2 RASA YANG TERSISA
Satu minggu yang lalu pernikahan antara Rayhan Abraham dan Qaila Zarina telah berlangsung. Pernikahan dilangsungkan di desa dimana perempuan yang akrab dipanggil Qai itu lahir dan tumbuh besar disana.
Keduanya sama-sama menerima perjodohan yang telah dilakukan sudah sejak lama. Namun keduanya sama-sama menolak. Keduanya pun menolak usulan keluarga untuk saling bertemu agar bisa saling mengenal satu sama lainnya.
Namun keputusan keduanya yang tiba-tiba menerima perjodohan dan meminta langsung untuk menikah tanpa saling tahu rupa membuat kedua keluarga terkejut.
Lelaki berusia 27 tahun yang akrab dipanggil Rey itu mengetahui perempuan berusia 21 tahun, baru mengetahui wajah Qai saat usai ijab qabul. Dan begitu pula sebaliknya.
Qai sendiri adalah anak tunggal di keluarganya. Ibunya seorang guru disalah satu sekolah menengah atas yang ada di desanya.
Sedangkan ayah Qai adalah pemilik pabrik padi terbesar di desanya. Keluarga Qai cukup terpandang. Karena selain keluarga yang sudah mapan di desanya, Ayah Qai juga pernah menjadi ketua RW disana.
Sedangkan Rey berasal dari keluarga yang biasa saja. Ayah dan ibunya hanya seorang petani yang mengurus tanah sawah hasil dari warisan keluarga ayah Rey.
Meskipun bukan dari keluarga yang terpandang, bukan berarti keluarga Rey hidup kesusahan.
Bisa dilihat latar belakang pendidikan Rey dan Ratna, kakak Rey. Mereka berdua menyandang gelar S1.
Namun sayangnya, Ayah Rey meninggal dunia saat satu minggu ia menyelesaikan pendidikannya. Sedangkan ibunya kini tinggal bersama Ratna dan suami Ratna, Ahmad.
...***...
Hari ini Rey membawa Qai pindah kerumahnya. Lelaki yang bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan besi terbesar di kotanya itu telah memiliki rumah yang memang harus dicicil setiap bulannya.
Perjalanan dari desa ke kota memakan waktu hingga 5 jam. Saat sampai dirumah yang kini harus Qia tinggali. Mereka langsung membereskan barang bawaan mereka. Lebih tepatnya barang-barang pribadi Qai.
Selama satu minggu berada dirumah Qai. Baik Qai maupun Rey sama-sama diam tidak melakukan obrolan apapun. Padahal keduanya tidur di ruangan yang sama dan diatas ranjang yang sama.
"Kita harus bicara" Ucap Rey setelah memasuki kamar mereka. Rey ikut duduk di samping Qai.
"Mau bicara apa?" Tanya Qai.
"Kita harus sama-sama terbuka malam ini."
Kata terbuka membuat Qai mengernyitkan keningnya. "Maksudnya?"
"Sejak awal kita sama-sama menolak perjodohan ini. Tapi jujur saja aku heran kenapa aku dan kamu bisa bersamaan menerima hal ini tanpa kita saling bertemu terlebih dahulu. Bukankah itu aneh?"
Qai mengangguk setuju. "Aku pun berfikir demikian."
"Jujur, aku patah hati karena seseorang yang aku tunggu selama ini ternya sudah menikah dan bahkan sudah memiliki seorang anak." Ucap Rey mulai bercerita.
"Kami pacaran sejak SMA. Kami menjalin hubungan jarak jauh sejak kami lulus SMA. Aku harus kuliah disini sedangkan dia memilih kuliah di Jakarta. Aku menunggunya karena aku pikir dia tidak akan berpaling" Rey menarik nafas dala-dalam. "Karena Akulah orang yang merusaknya. Meski kita melakukan itu sama-sama mau."
"Aku juga sama. Aku sakit hati karena melihat pacar ku sedang berhubungan badan dengan perempuan yang entah siapa." Tutur Qai tiba-tiba.
"Kita sama-sama sudah menerima pernikahan ini. Meski belum ada rasa diantara kita, tapi aku mau kita komitmen menjalani hubungan ini."
Qai menatap Rey. Lelaki yang kini sudah resmi menjadi suaminya mengatakan hal yang sangat ingin ia dengar dari sang mantan kekasih. Komitmen.
"Aku tidak bisa menjaminkan apa pun selain diri ku sendiri. Maka aku akan setia selama kamu setia sama aku. Jadi aku mau kita menjadi suami istri sungguhan." Jelas Rei yakin.
"Apa kamu mau menerima ku, jika aku bekas lelaki lain?" tanya Qai. Ia ingin tahu terlebih dahulu bagaimana reaksi Rey jika seandainya ia bukan perempuan yang utuh.
"Aku bujang tapi bukan perjaka. Kita satu sama bukan?" jawab Rey santai. Namun terdengar meyakinkan dalam nada lelaki yang menatap Qai.
"Apa aku bisa memegang janji yang kamu ucapkan tadi?"
"Yang mana. Komitmen atau kesetiaan?" tebak Rey.
"Keduanya."
"Lelaki yang di pegang adalah ucapannya. Jadi cobalah percaya pada ku."
Bagaimanapun akhir perasaan mereka nanti. Tapi Rayhan akan tetap memilih memperjuangkan hubungan yang baru ia rajut.
Meski belum ada cinta di hati keduanya, apa salahnya dengan saling mendekatkan diri. Mungkin dengan hal itu mampu menumbuhkan benih-benih rasa yang tersisa di hati keduanya.
"Aku bingung mau memanggilmu apa." Ucap Qai saat Rey akan memajukan wajahnya.
"Terserah kamu saja. Apapun panggilan mu aku akan terima dengan senang hati."
"Mari kita lakukan sekarang" ajak Qai dengan berani.
"Sudah yakin?" tanya Rey untuk terakhir kalinya. Dan saat itu juga Qai mengangguk.
Cup
Rey langsung mengecup bibir Qai setelah mendapat persetujuan Qai. Hanya sebuah kecupan karena setelah itu Rey menjauhkan wajahnya untuk melihat reaksi Qai.
Cup
Kini gantian Qai yang maju mengecup bibir Rey dan langsung menjauhkan wajahnya untuk menatap wajah Rey.
Dan setelahnya, keduanya sama-sama maju mendekatkan wajah mereka. Saling berciuman, berpagut secara pelan menikmati ulah mereka bersamaan. Keduanya sama-sama bisa menyeimbangi dan tidak ada rasa kaku dalam memadu.
Secara bersamaan keduanya saling melepaskan tautan mereka. Keduanya masih ingin melakukan serangan namun apalah daya jika keduanya sangat membutuhkan pasokan oksigen.
Rey membantu melepaskan piyama Qai. Menyisakan pakaian dalamnya saja dan setelahnya ia melepaskan pakaiannya sendiri.
Perlahan tapi pasti, Rey menautkan bibir mereka lagi sambil perlahan merebahkan tubuh Qai agar ia bisa mengunci pergerakan Qai.
Tubuh Qai jelas bergetar merasakan setiap belaian tangan Rey yang menyusuri lekuk tubuhnya. Tapi entah kenapa rasa yang sangat menggelikan begitu asik dirasakan. Entah bagaimana cara menjabarkannya, Qai sendiri bingung dibuatnya.
Dengan susah payah Rey menerobos pertahanan Qai. Bahkan Rey mengabaikan rintihan Qai yang sampai mengeluarkan air mata.
Tapi meski begitu, keduanya sudah sama-sama sepakat. Sudah sama-sama setuju kalau mereka ingin melangkah sampai sejauh ini.
Komitmen keduanya adalah sebuah janji yang harus mereka tepati. Saling setia meski belum ada rasa cinta diantara dua hati yang kini tengah memadu kasih.
"Kamu bohong soal ini?" tanya Rey saat mereka benar-benar bersatu.
"Aku hanya ingin tahu bagaimana reaksi mu." Lirih Qai. Suaranya jelas sudah serak karena merintih sejak tadi.
"Apa kamu mengira aku tidak akan menerima mu saat seandainya kamu benar-benar tidak virgin lagi?"
"Mungkin" Jawab Qai asal.
"Apa yang kamu takutkan?"
"Meski kita belum mempunyai rasa. Tapi aku juga takut kamu meninggalkan aku setelah kamu mengambilnya dari ku." Qai berterus terang.
Rey tersenyum. "Kita selesaikan ini dulu."
Dan malam ini adalah malam dimana mereka benar-benar resmi menjadi selayaknya istri dan suami. Melakukan hal yang lazim dilakukan dalam sebuah hubungan yang sah.
Kemantapan hati keduanya bener-benar yakin menjadikan komitmen untuk keduanya saling bersama.
Bersambung...
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak ya sayang kesayangan ❤️ kasih like dan komennya 💋 tab favorit juga ya ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Kenzi Alkafi
semua karya mba nia sdh sya baca semua in yg trakhir ...
2023-11-25
0
Cut SNY@"GranyCUT"
Baru mampir, karena melihat komentar baik pembacanya tentang novel ini
2023-10-23
0
💞N⃟ʲᵃᵃ࿐yENni💖
aku mampir kak...awal yg menarik komitmen menjaga kesetiaan dri pernikahan krn perjodohan👍👍👍
2022-11-29
0