mertua dan kakak ipar yang penyayang

keesokan harinya...

malam itu adalah malam yang sangat menyakitkan bagi Lian, dimalam pengantin kesuciannya terenggut sudah, meskipun sang suamilah yang telah mengambilnya, namun hatinya benar-benar hancur, Zain melakukan itu tidak dengan cinta dan kesadaran, namun ia melakukan itu seperti binatang, seluruh tubuh Lian koyak, bekas tamparan dan gigitan terlihat membekas di tubuhnya.

Lian tidak mengerti kenapa suaminya bisa sekasar itu semalam, fisik dan hatinya telah tersakiti, Lian hanya bisa menangis, bukan hanya area intinya yang robek dan berdarah, namun hatinya lebih berdarah lagi dengan hinaan dan suami.

Lian beringsut disudut tempat tidur, ia memeluk selimut dan menutupkannya ke seluruh tubuhnya, sambil menahan perih yang tak tertahankan.

Zain perlahan terbangun dari tidurnya, ia membuka matanya sedikit demi sedikit, hingga nampak langit-langit yang memenuhi pandangannya, ia terbangun dan betapa terkejutnya ia melihat dirinya sendiri tanpa benang sehelaipun.

"apa yang terjadi? kenapa aku seperti ini?" Zain masih belum sadar, ia memijat kepalanya pelan, perlahan ia mendengar seseorang yang sedang menangis, lantas ia segera menoleh kearah sumber suara.

matanya terbelalak ketika ia mendapati Lian sedang beringsut sembari menutupkan selimut keseluruh tubuhnya.

"kau... apa yang kau lakukan disitu?" tanya Zain dengan nada marah, dengan cepat Zain mengambil handuk dan melilitkan nya ke tubuh polosnya.

"justru aku yang seharusnya bertanya padamu! Kenapa kau lakukan ini padaku, kau sudah mengambil kesucianku!" ucap Lian dengan nada bergetar.

Zain mulai berfikir tentang kejadian semalam yang membuatnya tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri, dirinya hanya mengingat saat berada di cafe dan bertemu Eva, kemudian ia pulang kerumah, dan setelah itu ia sudah tidak bisa mengingat apapun lagi.

"jangan berfikir aku menikmati tubuhmu itu, cuih... dalam benakku saja tidak pernah terlintas untuk menyentuhmu, apalagi sampai aku menyatukan raga ini kepadamu, itu karena aku tidak mengingat apapun yang terjadi di malam ini, lupakan apa yang telah kita lakukan" seru Zain sembari berlalu kekamar mandi.

"kau jahat Zain, kau tega lakukan ini padaku" rintihan dan tangisan Lian semakin pecah.

"ya Tuhan, kenapa aku harus bertemu dengan pria seperti Zain, dan kenapa aku harus menikah dengannya" Lian tak henti-hentinya menangisi dirinya sendiri.

sementara Zain sibuk membersihkan dirinya didalam kamar mandi.

"kenapa aku tidak bisa mengendalikan diriku sendiri, aku sudah membuat ikatan pernikahan ini semakin erat, aku memang tidak ingin bercinta dengan gadis itu, tapi kenapa aku menikmatinya malam itu" gumam Zain yang masih mengingat sedikit bagaimana ia sangat terpuaskan oleh tubuh gadis yang tak pernah Zain akui sebagai istrinya itu, meskipun itu bukan yang pertama bagi Zain menikmati percintaan, namun tidak bisa ia pungkiri, tubuh gadis itu membuatnya sangat puas.

setelah cukup lama Zain berada didalam kamar mandi, kemudian ia keluar dan ia masih melihat Lian didalam selimutnya, melihat Zain yang sudah selesai mandi, kemudian Lian beranjak dari tempatnya.

"aww....isshh...." pekik Lian yang masih kesakitan pada organ intinya saat ia hendak berdiri.

Zain menoleh kearah Lian, tatapannya begitu tajam saat Lian berjalan menuju kekamar mandi, dengan langkah kaki menyeret Lian berusaha masuk kedalam kamar mandi.

"apa aku sesadis itu semalam, hingga membuat gadis ini kesakitan" pikirnya dalam hati.

kemudian Zain mengganti bajunya dengan kemeja dan jas, seorang Zain yang perfeksionis selalu mengutamakan penampilan nya, tak dipungkiri wajah Zain yan semi bule membuat aura ketampanannya semakin terlihat, perpaduan antara darah indo dan Jerman, pantas saja banyak wanita yang mengelilingi Zain, dan dengan mudahnya Zain berkencan dengan wanita berbeda sesuka hatinya, namun tak satupun ada yang Zain nikahi.

Lian mengguyur sekujur tubuhnya dibawah shower, sesekali ia melihat tubuhnya yang penuh dengan lebam dan kissmark dari Zain, Zain bermain sangat brutal semalam, pengaruh obat itu membuat Zain sudah menggagahi gadis yang masih perawan.

bibir Lian bergetar saat ia menyeka dan membersihkan organ vitalnya, terasa perih dan sakit sekali, entah sudah berapa kali Zain menaiki tubuhnya, semua itu tidak pernah Lian lupakan.

Zain mulai turun dari kamar, ia menuju meja makan, terlihat Rosa, Brenda, Deco dan Zoya yang sudah duduk disana.

"Zain...mana istrimu?" tanya Rosa

"mandi" jawab Zain singkat

mereka melanjutkan sarapannya, dan seketika Lian datang menghampiri mereka semua, dengan memakai rok selutut dan kaos oblong warna hitam, membuat penampilan Lian sangat tidak disukai oleh Zain dan Zoya, apalagi Lian yang hanya menguncir rambutnya seperti ikatan kuda itu.

"selamat pagi" sapa Lian sembari memintir-mintir ujung kaosnya.

"eh... Lian, ayo duduk, kita sarapan dulu" ajak Rosa pada menantunya itu, dan Lianpun duduk disamping Rosa.

"kenapa duduk disitu, duduk disebelah Zain dong, kamu kan nyonya Zain sekarang!" sambung Brenda sembari tersenyum.

"hah...tapi" ucap Lian yang masih ragu.

"betul kata Brenda, kamu duduk sebelah Zain, ayo!" seru Rosa menyetujuinya.

"hore...om Zain sudah nggak sendiri lagi!" Deco terlihat senang melihat Lian menemani Zain sarapan.

dan tiba-tiba "pranggg" suara sendok yang dilempar Zain ke piringnya, dan itu membuat Rosa dan Brenda sangat terkejut.

"Zain, kenapa tidak dimakan?" tanya Rosa yang terkejut dengan sikap Zain.

"Zain nggak nafsu makan mam, Zain sarapan dikantor saja" ucap Zain sambil berlalu meninggalkan meja makan, Lian tertunduk melihat sikap suaminya itu.

"mas Zain tunggu, Zoya ikut, Zoya juga males makan" ucap Zoya menatap sinis kepada kakak iparnya itu.

"Zain...Zoya... kalian...!" seru Rosa mencoba memanggil kedua anaknya itu, namun mereka berdua tidak menggubris sama sekali panggilan Rosa.

"sudahlah Mam, biarin aja, percuma panggil mereka, lebih baik kita sarapan aja" ucap Brenda.

"ma..om Zain kenapa sih? kok marah-marah gitu?" tanya Deco dengan polosnya.

"sayang, om Zain lagi banyak kerjaan dikantor, jadi dia harus berangkat secepatnya, makanya om Zain nggak nafsu makan soalnya masih kepikiran PRnya yang belum selesai!" ucap Brenda membujuk Deco.

"Tante Lian jangan sedih ya, nanti Deco bakal nemenin Tante main!" seru bocah bertubuh bongsor itu.

"hm...iya sayang, makasih ya!" jawab Lian sembari tersenyum.

"Lian...kamu jangan terlalu memikirkan ucapan Zain, Mami akan selalu ada buat kamu, Zain masih butuh waktu yang lama untuk membiasakan dirinya, mami harap kamu bisa bersabar dengan sikap Zain ya!" ucap Rosa dengan penuh kasih sayang.

"iya Lian... mbak yakin, Zain pasti akan berubah, tetaplah bersamanya, dan kami akan selalu mendukungmu" sahut Brenda sebagai memegang tangan Lian.

"aku sangat bersyukur mempunyai ibu mertua dan kakak ipar yang baik dan penyayang seperti kalian, terimakasih banyak mami, mbak Brenda...aku akan selalu menuruti nasihat kalian" ucap Lian yang senang mendapat dukungan dari mertua dan kakak ipar nya.

BERSAMBUNG

❤️❤️❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

Dedeh Dian

Dedeh Dian

Hem semoga karma. datang un Zoya dan Zain...bener bener gila tuh orang

2022-10-19

0

Lavinka

Lavinka

lanjut kak. semakin seru, nggak sabar nunggu berlian jadi beda. 🤭

2022-02-24

1

Gabriela

Gabriela

lanjut kakak

2022-02-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!