Rey terus membelai punggung Qai yang lembab akibat keringat yang mereka hasilkan bersama. Qai memeluk Rey dan menenggelamkan wajahnya di dada lelaki yang telah memilikinya secara utuh.
"Meski menyakitkan. Ternyata ada rasa yang melegakan. Pantas saja kau main dengan perempuan lain" batin Qai sengit mengingat lelaki yang telah menjadi mantan pacarnya.
"Pasti sakitkan. Maaf ya" ucap Rey sambil mencium pucuk kepala Qai.
"Nggak apa-apa. Bukankah wajar."
"Aku mempunyai mimpi dalam membangun rumah tangga. Aku juga punya cara yang ingin aku berikan jika aku sudah menikah. Jadi terima semua perlakuan ku apapun itu. Selama bukan hal yang salah coba terimalah. Tapi jika kamu tidak merasa nyaman dengan sikap ku atau pun cara ku ke kamu. Kamu terus terang saja. Karena aku tidak mau kamu melakukan apapun dengan ku karena terpaksa."
"Kalau begitu aku pun boleh melakukan apapun pada mu sesuai kemauan ku?" tanya Qai sambil mendongakkan wajahnya menatap Rey.
"Iya!" Ucap Rei singkat.
Tangan Rey membelai wajah Qai. Membuat perempuan yang telah resmi menjadi seorang istri itu memejamkan matanya dan menikmati sentuhan tangan Rey.
Qai langsung membuka kedua matanya setelah wajahnya di tiup Rey. "Kenapa?"
"Udah ngantuk?" tanya Rey yang nggak peka.
Qai menggelengkan kepalanya. "Jadi aku harus panggil kamu apa?"
"Terserah kamu saja. Senyamannya kamu. Panggil nama aku langsung juga boleh."
"Mana boleh begitu."
"Memangnya kenapa?"
"Kamu kan suami aku, dan lagi usia kamu lebih tua 6 tahun" jelas Qai.
"Tapi kan aku sendiri yang memperbolehkan kamu manggil nama ku langsung."
Qai menggelengkan kepalanya tidak setuju. "Tetap saja itu nggak sopan."
"Jadi?"
"Jadi?" Qai jadi ikut bingung.
"Jadi kamu mau panggil aku apa?"
"Aku bingung."
Rei mengangguk. "Pikirkan besok saja karena aku mau lagi."
Qai langsung menegang begitu saja mendengar ucapan Rey yang terang-terangan.
"Tapi itu masih sakit" Lirih Qai malu. Bahkan wajahnya sudah bersemu merah karena ucapannya sendiri.
"Aku tahu, makannya aku mau yang lain" ucap Rey sambil mengusap bibir Qai yang jelas terlihat membengkak.
Dan akhirnya mereka saling bercecap mesra. Sebagai obat penghantar tidur mereka berdua. Karena pada kenyataannya, mereka langsung terlelap begitu saja setelah saling berbelit.
...***...
Qai mulai mengerjapkan kedua matanya. Merasakan silau karena sinar matahari masuk melalui celah jendela yang sudah dibuka.
Sedangkan gordeng terus bergerak pelan karena tertiup angin. Pagi ini sepertinya nampak cerah. Walau Qai belum melihat bagaimana cuaca diluar saat ini.
Mata Qai langsung tertuju pada jam yang terpasang pada dinding kamar. Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 WIB. Spontan Qai langsung duduk, nyawanya kini benar-benar terkumpul. Dan menyadari kalau ia bangun terlalu siang.
"Sudah bangun?" tanya Rey yang tiba-tiba masuk kedalam kamar.
"Maaf aku kesiangan kak."
Rey tersenyum menatap Qai. Ia melangkah mendekati ranjang mereka dan langsung duduk di tepi ranjang.
"Jadi kamu memanggilku kak?" tanya Rey menatap Qai inten. Kedua bola matanya sudah menjalar kemana-mana dengan sangat nakal. Seolah sedang menghitung seberapa banyak karya yang telah ia buat semalam.
Qai mengangguk. Sepertinya perempuan itu tidak menyadari jika mata lelaki yang memandangnya dengan mata nakalnya sedang mengabsen tubuhnya.
"Kalau nggak suka, aku akan pikirkan yang lain."
"Aku suka kok. Kamu sengaja menggoda ku atau apa?" tanya Rey. Tangannya dengan jahil menarik pelan pucuk si gunung yang terpampang nyata sejak tadi.
Spontan Qai menarik selimut agar dadanya tertutupi. Kini ia sadar jika mata lelaki didepannya ini sudah menatapnya dengan pandangan lain.
"Aku nggak sengaja" lirik Qai malu.
Tangan Rey menyentuh dagu Qai. Ia langsung mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir Qai sejenak. "Morning kiss."
Wajah Qai semakin merah padam. Jujur dia pun tidak menyangka apakah sikap lelaki yang baru beberapa hari menjadi suaminya ini akan terus bersikap seperti ini.
"Maafkan aku bangun kesiangan kak" Ucap Qai tak enak hati.
"Nggak masalah" Rey langsung menarik selimut yang menutupi tubuh tanpa benang Qai. Dan langsung menggendongnya.
"Kak."
"Kamu harus cepat membersihkan diri" ucap Rey sambil melangkah menuju kamar mandi.
"Tapi aku bisa jalan sendiri kak."
Rey langsung menurunkan Qai saat sudah didalam kamar mandi. "Aku yakin kamu akan jalan seperti siput." Ejek Rey bercanda. "Mau aku bantu mandi atau…"
"Aku mandi sendiri kak" dengan cepat Qai memotong ucapan Rey.
Pikiran Qai sudah menjalar kemanapun jika harus menerima tawaran Rey yang akan menjadi pengalaman baru jika ia terima.
"Panggil aku saat sudah selesai." Ucap Rey yang langsung keluar dari kamar mandi.
Qai terdiam. Menatap pantulan dirinya pada cermin yang ada disana. Ia langsung tersenyum saat mengingat adegan ia dan Rey semalam. Sentuhan yang baru pertama kali ia rasakan. Ternyata kini terasa candu jika terus di ingat lagi.
Mungkin ini lah kenapa mantan pacarnya selalu mengajaknya melakukan hal seperti ini. Karena memang rasanya bahkan sulit untuk didefinisikan.
Qai menghitung seberapa banyak jejak yang Rey tinggalkan pada kulitnya yang sudah tidak mulus lagi.
Hingga membuat Qai bergidik sendiri. karena bukan hanya dileher dan dada saja yang banyak jejak-jejak Rey. Tapi juga di punggungnya.
"Dia seperti orang yang sedang kelaparan" gumam Qai.
Qai langsung membasahi seluruh tubuhnya. Membersihkan diri walau jejak-jejak semalam tidak akan luntur terbawa air yang mengalir mengguyur tubuhnya.
Hampir setengah jam Qai berada didalam kamar mandi. Ia langsung keluar dengan tubuh dililit handuk. Jika tadi ia sempat kesal karena Rey mengatainya akan berjalan seperti siput. Kini ia menyadari jika ucapan suaminya itu benar.
Sakit di bagian intinya tidak bisa ia abaikan begitu saja. Bagaimana mungkin jika semalam ia kesakitan dan juga merasakan keenakan dan sekarang juga meninggalkan rasa sakit.
"Tuh kan apa aku bilang. Jalan mu akan seperti siput sayang." Ucap Rey spontan dan dengan sadar. Ia langsung mengangkat tubuh Qai dan mendudukkan ditepi ranjang.
Kata sayang yang keluar dari mulut Rey, kini sukses membuat detak jantung Qai bekerja dengan sangat cepat. Ia menatap punggung Rey yang tengah mengambil pakaiannya di dalam lemari.
"Jangan buat aku terkejut kak. Aku buka mantan pacar kakak."
Rey tersenyum mendengar ucapan Qai yang jelas terdapat rasa kesal dalam kalimatnya. Ia terus mengambil pakaian dalam dan baju yang sekiranya nyaman untuk dikenakan Qai.
Rey balik badan melangkah mendekati Qai. Istrinya itu sudah menatapnya dengan sangat dalam.
"Sudah aku katakana semalam dengan sangat jelas. Tapi jika kamu nggak nyaman aku panggil sayang it's ok!"
"Bukan begitu kak. Aku…" gugup sendiri sekarang Qai.
"Jangan pikirkan orang lain selain kita berdua. Karena apapun yang aku lakukan itu murni yang ingin aku lakukan pada istri ku. Aku tidak membayangkan kamu adalah orang lain" jelas Rey.
"Aku bisa pakai sendiri kak" ucap Qai.
Dengan mudahnya Rey duduk jongkok didepannya. Sedangkan kedua tangannya melebarkan pakaian dalamnya seolah memintanya untuk memasukkan kedua kakinya.
"Aku ingin membantu mu" ucap Rey menatap kedua mata Qai dengan intens. "Tapi jika kamu nggak nyaman…"
Belum selesai Rey melangsungkan ucapannya, kedua kaki Qai sudah masuk. Dan saat itu juga Rey langsung menaikkan keatas.
Setelah itu Rey melepas handuk yang melilit tubuh istrinya. Ia langsung naik keatas ranjang membantu Qai menggunakan pakaian dalam bagian atasnya.
Setelah menyatukan pengaitnya, Rey menenggelamkan wajahnya pada leher Qai.
Mata Qai langsung terpejam begitu saja merasakan sapuan hangat nafas lelaki yang kini memeluknya erat dari belakang.
"Kunci rumah tangga harus saling terbuka dan saling percaya Qai" ucap Rey berbisik. "Kita harus membangun semuanya sejak saat ini."
Bersambung…
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak ya sayang kesayangan 🥰 kasih like dan komennya 💋 tab favorit juga ya ❤️
Setelah magrib insha Allah lanjut update Arjuno dan Zantisya 🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Cut SNY@"GranyCUT"
Betul, tapi bisakah komitmen itu terjaga?
2023-10-23
0
Nirwana Asri
awal yang panas 😍
2022-08-10
0
Markoneng
wah, mantep bgt prinsip bang Rey. Semoga tetep seperti itu sampai EnD 😁
2022-05-11
1