I Will Never Let You Go

I Will Never Let You Go

Bab 1

Setelah memutuskan untuk pergi jauh,Akhirnya Faiz berhasil tiba di sebuah desa terpencil yang masih asri,serta belum banyak terjamah masyarakat luar dan jauh dari tenaga medis,bahkan belum terjangkau signal seluler,oleh sebab itu Faiz sengaja datang ke sana semata mata untuk menenangkan hatinya dan berharap tidak akan ada yang bisa mengetahui keberadaannya.

Iya juga berharap bisa memulai hidupnya yang baru di tempat itu.

meninggalkan semua harapan dan mimpi-mimpinya,menyisakan kenangan yang tidak mungkin pernah bisa ia lupakan seumur hidup,menerima kenyataan pahit yang dia alami memang tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Walau hanya sebagai dokter umum,Faiz berniat untuk membuka prakter kedokterannya di tempat itu,oleh karena itu Kedatangan Dokter muda tersebut di sambut hangat oleh masyarakat setempat,para warga terlihat sibuk bergotong royong menyiapkan hidangan untuk menyambutnya,bahkan mereka sudah mempersiapkan tempat tinggal khusus untuknya selama tinggal di sana.

" Selamat datang Pak dokter,bagimana berjalan anda?" tanya seorang pria bernama Pak Hasim,yang di ketahui sebagai ketua penduduk di desa itu.Sambil mengulurkan tangannya.

" Terimakasih,alhamdulillah lancar tidak ada hambatan." sahut Faiz sambil menyambut uluran tangan dari pak Hasim.

" Pasti sangat melelahkan." ujarnya lagi dengan ramah ,lalu ia mempersilahkan Faiz untuk duduk di sebuah gubuk kecil yang sering di pakai warga untuk sekedar bercengkrama.

" Sedikit." Faiz terkekeh dengan pernyataan jujurnya.

" Maaf ya pak Dokter,keadaan kampung kami memang seperti ini,saya harap pak Dokter bisa memahaminya." ujar Pak Hasim merasa tidak enak.

" Tidak masalah,aku bahkan sangat berterimakasih karena sudah di beri kesempatan untuk membuka praktek disini,insyaallah semoga saya bisa membantu." balas Faiz

" Tentu saja,kami sangat mengharapkan keberadaan pak Dokter di sini."

Pria paruh baya itupun menyuruh para warga untuk segera menyiapkan hidangan,lalu mereka menyantap hidangan tersebut bersama sama.

Faiz pun ikut menikmati makanan sederhana yang memang di siapkan untuk menyambut kedatangannya ,tidak ada kata mewah,hanya mengandalkan hasil perkebunan dan peternakan dari warga,namun hal itu mampu meningkatkan selera makan yang memang sempat bermasalah akibat masalahnya. Apalagi jika di santap bersama sama seperti itu, ia bahkan sampai menambah porsi beberapa kali.Dan ini kali pertamanya ia bisa makan sebanyak itu hingga tandas.

"Alhamdulillah, Aku sudah makan terlalu banyak." Faiz terkekeh merasa tidak enak.Setelah memasukan makanan terakhirnya ke dalam mulut.

" Tidak masalah pak Dokter,justru kami senang melihat anda makan selahap itu."

Dokter muda itu tersenyum,memperhatikan para warga yang saling bahu membahu untuk melakukan kegiatan mereka,kebersamaan yang terjalin begitu erat,dengan kesederhanaan dan keterbatasannya, mereka masih bisa menjalani hidup dengan baik dan damai.Seolah tidak pernah ada masalah yang menerpa mereka,kalaupun ada pasti mereka akan menyelesaikannya bersama sama.

Sungguh ,bahagia itu memang sederhana.

" Mari saya antarkan pak Dokter ke rumah." ajak Pak Hasim,sontak membuatnya tersadar dalam lamunan.

Faiz mengangguk,ia lalu kembali memasang sepatunya dan meraih tas ransel serta beberapa koper berisi alat medis yang sengaja ia bawa,setelah itu ia pamit kepada para warga hendak pergi mengikuti pak Hasim.

Dokter muda itu mulai melangkahkan kakinya,menyusuri jalan setapak yang menanjak dan berkrikil tajam,serta hamparan kebun di sisi kanan kirinya.

Dan tidak lama merekapun sampai di sebuah rumah sederhana berdindingkan kaca dan bercat putih.

" Silahkan pak Dokter,hanya tempat ini yang bisa kami berikan,maaf jika masih banyak kekurangan." ujar Pak Hasim seraya membukakan pintu untuk dokter muda itu.

" Tidak apa apa pak,ini sudah cukup buat saya."

Faiz mulai memutar bola matanya,senyusuri setiap sudut ruangan di rumah itu,yang hanya terdapat ruang tengah, satu kamar tidur,dapur dan juga kamar mandi,serta ruangan lain untuk praktek.

Hingga perhatiannya teralihkan pada seorang gadis cantik berjilbab putih yang datang sambil membawa secangkir teh untuknya.

" Silahkan pak Dokter." ucap gadis ramah sambil meletakkannya di atas meja.

Faiz hanya menganggukan kepala.

" Kenalkan ini putriku,Mentari ,dia baru lulus SMK,dia juga satu satu gadis di desa ini yang berhasil lulus SMK jurusan farmasi,dia yang akan membantu pak Dokter di sini,dia belum memiliki banyak pengalaman,tapi insyaallah dia bisa membantu ,siapa tau pak Dokter membutuhkan sesuatu." ucap Pak Hasim bangga seraya merangkul anak gadisnya itu.

" Baik pak,terimakasih,tapi alangkah baiknya jika bapak memanggil saya Faiz saja." ucap Faiz,dokter muda itu memang sudah terkenal dengan keramahan dan kebaikannya.

" Baiklah,kalo begitu saya pamit dulu,masih ada urusan yang harus saya selesaikan." pamit pak Hasim,setelah itu diapun pergi meninggalkan Faiz dan Mentari

" Mari pak Dokter saya antar anda ke kamar." ajak Mentari malu malu,sambil terus menundukkan kepala.

Gadis itupun membuka pintu sebuah kamar beukuran kecil yang sudah tertata rapi dengan tempat tidur yang hanya muat untuk satu orang serta lemari plastik berukuran kecil juga.

"Silahkan,mungkin anda perlu istirahat." ucapnya lagi,dan lagi lagi Faiz menganggukan kepalanya.

" Apa ada lagi yang bisa saya bantu?" tanya gadis itu lagi,namun Faiz menolak dengan menggelengkan kepala tanpa sepatah katapun.

'Ya sudah,saya permisi dulu,jika butuh sesuatu anda bisa panggil saya di rumah." gadis itupun berlalu, dan kini hanya menyisakan Faiz sendiri di tempat itu.

Pemuda itupun langsung merebahkan tubuhnya,matanya menatap langit langit bercat putih,bayangan masa lalu kembali memenuhi fikirannya. Dengan cepat ia menutup mata berusaha menghilangkannya dan tak terasa iapun mulai terlelap.

Hingga menjelang maghrib, pria itu terbangun dengan suara ketukan dari pintu luar,ia lalu beranjak dan langsung membukakan pintu.

' Maaf Nak Faiz,ini sudah waktunya maghrib,barangkali mau ikut shalat berjamaah di masjid."ajak pak Hasim yang sudah siap dengan setelan koko dan sarungnya.

" Maaf Pak saya belum membersihkan diri,mungkin lain kali saja." tolak Faiz,karena memang benar adanya.

" Ya sudah kalo begitu,bapak duluan ya."

" Baik pak." Faiz segera menutup pintunya kembali,lalu ia langsung menuju ke kamar mandi hendak membersihkan diri,namun ia terpaksa harus mengurungkan niatnya karena ia baru tersadar jika ia belum mempunyai peralatan mandi.

Dan akhirnya iapun hanya mengambil air wudhu dan segara melaksanakan kewajibannya.

Selesai sholat,ia kembali keluar,suasana malam yang temaram,membuat kesan mencekam,tidak ada yang bisa ia lakukan,hawa dingin menyelimuti seluruh indra perasanya,ia bahkan sempat mengigil ,pemuda itu hanya berjalan kecil ke sana kemari di teras rumah sambil menggosok gosokan telapak tangannya,diiringi suara binatang binatang malam.

" Assalamualaikum. " sapa seorang gadis masih dengan memakai mukena dan sejadah yang tersangkut di lengannya.

" Waalaikumsalam." balas Faiz.

" Maaf Pak dokter,apa anda perlu sesuatu?" tanya gadis itu.Faiz langsung menganggukan kepalanya.

" Aku butuh peralatan untuk mandi,dimana aku bisa mendapatkannya?" tanya Faiz.

" Hmmm,,,biasanya malam begini warung sudah tutup,jika mau pak Dokter boleh pakai punyaku dulu,kebetulan aku masih punya beberapa stok." tawarnya, dan terpaksa Faiz pun mengangguk .

" Mari ikut saya." Mentari mengajak Faiz ke rumahnya, yang memang tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya, hanya melewati sepetak kebun sayur mereka sudah sampai di rumah sederhana milik pak Hasim.

Gadis itu lalu mempersilahkan Faiz untuk menunggunya di sebuah kursi teras rumahnya.

Tidak lama dua orang wanita berbeda usia menghampirinya dengan gemulai.

"Eehh,, Ini Dokter baru yang bapak bicarakan tadi ya?" tanya Bu Sri,istri dari pak Hasim.

" Iya Bu." jawab Faiz seraya menyalami wanita paruh baya itu dengan ramah.

" Waahhh,,ternyata tampan juga ya,masih muda lagi." ujarnya lagi

"Kenalkan ini putri saya,Rahayu.maaf tadi kami tidak sempat ikut menyambut Pak dokter."

Gadis itu dengan tidak tau malunya lansung mengulurkan tangan.

" Tidak apa apa." Faiz tersenyum sambil menerima uluran tangan gadis yang sepertinya berusia lebih tua dari Mentari.

Jabatan tangan masih terpaut,hingga Mentari datang sambil membawa bungkusan plastik.

Gadis itu nampak membulatkan matanya,menatap tidak suka pada sang adik,saat Faiz menarik tangan yang masih di genggamnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sekian dulu untuk mengawali kisah Faiz si dokter muda,semoga kalian suka,jangan lupa tinggalkan jejak ,kasih vote like dan komennya juga.

Terpopuler

Comments

Cah Dangsambuh

Cah Dangsambuh

setelah ku cari ahirnya ketemu kisah si faiz,,,tetap semangat unruk mentuguhkan ceritayg bagus thor,,,,,,aku kan slalu ngikutin insya allah

2022-05-10

2

Pujiyati Astuti

Pujiyati Astuti

baru mampir nih kak,,,, tetap semangat ya kak 💪💪💪

2022-03-19

2

Askadina

Askadina

semangat 💪💪

2022-03-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab. 58
59 Bab .59
60 Bab 61
61 Bab.62
62 Bab.63
63 Bab 64
64 Bab.65
65 Bab.66
66 Bab. 67
67 Bab. 68
68 Bab .69
69 Bab.70
70 Bab.71
71 Bab 72
72 Bab.73
73 Bab.74
74 Bab.75
75 Bab.76
76 Bab. 77
77 Bab.78
78 Bab.79
79 Bab 80
80 Bab.81
81 Bab.82
82 Bab.82
83 Bab.83
84 Bab.84
85 Bab.85
86 Bab .86
87 Bab.87
88 Bab.88
89 Bab.89
90 Bab.90
91 Bab.91
92 Bab.92
93 Bab.93
94 Bab.94
95 Bab.95
96 Bab.96
97 Bab.97
98 Bab.98
99 Bab.99
100 Bab.100
101 Bab. 101
102 Bab.102
103 Bab.103
104 Bab .104
105 Bab.105
106 Bab .106
107 Bab.107
108 Bab.108
109 Bab.109
110 Bab.110
111 Bab.111
112 Bab .112
113 Bab.113
114 Bab.114
115 Bab.115
116 Bab.116
117 Bab.117
118 Bab.118
119 Bab.119
120 Bab.120
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab. 58
59
Bab .59
60
Bab 61
61
Bab.62
62
Bab.63
63
Bab 64
64
Bab.65
65
Bab.66
66
Bab. 67
67
Bab. 68
68
Bab .69
69
Bab.70
70
Bab.71
71
Bab 72
72
Bab.73
73
Bab.74
74
Bab.75
75
Bab.76
76
Bab. 77
77
Bab.78
78
Bab.79
79
Bab 80
80
Bab.81
81
Bab.82
82
Bab.82
83
Bab.83
84
Bab.84
85
Bab.85
86
Bab .86
87
Bab.87
88
Bab.88
89
Bab.89
90
Bab.90
91
Bab.91
92
Bab.92
93
Bab.93
94
Bab.94
95
Bab.95
96
Bab.96
97
Bab.97
98
Bab.98
99
Bab.99
100
Bab.100
101
Bab. 101
102
Bab.102
103
Bab.103
104
Bab .104
105
Bab.105
106
Bab .106
107
Bab.107
108
Bab.108
109
Bab.109
110
Bab.110
111
Bab.111
112
Bab .112
113
Bab.113
114
Bab.114
115
Bab.115
116
Bab.116
117
Bab.117
118
Bab.118
119
Bab.119
120
Bab.120

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!