Bab 2

" Ini pak Dokter,maaf aku hanya mempunyai ini saja." Mentari menyerahkan kantong kresek berwarna hitam berisi perlengkapan mandi yang lengkap.

" Terimakasih,aku akan segera menggantinya nanti." ujar Faiz seraya menerima kantong kresek tersebut.

" Apa itu?" tanya Ibu sinis.

" Itu perlengkapan mandi Bu,pak dokter bilang dia belum memilikinya." jawab Mentari.

" Sabun yang kamu pakai kan murahan,bisa bisa kulit pak Dokter jadi gatel gatel." sahut Rahayu sambil menatap sinis pada Mentari.

" Pakai saja punyaku,aku selalu membelinya di kota." tawarnya lagi,dengan cepat Faiz menolak.

" Tidak perlu,aku pakai yang ini saja." setelah itupun Faiz pamit untuk kembali ke rumahnya.

" Baiklah pak Dokter,jika perlu apa apa datang saja padaku, aku akan dengan senang hati membantu anda." ujar Rahayu sambil melambaikan tangannya.

Faiz merasa ada yang aneh,dua kakak beradik itu sama sekali tidak nampak akrab,sifat dan kelakuannya pun sangat jauh berbeda.

Setelah sampai di rumahnya,Faiz segera membereskan keperluannya,serta memasukan pakaiannya ke dalam lemari plastik yang sudah di sediakan.

Tidak lama,kembali terdengar ketukan pintu dari luar.

Faiz segera membukakan pintu,ia terpaksa mengangkat bibirnya membentuk sebuah senyuman,saat melihat seseorang yang berdiri di hadapannya.

" Maaf Pak dokter,bapak menyuruh ku mengantarkan makanan,anda pasti belum makan malam kan?" Ucap gadis itu dengan wajah genitnya.

Tanpa permisi Gadis itu langsung menerobos dan masuk,lalu ia duduk di kursi ruang tengah.

" Biar aku bantu siapkan pak Dokter." ucapnya lagi,seraya membuka kotak makan yang di bawanya.

" Tidak perlu,simpan saja di dapur,saya akan memakannya nanti." Faiz di buat risih oleh perlakuan Rahayu padanya.

" Baiklah." Gadis itu kembali keluar,ia sedikit kecewa atas sikap cuek Faiz padanya.

" Tolong sampaikan pada Mentari,agar besok dia bisa datang ke sini lebih awal." pesan Faiz padanya.

Namun Rahayu seolah tidak mendengarnya,dan pergi begitu saja.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Menjelang pagi,sayup sayup kicauan anak burung terdengar saling bersahutan seolah meminta asupan makanan dari sang induk,begitupun dengan ayam ayam yang berkeliaran di pekarangan rumah,mengais rezeki yang sudah allah tentukan untuk makhluk hidup dengan caranya masing masing.

Gadis cantik itu sudah siap untuk melakukan tugas barunya,menjadi seorang perawat memang sudah menjadi cita citanya sejak kecil,namun melihat kemampuan dan keterbatasan biaya serta tidak ada dukungan dari keluarga sangat tidak memungkinkan untuknya bisa meraih apa yang ia mimpikan,setidaknya menjadi pembantu seorang dokter bisa membuatnya lebih baik,daripada harus tinggal di rumah hanya menjadi bulan bulanan ibu dan kakak tirinya.

"Kamu mau kemana ?" tanya Rahayu,sambil memperhatikan penampilan Mentari,dari ujung kaki hingga ke ujung kepala.

" Tari mau ke tempat Pak Dokter." jawab Mentari.

" Beres kan dulu kamarku dan siapkan makanan." titahnya.

" Tapi kak,Tari harus segera pergi,ini hari pertama Tari kerja."

" Kerja? sombong sekali kamu." balas Rahayu sambil mendorong tubuh Mentari.

" Ada apa ini?" Ibu Sri keluar dari kamarnya.

" Dia berani membantahku Bu,mentang mentang sudah bekerja."

" Bekerja apa? kamu itu hanya pembantu seorang dokter relawan,tidak akan menghasilkan uang,sana !! lebih baik kamu kerjakan tugas mu dulu di rumah ini,setelah selesai baru ibu akan mengizinkan mu untukk pergi." titah Bu Sri,terpaksa Mentaripun mengangguk dan menurutinya.

" Tari,kamu belum berangkat?" tanya pak Hasim saat menemuinya di dapur.

" Belum pak." jawab Mentari ,seperti biasa ia selalu membuatkan kopi untuk ayahnya di setiap pagi.

Iapun telah selesai menyiapkan makanan untuk sarapan,ia lalu bergegas ke kamarnya hendak bersiap siap.

" Kamu tidak makan dulu." tanya pak Hasim lagi.

"Sudah telat pak, Tari mau bungkus makanannya saja." ujar Mentari seraya meraih kotak makan miliknya dan mulai memasukan beberapa makanan untuk di bawanya.

" Siapa yang mengizinkan mu untuk membawa makanan." suara Ibu dari ambang pintu terdengar menggema.

" Bu,biarkan saja, apa salahnya jika dia mengambil makanan,dia sendiri kan yang memasaknya." bela Bapak.

" Tidak bisa,selama ini kami selalu mengalah,dan membagi semua yang kami miliki,bahkan kasih sayang Bapak pada Ayu menjadi terbagi karena kehadirannya." racau Bu Sri,ini memang bukan kali pertamanya suami istri itu adu mulut karena Mentari.

" Pak ,Bu kalian tidak perlu bertengkar seperti ini,Maaf Tari selalu merepotkan kalian." ujar Mentari,iapun langsung pergi dengan mata yang mulai berkaca kaca.

" Assalamu'alaikum.." sapa Mentari,ia langsung masuk karena pintu rumah yang di tempati Faiz terbuka.

Gadis itu berjalan,dengan mengendap endap,ia tidak ingin menganggu sang empunya rumah.

Faiz yang baru selesai membersihkan diri membuka pintu kamarnya karena mendengar suara seseorang,dengan pakaian santai dan rambut yang masih menyisakan tetesan air.

" Kenapa baru datang?" tanya Faiz saat melihat Mentari berdiri di hadapannya.

" Maaf Pak dokter,saya kesiangan." jawab Mentari.

" Kesiangan? mulai sekarang kamu harus terbiasa bangun pagi." ujar Faiz seraya membuka koper koper miliknya.

" Iya dok."balas Mentari ,merasa tidak enak.

" Bantu aku membereskan ini semua." ucap Faiz seraya mengeluarkan barang barang medisnya.

Merekapun mulai membereskan ruangan untuk memulai praktek kedokterannya,membersihkan dan menata semua keperluan yang akan menunjang proses pemeriksaan.

Hingga semua barang barang tertata rapi sesuai kegunaannya di tempat yang telah di siapkan.

Tak terasa hari sudah menjelang siang,cacing cacing di dalam perut mulai mengemis meminta sedekah.

Mentari terkekeh sambil memegang perutnya yang tidak bisa di ajak kompromi.

" Kau lapar?" tanya Faiz

"Sedikit." jawab Mentari malu malu.

" Sedikit ataupun banyak yang namanya lapar tetap saja." ujar Faiz.

" Sebenarnya aku juga belum makan dari pagi ,dimana kita bisa menemukan tempat yang menjual makanan?" tanya Faiz lagi.

" Jaraknya cukup jauh dok,kita perlu memakai kendaran."

" Ya sudah,kalo begitu kamu bisa menemaniku kan,kebetulan masih ada beberapa barang yang aku butuhkan." ajak Faiz,dan gadis itupun mengangguk.

Mereka lalu keluar,mencari seseorang yang biasa mengojekan motornya.

" Bang,bisa antar kami ke pasar?" ujar Mentari pada tetangga yang berprofesi sebagai tukang ojek.

" Maaf Tari, kalo berdua tidak bisa,kita tunggu teman yang lainnya dulu mau gak?" ucap tukang ojek itu.

" Hmmm,,begini saja bang,bagaimana kalo saya pinjam dulu motornya,nanti saya ganti uang bensin plus ongkosnya." tawar Faiz,seketika tukang ojek itupun mengangguk setuju.

" Waahhh,kalo begitu sih saya setuju,sering sering saja ya dok." tukang ojek itupun langsung menyerahkan kunci motor trail miliknya pada Faiz.

Faiz mulai menyalakan motornya,lalu ia menyuruh Mentari untuk segera naik di belakang.Gadis itu masih bergeming nampak ragu.

" Ayo,kau tidak usah takut,aku sudah biasa mengendarai motor seperti ini." ujar Faiz. Dan akhirnya Mentaripun menurutinya.

Jalanan terjal dan berliku membuatnya sedikit kesusahan,walaupun memakai motor yang memang di khususkan untuk melewati jalur semacam itu.

" Pak dokter yakin bisa mengendarainya?" tanya Mentari,sedikit mendekatkan bibirnya di telinga Faiz.

" Aku bisa mengendarainya,tapi sepertinya aku belum terbiasa dengan jalanan seperti ini." Sahut Faiz sedikit meninggikan suaranya.

" Hati hati pak Dokter,jika jatuh bisa sakit."

" Aku tau,tidak usah banyak bicara,berdoa saja." sahut Faiz, menimpali ucapan polos dari mulut Mentari.

Dan akhirnya merekapun sampai di tempat tujuan dengan selamat.

...****************...

guys inget ya,,jgn lupa vote like dan komennya....😉😉

Terpopuler

Comments

Ananda gita Gita

Ananda gita Gita

mentari

2022-08-04

1

Siti Nurjanah

Siti Nurjanah

mulai sekarang

2022-03-06

1

Siti Nurjanah

Siti Nurjanah

mentari

2022-03-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab. 58
59 Bab .59
60 Bab 61
61 Bab.62
62 Bab.63
63 Bab 64
64 Bab.65
65 Bab.66
66 Bab. 67
67 Bab. 68
68 Bab .69
69 Bab.70
70 Bab.71
71 Bab 72
72 Bab.73
73 Bab.74
74 Bab.75
75 Bab.76
76 Bab. 77
77 Bab.78
78 Bab.79
79 Bab 80
80 Bab.81
81 Bab.82
82 Bab.82
83 Bab.83
84 Bab.84
85 Bab.85
86 Bab .86
87 Bab.87
88 Bab.88
89 Bab.89
90 Bab.90
91 Bab.91
92 Bab.92
93 Bab.93
94 Bab.94
95 Bab.95
96 Bab.96
97 Bab.97
98 Bab.98
99 Bab.99
100 Bab.100
101 Bab. 101
102 Bab.102
103 Bab.103
104 Bab .104
105 Bab.105
106 Bab .106
107 Bab.107
108 Bab.108
109 Bab.109
110 Bab.110
111 Bab.111
112 Bab .112
113 Bab.113
114 Bab.114
115 Bab.115
116 Bab.116
117 Bab.117
118 Bab.118
119 Bab.119
120 Bab.120
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab. 58
59
Bab .59
60
Bab 61
61
Bab.62
62
Bab.63
63
Bab 64
64
Bab.65
65
Bab.66
66
Bab. 67
67
Bab. 68
68
Bab .69
69
Bab.70
70
Bab.71
71
Bab 72
72
Bab.73
73
Bab.74
74
Bab.75
75
Bab.76
76
Bab. 77
77
Bab.78
78
Bab.79
79
Bab 80
80
Bab.81
81
Bab.82
82
Bab.82
83
Bab.83
84
Bab.84
85
Bab.85
86
Bab .86
87
Bab.87
88
Bab.88
89
Bab.89
90
Bab.90
91
Bab.91
92
Bab.92
93
Bab.93
94
Bab.94
95
Bab.95
96
Bab.96
97
Bab.97
98
Bab.98
99
Bab.99
100
Bab.100
101
Bab. 101
102
Bab.102
103
Bab.103
104
Bab .104
105
Bab.105
106
Bab .106
107
Bab.107
108
Bab.108
109
Bab.109
110
Bab.110
111
Bab.111
112
Bab .112
113
Bab.113
114
Bab.114
115
Bab.115
116
Bab.116
117
Bab.117
118
Bab.118
119
Bab.119
120
Bab.120

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!