Bak Bunga Teratai

POV Author

Mata hari senja telah sempurna tenggelam, gelap mulai merayap menyelimuti bumi.

Adzan magrib pun mulai dikumandangkan di setiap Masjid dan Musholla.

Terlihat Maymunah bersiap untuk pergi ke Toilet.

Sementara yang lain terlihat masih bersenda- gurau di depan kemah dan mulai menyalakan api unggun.

"Tuan, saya permisi dulu, mau pergi wudu dan Sholat," pamitrnya pada Sultan.

Sultan tersenyum dan mengangguk.

"Oh ya, tuan. Tuan mau saya dan teman-teman wanita itu menginap di sini kan? lalu kenapa kemahnya cuma empat, di mana kami tidur nantinya?" tanya Maymunah pada Sultan, ia sebenarnya merasa sedikit takut, tapi ia tetap membicarakannya karena ia tak mungkin tidur bersama Sultan dalam satu kemah.

Mendengar pertanyaan Maymunah itu, Afina dan yang lainnya tertawa menertawakan Maymunah.

"Mae, kamu ini cupu banget sih. Kita kan tidur sama pasangan masing-masing, kami bertiga sama mereka, kamu sama Sultan." Afina menyahuti disambut gelak tawa teman-temannya.

Deg...

Serasa ada palu godam yang menghantam dada Maymunah mendengar perkataan Sahabatnya.

"Astagfirullah, Teteh ini ngomong apaan?, kita ini bukan pasangan suami istri, kok kita mau tidur sama mereka, dan tadi seenaknya saja teteh nyuruh saya tidur sama Sultan, Astagfirullah," Maymunah terlihat geram dengan sahabat sekaligus tetangganya itu.

"Ha-ha-ha.. hari gini masih ngomongin norma lu, jangan norak ah. Kalau kamu emang gak mau tidur sama Sultan, ya udah, kamu tidur di luar aja nanti ..hahhaha." Rania teman Afina ikut menimpali.

Maymunah terlihat semakin geram, ia berbalik menghadap Sultan.

"Sultan, tolong sewa kemah yang besar satu lagi, aku mau mereka berempat dan aku tidur di kemah tersendiri, gak sama kamu dan temanmu. Kalau kalian menolak, aku akan laporkan kalian ke Satpam di sana. Aku akan bilang bahwa kalian bukan pasangan suami istri, biar kalian di usir dari sini." Maymunah mengucapkan kalimat-kalimatnya dengan tegas dan penuh penekanan.

Sultan terlihat kebingungan.

"Mae, kamu apaan sih, main lapor lapor segala?" Afina tak terima dengan usulan Maymunah.

"Ok, kalau kamu memang gak menyewa kemah satu lagi, aku akan tidur di Musholla dan akan aku laporkan kelakuan kalian pada Satpam. Permisi. " ucap Maymunah, tegas.

Setelahnya ia langsung pergi ke musholla tanpa menghiraukan Sultan dan yang lainnya.

"Astagfirullah, aku benar benar gak faham sama tuh orang-orang, bukan suami istri malah mau tidur bareng. Apa mereka selama ini begitu ya?..

Ya Allah selamatkan hamba dari semua ini. Besok lusa, aku harus minta gajihku ke Sultan, kalau besok lusa aku sudah dua hari kerja, berarti aku nanti dapat sekitar 400 ribu, yaah lumayan buat ongkos pulang ke Serang." Maymunah terus bicara sendiri sambil berjalan menuju Musholla.

"Ya Sultan, apa kamu udah naklukin wanita itu?" Tanya Faisal, salah satu teman Sultan.

Sultan hanya menggeleng.

"Baru tadi pagi dia mulai kerja, rencananya malam ini aku mau dia tidur se-kemah denganku, tapi dia terlihat seperti wanita muhtaromah (terhormat). Perlu kamu tau, jangankan aku peluk, aku ajak salaman aja dia gak mau," ungkap Sultan menjelaskan.

"Waw benarkah, ada wanita seperti itu di Indonesia, bukannya mereka itu sama saja, selalu butuh uang, bahkan rela sampai pergi meninggalkan suami dan keluarganya untuk kerja ke negara kita?"

Faisal menjawab dengan mengejek.

"Iya, kamu tahu gak, aku sering main sama para pembantuku? Hahaha." Fahad ikut menimpali temannya.

"Eh, kamu jangan salah, ada juga loh, yang terhormat, buktinya banyak yang jadi ustadzah di sini," jawab Sultan.

" Ya, itu yang gak kerja ..kalau yang mau kerja seperti ini ya pastinya mereka bukan wanita terhormat" Faisal menyahuti lagi.

" Tapi dia sepertinya bukan wanita seperti mereka, dia kerja di sini karena mengira kerjanya cuma masak" Sultan menjawab temannya.

"Mmm, apa kamu menginginkan dia? Aku punya cara buat naklukin dia, aku yakin walaupun mereka terhormat, mereka itu butuh uang, jadi kamu iming-imingi dia dengan uang yang banyak, pasti dia mau" Kali ini Abdurahman, teman yang lainnya yang menyahuti.

"Kalau dia tetap gak mau, bagaimana?, masa aku nikahi dia..?" Jawab Sultan.

"Akhh kamu, memangnya kamu gak tahu? Di sini banyak yang mau nikah kontrak saja. Jadi kamu nikahi wanita itu cuma secara kontrak, cuma pas kamu disini, dan kamu gak punya kewajiban apapun terhadap dia selain ngasih dia uang."

Sultan manggut manggut menyetujui usulan teman-temannya.

Malam semakin merayap, rembulan mulai terlihat memancarkan sinarnya menerangi sebagian bumi.

Sinar rembulan itu terlihat menyelinap di selah-selah rimbunnya pohon pinus.

Maymunah berdiam di Musholla sampai adzan Isya dikumandangkan. Setelah selesai solat Isya, ia terlihat kebingungan, ia bingung kalau kembali ke kemah, ia akan melihat teman-temannya melakukan sesuatu yang tak pantas di depannya.

Ia juga takut Sultan tak menyewa kemah lagi, tapi ia juga merasa takut sendirian di Musholla.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?, apa aku harus pergi dari sini, ahkkh.

Sebaiknya aku kembali ke kemah, di sini sepi sekali, cuma ada satpam.

Kalau di sana mereka gak menyewa satu kemah lagi, aku baru kembali lagi." Maymunah cuma bisa bergumam sendiri.

Setelah memutuskan untuk kembali ke kemah, ia pun menyeret kakinya yang terasa berat untuk melangkah kembali ke kemah di mana teman-temannya berada.

Di depan perkemahan mereka, terlihat Sultan dan teman-temannya berkerumun mengelilingi api unggun.

"Eh Mae, kamu udah datang, ayo cepat duduk sini. Udara sangat dingin, jadi duduklah di dekat api unggun ini!" seru Afina ketika melihat Maymunah datang.

Maymunah mengangguk, dia mendekat ke arah mereka dan duduk di samping Sultan, meski agak berjauhan.

"Udah solat isya?" tanya Sultan ketika Maymunah duduk di sampingnya.

Maymunah hanya mengangguk.

"Sultan, ini ambil dan minumlah, sekalian kasih pasanganmu itu, biar kalian merasa hangat," ujar salah satu teman Sultan sambil menuangkan minuman ke dalam dua buah gelas.

Maymunah terbelalak ketika melihat bentuk botol minuman itu.

"Astagfirullah, apa aku tidak salah lihat, botol yang mereka pegang itu seperti botol Wine, apa mereka meminum minuman yang beralkohol?Astagfirullah!" tanyanya dalam hati.

Sultan terlihat mengambil minuman itu dan memberikan satu gelas lagi pada Maymunah.

"Minumlah ! biar tubuhmu merasa hangat," ucapnya sambil menyodorkan satu buah gelas berisi Wine putih kepada Maymunah.

"Minuman apa ini?" tanya Maymunah tanpa menerima gelas itu.

Teman-teman Sultan dan yang lainnya tertawa mendengar pertanyaan Maymunah yang bagi mereka terdengar kampungan.

"Haha Mae, Mae, kampungan banget sih kamu. Itu tuh minuman mahal tau? Cuma orang kaya yang bisa beli, kalau kita-kita mah gak bakal kebeli yang kaya gituan. Makanya kamu harus cobain deh, pasti nanti ketagihan " Sahut Afina.

Maymunah mengusap dadanya dan mengatur nafasnya agar bisa mengurangi sesak di dadanya.

Ia merasa kehabisan kata-kata untuk mengungkapkan kekecewaannya pada sahabat sekaligus tetangganya itu.

"Teh, Mae benar benar kecewa sama teteh. Apa teteh gak mikirin Uwa Sofa yang sudah tua di kampung, kenapa teteh seperti ini?" Maymunah berusaha bertanya pada Afina, sahabatnya. Airmatanya mengalir tanpa diminta, sementara Afina cuma tersenyum sinis menanggapi perkataannya.

"Dan kalian, Sultan dan teman-temanmu itu, apa kalian tidak pernah tau, kalau yang kalian minum itu haram?, kenapa kalian meminumnya?" Maymunah bertanya pada Sultan dan teman-temannya sambil memandangi mereka satu persatu.

Dia bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati api unggun di depannya.

Dia memegang satu buah kayu yang menyala itu dan mengacungkannya kearah semua yang hadir di situ.

Sontak itu membuat mereka terlonjak kaget dan mundur.

"Mae, apa apaan kamu? Itu api, kenapa kamu buat main main, nanti bisa membakar kami!" teriak Afina di tengah ketakutannya.

"Maymunah, kamu sudah gila ya? Jangan main-main sama api, nanti bisa membakar kita!" Teriak Faisal yang terlihat ketakutan melihat kelakuan Maymunah.

Maymunah tersenyum sinis sambil menaruh kayu yang masih menyala itu ke tempatnya.

"Kalian takut sama api dunia, tapi kalian tidak takut pada api neraka.

Astagfirullah, semoga aku terhindar dari hal-hal yang akan membuat Allah murka seperti ini"

Ujarnya lirih.

Ia segera berbalik dan melangkah menjauh dari mereka.

Sultan yang melihat Maymunah pergi begitu saja, segera meletakan gelas ditangannya dan bergegas menyusul Maymunah.

"Maymunah, tunggu ! Kamu mau kemana?" Teriaknya sambil berlari kecil menyusul Maymunah.

Maymunah berhenti dan menoleh kearah Sultan.

"Aku mau ke Musholla, aku gak mau melihat kalian minum minuman itu" Jawab Maymunah, dengan nada ketus.

"Ok, kalau kamu gak mau meminumnya, tapi kamu jangan pergi, kamu bisa tinggal di kemah. Aku sudah menyewa kemah satu lagi buat kamu" Sultan mencoba mencegah Maymunah.

Maymunah menggelengkan kepalanya.

"Apa? kamu di negaramu pernah belajar agama, iya kan?

Aku yakin kamu tau apa hukumnya meminum minuman yang mengandung Alkohol, aku yakin kamu juga tau bahwa dalam hukum meminum khomer, yang menanggung dosa bukan cuma yang melakukannya, tapi semua pihak yang terlibat dalam penyediaannya termasuk orang yang melihatnya tanpa mencegahnya. Aku yakin kamu faham itu, iya kan?" Tanyanya dengan penuh emosi yang meluap luap.

Sultan menunduk malu mendengar pertanyaan Maymunah yang terasa menusuk di Jantungnya.

Ia tau itu haram, tapi pergaulan yang salah telah membuatnya terbawa arus dan melupakan pelajaran agama yang ia dapatkan.

Sultan menghela nafas, dan kembali mencoba membujuk Maymunah.

" Ok, aku gak akan memaksamu tinggal di kemah, tapi ijinkan aku menemani kamu. Aku khawatir sama kamu. Ini hutan, sangat berbahaya bagi perempuan berjalan sendirian.

Lihat sekelilingmu, di sini sepi. walaupun banyak orang berkemah, tapi semua di kemahnya masing masing. Jadi ini sangat berbahaya bagi kamu. Gimana kalau ada binatang buas? Atau ada laki laki jahat yang gangguin kamu? " 

Maymunah tersenyum sinis mendengar perkataan Sultan.

" Sama saja, kamu juga berbahaya" Jawabnya ketus.

" Ya, gak sama lah. Kalau aku gak akan gigit kamu, aku juga gak akan maksa kamu tidur bareng aku. " Rayu Sultan.

" Ayolah, izinin aku menemani kamu, lagian aku sekalian mau solat kok"Tambahnya lagi.

Maymunah menghela nafas sebelum menjawab.

" Emang kamu gak mabuk?" Tanya Maymunah.

" Ya gak lah, kan tadi belum minum".

Karena Sultan tetap memaksa, akhirnya Maymunah mengizinkan Sultan menemaninya.

"Ok, asal kamu beneran mau solat, dan jangan macem-macem sama aku.

Kalau kamu berani macam-macam, aku akan menghajjarmu"

Sultan terkekeh mendengar perkataan Maymunah.

" Haha, kamu mau menghajarku, emang kamu mampu?"

Bughh..

Belum sempat Sultan meneruskan omongannya, Maymunah sudah mendaratkan tendangannya ke punggung Sultan, hingga membuatnya terhuyung ke depan.

"Aww..kenapa kamu menendangku?" Tanya nya sambil mengaduh kesakitan.

" Bukannya tadi kamu yang minta?. Lagian itu pelajaran buatmu, Jangan pernah macam-macam denganku." Jawab Maymunah sambil melanjutkan langkahnya.

Sultan hanya  menggelengkan kepalanya, tingkah Maymunah itu justru membuatnya semakin kagum.

" Gila ni anak, makin bikin aku penasaran aja. Kepribadiannya unik banget. Dia BAK BUNGA TERATAI, meski berada di kolam yang keruh, tapi dia tetap tumbuh dengan indahnya. Pokoknya aku harus mendapatkan dia, apapun caranya" Gumam Sultan dalam hati.

Terpopuler

Comments

Mia Mamanya Faro

Mia Mamanya Faro

mohon maaf ini kak author nya org indo bukan ya?? kok seolah" malah mengolok moral wanita indonesia yg gila duit 🙏🙏

2023-02-26

1

Hastuti Rachel

Hastuti Rachel

Sultan mulai tersepona😁

2022-05-16

1

lihat semua
Episodes
1 Kabar Miring
2 Senja Di Gunung Pancar
3 Bak Bunga Teratai
4 Bertasbih Bersama Alam Semesta
5 Ditawari kawin kontrak?
6 Jebakan
7 Dipenjara?
8 Antara dua pilihan
9 Kedatangan Sultan
10 Aqad nikah
11 Dikala ajal menjemput
12 Malam pertama vs malam terakhir.
13 Di Pemakaman
14 Ikutlah denganku
15 Sebuah keputusan
16 Sang mantu
17 Berpamitan
18 Cemburu
19 Fawwaz
20 Di Bandara Jeddah
21 Sakinah (ketenangan hati)
22 Srigala berbulu domba
23 Menghajar srigala berbulu domba.
24 Menuju Thaif
25 Jadilah seperti Ummu Sulaim
26 Thaif kota dari Palestin?
27 Kerumah mertua
28 Menjadi pembantu di rumah mertua
29 Calon tunangan suamiku
30 Tidak se-kufu (Tidak se-level)
31 Nasehat untuk calon madu
32 Bertemu Fawaz lagi.
33 Ide gila
34 Mencuri sesuatu yang halal
35 Pilih Allah atau pilih temanmu?
36 Bukan malam pertama
37 Ibadah terindah
38 Kedatangan Ahmad
39 Sultan pergi?
40 Pertunangan
41 Hamil
42 Diusir mertua.
43 Sindrom Couvad ( Hamil simpatik)
44 Dia istriku
45 Kemarahan Fawwaz
46 Saya memang pembantu
47 Nasehat kakak Ipar
48 Nasehat untuk adik ipar
49 Aqad nikah Sultan.
50 Ke acara resepsi
51 Yang mana yang pengantin?
52 Malam pengantin.
53 Iqob kah ini?
54 Masa lalu sang Madu
55 Talaq tiga untuk Sumayya
56 Hamìl
57 Terpukul
58 Disalahkan lagi
59 Maafkan ibu kalian
60 Akhir kisah Sumayya
61 Fitnah keji Lilis
62 Akhir kisah Lilis
63 Menjemput orang istimewa
64 Hadiah teristimewa
65 Aqad ulang.
66 Extra Part
67 Pengumuman
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Kabar Miring
2
Senja Di Gunung Pancar
3
Bak Bunga Teratai
4
Bertasbih Bersama Alam Semesta
5
Ditawari kawin kontrak?
6
Jebakan
7
Dipenjara?
8
Antara dua pilihan
9
Kedatangan Sultan
10
Aqad nikah
11
Dikala ajal menjemput
12
Malam pertama vs malam terakhir.
13
Di Pemakaman
14
Ikutlah denganku
15
Sebuah keputusan
16
Sang mantu
17
Berpamitan
18
Cemburu
19
Fawwaz
20
Di Bandara Jeddah
21
Sakinah (ketenangan hati)
22
Srigala berbulu domba
23
Menghajar srigala berbulu domba.
24
Menuju Thaif
25
Jadilah seperti Ummu Sulaim
26
Thaif kota dari Palestin?
27
Kerumah mertua
28
Menjadi pembantu di rumah mertua
29
Calon tunangan suamiku
30
Tidak se-kufu (Tidak se-level)
31
Nasehat untuk calon madu
32
Bertemu Fawaz lagi.
33
Ide gila
34
Mencuri sesuatu yang halal
35
Pilih Allah atau pilih temanmu?
36
Bukan malam pertama
37
Ibadah terindah
38
Kedatangan Ahmad
39
Sultan pergi?
40
Pertunangan
41
Hamil
42
Diusir mertua.
43
Sindrom Couvad ( Hamil simpatik)
44
Dia istriku
45
Kemarahan Fawwaz
46
Saya memang pembantu
47
Nasehat kakak Ipar
48
Nasehat untuk adik ipar
49
Aqad nikah Sultan.
50
Ke acara resepsi
51
Yang mana yang pengantin?
52
Malam pengantin.
53
Iqob kah ini?
54
Masa lalu sang Madu
55
Talaq tiga untuk Sumayya
56
Hamìl
57
Terpukul
58
Disalahkan lagi
59
Maafkan ibu kalian
60
Akhir kisah Sumayya
61
Fitnah keji Lilis
62
Akhir kisah Lilis
63
Menjemput orang istimewa
64
Hadiah teristimewa
65
Aqad ulang.
66
Extra Part
67
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!