pengaruh obat

30 menit kemudian

“Panas sekali.” Keluh atreya mengipasi wajah sendiri.

Pandangannya yang tiba-tiba buram membuat ia mengucek kedua mata dengan telunjuknya. Lalu membulatkan kedua matanya kembali namun tetap saja buram. Ditambah kepalanya yang semakin pening membuatnya tidak bisa apa-apa selain menunggu temannya itu selesai berjoget dilantai dansa.

“Kau masih pusing?" Jessie telah selesai berjoget, tapi kini ia kembali tak sendiri. Jessie menggandeng seorang pria blonde berperawakan tinggi kurus serta banyak tattoo dikedua lengannya.

Dengan samar-samar Atreya memicingkan kedua matanya heran. Kepalanya masih terasa pusing ditambah kini muncul rasa panas dalam tubuh yang membuat dirinya semakin tidak nyaman, ditengah hingar bingar dan kerlap kerlip lampu yang menyilaukan mata.

“Kekasihmu?” terka Atreya berusaha mengamati wajah pria itu namun tetap tidak jelas.

“ Ini Brian. Kami hanya berteman.” Sahut Jessie. dan Atreya hanya menanggapinya dengan anggukan santai.

“ Antar aku pulang, Jess !! kepalaku terasa berat, dan perutku agak mual.” Keluh Atreya kembali seraya memijat pelipisnya sendiri.

“Kau harus minum ini dulu, Atreya. Ayo minum! ini akan membuatmu lebih baik.”

Jessie menuangkan minuman memabukan itu kedalam gelasnya dan memaksa kawannya itu untuk meminumnya.

“Aku tidak mau. Antar aku pulang aja, Jessie !!”

“Oke fine. Setelah ini aku antar kau pulang. Tapi minum dulu ini agar kepalamu terasa ringan. Percayalah, Atreya.”

Entah kenapa akhirnya gadis polos itu mengikuti anjuran menyesatkan tersebut. Perlahan ia mendekati minuman yang disodorkan Jessie, kemudian didekatkan pada indera penciumannya. Aroma menyengat membuat wajah Atreya mengernyit.

"Tapi kau harus janji setelah ini akan mengantarku pulang.” Atreya kembali meyakinkan kawannya itu.

“Iya… minumlah dulu.” Jessie menyunggingkan senyumnya seraya melirik ke arah pria disampingnya tersebut.

Atreya pun menurut, lalu meminumnya sampai habis meski rasanya sangat aneh. namun tidak dapat dipungkiri rasanya memang bikin ketagihan. Ia pun kembali menuangkannya ke dalam gelas lalu meneguknya lagi. Jessie dan Brian malah tertawa menyaksikan Atreya yang mulai kecanduan.

"Ini tidak akan membuatku mabuk kan Jess ?”

Ucapnya setengah sadar. Atreya yang malang, ia yang sejatinya bukan peminum langsung tepar hanya dengan dua gelas Vodka. Efek alcohol itu membuat reaksi yang begitu cepat bagi gadis yang baru pertama kali meminumnya.

“Kau tenang aja, dua gelas tidak akan membuatmu mabuk. Ayo aku antar kau untuk beristirahat sejenak. Aku akan membuatmu bersenang-senang malam ini.”

Jessie dan pria bernama Brian itu membantu Atreya berdiri, lalu membawa gadis yang mulai mabuk itu keluar dari club menuju sebuah hotel yang tidak begitu jauh dari tempat tersebut. Mereka membopong Atreya yang mulai teler dan berbicara ngelantur itu dengan susah payah.

"Ini bukan rumahku Jess. Apa kau akan membawaku ke tempat satria ? satria… aku rindu kamu Sat… Satria…Saatt..”

Atreya semakin mengoceh dan meracau tak karuan. Seketika sentakan rasa bersalah membuat Jessie tidak tega kepada gadis itu yang selalu tulus dan baik hati kepadanya. Namun pikirannya lagi-lagi disabotase nominal uang yang bisa membantu untuk biaya operasi sang ibu yang tengah tergolek lemah dibrankar rumah sakit, serta biaya sekolah untuk kedua adiknya. Serta hutangnya yang besar bisa saja membunuhnya kalau tidak segera ia lunasi. Tapi masalahnya Jessie tidak punya uang banyak untuk membayarnya.

Segala cara sudah ia lakukan termasuk meminjam sejumlah pada Atreya, namun tetap saja tidak bisa menutupi kekurangannya. Menatap Atreya yang meracau, Jessie mengingatkan dirinya bahwa keputusannya malam ini adalah keputusan paling baik. Claire telah menjanjikan surga duniawi untuknya.

Brian memencet beberapa tombol angka untuk membuka pintu sebuah kamar yang kini berada didepannya. Lalu kamar itu pun terbuka dengan leluasa. Mereka membopong tubuh atreya untuk masuk dan merebahkannya diatas tempat tidur. Gadis polos itu masih saja meracau memanggil-manggil nama kekasihnya yang bernama Satria.

“Kau istirahat saja dulu disini. Aku dan Brian akan keluar mencari makanan untukmu.”

Ucap Jessie lalu segera beranjak pergi dari kamar itu meninggalkan atreya yang masih mabuk itu.

"Jessie !! mana Satria?? kenapa tidak ada Satria disini ?" desis Atreya selepas kepergian kawannya itu.

Atreya mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan. ini terasa asing baginya, lalu ia pun berusaha bangun dari tempat tidur itu. Sekuat tenaga ia berjalan sempoyongan kearah pintu keluar. Namun tiba-tiba pintu itu terbuka. Sepertinya seseorang membuka kamar ini dan membuat kepala Atreya terbentur daun pintu akibat dorongan dari luar tersebut.

“Aww!! Sakiitt" rengek Atreya seraya memegang dahinya.

"Heyy, siapa kau bisa berada dikamar hotelku" tanya seseorang dengan terkejutnya.

Atreya mengucek kedua matanya, saat mendongak dia melebarkan bibir sempurna karena saking takjubnya. Pria dihadapannya ini punya struktur wajah yang tampan dan mempesona. Atreya menyipit, merasakan seolah-olah pria dihadapannya itu adalah Satria.

Tanpa aba-aba Atreya langsung melompat dan memeluk pria asing tersebut. Namun pria itu diam saja dan tak bergeming.

"Kau salah orang, nona. Tolong lepaskan tanganmu dari tubuhku.” Desis pria itu mencoba melepaskan tangan Atreya yang melingkar dileher kekarnya.

Atreya mencubit pinggang pria itu dengan gemas. “Aku merindukanmu, Sat. aku ingin tidur bersamamu malam ini.”

“Apa? heyy gadis mabuk, aku bukan kekasih yang kau maksud.” Jelas pria itu tegas.

“Aku mohon Sat. tubuhku terasa panas sekali. “

Rengek Atreya kembali.

Tiba-tiba tubuhnya roboh dilantai sambil menangis. Pria itu pun merasa tidak tega lalu membantunya berdiri dan mengajaknya untuk duduk ditepi tempat tidur hotel.

“Siapa namamu?" tanyanya seraya mengangkat wajah polos atreya dengan tangannya.

"Atreya. Apa kau lupa, Sat?" lirih atreya memandang lekat-lekat pria yang kini tengah menatapnya.

"Aku Matthew. dan aku bukan pria yang kau maksud barusan. Siapa yang membawamu kemari?”

tanyanya seraya menatap tajam pada gadis yang tengah teler tersebut.

“Temanku. Ya, Jessie. Dia berjanji akan mengantarkanku pulang.” sahut Atreya setengah sadar.

“Apa temanmu itu juga yang membuat mu mabuk begini?” Pria bernama Matthew itu memicingkan mata elangnya. ia sudah bisa menduga bahwa gadis dihadapannya itu korban dari kejahilan temannya sendiri.

“Kata Jessie, minum sedikit tidak akan membuatku mabuk. Tapi kini tubuhku juga panas. Aku ingin mandi air es !!” Atreya berseru panic. Lalu ia meraih tangan pria disampingnya untuk ia sentuhkan ke dahinya. Dan pria itu reflek menjauhkan tangannya. Atreya merengek tidak senang.

“Kau tidak bisa merasakan kalau badanku kepanasan?" Atreya menyentuh wajah pria itu lembut. dan ia hanya diam saja menerima sentuhan sensual dari gadis polos yang telah dimanfaatkan temannya itu. "aku kepanasan, sat." Racaunya lagi.

“Sepertinya kau juga meminum obat perangsang.”

Ucapnya menyipitkan matanya. Atreya malah mengerjap bingung.

“Aku ingin memelukmu, Satria.” Atreya dibawah alam sadarnya malah kembali merengkuh tubuh pria itu.

“Tolong lepaskan nona Atreya !!” Pria itu berusaha mundur karena posisi sang gadis terus saja menempeli tubuhnya.

“ Oke. Kalau begitu bisa tolong siapkan air es ? aku ingin mandi saja.” Dengan sendirinya Atreya melepaskan diri. Lalu tanpa diduga perempuan itu malah membuka kancing kedua dari atas baju kemeja yang dikenakannya.

"Hey kau mau apa?" cegah pria bernama Matthew itu meraih tangan Atreya agar tidak melanjutkan aksinya.

Atreya tatap kedua mata tak berjarak didepannya. Ia menemukan kendali yang sama dimata pria itu. Bergairah dan menggebu-gebu. Atreya tidak mau mengetahui fakta ini tapi dia tidak bisa mengelak kalau sebenarnya mereka juga saling menginginkan.

"Tolong aku, Tuan. Aku tidak bisa menahan rasa ini. rasanya begitu panas." lenguh Atreya menyentuh dada bidang pria asing itu dengan jemarinya. Perempuan malang itu semakin tak terkendali.

Pria itu menatap intens, lalu tatapannya turun menuju bibir ranum milik Atreya yang tak berdaya dengan pengaruh zat adiktif ditubuhnya.

Baiklah. Aku akan membantumu menuntaskan semuanya" ucap lelaki itu langsung melumatt bibir Atreya dengan rakus. Kini bibir mereka saling merangkum penuh gairah. Dalam otaknya yang setengah sadar, Atreya hanya memikirkan Satria lah yang kini tengah bersamanya. Pria yang selalu dirindukan dan akan segera menikahinya. Wajah polos Atreya merona, mata sayu oleh pengaruh zat adiktif serta bibir yang basah oleh salivanya membuat matthew mengumpat pelan.

“Shitt!! gadis ini terlalu polos dan mempesona. Aku sungguh tak bisa menahannya.”

Pria itu mencoba mengurai nafsunya, namun atreya seolah enggan melepaskannya. Ia sudah terbalut oleh obat perangsang yang diberikan Jessie dengan dosis tinggi.

Atreya kembali mencium matthew. Pria itu terkekeh disela ciumannya. dia berfikir bahwa ini bukan salah dirinya, jadi jangan disalahkan jika tidak bisa terkendali karena dirinya hanyalah pria normal biasa yang memiliki hasrat untuk melakukannya.

Matthew menyimpan kedua tangannya dipinggang Atreya. Ia mulai membuka kancing kemeja atreya satu persatu. Pria itu tersenyum lebar melihat atreya tidak melakukan penolakan. Matthew turunkan kemeja itu perlahan, kini atreya hanya berbalut bra, ia menatap sayu pada lelaki asing yang juga menatapnya sayu.

Atreya membuat kendali Matthew luluh lantah hanya dengan sekali kecupan. Tanpa perlu aba-aba matthew pacu dirinya untuk jadi perasa. Mengecup apa pun yang bisa ia raih dan merasakan bagaimana tubuhnya berdenyut meminta untuk lebih. mereka pun akhirnya hanyut dalam hasrat tak terkendali.

“Pelan-pelan Sat, ini yang pertama untukku.” desih Atreya tertawa. Tapi tawa itu memudar seiring dengan rasa sakit yang menyentak diarea sensitifnya. Matthew bisa melihat dengan jelas darah kesucian gadis polos itu yang mengotori seprei kasurnya tersebut.

Berbalut selimut putih yang lebar, lelaki itu menyandarkan kepalanya diujung tempat tidur. Netranya jauh menerawang. Ia bisa merasakan jiwanya yang lepas, tenteram dan menenangkan. Entah kenapa dengan dirinya, Matthew merasa sedang berada dikondisi hatinya yang sedang jatuh cinta pada pandangan pertama. Lalu ia menunduk dan tidak bisa menahan senyum saat menatap gadis yang kini bukan gadis lagi dipelukannya ini udah tertidur lelap.

Ini pengalaman untukku. one night stand bersama gadis lugu seperti mu, tidak seperti mereka, lirihnya dalam hati.

Baru beberapa menit mereka saling berbagi rasa yang luar biasa. Rasa yang tidak bisa dilupakan. Rasa yang membuat tubuh lelah mampu terlelap setelah puluhan kali mereka berteriak puas.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

chipa'm

chipa'm

clarie trnyata tak berubah

2020-09-23

1

YuRà ~Tamà💕

YuRà ~Tamà💕

wahh.. daebak.. aku tergugah baca sih, thor
lanjutt yukk

2020-07-03

1

empire

empire

kasiann atreya

2020-06-29

1

lihat semua
Episodes
1 merencanakan sesuatu
2 pengaruh obat
3 memutuskan untuk pergi
4 kejujuran yang menyakitkan
5 bocah bernama Casey
6 pertemuan kedua
7 menunggu kepastian
8 kembali melihatnya
9 tentang Alice
10 undangan makan malam
11 Casey ingin pulang
12 pertemuan tak terduga
13 restu sang kakak
14 liburan part 1
15 liburan part 2
16 mencari tau
17 siapa ayah Casey
18 permohonan maaf
19 dua pilihan sulit
20 bimbang
21 kejutan untuk Satria
22 pemberian Matthew
23 kedua kalinya dijebak
24 ternyata ulahnya
25 berakhir sampai disini
26 hari itu tiba
27 tidak sekarang
28 ingin belajar mencintai
29 sekedar mengenang
30 perjalanan bisnis
31 perjalanan bisnis
32 pulang lebih awal
33 pada akhirnya
34 welcome to Berlin
35 permintaan ayah mertua
36 menikmati suasana pantai
37 bertemu Casey
38 terpaksa harus kembali
39 keduanya cemburu
40 bertemu teman cantik Matthew
41 menyembunyikan sesuatu
42 ingin anak perempuan
43 di pesta penyambutan CEO baru
44 tentang satria bella 1
45 tentang satria bella 2
46 ingin berteman baik
47 pulang terlambat
48 ingin masakan Atreya
49 ingin sembuh
50 dinner part 1
51 dinner part 2
52 efek dinner semalam
53 alasan ke luar kota
54 Liburan di villa 1
55 Liburan di villa 2
56 Liburan di Villa 3 (kedatangan Matthew)
57 Alunan musik cinta di villa
58 Mengantarkan dokumen penting 1
59 Mengantarkan dokumen penting 2
60 Dongeng untuk Casey
61 Ditengah-tengah kebahagiaan
62 Seperti mimpi buruk baginya
63 Kata hati Bella
64 Detak jantung si kecil
65 Menghadiri pesta pernikahan
66 Menghadiri pesta pernikahan 2
67 Kekhawatiran Matthew
68 Bisa berdampak buruk
69 Semua akan baik-baik saja
70 Welcome home
71 Menengok adik kecil Casey
72 Kenapa bisa pecah?
73 Kehadiran Baby Quinne
74 Tak kunjung pulang (menghilang)
75 Penyekapan (berusaha kabur)
76 Disandra lelaki gila
77 Campur tangan Aaron
78 Dendam masa lalu
79 Titik terang keberadaan Atreya
80 Kejahatan yang terbongkar
81 EPILOG Part Ending
Episodes

Updated 81 Episodes

1
merencanakan sesuatu
2
pengaruh obat
3
memutuskan untuk pergi
4
kejujuran yang menyakitkan
5
bocah bernama Casey
6
pertemuan kedua
7
menunggu kepastian
8
kembali melihatnya
9
tentang Alice
10
undangan makan malam
11
Casey ingin pulang
12
pertemuan tak terduga
13
restu sang kakak
14
liburan part 1
15
liburan part 2
16
mencari tau
17
siapa ayah Casey
18
permohonan maaf
19
dua pilihan sulit
20
bimbang
21
kejutan untuk Satria
22
pemberian Matthew
23
kedua kalinya dijebak
24
ternyata ulahnya
25
berakhir sampai disini
26
hari itu tiba
27
tidak sekarang
28
ingin belajar mencintai
29
sekedar mengenang
30
perjalanan bisnis
31
perjalanan bisnis
32
pulang lebih awal
33
pada akhirnya
34
welcome to Berlin
35
permintaan ayah mertua
36
menikmati suasana pantai
37
bertemu Casey
38
terpaksa harus kembali
39
keduanya cemburu
40
bertemu teman cantik Matthew
41
menyembunyikan sesuatu
42
ingin anak perempuan
43
di pesta penyambutan CEO baru
44
tentang satria bella 1
45
tentang satria bella 2
46
ingin berteman baik
47
pulang terlambat
48
ingin masakan Atreya
49
ingin sembuh
50
dinner part 1
51
dinner part 2
52
efek dinner semalam
53
alasan ke luar kota
54
Liburan di villa 1
55
Liburan di villa 2
56
Liburan di Villa 3 (kedatangan Matthew)
57
Alunan musik cinta di villa
58
Mengantarkan dokumen penting 1
59
Mengantarkan dokumen penting 2
60
Dongeng untuk Casey
61
Ditengah-tengah kebahagiaan
62
Seperti mimpi buruk baginya
63
Kata hati Bella
64
Detak jantung si kecil
65
Menghadiri pesta pernikahan
66
Menghadiri pesta pernikahan 2
67
Kekhawatiran Matthew
68
Bisa berdampak buruk
69
Semua akan baik-baik saja
70
Welcome home
71
Menengok adik kecil Casey
72
Kenapa bisa pecah?
73
Kehadiran Baby Quinne
74
Tak kunjung pulang (menghilang)
75
Penyekapan (berusaha kabur)
76
Disandra lelaki gila
77
Campur tangan Aaron
78
Dendam masa lalu
79
Titik terang keberadaan Atreya
80
Kejahatan yang terbongkar
81
EPILOG Part Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!