"Yaren, Yareeennn..." terdengar teriakan memanggil-manggil namanya, Yaren terkesiap dari lamunan, ada apa? Mengapa sepertinya suara di luar begitu ramai?
Apa akadnya sudah selesai?
Yaren membatin dalam hatinya, siapa tau saja dirinya yang sedari tadi melamun tidak menyadari bahwa akadnya sudah selesai.
"Yareenn, keluar kamu!" teriak suara yang asing sekali bagi Yaren.
Yaren membuka pintu kamarnya, dirinya hendak menuju halaman depan rumahnya yang menjadi tempat calon suaminya mengucapkan ikrar suci pernikahan itu.
"Nah, ini dia, sini kamu!" berang Raisa, dirinya menatap sinis saudara tirinya itu, sebuah kekacauan telah terjadi membuatnya naik pitam.
"Lepasin, gue bisa jalan sendiri!" bentak Yaren tak kalah sinis.
Yaren dengan cepat menuju tempat kejadian perkara, jantungnya berdebar lebih cepat, entah apa yang telah terjadi dirinya tidak sanggup menerka-nerka.
"Yaren, Yaren jelasin sama semua orang kalau yang dikatakan pria ini tidak benar!" ucap Papa Yaren, dirinya sungguh shock bagaimana bisa putrinya melakukan hal diluar dugaannya.
Yaren langsung saja menoleh ke arah pria yang ditunjuk Papanya, astagah itu Ayaz, apa dia datang untuk menyelamatkanku? Batin Yaren berteriak kegirangan.
"Yaren tidak bisa menikah Pa, dia Ayaz pacarnya Yaren!" ucap Yaren, tidak mau membuang kesempatan, meski dirinya tidak tau apa yang terjadi tapi Yaren sudah beranggapan bahwa Ayaz datang untuk menggagalkan pernikahannya.
"Yaren, jadi kamu benar ada hubungan dengan pria ini?" tanya Papa Yaren, wajah seriusnya membuat Yaren sedikit sulit untuk berbohong.
"Iya Pa!" jawab Yaren yakin.
"Sudah saya katakan, saya tidak berbohong, Yaren sedang mengandung anak saya, jadi pernikahan ini tidak boleh terjadi!" ucap Ayaz menambahkan.
Duarrrrr...
Apa? mengandung! Udah gila nih cowok, batin Yaren, dirinya memang menginginkan pernikahan ini batal namun tidak dengan drama hamil menghamili begini kan.
"Yaren!" selidik Papanya tegas.
Hidung Yaren kembang kempis, jantungnya berpacu cepat, kakinya melemas, ya Tuhan cobaan apa lagi ini. Dasar Ayaz nggak tau malu!
Namun sudah kepalang tanggung, jika dia membantah tuduhan itu, itu sama saja dirinya mendukung pernikahan ini, namun jika dia tidak membantah kemungkinan apa yang akan terjadi? Tidak! Sungguh Yaren merasa menjadi orang paling hina gara-gara pengakuan palsu Ayaz.
"Yaren!" sekali lagi namanya dipanggil dengan nada tinggi, membuat nyali Yaren menciut.
Dilihatnya wajah Ibu tiri dan Raisa, tampak kesal, mungkin karena jika dirinya mengakui tuduhan itu mereka batal mendapatkan mahar satu milyar, heh ada baiknya jika Yaren mendukung Ayaz.
"Saya tidak mau tau, saya sudah rugi di sini, begitu malu harus menikah dengan wanita yang ternyata sudah tidak perawan, bahkan sudah hamil!" geram Juragan Marli.
"Kalian penipu, kalian harus mengganti rugi uang lamaran yang sudah saya berikan, saya tidak mau tau!" lanjutnya.
Ketiga istrinya nampak menyunggingkan senyum atas gagalnya pernikahan suaminya dan Yaren.
Yaren melihat wajah-wajah yang berharap tuduhan Ayaz adalah benar, banyak sekali! Mungkin hanya Papa, Ibu tiri, dan Raisa yang berharap Yaren akan membantah segala penuturan Ayaz padanya.
Dengan tarikan nafas panjang, Yaren menundukkan pandangannya, tidak mampu melihat wajah kecewa Papanya.
"Maafkan Yaren Pa, tapi segala yang dikatakan Ayaz memang benar!" ucap Yaren, air matanya menetes saat dirinya mengakui hal yang sama sekali tidak terjadi padanya. Yaren tau dirinya sudah mengecewakan Papanya meski tidak sepenuhnya.
Ketemu aja baru kemaren malam, gimana mau bunting?
"Kamu..." berang Papanya Yaren.
"Maafkan Yaren Pa!" ucap Yaren sekali lagi demi melancarkan sandiwaranya.
"Plaaak..." satu tamparan mendarat di pipi Yaren, Yaren rasanya tidak percaya dengan tangan siapa yang menamparnya kali ini.
"Kau membuat malu, katakan semua ini hanya lelucon, aku tidak percaya!" lantang Papanya Yaren berteriak di depan wajah anaknya.
Semakin menambah panas suasana, Wana malah terang-terangan mengompori suaminya.
"Seharusnya dia di usir dari sini Pa, anak tidak tau diri, bikin malu saja." ucap Wana.
"Iya Pa, biarkan kita yang bayar kerugian pada Juragan Marli, tapi untuk wanita murahan yang tidak tau malu ini rasanya tidak pantas berada di rumah ini lagi." timpal Raisa.
Wana mengangguk mantap dengan ide anaknya, setidaknya dirinya bisa menyingkirkan Yaren dari rumah ini, itu sudah cukup, karena alasan satu-satunya dirinya ingin menikahkan Yaren pada Juragan Marli adalah supaya Yaren bisa minggat dari rumah ini, dan dirinya bisa leluasa menguasai rumah besar milik suaminya itu.
Yaren tidak percaya, jika kali ini Papanya masih menuruti ucapan Ibu dan saudara tirinya, mungkin Yaren akan benar-benar menyerah mempertahankan cintanya pada seorang ayah, seseorang yang dianggap olehnya sebagai cinta pertama.
"Pergi..." teriakan lantang itu keluar dari mulut Papanya, apa yang Yaren takutkan ternyata lolos juga dari mulut Papanya.
"Pa..." seru Yaren, dirinya berharap Papanya akan menarik satu kata itu.
Tidak ada jawaban lagi, tidak ada yang terucap lagi, selain mata yang mengisyaratkan penuh kebencian.
Ayaz tersenyum smirk, drama rumah tangga, dirinya menjadi penonton setia, tidak perduli akan apa yang tengah dialami Yaren, seseorang yang sebenarnya baru saja Ayaz hancurkan hidupnya.
"Pergi dari sini, tinggalkan semua fasilitas pergilah bersama kekasihmu itu."
"Pa, semua bisa diselesaikan baik-baik Pa!" lirih Yaren, dirinya benar-benar memohon ampun telah salah langkah untuk menghindari perjodohan sialannya.
"Udah sana kamu, nggak denger apa yang dibilang Papa, pergi sana." usir Raisa.
"Pergi..." suara Papanya bergetar menggema di telinga Yaren, tidak bukan ini kemauan Yaren.
Berhubung tidak adanya pergerakan yang dilakukan Yaren, Raisa berinisiatif untuk menyeret tubuh saudara tirinya itu ke jalanan, dirinya sudah tidak tahan, puas sekali jika harus melihat Yaren menjadi gelandangan.
"Lepasin gue..." teriak Yaren.
"Pergi lo dari sini." usir Raisa lagi.
"Pah, suatu saat Papa bakalan nyesel ngelakuin ini sama Yaren, Mama di surga nggak bakalan rela ngeliat Yaren diginiin, meski Yaren salah seharusnya Papa bisa menerima Yaren, bukan malah ngebuang Yaren kayak gini, Yaren benci Papa." sembari menangis pilu Yaren mengucapkan itu, dirinya berbalik dilihatnya Ayaz yang nampak santai saja.
Dasar biang kerok, dengan tanpa dosa nggak sedikitpun niatan untuk belain gue!
Ayaz mengikuti langkah gontai Yaren, tugasnya sudah selesai, dirinya tidak akan ada hutang budi lagi dengan wanita di depannya ini.
Yaren memejamkan matanya, harus kemana dirinya pergi, selama ini dirinya tidak punya teman yang akrab, lagipun jika dirinya punya rasanya sulit untuk merepotkan orang lain.
Yah satu-satunya manusia yang harus bertanggung jawab di sini adalah Ayaz, pria menyebalkan itu adalah biang masalahnya, mengapa juga harus bilang bahwa Yaren tengah hamil, cukup bilang saja bahwa dirinya dan Yaren saling mencintai, Yaren rasa seperti itu saja sudah bisa membatalkan perjodohan sialan dengan aki-aki itu.
"Ayaz!"
Bersambung...
Hai, selamat datang di karya baru, jangan lupa, like, komentar, dan kasih Vote yah !!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 326 Episodes
Comments
Erni Cahaya Nst
br ngikut lanjut thor smangat
2023-02-03
0
Nurma sari Sari
mampir...
2022-10-13
0
Novianti Ratnasari
kasian bgd Yaren
2022-05-18
1