Tiiinnnn!
Cia memejamkan kedua mata, kala mendengar suara klakson dari arah belakangnya. Gadis itu sudah tahu, klakson mobil siapa yang ada di belakangnya saat ini.
Karena Cia yakin, segalak serta secuek apa pun Abangnya, Gala tidak akan pernah membiarkan dia sendiri.
"Hei sad girl, butuh tumpangan?" goda Gala, bahkan pria menaik turunkan alisnya, saat mobil dia sudah sejajar dengan Cia.
Cia menarik napasnya dalam, ingin mengumpat tapi takut durhaka, tapi kalau tidak mengumpat makan hati.
"Mau naik gak, kalau enggak Abang tinggal nih!" ancam Gala.
Namun ancamannya, sukses membuat Cia masuk kedalam mobil, walau pun terlihat sangat malas. Gadis berambut panjang itu, terus saja menatap kearah jendela mobil. Hujan kembali turun, padahal sebelumnya hanya gerimis pelan.
'Hujan turun lagi, Pak Penghulu ke hujanan gak ya?' tanyanya dalam hati.
Saat dia patah semangat pun, Cia masih memikirkan Alkan, si Bapak Penghulu pujaan hati. Kedua matanya menatap sendu kearah luar, hujan semakin deras, membuat Cia semakin khawatir.
'Semoga kamu baik baik saja,' ujar lirih Cia didalam hati.
"Kamu kenapa sih ngelamun terus? mikirin si Letoy? apa mikirin cowok yang di bengkel tadi?" ketus Gala.
Pria berwajah judes itu, terlihat kesal pada sang adik. Karena biasanya Cia akan cerewet setengah mati, bahkan gadis itu akan menunjuk, setiap penjual makanan yang mereka lewati.
Tapi sekarang apa? Cia lebih memilih bungkam, pandanganya terarah keluar, namun terlihat menatap kosong.
"Cici lapar," ujar Cia, gadis itu terlihat mengalihkan pertanyaan yang diberikan Gala.
"Kalau cowok itu peduli sama kamu, pasti dia bakalan berjuang. Jangan malah kamu yang merjuangin dia, bisa besar kepala nanti." Gala kembali membahasnya, dia tidak peduli kalau Cia kembali mengalihkan pembahasan mereka.
"Cici lapar, Abang!" ucap Cia lagi, kali ini gadis itu menatap Gala.
Kedua netra mereka bertemu, Gala menghembuskan napas kasar, kala melihat wajah masam tak bergairah Cia.
"Sini!" titah Gala, pria itu merentangkan salah satu tangannya, agar Cia bisa masuk kedalam dekapannya.
Dan tanpa menunggu, Cia segera memeluk Gala dari samping. Gadis itu menangis pelan didalam dekapan Gala.
"Abang bikin Cici malu, kenapa tadi bilang kayak gitu sama Pak Penghulu." gumam Cia tertahan.
Gala mengerenyitkan dahi, saat mendengar ucapan gadis, yang tengah terisak didalam dekapannya, satu tangannya yang mendekap Cia, terus saja mengelus lembut kepala sang adik.
"Penghulu? jadi cowok itu Penghulu, wah kenapa tadi gak minta dia, buat nikahin kamu sama Maman aja ya." kekeh Gala.
"ABANG!" jerit Cia kesal.
Gala semakin terkekeh mendengar bentakan Cia, dia begitu menikmati kala si adik kecilnya itu tengah marah, atau pun merajuk padanya.
"Bercanda doang, ya elah baper banget sih, pantesan aja kamu gampang main hati sama si Penghulu itu." cibir Gala.
Cia yang tengah menyerukan wajahnya diketiak Gala, terlihat mendongak. Cia menatap penuh kesal pada pria yang satu gen dengannya.
"Sok tau!" kilah Cia.
Bahkan gadis itu segera melepaskan dekapannya, namun sebelum dia menjauh, Cia masih sempat memberikan gigitan keras di lengan Gala, hingga membekas.
"Aarrggh, sakit washu!" umpat Gala, dia mendelik pada Cia yang tengah menatap penuh permusuhan padanya.
"Orang jatuh cinta bisa jadi zombie gini ya, dengerin Abang ya unyil. Kalau memang tuh cowok yang katanya si penghulu, suka sama kamu, serius sama kamu. Dia yang bakalan perjuangin kamu, Grecia. Bukan kamu, yang terus ngejar dia, naikin sedikit harga diri, jangan diobral!" sarkas Gala.
Pria tampan bermulut cabe setan ini memang, tidak pernah pandang bulu saat berbicara.
"Abang belum pernah ngerasain sih, makanya bilang kayak gitu." lirih Cia, gadis itu kembali menatap hujan.
Gala mengedikan bahu tak acuh, mendengar ucapan Cia. Dia memang tidak pernah merasakan jatuh cinta, atau tertarik pada gadis manapun selama ini. Kalau ada yang bertanya, apa Galaska Gavy Ranendra normal? jawabannya adalah normal, bahkan sangat normal. Gala hanya belum siap serta belum membuka hatinya, untuk gadis mana pun.
"Cici doain, nanti kalau Abang udah jatuh cinta sama cewek, bucinnya sampai ke sel darah! biar nyahok!" ucap Cia sedikit menyumpahi sang Abang.
"Oh, itu tidak mungkin sayang, justru dia yang bakalan bucin sama Abangmu ini." kekeh Gala.
Cia mencibir, kita lihat saja. Kalau suatu saat Gala menjadi budak cinta, Cia orang pertama yang akan motong tumpeng.
REKY WIRATMADJA
**ALKAN ARTHAMA SYARIEF, SI SEDERHANA
HAYOLOH PILIH SIAPA
YUHUUUUUUUU JANGAN LUPA LIKE VOTE KOMEN HADIAH DAN FAVORITNYA
SEE YOU NEXT TOMORROW
BABAYYYY MUUUAAAAACCCHHHH**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Erna Masliana
ya ampun Abang sengklek emang
2024-07-12
0
Kawaii 😍
reky ganteng juga, tapi pak penghulu lebih menggoda 😍
2024-05-05
4
sharvik
eh si reki knapa guanteng buaget pulak
2024-01-07
0