Menguntit

"Ummi, assalamualaikum, Rado pulang Mi?" Rado masuk dan menghempaskan ranselnya di sofa ruang tamu.

"Waalaikumussalam, eh tuan muda, sudah datang, Ummi di belakang lagi menyiram kebun rempah." Ucap bibi

Rado pun kebelakang mencari ummi nya, Rado anak yang sangat sopan, orang yang pertama kali di cari setiap kali masuk rumah adalah ummi, baru papa. Seperti hadits ummun, ummun, ummun?

"Ummi." Rado pun menarik tangan ummi nya dan menciumi punggung tangan dan juga tapak tangan ummi nya penuh takzim.

"Ooh anak Ummi sudah pulang?"

"Mi, Rado mau bicarakan masalah yang pernah papa tawarkan dulu, tentang perusahaan, Rado mau ko mi mulai kerja di kantor papa! lagian sekarang Rado sudah selesai, tinggal nunggu. wisuda, Rado bosen hanya kelayapan kemana mana tanpa arah" Rado duduk di kursi belakang ummi.

"Lo? ko mendadak mau? kemaren menolak."

"Iya Mi, lagian Rado juga sudah selesai kuliah Mi, dari pada bengong nggak ada kerjaan, lebih baik terima tawaran Papa."

"Baiklah, nanti kalau ayah datang kita bicarakan dulu, mandi dulu sana! kita makan setelah ini, lagian kalo makan saat malam kurang baik untuk kesehatan kita! " Ummi pun menyudahi kegiatan mama di dibelakang. Berjalan menuju dapur.

"Bi, siapkan makanan, kita makan sekarang ya, Rado jangan lama lama mandinya."

"Iya Mi."

"Baik Nyonya." Bibi pun sibuk menyiapkan lauk pauk untuk makan sore.

Tap

Tap

Tap

Suara seseorang menuruni tangga terdengar tergesak-gesak. Ternyata Rado sudah selesai mandi, karena hanya kamarnya yang ada di atas. Sementara kamar papa dan ummi juga bibi dibawah, ummi males naik turun tangga jadi mereka memilih bikin kamar dibawah saja.

Tring tring.

Suara telpon diruang tamu berdering

bibi pun segera mengangkat.

"Hello, keluarga Tuan Mubarak...

ooh iya." Belum sempat bibi bersuara keluarga tuan bayu disini, suara di sebrang bibi sudang mengenalnya.

"Lagi makan Tuan, apa perlu saya panggilkan?"

"Iya iya baik tuan."

Klik.

"Siapa Bi?"

"Tuan Nyonya, beliau berpesan mungkin 2 hari lagi baru pulang." Ummi hanya mengangguk anggukan kepala.

"Ummi, sebenarnya ayah tugas kemana sih Mi?"

Rado penasaran.

"Keluar kota, katanya ada yang mau pesen baju dalam jumlah banyak, dan mereka mau papa yang ke sana, Biar sekalian melihat desain baju yang mereka inginkan." Ummi menjelaskan.

"Kenapa nggak sekretarisnya aja sih Mi?kenapa harus papa sendiri, apa ummi sangat percaya papa?" Selidik Rado pada ummi nya.

"Rado, kami ini sudah berkeluarga 26th, ummi sudah hapal tabiat papamu, dia sangat baik dan perhatian, ya pastilah setia."

Rado terlihat sedikit memonyongkan bibirnya se akan akan dia berpikir sesuatu.

"Baiklah Mi, aku kekamar dulu."

###

{ Zidan,apa kau sibuk? }

{ Tidak, ada apa? }

{Sebentar....}

Klok.

{Itu aku kirimkan foto.Tolong selidiki dimana tinggalnya, dan juga pekerjaannya }

{ Siapa dia? }

{ Aku juga kurang tau, aku baru melihatnya hari ini, tolong cari tau, tidak usah banyak tanya kau kerjakan saja tugasmu, nanti aku transfer sisanya}

Zidan adalah sahabat Rado yang paling setia. Dia juga anak baik, sholeh, panatik dengan agama, kalau jihad walau namanya berbau agama agamaan, dia sering mempermainkan wanita dan memberi harapan, tapi hanya sebatas wajar aja siih. Mungkin karena Zidan anak kurang beruntung di bidang ekonomi, saat kuliah dia sering cari pekerjaan serabutan seperti antar paket teman temannya atau kadang mengantar teman teman sesama kuliah yang pengen ojek mendadak. tapi setelah kenal dengan rado hidupnya berubah, ummi memberi jatah bulanan buat Zidan cukup untuk belanja dan kebutuhan dia saat kuliah. Karna itulah zidan anak yang sangat giat dalam belajar.

#

1 bulan kemudian

{ Rado, aku ingin bertemu di cafe mawar ya, jam 10 pagi ini }

{ Baiklah }

Cafe mawar.

"Kau baru sampai?" tanya Zidan pada Rado.

"Tadi ngantar ummi dulu ketemu teman sekolahnya, sekarang mereka lagi ada acara masak masakan sama teman teman mondok nya, ada apa?apa ada yang penting?"

"Kemaren tanpa sengaja aku melihat wanita ini keluar dari minimarket, lalu aku pun mengikutinya, ternyata dia tinggal disebuah kontrakan kecil bersama adiknya yang masih kecil, kira kira berusia 11 tahun, adiknya seorang perempuan"

"Baiklah, oh ya kemaren sudah aku transfer 5 juta ya, nanti kalau kurang kabari aku, terimakasih banyak,ini rahasia kita berdua oke." Zidan pun mengangguk.

###

"Papa mau keman? ini kan hari jum'at pa,biasanya papa libur?" Tanya ummi pada papa saat diruang tamu.

"Banyak pekerjaan Mi, aku tidak bisa libur hari ini, banyak laporan yang harus aku tanda tangani." Sahut pa Kenan.

"Oh ya pa,bagaimana dengan Rado,apa papa sudah memikirkan posisinya jadi apa? dia sudah beberapa kali mendesak supaya bisa bekerja di pabrik, jangan sampai dia berubah pikiran pa?" Tanya ummi lagi.

"Iya nanti aku pikir dulu Mi, aku berangkat dulu, assalamualaikum."

setelah bersalaman dan ummi mengantarkan papa keluar, Ummi pun masuk.Tampak dari kejauhan sorot mata Rado menatap tajam kepergian papanya.

"Papa mau kemana Mi?"

"Katanya kekantor, mau...et et Rado mau kemana kamu? Immi belum selesai ngomong."

"Bentar Mi, sakit perut ini, maaf Mi." Rado cepat cepat menuju kamarnya.

(Hello...Zidan, kamu sekarang dimana?)

( Lagi makan, ada apa?)

( Cepat cepat, sekarang kamu berangkat! kamu ke gang yang kemaren, kamu intip dari jarak jauh ya?)

(Heeeeiii aku lagi makan, tanggung, bentar dulu ah..).

(Tidak! aku maunya sekarang! awas klo nanti nggak sempet membuntutin, cepeten!)

( Iya...iya. ya Allah punya temen tega bener ih, ini aku keluar.)

klik.

Dasar ni orang,emangnya siapa wanita itu? gerutu zidan dalam hati.

"Mi, aku berangkat bentar ya, ada keperluan mendadak

.

"Lho, kok pergi, katanya sakit perut?"

"Udah mendingan Mi, salim dulu, assalamualaikum."

"Waalaikumussalam,orang orang rumah ini pada aneh ya, pada mendadak pergi, ya sudahlah, nasib punya anak tunggal ya begini ni."

gerutu ummi sambil berjalan menuju kamarnya. Keseharian ummi merawat tanaman obat, dan juga tadarus setiap hari, ummi sungguh wanita sempurna bagi penghuni rumah.

###

Ya tuhaaan, apa aku tidak salah lihat?gumam Zidan dalam hati,

terlihat laki-laki itu merangkul seorang gadis, yang umurnya jauh di bawah lelaki itu. Sia pun cepat cepat menghidupkan kendaraannya, dan mengikuti mobil yang berada tak begitu jauh dari hadapannya.

Et tunggu, gimana kalau om mengenali ku, oh iya aku ada kacamata mudahan saja dia tidak memperhatikanku.

Batin Zidan lagi.

("Helo, Rado, aku sekarang ada di jalan KM 7, aku sedang mengikuti seseorang, nanti aku kabari.")

("Baiklah, cepat ya")

Sambungan telpon terputus. Rado bingung harus menuju kearah mana. Akhirnya dia pun berhenti di kedai es nyiur dipinggir jalan.

(Sekarang aku berada di warung makan la tansa, kamu kesini ya! aku takut kamu tidak percaya dengan apa yang ku lihat!)

Klok terkirim

langsung centang biru.

#

"Zidan!"

"Rado, syukurlah, lihatlah!" Zidan menunjuk ke arah warung makan LA TANSA yang ada diseberang jalan,mereka pun sengaja tak melepas kaca mata ataupun masker. Rado sudah siap dengan apa yang nakal dia lihat.

Rado mengepalkan tangannya kuat kuat.

"Rado, sabarlah." Zidan coba menenangkan sahabatnya itu.

"Ternyata benar dugaanku." Ucap Rado

"Dugaan apa?" Tanya Zidan penasaran

"Apa kau ingat! waktu kita ke gunung waktu itu? waktu malam malam kita kelayapan menuju air panas, aku melihat mobil papa parkir di sana, aku pun pura pura sakit perut supaya kita gagal kesana."

"Maksudmu? kau sudah lama mencurigai papamu selingkuh?" Rado hanya mengangguk.

###

BERSAMBUNG....

Terpopuler

Comments

Ida Jasmin

Ida Jasmin

aku mnpir thor... semnaggt up nya💪💪

2023-02-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!