Diremehkan karena paras yang jelek

Lian menangis dihari pengantinnya, sejak status itu ia dapatkan, ia tak bisa menolak hinaan Zain terhadapnya, hingga seketika hatinya bertekad untuk membalas hinaan Zain yang membuatnya sangat sakit itu, namun ia tak tahu apakah ia bisa merubah dirinya, untuk memakai bedak saja ia tidak tahu caranya, sedari kecil Lian tidak pernah belajar berdandan atau fesyen, baginya membantu sang ibu mencari nafkah adalah hal yang paling penting dari hanya sekedar merawat dirinya.

Lian berusaha berdiri dan bangkit dari posisinya saat ini, ia menatap suasana kamar pengantin yang sangat sepi, hanya ada dirinya yang sedang meratapi nasib malangnya, Lian berjalan menuju sebuah cermin besar di kamar itu, dilihatnya wajahnya yang membuat Zain sangat tidak sudi untuk menatapnya.

"mungkinkah ini sudah takdirku Tuhan!" Lian berbicara pada dirinya sendiri, dengan menyentuh wajahnya yang nampak lusuh dan kacau itu, Lian memandangi penampilannya yang menurutnya biasa saja, tapi kenapa Zain menganggapnya aneh.

Lian melihat beberapa alat makeup di atas meja rias itu, sejenak ia memperhatikan satu persatu makeup yang sudah disiapkan untuknya, keningnya berkerut saat menyentuh sebuah lipstik berwarna merah muda.

"apa ini? ini buat apa ya?" Lian memutar-mutar lipstik itu, ia bingung benda itu untuk apa, ia mencium aroma lipstik yang wangi, karena ia masih bingung dengan cara pemakaian makeup itu seperti apa, akhirnya ia memutuskan untuk tidur karena ia sangat capek dengan hari yang melelahkan ini, hari dimana fisik dan jiwanya cukup tersakiti oleh perlakuan suaminya.

******

Zain meletakkan tubuhnya diatas sofa diruangan tengah, ia tak sudi harus tidur dengan gadis yang membuatnya muak itu.

Zain mulai memejamkan matanya dengan satu tangan ia angkat di atas kepalanya.

tiba-tiba Rosa melihat Zain yang sedang tidur diatas sofa diruangan keluarga.

"Zain...sedang apa kamu disini?" tanya Rosa sembari menyentuh pundak putranya, Zain membuka matanya dan melihat Rosa sedang berdiri di sampingnya.

"tidurlah Mam, Zain capek banget" jawabnya datar.

"Zain cepat bangun dari situ dan tidur dikamarmu!" seru Rosa kepada anak laki-lakinya itu, Zain tidak menggubris ucapan Rosa, ia tetap diam tak bergeming.

"Zain...mami bicara sama kamu!" ucap Rosa sedikit keras, membuat Zain akhirnya terbangun, kemudian ia berdiri menghampiri Rosa.

"Mam...pernah nggak sih mami berfikir tentang perasaan Zain? Zain harus tidur dengan gadis yang menyebalkan itu, apa yang Zain katakan nanti pada teman-teman Zain, bahwa istri Zain Abimanyu adalah seorang wanita yang lusuh dan tidak menarik sama sekali....Zain malu mam, malu!" protesnya kesa.

"Mami ngerti Zain, tapi mami sangat yakin, Lian akan menjadi pendamping yang tepat untukmu, dia gadis yang baik, kamu harus belajar menerimanya!" ucap Rosa penuh harap.

"haaa.....masa bodo, Zain tidak akan pernah menganggapnya sebagai istri Zain, tidak akan Mam!" ucap Zain sembari berlalu keluar rumah.

"Zain tunggu, kamu mau kemana?" Rosa berusaha mencegah Zain untuk pergi dari rumah, namun tiba-tiba suara Zoya mengagetkan Rosa.

"biarin ajah lah Mam bang Zain pergi, dia butuh waktu untuk nenangin diri mam, bang Zain tidak akan bisa menerima gadis itu mam, aku aja heran sama mami, kenapa mami membawa gadis jelek itu datang kerumah kita, mengganggu pemandangan saja" umpat Zoya kesal.

"Zoya...tutup mulutmu, mulai saat ini Lian adalah kakak iparmu, kamu harus menghormatinya, seburuk apapun dia, Lian adalah istri Zain, abangmu sendiri" jelas Rosa.

"Mami...mami...Zoya tuh nggak akan pernah anggap dia kakak ipar Zoya, bagi Zoya dia tidak lebih dari gadis yang buruk rupa" ucapnya sinis sembari berlalu pergi ke kamarnya.

Rosa hanya bisa menggelengkan kepalanya, mendapati sikap anak bungsunya itu.

********

malam itu Zain pergi ke sebuah cafe, dengan wajah kusutnya ia menenggak segelas wine yang sudah disediakan pelayan untuknya.

dari kejauhan nampak seorang wanita tengah memperhatikan Zain, perlahan wanita itu mendekati Zain yang sedang sendiri.

"Zain...kamu disini sayang!" sapa Eva dengan manja, Zain menoleh kearah Eva, Zain tidak berkata sedikitpun, berita pernikahan Zain sudah menyebar di seluruh kota.

"katakan padaku Zain, bukankah ini adalah malam pertama kalian berdua? hm" ucap Eva.

Zain hanya memandang Eva tanpa bicara sedikitpun, ia terus meneguk wine yang membuatnya sedikit hangat.

"ayolah Zain, kenapa kau memandangku seperti itu? apa aku salah bicara? hmm...aku penasaran siapa gadis yang beruntung menjadi nyonya Zain Abimanyu, pasti dia lebih cantik dari aku, iya kan?" seru Eva

"lebih baik kamu diam, dan ambilkan aku minuman lagi" seru Zain kesal.

Eva mencoba mengambil keuntungan dari sikap Zain yang tengah kacau itu, ia mengambil sesuatu dari tasnya, perlahan ia memasukkan sesuatu itu di dalam minuman Zain.

"Zain...malam ini kau akan menjadi milikku" gumam Eva dengan tatapan liarnya.

Eva menyerahkan segelas wine yang bercampur obat itu, Zain mengambil gelas itu dari tangan Eva dan dengan sekali nafas, Zain meneguk habis wine yang bercampur obat perangsang itu.

setelah seluruh wine itu habis, Zain langsung bergegas pulang, dan itu membuat Eva menjadi terkejut, karena obat itu tentu saja belum bekerja di tubuh Zain.

"Zain...kamu mau kemana?" Eva mencegah Zain untuk pergi.

"aku mau pulang, minggirlah aku mau lewat" ucap Zain sembari menepis tubuh Eva.

"tapi Zain, malam ini aku ingin bersamamu" ucap Eva memelas.

"aku sedang tidak ingin bersama siapa-siapa, aku ingin sendiri, jadi menyingkirlah" ucap Zain serius, ia langsung meninggalkan cafe itu sekitar jam satu malam.

"shitt...hampir saja aku mendapatkannya" sesal Eva karena tidak berhasil merayu Zain untuk tetap bersamanya.

Zain melajukan mobilnya melesat di jalan raya, tiba-tiba saja ia merasa ada yang aneh dengan dirinya, tubuhnya tiba-tiba saja merasa gerah dan kepanasan.

"apa ini? ada apa dengan diriku?" Zain terus merasa tubuhnya bergejolak malam itu, ia mulai tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri, obat itu mulai bekerja mempengaruhi akal sehatnya.

Ia harus segera sampai dirumah, dan mengguyurkan air ke seluruh tubuhnya agar pengaruh obat itu bisa berkurang.

setelah beberapa menit, Zain sudah tiba di rumah, ia langsung turun dari mobil dengan wajah yang kacau, tubuhnya semakin panas, akal sehatnya mulai hilang, dalam benaknya ia harus segera mengakhiri penderitaab ini.

Zain mulai memasuki kamarnya, cahaya kamar yang temaram membuat pandangan Zain sulit untuk mencari dimana letak kamar mandinya, karena Lian memang suka tidur dengan sedikit pencahayaan.

dengan gontai Zain berjalan ke sembarang arah dan tak sengaja ia menyenggol sebuah vas diatas meja, sehingga membuat Lian terbangun dari tidurnya.

"prangg"

"siapa itu?" ucap Lian terkejut,

"mas Zain?" Lian melihat Zain tengah berjalan gontai menuju kamar mandi, kemudian Lian berusaha menolongnya.

"mas Zain kamu kenapa, sini aku bantu" ucap Lian sambil memegang tangan Zain.

tiba-tiba saja tangan Zain menarik tubuh Lian kedalam pelukannya, Zain yang saat itu sudah kehilangan akal, ia terus mendorong tubuh Lian hingga akhirnya ia terhempas diatas tempat tidurnya.

"mas Zain, apa yang kamu lakukan?" Lian benar-benar terkejut dengan sikap Zain yang menurutnya sangat aneh itu.

namun Zain terus berusaha membuka daster Lian, dan tentu saja itu membuat Lian semakin berontak.

"mas Zain aku mohon jangan lakukan itu" pinta Lian agar Zain melepaskannya, Zain yang sudah dipenuhi hawa nafsu malam itu, tidak menghiraukan ucapan Lian yang sedari tadi merengek untuk dilepaskan.

Lian semakin beringsut di sudut tempat tidurnya, dengan buliran airmata yang mulai membasahi pipinya, namun Zain sudah dibutakan oleh hasratnya yang semakin membara.

ia menarik daster Lian hingga tercabik-cabik, dengan tangannya yang kuat Zain merobek seluruh kain yang menempel pada gadis malang itu, hingga tak ada satupun benang yang melindungi tubuh Lian yang polos.

Zain menatap liar pada tubuh gadis itu, yang ada dalam otaknya adalah memenuhi hasrat yang sudah mencapai puncak ubun-ubunnya saat ini.

dengan cepat ia menindih Lian yang terus memohon untuk Zain lepaskan, namun sia-sia kekuatan Lian tak ada apa-apanya dibandingkan dengan hasrat Zain yang semakin membara.

dengan sangat cepat Zain menyatukan raga mereka, dan tentu saja itu membuat Lian merasa kesakitan yang teramat sangat, dari siang Zain sudah menghina fisiknya, dan sekarang bukan hanya fisiknya yang tersakiti, namun batinnya juga terluka dalam.

Zain menikmati tubuh Lian dengan brutal, sementara Lian hanya bisa menangis, merasakan sakit yang luar biasa.

"kau memang suamiku, tapi aku tidak suka caramu seperti ini" bisik hati Lian dengan penuh kekecewaan.

BERSAMBUNG

🌻🌻🌻🌻🌻

Terpopuler

Comments

Dedeh Dian

Dedeh Dian

adeuh Lian coba dandan datang ke salon

2022-10-19

0

Mayya_zha

Mayya_zha

enggak suka tapi mau.... next ah..... ku beri rating bintang 5 ka

2022-02-25

1

Nauqi Ozawa

Nauqi Ozawa

😭😭 kasian Lian.. semoga Lian bisa berubah penampilan dan bisa dandan cantik, perawatan biar Zain bucin 😡

2022-02-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!