Dua bulan yang lalu, entah ada angin apa, Tania seakan gencar memberikan sinyal-sinyal CLBK kepada Deka. Mulai dari sering mengirimkan chat, mentraktirnya makan di kantin, hingga mengajak pulang bersama.
Deka yang memang masih mencintai Tania, akhirnya menyatakan keinginannya untuk kembali merajut kasih. Bak gayung bersambut, Tania menerima kembali cinta Deka.
Belakangan Deka merasa Tania berubah. Dalam jalinan hubungan yang kedua ini, Tania menjadi lebih agresif. Seperti siang tadi sepulang sekolah, Tania mengajak berpacaran di kamarnya. Bahkan, Tania mengajaknya menonton film anu-anu. Sehingga membuat anu-nya tergugah sampai kemudian mereka hampir kebablasan. Beruntung, belaian aroma kentut menyelamatkannya.
Deka bukanlah remaja saleh yang tak pernah terkontaminasi oleh hal-hal negatif. Bersama Tania dan beberapa gadis yang pernah dipacarinya, ia pernah melakukan semuanya seperti sentuhan, pelukan, kecupan dan ciuman. Namun, untuk anu-anu ia belum berani untuk melakukannya.
Seperti anak remaja lainnya, ia juga kerap kali menonton film dewasa bersama teman-temannya sesama pria. Menonton film dewasa bersama seorang gadis apalagi gadis itu adalah kekasihnya, tentu berbahaya dan sangat berisiko. Namun, kemarin justru Tanialah yang seolah sengaja membuka jalan untuknya.
Meski sempat menolak di awal, namun pada akhirnya ia terlena dengan adegan film dewasa dan hampir saja terjerumus dalam lubang kekhilafan.
******
“Tan, tunggu!” seru Deka. Sejak dari pagi entah kenapa Tania selalu menghindarinya.
“Kamu kenapa sih, Beb? Marah sama aku?” tanya Deka.
Tania melipat tangannya di dada sambil memanyunkan bibirnya beberapa senti. Diam saja, tak menjawab pertanyaan Deka.
Deka menarik tangan Tania agar mengikutinya. Deka membawa Tania ke kebun belakang sekolah. Tempat sepi yang biasa mereka datangi saat ingin memadu kasih. Menumpahkan rindu di jam istirahat sekolah.
“Soal yang kemarin aku minta maaf, ya! Aku khilaf. Aku janji ga akan melakukannya lagi,” ujar Deka penuh penyesalan.
Deka mengira Tania marah atas kelakuannya kemarin. Meskipun sesungguhnya Tanialah yang lebih dulu memberikan umpan kepadanya. Seperti yang sering diucapkan Bi Siti ketika ber-gibah dengan sesama ART sebelah rumah. Kucing kalau dikasih ikan asin pasti nggak bakal nolak lah.
Meskipun analogi rendahan itu terasa kurang tepat ditujukan kepada Deka. Masa iya gue disamakan sama kucing. Kalaupun gue dianalogikan seekor kucing, ga mau lah sama ikan asin. Maunya sama ikan Bluefin Tuna, ikan termahal di dunia yang populer di negara Jepang. Begitu hatinya berkata.
“Sayang, ayo lah maafin aku! Aku khilaf, Tan. Ga akan pernah aku ulangi lagi. Aku tulus mencintaimu. Aku akan berusaha menjaga kamu, dan tidak merusak kamu.” Deka menggenggam tangan Tania.
“Aku gak marah karena itu," sanggah Tania.
“Terus kamu marah soal apa? Soal kentut?” Deka tak habis pikir jika Tania marah padanya soal kentut yang kelepasan.
Bukankah kentut (fiatus) merupakan salah satu nikmat yang Tuhan berikan kepada mahluknya. Orang yang tidak bisa kentut akan mengalami penyakit dispepsia. Tentu akan butuh banyak biaya untuk menyembuhkan penyakit susah kentut.
Tania diam tak menyahut. Ia membuang pandangannya pada rumput yang bergoyang. Rumput itu seakan mengolok-olok Tania dengan goyangan ‘Saya masih ting ting. Dijamin masih ting ting.’
“Kalau soal kentut, gimana ya.” Deka menggaruk kepalanya yang terasa gatal, padahal tadi pagi ia sudah berkeramas dengan sampo anti ketombe.
“Kentut itu ‘kan manusiawi, Beb. Bagiku sangat sulit untuk menahannya. Tapi demi kamu, aku akan berusaha untuk menahan jika rasa ingin kentut tiba-tiba datang melanda.” Mata pelajaran bahasa Indonesia yang dipelajari sebelum jam istirahat tadi rupanya mempengaruhi kosa kata yang diucapkan Deka kali ini.
Deka menggenggam tangan Tania lebih erat. Menelusupkan jemarinya ke jemari Tania. Posisi mereka berdiri saling berhadapan. Tania bersandar di dinding ruang gudang. Kepala Deka menoleh ke kanan, ke kiri dan ke belakang. Memastikan tak ada orang di sekitarnya. Lalu ia mengecup mesra bibir gadisnya. Pelan di awal dan ganas pada akhirnya. Kecupan itu berubah menjadi ciuman liar. French kiss.
Mereka sering melakukan kemesraan di tempat ini. Pernah suatu hari aksi mereka kepergok oleh Pak Ngadiman, kepala sekolah di SMA ini. Saat itu Deka dan Tania langsung digelandang ke ruang Bimbingan Konseling (BK). Bahkan kedua orangtua mereka pun turut dipanggil oleh guru BK. Beruntung mereka hanya mendapatkan teguran kala itu.
Cukup lama durasi ciuman itu berlangsung. Deka melepaskan ciumannya. Tangannya meraih dagu Tania, lalu jempolnya diusapkan pada bibir Tania. “Udah ya, jangan marah lagi. Aku sayang kamu,” ucapnya.
Tania mengembangkan sebuah senyuman. “Pulang sekolah, ke rumahku lagi ya,” pintanya.
“Siap, Sayangku,” jawab Deka. Lalu mengecup pipi Tania.
Suara bel berbunyi, tanda jam istirahat telah usai. Mereka kembali ke kelasnya masing-masing. Tania dan Deka berbeda kelas. Deka masuk kelas IPA, sedangkan Tania masuk kelas IPS. Mereka pernah sekelas saat duduk di kelas satu dan dua.
*****
“Ka, pulang sekolah anak-anak mau ngumpul di rumah Dito,” bisik Fery, teman sebangku dan juga salah satu sahabat Deka di sekolah.
“Mau ngapain? Ada acara apa di rumah Dito?” tanya Deka dengan berbisik juga. Di depan kelas, Pak Fajar Sulistyo guru fisika tengah memberikan materi tentang teori relativitas.
“Biasa. Jangkrik bos,” jawab Fery berbisik lagi. Jangkrik bos adalah istilah yang digunakan Deka dan teman-temannya, yang berarti kegiatan nonton bareng film dewasa.
“Aseek,” sahut Deka.
“Tiap benda yang bergerak dengan kecepatan v, memiliki momentum linier yang berbanding lurus dengan massa dan kecepatannya. Momentum suatu benda bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya c, akan mengalami perubahan dalam momentum tersebut karena mengalami gejala relativitas.” Pak Fajar tengah menerangkan bab Momentum Relativistik. Namun Deka dan Fery malah asyik berbisik tentang ‘jangkrik bos’
“Deka, Fery!” seru Pak Fajar yang mendapati Deka dan Fery malah mengobrol saat dirinya tengah menerangkan pelajaran. Dasar murid kurang apem, eh asem.
“Jelaskan bagaimana rumus momentum relativistik!” Pak Fajar melotot sambil tersenyum. (Aneh enggak sih melotot sambil tersenyum)
“Jangkrik bos,” sahut Deka dan Fery bersamaan. Mulut mereka kompak keceplosan menyahut dua kata itu.
“Hahahaha.” Gelak tawa pecah, seluruh murid tertawa. Terutama murid laki-laki yang sebagian besar memahami arti “rahasia” kata “jangkrik bos”.
“Kalian saya hukum!" seru Pak Fajar lantang.
"Tadi pagi saya sudah mendapat hukuman dari Pak Agus membersihkan kamar mandi, Pak," sahut Fery.
Saat jam pelajaran pertama yaitu mata pelajaran sejarah, Fery dihukum karena tidak mengerjakan PR. Pak Agus -- guru sejarah memberinya kesempatan untuk mengerjakan PR, malah jawaban PR semuanya ia jawab dengan kalimat: waalahu alam, saya belum lahir. Sebab soal PR-nya semua tentang tahun. Tahun berapa terjadinya perang dunia pertama dan kedua? Begitu salah satu soal PR sejarah tadi pagi.
"Karena kalian mengobrol, kalian harus menjawab soal yang saya berikan!" tegas Pak Fajar.
“Jangan susah-susah soalnya, Pak. Please," mohon Fery dengan mata berkaca-kaca.
Dasar anak sekolah! Dikasih soal aja sudah cengeng. Belum nanti, kalau diberi masalah kehidupan yang datang silih berganti. (Ya ... Mak Otor curhat)
"Soalnya mudah, jawabannya yang susah," kelakar Pak Fajar.
"Baiklah, saya berikan soal yang sangat mudah tentang gerak jatuh bebas. Dengarkan saya! Sebuah kelapa jatuh dari pohonnya setinggi 5 meter. Berapa kecepatan kelapa saat menyentuh tanah?”
“Kecepatannya, secepat aku jatuh cinta padanya, Pak,” seloroh Fery.
“Hahahaha.” Tawa riuh seisi kelas. Pak Fajar hanya geleng-geleng kepala mendengar jawaban Fery.
“Coba kamu, Deka! Kalau kamu gak bisa jawab, kalian berdua dihukum!" ancam Pak Fajar.
"Ayo, jawab, Ka! Lo 'kan pinter. Kepintaran lo bisa menyelamatkan hidup kita," ujar Fery.
“Rumus gerak jatuh bebas adalah v\=akar 2gh. Diketahui g adalah besar percepatan gravitasi bumi 10 meter per detik sedangkan h adalah tinggi pohon yaitu 5 meter. Jadi, kecepatan kelapa saat menyentuh tanah adalah akar 2x10x5 sama dengan 10 meter per detik," papar Deka.
“Betul," sahut Pak Fajar.
“Yeaayyy.” Deka bersorak seraya mengarahkan kedua telunjuknya ke langit-langit persis seperti selebrasi gol Lionel Messi.
Meski bukan juara kelas, tapi Deka juga bukan termasuk anak yang bodoh. Ia selalu mendapat ranking sepuluh besar di kelasnya. Soal fisika yang ditanyakan pak guru dapat dengan mudah dijawabnya.
“Untung betul jawabannya. Kalau salah saya suruh muter lapangan sampai linglung!” seru Pak Fajar, guru fisika paling baik hati, tidak sombong, dan sedikit ganteng. Sedikit aja tapi loh, karena masih gantengan Shahrukh Khan. Ea ea ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
GANTENGAN SAIF ALI KHAN, SALMAN KHAN, HRINIK ROSHAN, DN YG TRANYAR, SELAIN GANTENG, MACHO, EIGHPACK, KUASAI BELADIRI, SI TIGER SHROFF ANAK AKTOR LAWAS BOLLYWOOD JACKY SHROFF, BINTANG STUDENT YEAR 1&2, HEROPANTI 1&2, BAAGHI 1&2
2023-11-07
1
Sulaiman Efendy
KUCING KU MLH OGAH MAKAN IKAN ASIN, TAKUT DARAH TINGGI KUCINGNYA, KUCING KU MAU IKAN BASAH.. 😂😂😂😂
2023-11-07
1
Sulaiman Efendy
SEKARANG DEKA INCARAN TANIA UNTUK LMPIASKN HASRATNYA
2023-11-07
1