"Kasian non Sania dang" menatap lurus ke arah luar gerbang perumahan.
"Hhm..." Pak Dadang menatap serius menanyakan maksud ucapan pak Ujang.
"Saya pernah liat pacar non Sania gandengan sama gadis lain. Seperti pasangan kekasih" pak Ujang melirik pak Dadang.
"Dua kali..dengan gadis yang berbeda" lanjutnya
Pak Dadang cukup terkejut dengan ucapan rekannya itu
lalu menimpali "ah yang bener ? Jangan mengada-ada..kalau sampai non Sania tau, dia pasti sedih"
"Semoga saja itu salah" pak Ujang menyudahi cerita,melangkah mendekati pak Dadang lalu membuka bungkusan tadi.
.........
Jalanan cukup macet sebab hari ini weekend, Sania tiba disebuah mall tempat yang cukup sering dia kunjungi.
Setelah memarkirkan motornya Sania mulai melangkah masuk kedalam mall.
Dilihat handphone itu barang kali Devan sudah mengabarinya,ternyata belum.
Sania langsung menuju ke restoran biasa mereka datang,sambil sesekali melirik-lirik toko baju atau lainnya.
"Ah belum juga..aku kabari saja dia,kalau aku sudah sampai"
5menit akhirnya sampai di restoran itu.
Pelayan menyambut dan mempersilahkan Sania masuk.
Dia memilih kursi kosong yang dekat dengan pintu. Sania duduk,lalu melihat pemandangan disekelilingnya tampak ramai.
Teringat dua tahun lalu ketika dia juga duduk sendirian menunggu Devan.
(Flash back )
"Mas.. aku suka deh makan disini steak dan ice creamnya enak banget.
Nanti kalau baby sudah lahir kita ajak jalan-jalan kesini ya !"
Seru ibu muda yang sedang hamil duduk tepat diseberang sania, tengok kekanan kiri melihat sekeliling tampak aura bahagianya.
Sania melihat ke arah wanita itu dan tersenyum,yang mana wanita itu juga tersenyum manis ketika bertatapan dengannya walau sedikit terhalang punggung suami wanita itu.
"Kenapa sayang ? Siapa yang kau lihat ?"
Lelaki itu menoleh kebelakang.
Yang dilihat hanya seorang wanita duduk sendirian sambil menunduk memainkan telepon genggamnya.
"Ah aku tidak kenal hehe..Makanan sudah datang, ayo cicipi"
merasa tidak kenal juga, sang suami pun mengalihkan pandangannya lagi.
Melihat pada makanan yang siap tersaji, lalu makan dengan lahapnya bersama sang istri.
Sania menengadah lalu melihat gawainya lagi..begitu terus sampai beberapa kali.
Dan sesekali Sania melihat pada sepasang suami istri itu.
Sungguh itu momen romantis yang dia impikan.
Sania senyum senyum sendiri ikut merasakan sinyal bahagia
menikah muda, cepat diberi keturunan, memiliki suami tampan, karir mapan, mertua sayang, rumah impian, keluarga harmonis dan masih banyak lagi
tentunya semua wanita menginginkan yang demikian.
Setinggi apapun pencapaian, secemerlang apapun karir seseorang, pastilah keluarga harmonis tujuan akhir kebahagiaan.
...
Melihat pada meja yang sama seperti dulu, dia tersenyum.
Sania masi berdiam diri, enggan menelepon. Dia sudah 3 kali mengirim pesan, hanya centang satu.
Gelisah..hampir 60 menit menunggu
minuman dimeja yang tadi dipesan sekarang snhudah habis.
jenuh pasti...menu yang paling tidak disukai banyak orang yaitu menunggu.
Ditelpon.. nyambung sih, tapi tak ada jawaban.
Akhirnya Sania memutuskan untuk keluar dari tempat itu sambil menggerutu,kesal .
Kenapa Devan selalu begini, ada apa dengan dia ? hari ini kuliah libur, kerja juga libur.
Tapi untuk bertemu saja harus seperti ini.
kearena bermain, dia senang mencoba semua tanpa terkecuali
Dari kejauhan, seorang lelaki merasa lucu melihat tingkah gadis yang notabene nya sudah bukan remaja lagi
"apa sih dia.. goyang goyang tidak jelas haha"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Brian Taroalfatih
hahaha
2022-12-13
1
Zenun
aku padamu Thor hehe
2022-02-16
1