Menikahi Selingkuhan Papah(Rencananya)

Menikahi Selingkuhan Papah(Rencananya)

Tabrakkan

Ini adalah novel pertama aku, di mana aku belum tau cara kepenulisan titik koma. Dialog aksi dan dialog tag.

Happy reading🥰

____________

Ciiiiit

Bruk

"Aaaaaaaa."

Seorang wanita dan anak kecil tiba-tiba terpental hebat, setelah sebuah Mobil menabraknya dengan sangat kencang.

Tap

Tap

Tap

"Suster, tolong selamatkan dua orang ini, mohon rawat mereka suster."

"Baik Tuan, baiknya Tuan tunggu di sini dulu."

Ruang operasi pun di tutup, Kenan tampak frustasi.

Tring tring tring

{assalamualaikum. Mi maaf aku terlambat pulang, aku keserempet orang Mi, sekarang ada di rumah sakit}

{Astagfirullah Pah? bagaimana keadaan pasien?}

{Sekarang koma Mi, ini masih di bawa ke ruang operasi}

{Astagfirullah pah, mudahan tidak apa-apa}

{Udah dulu Mi ya, Rado tidak usah di beri tahu dulu, nanti dia panik}

{Baik Pah}

{Assalamualaikum

{Wa alaikumussalam}

Ceklek

"Bagaimana sus?" tanya Kenan.

"Mereka baik-baik saja, cuma memar dan syok, sebentar lagi mereka pasti sadar."

"Syukurlah," ucapnya.

Kenan pun duduk di ruang tunggu.

Ceklek

Pasien pun di bawa ke ruang inap, Kenan pun mengikuti.

Kenan terpaksa tidur untuk menjaga mereka, karena tidak ada identitas, saat menelpon salah seorag teman kerjanya, mereka pun tidak tau asal usul keluarganya.

Pagi jam 08.00

"Davian....au, sakiit."

Wanita itu tampak sudah bangun, seorang gadis yang terlihat masih muda.

"Nona kau sudah bangun?"

"Siapa kau?"

"Maaf Nona, aku yang menyerempet kalian kemaren."

"Au sakit, Kakak, sakiiit."

"Davian...Oh kau terluka parah."

"Maaf Nona, siapa namamu?"

"Aku Laras, dan ini adikku Davian."

"Maaf kan aku, aku akan membiayai hidup kalian, sampai sembuh total, kalian istirahat saja di sini, sampai kalian di perbolehkan pulang."

Sejak saat itu Kenan pun bolak balik rumah sakit sampai 5 hari kemudian.

"Hari ini kalian boleh pulang, ayo bersiap, biar aku antar."

"Terimakasih Tuan,"

Mereka pun beres-beres dan bersiap untuk pulang.

Kediam Laras kontrakan mungil yang berada di dalam Gang kecil.

"Kalian diam di sini?

"Iya Tuan." Mereka pun masuk ke dalam dan ngobrol banyak, Kenan lun merasa simpati, mereka hanya hidup berdua, ibunya meninggal, sementara ayahnya menikah lagi dan tidak pernah lagi menemui mereka.

"Kalian tidak perlu khawatir, aku akan membiayai kalian, kalian jangan sungkan."

Sejak saat itu Kenan pun sering mampir ke tempat Laras tanpa sepengetahuan Istri dan anaknya.

"Laras, apa kau mau menemaniku jalan hari ini?"

"Ke mana Tuan?"

"Kalau tidak sibuk kau ikut saja ya!"

"Apa tidak di marahi keluarga Tuan?"

"Kita cuma jalan aja kok, nggak ngapa-ngapain."

"Baiklah Tuan."

"Jangan panggil Tuan, panggil saja Mas ya."

"Mm, apa tidak masalah?"

"Tidak apa-apa kok."

Sejak mereka sering jalan bersama lama-kelamaan benih cinta pun tumbuh, tak pandang usia. Kenan 45 th

sedang Laras baru berusia 22 tahun. Hingga akhirnya merek memutuskan untuk menikah Sirri.

Malam pertama 22.00

"Davian, malam ini kamu tinggal sama bi nuri ya, Kakak mau nemenin mas Kenan ke luar kota."

"Baiklah Kak, jangan lupa bawa oleh-oleh ya."

"Baik sayang."

Laras pun berjalan

menuju Gang, karena Kenan sudah menunggunya di sana.

"Gimana sayang apa Davian merajuk, karena tidak di bawa?"

"Nggak lah Mas, dia sudah terbiasa di tinggal, waktu aku kerja."

"Tunggu, aku harus menelpon istriku dulu."

Tring tring tring

{Mi, aku hari ini nggak pulang, ada urusan mendadak ke luar kota perbatasan, perusahaan kita di sana ada sedikit masalah}

{Wa alaikumussalam Baik lah Pah}

{Eh, lupa assalamualaikum}

{Hati-hati Pah ya, mudahan lancar}

{aamiin, iya Mi,udah ya asalamualaikum}

{Waalaikumsalam}

Laras pin tampak menyandarkan kepalanya di bahu Kenan manja.

"Hemmm, udah nggak sabar ya, ayo berangkat."

Sepanjang jalan mereka hanya bercanda dan bermesraan kaya penganten baru. Mereka pun sudah sampai di tempat tujuan Hotel di pinggir Kota.

Setelah memesan kamar mereka pun masuk.

"Sayang, ayo sini." Kenan pun merangkul istri mungilnya itu di pangkuannya.

"Apa kamu sudah siap hemm." Laras tampak malu dan hanya mengangguk.

"Ini hadiah untukmu."

"Apa ini Bang?"

"Buka dulu."

Kreeeek

"Ha....? apa ini? kok kaya sarang Hama Mas?"

"...." Kenan hanya tersenyum menyeringai.

"Baiklah, aku akan memakainya."

Setelah masuk kamar mandi dan membersihkan diri, Laras pun mandi dan mengganti bajunya.

Ceklek

"........!!!" Kenan termangu melihat pemandangan di depannya, bagaimana tidak, tubuh mungil yang putih bersih itu begitu mempesona di matanya.

"Mas, jangan gitu doong malu ah.

Akhirnya mereka pun terbuai oleh belaian kasih sayang pasangannya, sampai mereka benar-benar melupakan dampak dari semua itu kelak.

Kediaman Kenan.

"Ummi, papah mana, kok nggak makan malam?"

"Papah ada rapat dadakan Do, katanya ke luar kota ngurus perusahaan yang di perbatasan."

"Kok dadakan Mi?"

"Karena urusannya juga dadakan Do, ayo dimakan nanti keburu dingin."

Prang

"Au."

"Mi,,kenapa, kok bisa gini?"

Tanpa sengaja mamah Rado menjatuhkan gelas yang tersenggol oleh sikutnya sendiri.

"Bi tolong sapu ya, ummi tidak apa-apa?"

"Nggak papa kok Nak. kamu makan saja ya, ummi terasa pusing nih."

Mamah Rado pun berjalan menuju kamarnya, karena kepalanya tiba-tiba pusing.

Apa benar Papah rapat? Baiklah, aku kan menyelidikinya.

Tring tring tring

{Pak, apa perusahaan ada masalah?}

{Tidak ada Tuan muda, baik-baik saja kok}

{Kalau perusahaan yang di luar kota bagaimana?}

{Juga tidak ada masalah, pagi tadi kami sudah mencek ke sana untuk memeriksa penjualan dan lain-lain.}

{Baik Pak, terimakasih.}

Tuuuut

Oooh ternyata, Papah sudah berani main-main ya, pantas selama sebulan ini papah sering pulang malam, apa mungkin papah selingkuh?

Rado tampak gelisah

"Tuan Muda, kok nasinya tidak di makan?"

Tiba-tiba Bibi mengagetkan lamunannya.

*

*

*

Pagi menjelang.

Kenan mengeratkan pelukannya di tubuh istri mungilnya itu yang masih te****ng.

"Kita mandi yu Mas!

"Hemmm, males ah."

"Kok males?"

"Lagi dooong, hem."

"Mas, sakit tau."

Kenan benar-benar tidak mau melepaskan pelukannya, hingga hari itu mereka pun,hanya menghabiskan waktu di tempat tidur.

3hari sudah mereka di luar kota, saatnya pulang.

"Sayang sebenarnya aku tidak ingin berpisah darimu lho, tapi bagaimana lagi, semua ini harus tetap kita rahasiakan."

Ucap Kenan sambil memeluk tubuh mungil istrinya dari belakang saat ingin keluar dari hotel tersebut.

"Ayo, nanti Istri Mas malah curiga."

Akhirnya mereka pun meninggalkan kamar itu dengan saling bergandengan.

Deg

Itu kan ayah Rado, dengan siapa dia? apakah Rado punya seorang adik gadis, setahuku, dia kan anak tunggal?

Sepasang mata tampak heran melihat kemesraan Kenan dan Laras yang baru keluar dari Hotel tersebut.

Gawat ini, aku harus memberitahukan Rado.

Cekrek

lelaki itu pun memoto Kenan dan Laras yang sedang bergandengan erat, bagai penganten baru.

Klok

pesan terkirim. langsung centang biru.

Sementara Rado tampak mengepalkan genggamannya, gerahamnya pun berbunyi menahan amarah.

🌹🌹🌹

"Ummi, hari ini Rado ada kegiatan sama teman teman, kemungkinan akan nginap mi, bolehkan?" Rado yang saat itu berdiri di tangga, menunggu jawaban dari ummi nya yang sedang duduk santai di sofa, harap harap cemas.

"Temen yang mana Do?" ummi nya menoleh ke arah Rado.

"Yang biasa mi ada Alfi, Jihad juga Zidan mi, bolehkan?" Tanya Rado sekali lagi

"Coba telpon papamu dulu, boleh nggak?" usul ummi lagi.

"Ah, ummi, kalau papa kan slalu boleh, malah yang sering nggak ngizinin itu dari ummi kan?" Tambah Rado lagi.

"Berapa hari do? sehari aja kan?" Tanya ummi lagi. sambil mengernyitkan dahi tanpa menoleh.

"iya mi, kayaknya sehari aja deh" Jawab Rado lagi.

"ya sudahlah, tapi hati hati ya, dijaga kesopanan, kalau sampai ke rumah temen, atau pun dimana pun kamu berada, jangan bikin malu ummi dan papa ya!?" Nasehat ummi.

"iya mi, terimakasih, Rado mau siap siap dulu." Rado pun melangkah menuju kamarnya. Setelah memasukan sajadah, baju bersih dan keperluan lainnya ke ransel nya, dia pun turun kembali.

"mi, Rado berangkat ya." Rado pun salim dan cipika cipiki sama ummi nya.

"Hati-hati ya, jangan bawa gadis, bahaya" Ucap ummi lagi.

"Iya mi pasti, assalamualaikum." Rado pun melangkah keluar menuju garasi.

"Wa alaikumussalam." Ummi pun mengantar sampai muka pintu.

"Papa sudah pulang?" ketika mengantar Rado ke depan, ternyata papa Rado juga tiba dari kerjanya.

"Iya mi, papa ada kerjaan keluar kota beberapa hari, tolong sediakan baju dan keperluan lainnya ya mi! papa mau mandi dulu!" papa melangkah menuju belakang. Keliatannya menuju dapur mungkin mau minum dulu kali ya.

"Ko mendadak pa? Rado juga baru saja keluar, ummi sendirian dong pa?"

"Kan ada bibi mi, paman kebun juga satpam ada di rumah belakang, tak usah takut!" Papa terdengar sedikit berteriak dari dapur.

"Kalau jadi begini, tadi Rado nggak usah aja pergi sama teman temannya." gumam ummi sambil membereskan baju papa dan keperluan lainnya.

"Mi, nanti ngga usah hubungi papa ya, kecuali papa yang nelpon duluan, takutnya papa lagi meeting." Titah papa pada ummi yang masih sibuk beres beres.

"Iya pa, tapi nggak meeting sama cewek kaaaan?" ummi melirik ke arah papa sambil sedikit tersenyum.

"Ummi bisa aja, hanya ummi yang paling cantik di mata papa, nggak ada yang lain, jangan khawatir!" Papa memeluk ummi dari belakang, terlihat walau pun tidak muda lagi, tapi mereka terlihat sangat harmonis.

"Ah Papa, ini, sudah beres! " ummi pun menderek koper keruang tamu, di ikuti papa dari belakang.

setelah cipika cipiki papa pun berangkat.

"Hati-hati pa ya! kenapa nggak pakai sopir kantor sih pa? masa harus nyetir sendiri?" tanya ummi heran.

"Nggak mi, sopir istrinya lagi sakit, kasian anaknya yang kecil klo ditinggal malam, udah ya assalamualaikum."

"Wa alaikumussalam warahmatullah." ummi pun melambaikan tangan, dan memandang mobil papa sampai hilang ditikungan pagar, ummi pun masuk ke rumah dan kembali santai diruang tamu.

"Bi...malam ini nggak usah masak, kita pesan makanan diluar saja, Rado dan papa nginep diluar soalnya!" Suara ummi sedikit meninggi agar bibi yang ada di dapur mendengar.

"Iya Nya, mau makanan apa Nya, biar bibi beli kedepan, banyak tu Nya yang enak di warung depan." Bibi mendekati ummi.

"Ayam bakar madu ada nggak?"

"Mmm seperti apa itu Nyonya? bibi belum pernah dengar." Jawab Bibi bingung

ummi hanya tersenyum.

"Ini aku pesan dulu ya, nanti tungguin didepan, aku mau mandi dulu , ini sudah jam 4 mau sholat ashar dulu " setelah memesan lewat online.Ummi pun berangkat dari duduknya dan menuju kamarnya untuk mandi dan sholat ashar.

"Iya Nyonya." Bibi pun berpaling menuju dapur untuk merapikan sisa bekas makan siang tadi.

Ting tong

"Paket." Suara wanita terdengar dari depan

"Tunggu mbak." Bibi terlihat tergopoh-gopoh menuju depan rumah.

"Masuk dulu mbak, sebentar, saya panggil Nyonya?" Bibi pun segera menuju kamar ummi, sebelum Bibi mengetuk pintu ternyata ummi duluan yang buka pintu.

"Kuliner yang kita pesan ya bi?"

Bibi mengangguk dan mereka menuju ruang tamu bersama sama.

"Berapa mbak?" terlihat wanita itu sepantaran dengan ummi kisaran umur 40-45

"30 ribu bu, uang pas aja."

ummi mengeluarkan uang 100 ribuan.

"Nggak usah di kembali in, buat mbak aja." ummi memang baik, dermawan, bahkan ni ya dia sering bagi bagi uang atau hanya nasi bungkus buat panti asuhan yang dihuni santri santri pondokan. Mungkin kedermawanannya itu maka rezeki Pa Kenan meningkat, tak pernah tu ada kata krisis dalam perusahaannya. Perusahaan Kenan di bidang konveksi sangat maju, bahkan mempunyai karyawan ratusan.

"Ayo bi kita makan." Bibi pun membawa kotak ayam ke dapur. Dan menghidangkannya dimeja makan. Mereka pun makan bersama. Karena ummi tak pernah membedakan Bibi, dia sudah menganggap seperti keluarga sendiri.

🌹🌹🌹

Diperjalanan menuju gunung air terjun, Rado dan teman teman terlihat happy, karena dia berangkat jam 3 siang mereka pun kemalaman diperjalanan, sehingga harus menginap di perkampungan.

"Ada nggak disini penginapan? apa kita pasang tenda aja ya?" ucap Zidan sambil asyik makan cemilan.

"Kita tanya aja sama bapa bapa di sana, udah hampir magrib juga, kalau nggak ada, kita tidur di mesjid aja? nggak papa juga, lagian kampung nggak kaya kota, paling paling ada anjing." Tambah Jihad lagi

"Baiklah." Rado pun turun dan menghampiri bapa bapa.

"Pa maaf, apa disini ada penginapan?" Tanya Rado.

"Hadang hululah(tunggu dulu)." bahasa kalimantan selatan neng. ☺

"Din oo din, ada ah ujar kaguringan gasan ni kakanakan ada batakun? "

( din, ada penginapan nggak? ini ada anak remaja nanya).

"Hadang bah lah, lun takuniakan."

(tunggu dulu yah,aku tanyain)

"Halo, bam, ada ah lagi nang kosong panginapan banyu panas ti? ada urang batakun nih."

(helo, bam, apa masih ada penginapan? ada yang nyari nih)

yang di panggil udin mengangguk angguk sambil sesekali berucap oo.

"Maaf banar, katanya nggak ada mas."

bahasa si udin belepotan, maklum terbiasa bahasa melayu.

"Ooh gitu ya mas? kira kira ada tempat yang bisa kami tiduri nggak malam ini? kami mau kepegunungan, tapi ini sudah mulai malam, nggak sempat."

"Amun hakun disini ai bamalam."ucap sang ayah

(kalau mau, disini aja nginap)

" Iih kawa aj mas."kata udin menimpali

(iya bisa ko mas)

"Boleh ya pa? kami nginap disini,nggak papa seadanya."

Mereka pun akhirnya nginep ditempat Udin. Mereka sangat baik dan bahkan dijamu makan malam oleh mama Udin. Rumah kayu sederhana,tak ada kulkas atau televisi, sajian iwak kering dan telor dadar, makan bersama terasa nikmat. Saat duduk duduk di pelataran rumah.

"Maukah bajalanan ke atas kebanyu panas,ada kolam renangnya, biar malam gen tatap panas banyunya"

(Apa mau jalan jalan ke atas,ke air panas?disana ada kolam renangnya lo,walau malam airnya tetap panas)

"Benarkah?ayo!" zidan tampak antusias.

karena tempat yang dimaksud tidak terlalu jauh hanya berjarak 100 meter mereka pun hanya berjalan kaki. Sesampainya di sana.

Baru sampai depan gerbang air panas.

"Aduh, perutku sakit, aduh." Rado tampak meringis menahan sakit diperutnya. Dia pun terduduk tak berdaya.

"Rado ada apa ini, apa yang terjadi?" Jihad sedikit panik dan mendekati Rado yang duluan sampai.

"Perutku sakit, ayo kita balik aja, aku tidak kuat nih."

"baiklah, tapi apa kami ambil mobil dulu?" tanya Zidan

"Tidak usah, aku kuat ko, begini saja."

Rado pun merentangkan tangannya ke pundak jihad dan zidan, sementara Udin memegang senter, maklum lampu jalanan yang redup remang remang.

"Ai, kada jadi ah, maka satumat banar?"

(apa nggak jadi ke sana?ko sebentar sekali?)

"Anu ma ai, inya sakit parut jar."

(anu ma, dia sakit perut)

" Ooh, kasai minyak kayu putih kalo masuk angin, kalayapan malam malam, makanya am sakit parut kalo."

(olesin minyak kayu putih, mungkin saja masuk angin, kelayapan malam malam, jadi masuk angin deh)😃

🌹🌹🌹

Ke esokan harinya, mereka pun melanjutkan perjalanan menuju gunung air terjun yang di tuju. Melewati air panas mata Rado pun mencari cari sesuatu. Sampai-sampai dia duduk dibelakang agar teman temannya tidak melihat apa yang sedang diperhatikannya. Sepertinya, sakit perut tadi malam hanya alasan saja, ada rahasia di sana.

Terpopuler

Comments

Maudi Ahmad

Maudi Ahmad

belepotan bahasanya

2022-12-18

0

MEMEY

MEMEY

lanjut kak

2022-04-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!