Masa SMA 4

Deka sudah berada di ruangan Bimbingan Konseling. Ruang yang menurut kebanyakan siswa dianggap sebagai ruangan terangker. Sebab hanya siswa bermasalah yang biasanya dipanggil ke ruangan tersebut.

Meskipun sesungguhnya ruangan BK itu bisa digunakan bagi siswa yang ingin mencurahkan segala permasalahan di sekolah dengan nyaman dan rileks. Namun, stigma negatif terhadap ruang atau guru BK terlanjur melekat dan turun menurun dalam ruang lingkup sekolah.

“Saya ga tahu masalah itu, Pak!" kilah Deka saat Pak Anwar menanyakan tentang Tania.

“Kamu pacarnya Tania ‘kan?” tanya Pak Anwar dengan sorot mata tegas dan menakutkan. Berhadapan dengan beliau itu layaknya berhadapan dengan malaikat Izrail. Seketika keringat bercucuran lantaran ingat dosa.

Mengapa tampang guru BK itu selalu seram seperti kuburan. Sudah pernah beberapa kali masuk ruang BK namun tetap saja masih terasa menakutkan.

“Iya, Pak.” Deka tertunduk menjawab pertanyaan Pak Anwar.

“Lalu tentang kehamilan Tania itu?” cecar Pak Anwar.

“Saya benar-benar ga tahu soal itu, Pak. Emmm, kenapa Bapak malah bertanya seperti itu. Bukannya itu hanya gosip yang belum tentu kebenarannya?!"

“Kebenarannya, Tania memang hamil. Kami mendapatkan hasil tes kehamilannya dari pihak puskesmas,” ungkap Pak Anwar.

Deka yang semula menunduk, mengangkat wajahnya menatap Pak Anwar.

“Ma-maksud Bapak, kabar kehamilan Tania itu benar? Bukan sekedar gosip?” Deka sungguh terkejut.

Pria berkacamata dan berkumis lebat miirp Pak Raden itu balas menatap Deka. “Kamu tahu ‘kan peraturan di sekolah ini? Jika terbukti kalian melanggar peraturan, sekolah harus melakukan drop out untuk kalian berdua," katanya dengan suara serak khas Torro Margens.

Benarkah Tania hamil? Tidak. Ini tidak mungkin. Jangan percaya dulu Deka. Semua ini pasti tidak benar. Pasti ada kekeliruan sehingga menyebabkan berita ini bergulir. Batin Deka.

“Besok, bawa orangtuamu datang ke sini!" putus Pak Anwar.

“Ja-jangan, Pak. Jangan libatkan orangtua saya,” mohon Deka.

“Ini surat panggilan untuk orangtuamu.” Pak Anwar menyerahkan selembar surat kepada Deka.

“Pak, saya mohon jangan libatkan orangtua saya. Saya tidak melanggar peraturan sekolah. Saya tidak tahu menahu tentang masalah Tania.”

“Bawa dulu orangtuamu menghadap saya. Kami juga akan memanggil keluarga Tania. Tentang kamu bersalah atau tidak, bisa dibuktikan nanti. Kalau kamu tidak merasa bersalah, tidak usah khawatir. Kebenaran pasti akan memihak yang benar, bukan?”

Deka ingin memohon sekali lagi agar pihak sekolah tak melibatkan orangtuanya. Terbayang bagaimana murka papahnya jika sampai mengetahui masalah ini. Papa pasti akan menggantungnya hidup-hidup. Namun, keputusan pihak sekolah tetap bulat untuk memanggil orangtuanya menghadap ke ruang BK.

“Sekarang kamu silakan kembali ke kelas,” pungkas Pak Anwar. Tak lagi memberi kesempatan Deka untuk memohon.

*****

Deka buru-buru meninggalkan kelas saat bel pulang telah berbunyi. Ia harus segera menemui Tania. Mengabaikan seruan Fery yang mengajaknya pulang bersama.

“Woy, Deka. Pulang bareng, gue mau nebeng!” seru Fery.

“Sori gue buru-buru! Lo naik bajaj aja! Nanti ongkosnya ... lo yang bayar!” sahut Deka.

“Iya lah gue yang bayar masa Pak Anwar yang bayar,” gerutu Fery.

Deka terus mengayun cepat langkahnya. Beberapa siswi tampak berbisik-bisik saat Deka melewatinya.

“Oh, yang ini orangnya. Yang menghamili Tania.”

“Ih, ganteng-ganteng mesum.”

“Masih berstatus anak malah mau punya anak.”

Semua mata seakan menatapnya dengan tatapan menghukum. Seolah di keningnya tertulis “saya pendosa” dan semua orang berhak mecemoohnya. Sungguh menyakitkan dan memalukan.

Deka menghentikan motor bodi warna biru itu di depan rumah Tania. Pagar rumah Tania yang setinggi dada itu tampak terkunci. Ia baru saja akan berteriak mengucapkan salam ketika seorang menghampirinya dan berkata, “Kak Tania ga ada, sedang ikut sama Ibu dan Bapak.”

Sri, gadis belia kampung sebelah yang adalah ART keluarga Tania rupanya baru datang. Sri tidak menginap di rumah Tania, melainkan bekerja pulang pergi.

“Kamu baru datang, Sri?” tanya Deka.

“Iya, disuruh Ibu gitu,” jawab Sri sembari membuka gembok pagar.

“Tania ke mana, Sri?”

“Gak tahu. Tadi jam enam, Bapak, Ibu dan Ka Tania ke rumah saya ngasih kunci rumah. Saya suruh beres-beres siang aja sampai sore.”

“Ya, sudah, Kak. Saya masuk dulu,” ucap Sri setelah menggembok kembali pintu pagar.

“Kalau Tania pulang, bilang saya ke sini ya, Sri.”

“Iya, Kak.” Sri melangkahkan kaki menuju pintu utama, membukanya lalu masuk ke dalam rumah.

Deka meraih ponsel, dan dilihatnya sms kepada Tania belum mendapat balasan. Ia menghubungi kembali nomor Tania untuk kesekian kalinya, tapi nomornya tidak aktif.

Ponsel Deka berbunyi. Panggilan masuk dari Fery yang mengajak berkumpul bersama di rumah Dito.

“Ka ... kita pada ngumpul di rumah Dito nih! Melanjutkan jangkrik bos season 9.” Suara Fery di ujung telepon. Diiringi gelegar tawa teman-temannya.

“Ok, gue ke sana sekarang,” sahut Deka mantap. Berharap semoga jangkrik bos dapat mengurai benang kusut yang melintang semrawut di pikirannya.

Tiga hari sudah gosip dirinya dan Tania berembus di sekolah. Embusan yang semula hanya sepoi-sepoi kini geliatnya semakin kencang. Selama itu Deka belum berhasil menemui Tania.

Jam pelajaran matematika tengah berlangsung. Pak Anto, guru matematika berperawakan kecil itu tengah memberikan materi. Kecil itu hanya perawakannya saja ya. Ada sesuatu yang besar tersembunyi di balik tubuh kecilnya, yaitu ...

Kepintarannya ...

“Tentukan besar sudut A, B, dan C pada segitiga sama kaki jika diketahui panjang AB dan AC 8 cm dan panjang BC adalah 6 cm. Ini bisa menggunakan rumus trigonometri. Siapa yang tahu rumusnya?” lontar Pak Anto sembari memegang sebuah penggaris kayu panjang.

“Pak, saya ga bisa buat segitiga sama kaki!” celetuk Fery.

“Kamu udah kelas 3 SMA masa ga bisa membuat segitiga sama kaki!”

“Ampun, Pak. Saya hanya bisa buat segitiga sama tangan.”

“Hahahaha.” Semua murid tertawa, termasuk Deka.

Deka masih dalam gelak tawa ketika kemudian Pak Kepala sekolah masuk ke kelas dan menyuruhnya untuk datang ke ruang BK saat itu juga.

Deka terkejut saat baru sampai pintu ruangan BK, ia melihat sosok pria berkemeja warna putih telah duduk di dalam ruangan itu.

“Papa,” desisnya.

PLAAAKK

Tanpa aba-aba sebuah tamparan mendarat di pipi Deka.

“Bagini kelakuan kamu!” bentak Pak Satya.

“Pak, mohon jangan bersikap seperti itu. Sabar, Pak. Kita belum mendengar hal ini dari versi Deka,” ujar Pak Anwar.

Sumpah, saat ini Pak Anwar yang menyeramkan itu terlihat lebih jinak jika dibandingkan Pak Satya, papahnya.

“Duduk dulu, Deka!" titah Pak Anwar.

Deka duduk di sofa panjang sebelah papahnya. Tangannya mengusap pipinya yang terasa panas karena tamparan sang papa.

Deka baru menyadari jika di dalam ruangan itu juga ada papahnya Tania.

“Kamu Deka pacarnya Tania ‘kan?” lontar Papa Tania menatap Deka.

Belum juga Deka menjawab pertanyaannya, Papa Tania berkata lagi. “Kamu harus bertanggung jawab atas kehamilan Tania!”

 .

.

.

Jangan lupa di Like.

Terima kasih dukungannya

❤️❤️❤️❤️

 

 

 

Terpopuler

Comments

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

ogahhh ka jngn mau bibit sapa yg di sebar juga😛

2023-02-20

2

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

semprullll si ferry🤣🤣🤣

logikanya iya bener gimana bikin segitiga klo pke kaki mungkin gitu

2023-02-20

1

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

urusan tania pending dulu yaa ka
yg penting jangkrik bosss 🤣🤣🤣udah level 9 loh pasti semakin membahana 😆

jangkrik boss itu klo ga salah yg sering di ucapkan warkop Dki bkn yaa
(Dono Kasino Indro)

2023-02-20

1

lihat semua
Episodes
1 Masa SMA 1
2 Masa SMA 2
3 Masa SMA 3
4 Masa SMA 4
5 Masa SMA 5
6 Boxer Doraemon
7 Boxer Doraemon 2
8 Tiang Listrik
9 Doraemon Lagi
10 Cilok
11 Jalan
12 Balon
13 Bakso
14 Crazy
15 Cabe
16 Belajar Salat
17 Seragam Doraemon
18 Jepang
19 Oleh-Oleh
20 Pertarungan
21 Babak Belur
22 Penampilan Baru
23 Tobat
24 Lamaran
25 Bella
26 Prawedding
27 Ngambek
28 Sakit
29 Terinfeksi
30 Dilema
31 Tentang Sultan
32 Sah
33 Menyedihkan
34 Rumah Baru
35 Celana
36 Jangan Pergi
37 Curhat
38 Pergi
39 Cemas
40 Bab 40
41 Buka Dikit Jos
42 Drama Donor Darah
43 Terjerumus Kembali??
44 Jujur
45 Jujur 2
46 Cek Ulang
47 Mengerjai Bella
48 Hasil Tes
49 Marah
50 Memecat
51 Gangguan Kecil
52 JOS
53 Ponsel
54 Toilet
55 Orang Asing
56 Rencana Bulan Madu
57 Mendatangi
58 Sisi Lain Deka
59 Bab 59
60 Bulan Madu Berdarah
61 Bertemu Tiara
62 Mirip Papa
63 Hari Merdeka?
64 Berdebat
65 Anak Haram
66 Mengantarkan Pulang
67 Membujuk
68 Hamil
69 Sekolah
70 Akachan
71 Gelang
72 Ngidam
73 Ngidam 2
74 Jengkol
75 Kangen Naga
76 Rencana Empat Bulanan
77 Album Foto
78 Jatuh
79 Kabar Mengejutkan
80 Keguguran
81 Perempuan
82 Duka
83 Tuduhan
84 Intania Larasati
85 Bertemu Tania
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Mama Tiara
89 Sakit
90 Pulang
91 Menyelesaikan
92 Hamil Kedua
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Cuap cuap
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Masa SMA 1
2
Masa SMA 2
3
Masa SMA 3
4
Masa SMA 4
5
Masa SMA 5
6
Boxer Doraemon
7
Boxer Doraemon 2
8
Tiang Listrik
9
Doraemon Lagi
10
Cilok
11
Jalan
12
Balon
13
Bakso
14
Crazy
15
Cabe
16
Belajar Salat
17
Seragam Doraemon
18
Jepang
19
Oleh-Oleh
20
Pertarungan
21
Babak Belur
22
Penampilan Baru
23
Tobat
24
Lamaran
25
Bella
26
Prawedding
27
Ngambek
28
Sakit
29
Terinfeksi
30
Dilema
31
Tentang Sultan
32
Sah
33
Menyedihkan
34
Rumah Baru
35
Celana
36
Jangan Pergi
37
Curhat
38
Pergi
39
Cemas
40
Bab 40
41
Buka Dikit Jos
42
Drama Donor Darah
43
Terjerumus Kembali??
44
Jujur
45
Jujur 2
46
Cek Ulang
47
Mengerjai Bella
48
Hasil Tes
49
Marah
50
Memecat
51
Gangguan Kecil
52
JOS
53
Ponsel
54
Toilet
55
Orang Asing
56
Rencana Bulan Madu
57
Mendatangi
58
Sisi Lain Deka
59
Bab 59
60
Bulan Madu Berdarah
61
Bertemu Tiara
62
Mirip Papa
63
Hari Merdeka?
64
Berdebat
65
Anak Haram
66
Mengantarkan Pulang
67
Membujuk
68
Hamil
69
Sekolah
70
Akachan
71
Gelang
72
Ngidam
73
Ngidam 2
74
Jengkol
75
Kangen Naga
76
Rencana Empat Bulanan
77
Album Foto
78
Jatuh
79
Kabar Mengejutkan
80
Keguguran
81
Perempuan
82
Duka
83
Tuduhan
84
Intania Larasati
85
Bertemu Tania
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Mama Tiara
89
Sakit
90
Pulang
91
Menyelesaikan
92
Hamil Kedua
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Cuap cuap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!