Sania bangun dari sofa, melihat tidak ada balasan pesan masuk lantas dia telpon ulang devan.
Satu, dua, ketiga kali panggilan itu di ulang barulah diangkat oleh Devan.
"Halo Dev... Apa kabar ?"
"Hallo Sania...baik, maaf ya untuk hari ini"
Terdiam sejenak, Sania mencoba meredam gemuruh emosi di hatinya.
"Apa pekan ini kamu sibuk banget ya ? Jarang ada kabar " berusaha berucap dengan tenang padahal dada sudah sesak naik turun.
"Iya maaf"
Dev, aku nggak jualan maaf... Kenapa kamu cuma bisanya ucap maaf maaf maaf terus. Dongkol
" Apa nggak ada yang bisa kamu jelasin, kenapa kamu ingkar janji lagi ?" Sedikit berubah raut muka Sania.
"Aku bangun kesiangan dan aku lupa"
What
Sesimpel itu alasan dia,
"kamu minum obat tidur? nyenyak sampai seharian"
10 detik diam entah apa yang dilakukan devan.
"Hallo Dev, apa kamu belum sadar ? Masih mengantuk ya Dev? "
"Yasudah malam nanti aku kerumah, aku mau bicara"
"Sekarang aja, untuk apa harus nanti toh biasanya jadi lupa kalau nanti nanti"
Nada bicara Sania mulai meninggi, menunggu beberapa jam di mall tadi cukup membuat Sania kecewa untuk kesekian kali.
Tak menunggu jawaban Devan telpon dimatikan sepihak oleh Sania.
Devan bingung harus berbuat apa, dia masih cinta tapi disisi lain dia juga masih berharap pada citra.
.........
Malam hari pun tiba, Devan sudah sampai di gerbang pintu masuk perumahan Sania.
Seperti biasa bagi siapapun yg keluar masuk gerbang, harus buka kaca pintu mobilnya.
Tak terkecuali juga para penghuni yang memiliki access card, diperiksa juga karna alasan keamanan.
"Selamat malam pak"
" Lho....tuan Devan, long time no see" pak Ujang security perumahan Sania, dengan gaya sok akrab menyapa.
"Haha... Apa kabar pak? Boleh tolong dibukakan barrier gate nya !"
"Oh...oke oke, mau ke rumah non Sania ya ? Ada kok orangnya " pak Ujang berlari kecil kedepan mobil menuju palang parkir, menekan tombol untuk membukakan.
Devan membunyikan klakson sebagai bentuk terima kasih.
Selepas Devan pergi pak Ujang berlari cepat ke pos. "Dang dang... Tahu tak siapa yang datang ?"
"Hhm siapa ?" Menjawab malas, pak Dadang rekan seprofesinya sedang asik dengan sinetron ikatan cinta.
"Itu Dang...tuan Devan pacar non Sania"
"oooh.." hanya menganggukkan kepala, masih fokus dengan sinetronnya di televisi yang menempel di dinding itu.
"Cuma oh aja sih" kesal, sudah semangat memberi info tapi yang di infokan pelit respon.
"Dang.. ayok jalan, dari tadi kita belom keliling !"
"Masih sore Jang...nanti saja tanggung"
Pak dadang tak berpaling dari tontonannya, sementara pak ujang cari alasan supaya pak dadang mau menemaninya.
"dang..malam ini sepertinya komandan akan datang lebih awal, saya mau patrol dulu" pura pura berpaling pergi.
"heh bilang saja mau lihat anu "
pak Dadang enggan beranjak dari kursinya, hanya melirik sedikit pak Ujang benar pergi atau hanya mengancam.
.........
Ting noong....Ting nooong
Sania membukakan pintu terkejut Devan benar datang dan kini dihadapannya.
"Silahkan duduk Dev !" Sania mempersilahkan Devan duduk di teras, tidak masuk ke dalam rumah.
Sania menghindari terjadi fitnah apabila ada seorang pria masuk kerumah wanita dan hanya berdua.
Padahal tinggal diperumahan beda hal dengan di kampung. Jika di kampung tetangga terlalu ingin tau urusan orang lain. Sedangkan di perumahan lebih cenderung tertutup.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Zenun
lanjut thor...
2022-02-24
0
Lestari Riie
lanjutkan !
2022-02-24
0