Satu persatu kancing kemeja berwarna abu abu Alkan pasangkan, pria yang masih memakai boxer itu, berencana menghadiri acara salah satu teman kuliahnya.
"Kamu yakin mau pergi sendiri, Kan? gak mau ngajak Bu Dokter Elina." suara sang Bunda yang tiba tiba, membuat Alkan segera meraih handuknya.
"Bunda, kalau mau masuk ketuk dulu dong." protes Alkan
Namun apa tanggapan Sang Bunda, Marwah hanya mengedikan bahunya acuh. Wanita paruh baya itu menelisik suruh sudut kamar sang putra.
"Bunda udah bosen lihatnya, dari kamu orok Bunda udah tau gimana bentuknya." ucapan frontal Sang Bunda, membuat Alkan berdecak pelan.
"Itu kan 15 tahun yang lalu, ya kalau sekarang mah beda, dia sudah berkembang pesat." gerutu Alkan, untung saja Marwah tidak mendengarnya, kalau sampai wanita paruh baya itu mendengar, Alkan yakin sang Bunda akan terus memberinya tausiah sore.
"Sudah Bunda keluar dulu, Alkan masih koloran ini." usir halus Alkan pada Marwah.
Marwah yang saat ini tengah membereskan beberapa pakaian Alkan yang berserakan, menoleh. Wanita berkaca mata itu menatap sang putra datar.
"Iya Bunda keluar, ya ampun masa Bunda mau beresin kamar kamu saja tidak boleh." gerutu Marwah, putranya memang tidak suka kalau ada orang yang mengobrak abrik ruangan private miliknya.
Hembusan napas kasar, segera Alkan keluarkan kala melihat sang Bunda pergi. Dia tidak mau Bundanya berbicara yang tidak tidak, apa lagi membahas Elina, si Dokter spesialis jantung yang cantik dan pintar.
Dokter cantik itu memang begitu dekat dengan Bundanya, selain mereka bertetangga, sang Bunda juga salah satu pasien Dokter Elina.
"Aku hanya ingin wanita biasa, bukan wanita yang gila karir." monolog Alkan
🕊
🕊
🕊
"Kak Cia, kita mau kemana sih?" tanya Yasmine, sedari tadi gadis remaja itu terus saja berceloteh. Dia kesal karena sedari tadi, Cia hanya berputar tanpa arah dan tujuan yang jelas, kayak hubungan dekat tanpa status.
"Nyari tukang sempol." sahut Cia sedikit kesal.
Gadis yang tengah lihai memutar kemudi itu, terus saja mengarahkan pandangannya ke setiap pedangan yang berjejer di sepanjang jalan.
"Kang sempol kemarin kemana sih, ini hari rabu kan? bukannya kata kang sempol dia suka mangkal disini kalau hari rabu, terus Bapak Penghulu juga suka beli sempolnya hari rabu. Berartikan hari ini, tapi kenapa gak ada sih?" monolog Cia
Bahkan Yasmine yang tengah memainkan ponsel, segera menoleh. Gadis remaja itu membuka mulutnya lebar, mendengar ucapan Saudara sepupunya.
"Jadi, sedari tadi kita muter muter, cuma mau nyari kang sempol, yang suka di nongkiin sama si Bapak Penghulu? astaga dragon ball, udah deh kan Cici! lupain dia, masih banyak cowok kece diluar sana." ucap Yasmine kesal, dia tidak mengerti kenapa kakak sepupunya ini, begitu tergila gila pada si Bapak Penghulu yang sayangnya memang ganteng manis plus ngangenin.
Yasmine semakin membuka mulutnya, kala melihat Cia menggelengkan kepalanya pelan.
"Gak bisa!" ucapnya yakin
"Why?" tanya Yasmine gemas
"Hanya diaaaa, dia dia dia dia, dia dia dia, hanya dia! hanya diaaaa yang ada diantara jantung hati, tempat bermanja, tempatnya rindu, tempat curahan hati yang damai." jawab Cia sangat bernada
Bahkan gadis berusia 20 tahun itu meremas dadanya sendiri karena gemas, sementara Yasmine terlihat meremas rambutnya sendiri karena kesal. Cia itu sifatnya seperti Berliana, sekali mau yang itu, sampai tikus kawin dengan kucing pun, Grecia Vyga akan tetap pada pendiriannya.
"Dahlah aku nyerah, berdoa aja kang Penghulunya ada ditempat Bapak Sempol." sahut Yasmine belibet, dia sudah menyerah, dan lebih baik mengikuti apa kemauan ATM berjalannya kali ini.
Kalau Yasmine ngeyel, bisa-bisa kontrak traktiran dibatalkan secara sepihak oleh Cia.
**HANYA DIAAAAAAAAAAA
SEMOGA RAME SETELAH KU KASIH BONUS**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Salbiah Usman
tareeekbthoer lagu kesukaan ini,novel kesukaan juga ,baru baca lagi
2025-03-05
0
Ninik Rochaini
pak penghulu emang ngangenin/Heart/
2025-01-31
0
Erna Masliana
assik assiiiik hobah
2024-07-12
0