Cia terus saja berjalan, menyusuri jalanan basah karena hujan tadi. Dia tidak peduli, dengan hawa dingin yang saat ini tengah menusuk kulit.
Gerimis kecil masih membasahi bumi, bahkan rambut panjang Cia terlihat sedikit basah. Karena tadi mobilnya dipakai sang Mami, jadi dia harus menaiki taksi saat ke bengkel Gala.
Bahkan gadis itu sudah melepas sepatu, kaki telanjang Cia menyusuri genangan air yang tercipta oleh hujan.
Perlahan, kristal bening menetes di pipinya. Cia menangis dibawah guyuran gerimis, menangisi cintanya yang bertepuk sebelah tangan. Ternyata mencinta dalam diam bisa sesesak ini, bahkan untuk menelan salivanya saja, Cia kesulitan.
Rasa bimbang dan ragu, kini mulai menyelimuti hatinya. Bimbang dalam perasaannya dan ragu apa dia masih bisa melanjutkan perjuangan ini, sendiri atau memilih berhenti.
Tanpa Cia sadari, kalau sekarang ada seseorang tengah membuntinya. Sang pengendara sengaja menuntun motornya, agar dia bisa mengikuti langkah pelan gadis yang tidak jauh darinya.
Entah kenapa, kala melihat wajah sendu gadis itu, hatinya tidak terima. Wajah berbinar yang beberapa kali dia temui hilang begitu saja, setelah apa yang terjadi tadi.
"Ada apa dengan ku? kenapa aku harus mengikutinya?" tanyanya pada diri sendiri.
Padahal sedari dulu, begitu banyak gadis yang mendekat, dan mencari perhatiannya. Namun dia tidak menggubris apa lagi merespon, bahkan sekelas anak ustazd serta Kiai pun masuk kedalam antrian, tapi tetap saja dia tidak peduli, bahkan lebih memilih untuk menjauh. Tapi sekarang, kenapa dia harus berlelah diri mendorong motor demi meyakinkan dirinya, kalau gadis itu baik baik saja, dan dia adalah Alkan.
Entah apa yang membuat Alkan penasaran, dan tidak rela melihat wajah berbinar, yang pernah dia lihat berubah sendu.
Gadis yang sangat jauh dari tipenya, membuat Alkan dilanda penasaran. Kalau Alkan menginginkan seorang gadis yang berpakaian tertutup, justru gadis ini kebalikannya. Alkan menginginkan gadis yang tidak banyak bicara dan lembut, justru gadis ini begitu cerewet juga sedikit bar bar.
Alkan menarik kedua sudut bibirnya, membentuk sebuah senyuman tipis, kala menyadari semua itu. Kenapa rasa penasarannya muncul, hanya pada gadis yang tengah bermain digenangan air, seperti anak kecil.
"Ada apa denganku? tidak seperti biasanya." tanyanya pada diri sendiri.
Kedua matanya tidak lepas dari gadis, yang tengah menengadahkan wajah dibawah gerimis. Alkan bisa melihat si gadis tersenyum tipis, kala butiran gerimis membasahi wajahnya.
"Cici?" panggilan seseorang membuat Alkan menghentikan langkah pelannya. Bahkan Alkan melihat kalau, gadis yang dipanggil Cici itu membuka kedua mata.
Sebuah mobil sedan mewah berwarna putih berhenti tepat didekat Cia. Lalu tidak lama, seorang pria berkemeja maroon keluar dari dalam mobil, sembari membawa payung.
"Kenapa kamu hujan hujanan?" tanya pria itu.
"Suka suka akulah!" sarkas Cia.
"Nanti kamu bisa sakit, Ci. Ayo masuk, aku bakalan ngantar kamu pulang," ujar pelan sang pria, bahkan dengan lancang si pria itu meraih pergelangan tangan Cia, yang tadi dicengkeram oleh Gala.
"Lepasin tangan aku, Ky!" titahnya, bahkan Cia berusaha melepaskan cengkraman si pria.
"Aku bakalan ngantar kamu pulang, ayo masuk!" pria itu terlihat sedikit memaksakan kehendaknya.
"Siapa yang mau pulang? aku gak mau pulang!" tolak Cia.
Dengan sekali hempas, cekalan itu terlepas dari tangannya. Cia menatap datar pada pria yang beberapa tahun lalu lenyap dari hidupnya, dan sekarang dia malah kembali lagi.
"Aku tau kalau kamu masih marah sama aku, please beri aku kesempatan buat jelasin semuanya. Waktu itu aku terpaksa pergi, demi kebaikan aku, kamu, juga Abang kamu." ucapnya tenang.
Cia tidak merespon, gadis itu lebih memilih untuk mengalihkan pandangannya kearah lain. Hingga akhirnya Cia menyadari, kalau sedari tadi ada seseorang, tengah menatap kearahnya, dan pria yang saat ini tengah mengoceh sendiri.
Tatapan keduanya bertemu, namun hanya beberapa puluh detik saja, selebihnya Cia segera memutuskan tatapan itu, secara sepihak.
Sedangkan Alkan, pria itu terus saja menatap Cia tanpa berkedip, bahkan dia tidak peduli dengan penampilan gadis itu saat ini. Kalau biasanya Cia yang menatap penuh damba, kali ini Alkan yang menatap gadis itu tanpa ingin mengakhirinya.
"Dia sudah memiliki kekasih?" gumam Alkan pelan.
CICI PATAH ARANG😭😭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
sharvik
sdkit krang srek dg visual cia muka y trlalu liar
2024-01-07
0
Muslimah Lirik
pantesan arang dirumahku pada habis. rupanya Cici yg ambil ya
2023-03-12
0
Ida Lailamajenun
namanya masih perkenalan jadi masih tebak" buah manggis keduanya satu bilang bgn satu blg bgt.jadi masih nebak pasangan masing"..
kayak nya Cici dah down duluan nih buat jadi stalker pak penghulu..
2022-08-10
1