumahnya terbangun,karena ia faham betul, jika semua telah bangun,pekerjaannya akan bertambah,apalagi jika ditambah dengan drama drama yang selalu terjadi setiap harinya di rumah itu ,sudah pasti ia akan terlambat,walaupun jaraknya tidak terlalu jauh,namun tetap saja, ia tidak ingin memberi kesan buruk di hari pertamanya kerja.
Setelah semua selesai dan siap,gadis itu melarikan diri,hingga ia tiba di tempat praktek milik Faiz dengan nafas yang masih ngos ngosan.
" Mentari !!" sapa Faiz, sontak membuat gadis itu terhentak.
" Selamat pagi Dok." sahutnya sambil mengelus dada seraya mengambil nafas dengan cepat.
" Kenapa? di kejar setan?" tanya Faiz,membuat Gadis itu terkekeh.
" Aku tidak telat kan, dok?" tanya Mentari masih dengan nafas memburu.
" Masih ada waktu dua menit." jawab Faiz, seraya melirik jam tangan di pergelangan tangannya.
" Syukurlah." lirih Mentari.
Gadis itupun langsung masuk ke dapur hendak menyiapkan sarapan untuk Faiz,sesuai dengan tugas yang di bacanya semalam.
Sementara itu Faiz membersihkan dirinya di dalam kamar mandi.
Selesai masak,Mentari mulai membersihkan klinik tersebut,walaupun tidak kotor, namun ia tetap mengepelnya dengan cairan anti bakteri agar lebih bersih,serta memberi kenyamanan bagi para pasien.
Lalu ia membereskan sebuah lemari,hingga netranya beralih ke sebuah frame foto yang terbalik,karena rasa penasaran yang mulai menggebu gebu,gadis itu memberanikan diri untuk meraih dan melihatnya
Bibir gadis itu tersungging sempurna, saat melihat gambar dokter muda itu tersenyum lebar di kelilingi keluarga yang lengkap,mulai dari orang tua serta dua orang pria yang menggandeng pasangannya masing masing,terdapat tiga bocah kecil juga di sana.
" pak Dokter pasti terlahir dari keluarga yang penuh cinta." lirihnya,dan tidak terasa butiran air mata berhasil lolos menetes di pipi mulusnya.
" Kamu sedang apa?" tanya Faiz di balik punggungnya.
" Maaf." sahut Mentari gugup sambil mengembalikan foto tersebut di tempatnya.
" Kamu menangis?" tanya Faiz lagi, ketika ia melihat gadis itu mengusap pipinya,serta mata dan hidung yang merah.
" Tidak."
" Kamu sedang melihat apa tadi?" tanya Faiz yang mulai penasaran.
" Maaf aku sudah lancang,melihat foto anda pak Dokter."
" Oh..." Faiz nampak acuh,ia mulai mendaratkan bokongnya di kursi kebesarannya untuk yang pertama kali,ia tersenyum bangga,setelah itu ia menunjukan senyum ketir.
Mentari yang melihat perubahan dari raut wajahnya merasa penasaran.
" Maaf Pak dokter,anda kenapa?" tanya Mentari ragu,namun Faiz langsung menggelengkan kepala.
Mentari merasa ada sesuatu yang di sembunyikan dokter muda itu ,namun ia tidak berhak untuk mengetahuinya sebelum Faiz mau memberitahunya lebih dulu.
...***ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ***...
***jangan lupa tinggalkan jejak.
Like
komen
Dan Votenya...😉😉***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Atikah Hmromli
semoga faiz berjodoh dg mentari thor
2022-07-26
1
Endang M
kayaknya senasib......
2022-04-20
2
Pujiastuti
cocok nih Faiz sama Mentari
2022-03-19
1