Istri tidak sesuai harapan

Pagi ini Zain dan Berlian akan melaksanakan pernikahannya disebuah gedung mewah yang sudah dipersiapkan oleh Rosa, Zain dengan wajah masamnya tetap mengikuti perintah sang Mami, dengan memakai setelan jas berwarna putih, Zain nampak gagah dan tampan sekali, wajah maskulinnya berhasil menggaet banyak gadis cantik, tapi tak satupun yang yang dianggapnya serius, semua wanita yang mendekatinya ia anggap hanya mainan saja, hingga akhirnya masa lajangnya harus ia lepas kepada seorang gadis yang bernama Berlian.

sesekali Zain melihat kearah jam tangannya, ia menunggu calon pengantin nya cukup lama.

"lama banget sih!" gumam Zain kesal.

"sabarlah Zain sebentar lagi calon istrimu akan datang" Rosa berusaha menenangkan Zain.

setelah beberapa menit.

"aaahhh....ini sudah terlalu lama Mam, lebih baik aku pergi saja bersama Ken dan Barry" ujarnya kesal sembari beranjak pergi.

"Zain...Zain...kamu mau kemana?" seru Rosa sembari meraih tangan Zain.

Zain berhenti tatkala Rosa menghadang jalannya.

"Zain, kau mau mami malu dihadapan orang-orang, ayolah Zain demi kakekmu, lakukanlah perintah mami" ungkap Rosa dengan nada memelas.

Zain tidak tega melihat ekspresi Rosa yang menyentuh hatinya, akhirnya terpaksa ia kembali duduk didepan penghulu sembari menunggu Lian datang.

******

Lian sudah siap untuk pergi ketempat pernikahannya, dengan gaun berwarna putih gading, Lian terlihat lebih anggun dan terlihat menawan dari penampilan biasanya, sang makeup artist berhasil membuat penampilan Lian berubah, sehingga orang yang pernah melihat wajah Lian pasti pangling dibuatnya.

Lian menatap wajahnya pada cermin, ia melihat dirinya yang memakai baju pengantin saat ini, Lian tidak habis pikir, baru sebulan yang lalu ia bertemu dan bekerja di perusahaan Zain, hingga kejadian terakhir yang paling ia ingat adalah ketika memergoki Zain berciuman dengan seorang perempuan didalam ruang kantornya, yang membuat bosnya itu menghinanya habis-habisan.

"Lian, ayo nak, mobilnya sudah datang" ucap Halimah sembari menyentuh pundak Lian.

"iya Bu" jawabnya pelan.

Lian beranjak ke mobil yang sudah disediakan untuknya, dengan langkah yang sedikit bimbang, Lian harus segera datang, karena Zain pasti sudah menunggunya disana.

"apa yang harus kulakukan, saat pak Zain mengetahui siapa saya!" gumamnya dalam hati.

Lian masih belum siap saat Zain melihat wajahnya nanti, sehingga ia menutupi wajahnya dengan cadar, ini akan membuatnya sedikit tenang bila berhadapan dengan Zain.

setelah beberapa menit, mobil rombongan pengantin putri telah tiba ditempat tujuan, Rosa menyadari kedatangan Lian dan ibunya, ia menyambutnya dengan gembira, berbeda dengan Zain, yang tidak peduli sama sekali dengan kedatangan calon istrinya tersebut, wajahnya tetap acuh tak menghiraukan siapapun yang datang.

"ayo... duduklah disebelah Zain" seru Rosa memapah Lian, dengan perasaan yang campur aduk, Lian memberanikan diri untuk duduk disebelah Zain.

setelah semua sudah siap, penghulu memulai acara akad nikah tersebut.

sejenak Zain terkejut saat penghulu menyebut nama calon mempelai wanita dengan "Berliantina Febrianti"

"bukankah itu nama gadis jelek yang bekerja di kantorku" gumam Zain bimbang.

"ah... tidak mungkin, ada banyak orang yang memiliki nama seperti itu" sambungnya meyakinkan.

hingga akhirnya.

"saaaahhh..." segenap saksi dan tamu undangan bersamaan mengatakan itu.

Zain dan Berlian akhirnya resmi menjadi suami istri.

setelah proses akad nikah berjalan lancar, Zain langsung keluar dari gedung pernikahan nya.

"Zain, kamu mau kemana? ini belum selesai, Zain" teriak Rosa memanggil anaknya.

"Zain, mau pergi Mam, akad nikah sudah selesai, tugas Zain sudah selesai, Mami urus saja gadis itu, Zain muak melihat mukanya" ucap Zain sembari melangkahkan kakinya keluar gedung.

seluruh tamu undangan dibuat cengang oleh ucapan Zain, Lian tidak bisa menyembunyikan kesedihannya, meskipun dibalut dengan makeup yang tebal, matanya berkaca-kaca saat Zain bilang muak melihat mukanya, padahal Zain belum melihat wajah asli Lian, karena terhalang oleh cadar yang menutupi sebagian wajahnya, ia tak bisa membayangkan jika Zain melihat siapa istrinya yang sebenarnya.

"Lian, jangan diambil hati ucapan Zain, dia masih butuh waktu untuk menerima perjodohan ini, Mami yakin suatu hari nanti, Zain pasti bisa menerimamu" hibur Rosa pada mantu pilihannya itu.

"i...iya" jawabnya pelan.

akhirnya Lian merayakan pernikahannya tanpa didampingi suaminya, Zain malah pergi ke Cafe bersama teman-temannya.

"hai Zain, bukannya hari ini kamu menikah ya" seru Ken sambil menepuk pundak Zain.

Zain hanya diam tanpa arti, ia lebih menikmati minum segelas cocktail daripada menjawab pertanyaan Ken yang membuatnya tidak semangat.

"Zain, katakan padaku, bagaimana gadis pilihan ibumu itu, apa dia cantik? " tanya Barry menggoda.

"kalaupun dia cantik, mana mungkin Zain sampai meninggalkannya dimalam pengantin" sahut Ken.

"pasti istrinya tidak sesuai harapan nya, dapat bebek si buruk rupa" Ken dan Barry tertawa.

"bisa diam tidak, kalian malah membuatku semakin pusing saja" ucap Zain dingin.

******

Acara resepsi telah selesai, Rosa menunjukkan kamar mereka berdua, kamar pengantin yang sudah dihiasi penuh dengan bunga mawar yang indah.

"terimakasih Mam, Mami baik sekali" ucap Lian tersenyum.

"Lian, Mami berharap, kamu bisa membuat Zain berubah" ucap Rosa penuh harap.

"Lian akan berusaha menjadi istri yang baik untuk mas Zain, Lian janji sama Mami" seru Lian.

Lian memasuki kamar pengantin mereka, desain yang sangat romantis, Rosa sengaja menghias kamar pengantin Zain dengan penuh taburan bunga-bunga.

"indah sekali" seru Lian sembari duduk diatas ranjang yang bertabur bunga mawar itu.

sejenak Lian melihat kearah jam, tepat pukul 10 malam namun Zain belum juga tiba, Lian segera membersihkan dirinya karena aksesoris pengantin membuat dirinya merasa tak nyaman.

Ia berganti baju daster ala emak-emak, itu kebiasaan sehari-hari nya, sebelum tidur ia pasti memakai daster, dengan rambut yang digulung keatas, membuat siapa saja yang memandangnya, pasti dikira asisten rumah tangga.

sembari menunggu Zain pulang, Lian merapikan barang-barangnya kedalam lemari, tiba-tiba Zain membuka pintu, ia sangat terkejut melihat seorang wanita yang berpenampilan yang jauh dari kata menarik, Lian yang belum menyadari kepulangan Zain, masih saja ia sibuk dengan memasukkan baju-bajunya kedalam lemari.

"ngapain kamu disitu? kamu pembantu baru ya disini?" Zain bertanya sembari memperhatikan Lian yang belum menatap wajahnya.

"deg"

"ya Tuhan, dia sudah pulang" gumamnya dalam hati

Lian masih diam mematung, ia sangat gugup, kali ini ia menghadapi Zain bukan sebagai bos, tapi sebagai suaminya.

"hei...telingamu tuli ya, aku bicara sama kamu" seru Zain dengan nada mulai meninggi.

perlahan Lian membalikkan badannya kearah Zain.

"ma...maaf suamiku"

Zain membulatkan matanya sempurna, seperti dihantam batu yang besar, saat dirinya mendengar Lian menyebutnya dengan sebutan suamiku.

"ngapain kamu disini!" ucap Zain sembari menunjuk wajah Lian.

"sa ...sa...saya adalah istrimu mas Zain" jawab Lian penuh ketakutan.

"haaaaa....sial" umpat Zain sembari memukul-mukul tembok.

Lian mendekati Zain yang nampak berantakan.

"mas Zain ..." ucap Lian pelan.

"jangan sebut namaku, aku tidak sudi kamu menyebut namaku, aku benar-benar tidak menyangka ternyata gadis jelek, norak sepertimu harus mendampingiku, hoo...ya ampun mimpi apa aku semalam, benar-benar sial" Zain menyesali.

Lian diam mematung, saat Zain mulai mengitarinya, Zain tersenyum sinis melihat penampilan buruk istrinya, memakai daster lusuh, muka penuh jerawat, rambut yang digulung asal, membuat Zain semakin eneg melihat penampilan istrinya itu.

"lihat dirimu, apa kamu pernah berkaca, bahwa Zain Abimanyu adalah seorang direktur, dan Kamu hanya bebek si buruk rupa, aku heran kenapa mami mau merestui pernikahan ini" ucap Zain dengan wajah yang penuh kesal.

"dengarkan aku, kau tidak perlu bermimpi untuk aku cintai, melihat wajahmu saja, mataku sangat sakit" seru Zain sambil berlalu meninggalkan kamar mereka.

Berlian bersimpuh, sesekali buliran bening jatuh dipipinya.

"seburuk itukah aku, Zain Abimanyu, suatu hari kau akan menyesal dengan apa yang kau katakan padaku" ucapannya lirih sembari menundukkan wajahnya

BERSAMBUNG

🔥🔥🔥🔥🔥

Terpopuler

Comments

Dedeh Dian

Dedeh Dian

ah salah juga kamu berlian masa pakai baju daster dan penampilan mu memuakkan

2022-10-19

0

Mrs.Labil

Mrs.Labil

yahhh Lian..
km kan istri direktur msa pnmpilan kya pmbantu ??
stidaknya di sesuaikn lah, mskipun km trbiasa dgn ksederhanaan, bnr kta zain gmn bisa cinta klo memandang aja matanya sdh sakit 😥

2022-10-11

0

🌺aNNa baiTi khaRomaH🌺

🌺aNNa baiTi khaRomaH🌺

sombong amat...

2022-06-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!