"Kenapa kau bodoh sekali, Rea? mau-maunya kau datang ke tempat laknat seperti itu. apa yang kau cari disana? brengsek !!!"
Kepalan tangan Sang kakak menonjok tembok dinding, rahang tegasnya mengeras geram. Aaron begitu murka mendengar cerita sang adik yang telah dilecehkan oleh pria tak dikenal.
Atreya tak mampu menjawab pertanyaan sang kakak. Ia hanya mampu menangis meratapi nasibnya. penyesalan yang berawal dari kebodohannya, karena mau mengikuti kemauan Jessie untuk datang ketempat laknat tersebut.
"Cukup Aaron !! biarkan Rea menenangkan pikirannya dulu. Tidak ada gunanya kau marah-marah seperti itu karena waktu tidak akan bisa diputar kembali" ucap Kinara menegur suaminya yang terlalu keras menghakimi sang adik yang tengah depresi tersebut.
"Aku hanya tak habis pikir saja, bisa-bisanya sampai dibodohi orang. padahal dia sangat berhati-hati sekali memilih teman, bahkan kawannya itu bisa dihitung dengan jari."
tutur sang kakak masih tak terima dengan kondisi adik kesayangannya itu.
"Ini kecelakaan Aaron, kita tidak bisa menyalahkan Atreya sepenuhnya" bela Kinara.
"Aku tidak menyalahkan adikku, tapi kalau dia lebih hati-hati lagi kejadian ini tidak akan terjadi."
Aaron kembali mengeraskan rahangnya yang tegas itu. Sumpah demi apapun, Aaron sangat tidak terima atas pelecehan yang dialami sang adik. Dia pun bersumpah jika bertemu dengan pria brengsek itu akan ia patahkan lehernya, kalau perlu akan ia habisi sekalian.
"Aku minta maaf kak. iya benar, aku memang bodoh. aku tidak hati-hati dalam memilih teman. Aku telah gagal menjaga kehormatan ku sendiri. Aku---"
"Sudah, berhentilah menyalahkan dirimu sendiri, Rea. Yang sudah terjadi biarlah berlalu. Aku bisa merasakan apa yang saat ini kamu rasakan. Karena dulu aku pun pernah berada diposisi mu saat ini. hancur, kecewa dan sakit hati." ucap Kinara dengan tatapan matanya menyorot kepada sang suami.
Aaron pun begitu terkesiap dengan ucapan Kinara yang membuatnya kembali mengingat masa lalu yang sangat memalukan itu. Saat dirinya sama-sama mabuk dan tanpa sadar telah menodai kesucian Kinara yang kini menjadi istrinya tersebut.
"Apa ini karma atas perbuatan ku dulu pada Kinara ? Yaa Tuhan ampunilah aku." desih Aaron dalam hatinya penuh penyesalan.
*****
Dua Minggu pun berlalu. Atreya mulai menata hati dan harinya menjadi punya arti. Namun ia masih menyembunyikan kejadian yang telah menimpanya itu pada sang kekasih. Atreya masih tak sanggup mengungkapkan apa telah ia alami disana hingga membuat dirinya hengkang dan memutuskan kembali ke sini lebih awal.
Sementara Satria yang selalu sibuk bekerja sebagai programmer disebuah perusahaan asing itu, tidak membuatnya mengabaikan sang kekasih yang sudah kembali ke Indonesia. Dia selalu datang menemui atreya setiap hari, disela-sela kesibukannya didepan laptop dengan sekelumit coding dan pemrograman.
"Mumpung kamu sudah disini, bagaimana kalo weekend besok kita melakukan foto prewedding? kebetulan aku sedang tidak terlalu sibuk." ucap Satria, dan sukses menyentak batin Atreya yang perlahan-lahan mulai melupakan peristiwa kemarin.
"Prewedding?" Atreya malah mengulang kata-kata pria dihadapannya dengan tatapan bengong dan kosong.
"Iya sayang. Kamu kenapa sih sejak pulang dari Dublin seperti nya tidak fokus begitu? apa ada masalah sebelum kamu kemari?"
"Emmh...tidak. Hanya terlalu dini saja. Masih tiga bulan lagi kan pernikahannya?" sahut Atreya memutar kedua bola matanya, menghindari tatapan pria yang akan menjadi suaminya itu.
Satria meraih dagu kekasihnya, mengangkat lalu menatap lekat raut wajahnya yang sudah ia sadari sejak kedatangannya memang selalu sendu. Dibalik tawa dan senyum yang terukir di bibirnya juga mengandung kepedihan yang begitu dalam.
"Aku merasa kamu berubah, Rea. Katakan apa yang terjadi dengan mu? apa ini ada hubungannya dengan kepulangan mu yang tiba-tiba? karena sebelumnya kamu ngotot akan kembali sebulan sebelum hari pernikahan kita dengan alasan disana sibuk. dan sekarang tiba-tiba kamu kembali lebih awal." ucap Satria mulai curiga.
"Ini bukan Atreya yang selama ini aku kenal. Ini bukan kekasihku yang selalu mengumbar keceriaan dan kejahilannya, yang selalu beradu pendapat dan tak mau kalah."
Ungkap Satria, mengeluarkan isi hatinya yang selama ini membelenggu sejak kepulangan gadis yang ia cintainya. Ada yang berubah dari sosok Atreya yang terkenal periang dan tak mudah mengeluh.
"Jika kamu ada masalah, anggaplah aku ini sahabat bukan calon suami. Aku bisa menjadi keduanya, bukankah awalnya dulu kita bersahabat?"
Atreya masih terdiam. Satu setengah tahun yang sia-sia. menanti momen pernikahan yang malah membuat momen itu terancam batal. Dia memang sudah siap menyongsong masa depan meski masih berupa titik di kegelapan.
"Rea." Satria menyentak karena kekasihnya itu hanya diam saja sedari tadi.
Atreya menarik nafasnya dalam-dalam. Seperti mengambil aba-aba, sebelum mengeluarkan setiap kata dari bibirnya yang sungguh terasa berat.
" A... aku mengalami pelecehan seksual, Sat."
Akhirnya kalimat itu terlontar dari bibir Atreya yang terbata-bata.
Satria terbelalak, ia tidak yakin dengan pendengarannya barusan.
"Apa?"
"Iya, Sat. Aku tidak bisa menjaga kehormatan ku untukmu." Atreya terisak pilu. Lalu ia menceritakan semuanya pada pemuda dihadapannya. Atreya tidak bisa menyembunyikan lebih lama kejadian yang telah menimpanya itu.
"Kurang ajar!! siapa laki-laki itu?"
Satria mengepalkan kedua lengannya emosi. ia mengerang frustasi mendengar kenyataan pahit yang dialami kekasih hatinya.
"Aku tidak tau."
"Kamu tidak ingat namanya? atau wajahnya?"
"Aku tidak mengenalnya, Sat. Apalagi menanyakan namanya. Tapi kalau wajahnya mungkin aku masih ingat."
Satria mengusap kasar wajahnya.
"Kenapa semua ini bisa terjadi, Rea?? seharusnya kamu bisa lebih hati-hati dalam memilih teman."
"Aku minta maaf. Semuanya aku kembalikan pada mu, Sat. Aku terima bila kamu ingin membatalkan pernikahan ini. Aku memang tidak pantas bersanding dengan pria sebaik dan setulus kamu." lirih Atreya mencoba untuk kuat walau kenyataan hatinya begitu rapuh.
Satria memegang bahu Atreya, menatap binar matanya yang sedari tadi mengeluarkan tetesan air yang membuat pipinya basah. Menaikkan jemari untuk mengusap pipi sang kekasihnya yang lembab.
Satria menghembuskan nafasnya. "Aku butuh waktu sendiri dulu. Kamu yang kuat ya!" desih Satria, lalu mendaratkan kecupan dingin didahi Atreya. Tak lama kemudian ia berpamitan pulang dengan alasan ada pekerjaan yang menuntutnya untuk kembali ke kantor.
Selepas kepergian Satria, Atreya berjalan tergesa-gesa menuju kamarnya. Dicermin lebar meja rias yang memantulkan sosok dirinya, Atreya menahan diri agar tidak menangis lagi. Dirinya sangat kacau sekali, wajah sembabnya memberikan efek putus cinta 1000 kali lipat lebih mengerikan daripada naik roller coaster yang selama ini ia takuti.
Kini terlalu banyak luka yang harus ia basuh. pikiran dikepalanya bergerak sendiri, memberi kenangan kilas balik yang memalukan. Ciuman yang menggebu, panas dan liar. semua karena efek dari obat laknat yang diberikan Jessie padanya.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Mariana
Atreya sangat jujur banget bisa ngomongin hal yang memalukan di depan sang kekasih, tapi memang lebih baik diomongin ketimbang menyesal di belakang..
semangat thor
2020-06-20
1
Fithri Aulia
Satria 😔 udah lah, pisah aja. Kasih si Reya sama si Matthew.
2020-06-19
1
Fithri Aulia
Temen ular begitu lah! Lucunya, si Rea ga sadar siapa yg terakhir x sama dia n masih ga curiga aja SM si Jessi 🤯
2020-06-19
1