BERLIAN DALAM LUMPUR
Terlahir dari keluarga sederhana, seorang gadis yang sangat biasa, jauh dari kata modis, terlihat kucel dan berpenampilan sedikit lusuh, membuat setiap orang yang memandangnya merasa risih, tak sebagus namanya Berlian, nasibnya benar-benar malang.
Namun dibalik wajahnya yang buruk, Berlian memiliki otak yang cerdas, ia selalu mendapat nilai terbaik di sekolahnya, bahkan tak jarang Berlian mendapat beasiswa murid berprestasi di sekolah.
setelah lulus dari sekolah, Berlian atau biasa disapa Lian, melamar pekerjaan disalah satu perusahaan ternama di Jakarta, ia datang dengan membawa map berisi data diri beserta persyaratan untuk mengikuti tes wawancara.
Setiap mata tertuju pada seorang gadis yang terlihat buruk dalam penampilannya, tak seperti yang lainnya dengan penampilan yang modis dan menarik, Lian hanya memakai kemeja putih yang mulai kekuning-kuningan, dipadu rok plisket warna hitam dibawah lutut, sedangkan betisnya ia tutupi dengan kaos kaki warna senada.
Lian duduk di kursi paling pojok, dengan memeluk map yang ia pegang, sesekali ia menggaruk-garuk pipinya sehingga kelihatan sekali, Lian sangatlah lusuh, ia duduk dengan posisi sedikit membungkuk, padahal Lian tidak mempunyai kelainan pada punggungnya, itu memang caranya duduk yang menurutnya sudah nyaman.
"ya ampun, kampungan banget tuh cewek"
"kok bisa-bisanya dia berani datang melamar pekerjaan di kantor pak Zain" bisik-bisik gadis lain yang ikut juga melakukan tes wawancara.
Lian mendapati setiap orang melihatnya dengan tatapan aneh.
"kenapa mereka melihatku seperti itu?"
tak jarang tawa kecil keluar dari mulut mereka, Lian menundukkan kepalanya, hingga akhirnya namanya disebut oleh seseorang wanita.
"Berliantina Febrianti"
"iya...saya"
"silahkan masuk, Pak Direktur sudah menunggu di ruangannya"
Lian mengangguk, kemudian ia masuk ke ruangan Direktur utama, guna melakukan tes wawancara.
"selamat pagi pak!" dengan sedikit gugup, Lian mencoba untuk tenang.
Lian berdiri didepan meja Dirut PT Agung Pancasona, tertera nama Zain Abimanyu yang terpampang jelas di atas meja.
Zain masih duduk membelakangi Lian, ia masih sibuk menelepon seseorang tanpa menghiraukan kedatangan Lian, dan Zain belum menyadari kedatangan Lian yang sedari tadi menunggunya.
"selamat pagi pak!"
Lian mengerutkan keningnya, belum juga ada jawaban.
dengan satu tarikan nafas, Lian memanggil nama Zain lengkap dengan sedikit lantang.
"Selamat pagi pak Zain Abimanyu!"
Zain terkejut dan menoleh kearah Lian, ia memperhatikan Lian dari atas hingga bawah, sesekali Zain tertawa kecil mendapati penampilan Lian yang sangat kacau.
"ada perlu apa kamu? kalau butuh sumbangan, sana diluar saja, ada sekretaris saya yang akan mengambilkan uang, saya sedang sibuk dengan karyawan baru yang mau tes wawancara, mending kamu pergi sana, sakit mataku melihat kamu, pergi"
Zain mengusir Lian, Zain tidak mengetahui bahwa Lian adalah peserta yang ikut tes wawancara dengannya, Lian langsung menyerahkan biodata dirinya kepada Zain.
"apa ini?"
"itu biodata saya pak, saya siap tes wawancara dengan bapak!"
Zain sangat terkejut, ternyata Lian adalah calon karyawan barunya.
"hmm... duduklah" Zain mempersilahkan Lian duduk.
Zain mulai membuka biodata dan surat pengajuan milik Lian, ia melihat prestasi Lian sungguh luar biasa, nilainya diatas rata-rata, hanya saja penampilannya tidak mendukung.
Zain menatap Lian dan mengembalikan map tersebut kepadanya.
"deg"
"jangan-jangan aku tidak diterima!"
Berlian membatin bagaimana jika dirinya tidak diterima di perusahaan itu, sesekali ia panik dan gugup saat Zain menanyakan motifnya bekerja di perusahaan Zain.
"apa tujuanmu bekerja di perusahaan ini?"
"saya ingin mendedikasikan kemampuan saya secara maksimal untuk kemajuan perusahaan ini pak"
Zain terdiam sejenak, jawaban Lian benar-benar logis, sebenarnya ia membutuhkan sekretaris pribadi, pencapaian akademis Lian sangatlah bagus, andai Lian tidak berpenampilan seperti sekarang, pastilah ia diterima sebagai sekretaris pribadi Zain.
"kamu saya terima"
"benarkah itu pak? saya diterima?... Alhamdulillah terimakasih banyak pak!"
"kalau saja penampilanmu tidak seperti ini, aku pasti akan menjadikanmu sebagai sekretaris pribadiku"
Lian tertunduk dan menatap dirinya sendiri saat Zain berkata itu padanya, namun Lian sangat senang, ia bisa bekerja di kantor milik keluarga Hartawan yang terkenal disetiap penjuru kota.
Berlian diposisikan sebagai karyawan biasa, meskipun nilai akademiknya sangat menunjang untuk memposisikan nya sebagai kepala bagian atau staf, dan lagi-lagi penampilan Lian menjadi tolak ukur Zain dalam memberinya sebuah kedudukan.
"sekarang kamu boleh pergi, besok kamu bisa mulai kerja"
"terimakasih banyak pak Zain!"
Lian pergi meninggalkan ruangan Zain, Zain memperhatikan Lian melewati pintu dan menggelengkan kepalanya sambil tertawa.
"dasar perempuan aneh"
Zain menyeringai dan tersenyum sinis.
*****
Keesokan harinya, Lian mempersiapkan dirinya untuk hari pertama bekerja di kantor, dengan penampilan khasnya Lian dengan percaya diri datang ke kantor, dimana Zain sebagai direktur utamanya.
satu hari, Lian sukses menjadi karyawan yang baik di perusahaan itu, dua hari, tiga hari dan seterusnya, Lian tidak ada kesulitan sama sekali dalam menjalani tugasnya sebagai karyawan yang baik, hingga sering sekali Lian melihat Zain membawa cewek-cewek cantik ke kantornya, dan setiap hari pasti ada saja perempuan yang dibawa Zain, dengan wajah yang berbeda di setiap harinya.
hari berganti hari, Minggu berganti Minggu, genap 4 Minggu Lian bekerja di kantor Zain.
setiap hari Lian selalu mendapati pemandangan yang sama, bosnya ini ternyata suka sekali main perempuan cantik.
Namun Lian tak memperdulikan kelakuan bosnya, yang terpenting ia tetap bisa bekerja di kantor dengan baik.
Pada suatu hari, Lian memergoki Zain sedang bermesraan didalam ruangannya, waktu itu Lian hendak meminta tanda tangan dari Zain, saat ia mengetuk pintu, tak ada jawaban dari dalam, padahal pintu tidak sedang terkunci.
Akhirnya terpaksa Lian memberanikan diri untuk masuk keruangan Zain.
tiba-tiba saja mata perawannya disuguhi pemandangan yang tak seharusnya ia saksikan.
"Astaghfirullah... maaf saya tidak sengaja"
Zain buru-buru melepaskan pelukannya dari wanita yang ada disampingnya itu.
"bisa nggak sih! sebelum masuk ketuk pintu dulu" Zain sedikit kesal atas sikap Lian.
"maaf pak, saya tidak sengaja" Lian buru-buru meninggalkan ruangan Zain, deru nafasnya semakin cepat, Lian takut sekali jika kelakuannya itu berpengaruh pada pekerjaannya, sementara Zain merapikan bajunya yang sedikit berantakan saat bermesraan dengan Eva, wanita yang sekarang bersama Zain.
"Zain, siapa gadis itu? dia gadis yang norak dan aneh banget" seru Eva mengejek Lian, sementara Zain tersenyum kecut saat Eva menanyakan hal itu.
"dia memang aneh, tapi otaknya sangat brilian, sama seperti namanya Berlian" jawab Zain.
"apa? namanya Berlian? ya ampun nggak banget deh sama orangnya" Eva kembali menertawakan Lian.
"dengar Zain, apa kamu tidak malu punya karyawan norak kayak dia, gadis itu pantesnya jualan di pasar-pasar gitu, nggak pantas dia kerja kantoran" Eva terus saja menghina Lian.
"sudahlah, aku tidak mau membicarakannya" sahut Zain sambil duduk di kursi direktur nya.
BERSAMBUNG
❤️❤️❤️❤️
Zain Abimanyu, sosok playboy yang menjadi suami Berlian, hingga akhirnya ia jatuh cinta pada istrinya sendiri
Berliantina Febrianti, gadis berparas ayu, penampilan awal Lian yang sangat kampungan, tak menyurutkan niat Lian untuk membuat sang suami jatuh cinta, kini ia telah bertransformasi menjadi gadis pujaan Zain.
Visual hanya penyemangat ya...😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
ꭱⷽᴀᷡꭲᷡⲙⷽ ͽ֟֯͜᷍ꮴ🔰π¹¹™
Wihhh aku sukaa cerita yg kek gini. Semoga si playboy yg sialnya jd suami berlian tergila-gila sama berlian aamiin.
2022-12-14
0
Dedeh Dian
cerita awal sudah menarik....semoga
2022-10-19
0
Ketut Suastini
Q mampir kak😍
2022-09-11
0