Masa SMA 3

Bel pulang sekolah berbunyi. Seluruh murid berhambur keluar kelas. Fery, Doni dan Dito sudah lebih dulu keluar kelas. Sementara Deka masih membereskan buku-bukunya dengan gerak lamban. Sebab sedang menimbang apakah akan ikut teman-temannya atau jalan dengan Tania.

“Deka, ayo!” ajak Fery.

Deka menutup resleting tasnya. Lalu digendongkan ke pundaknya. Ia berlari menghampiri teman-temannya yang sudah menunggu.

“Lo ikut ‘kan, Ka?” tanya Dito.

“Tapi gue udah janji sama Tania.”

“Tania lagi. Tania terooos.” Doni mencebikkan bibirnya.

“Ga asik, lo!” cibir Fery.

“Gini aja deh. Gue anter Tania pulang dulu. Habis itu gue langsung ke rumah Dito,” cetus Deka.

“Ya udah. Tapi, lo jangan lama-lama!” kata Dito.

“Ok. Siap! Gue ke Tania dulu ya.” Deka berlalu meninggalkan teman-temannya.

Berlari-lari kecil, Deka menghampiri Tania yang sudah menunggunya di depan kelas. Sementara teman-temannya pergi ke tempat parkir. Mengambil motor lalu bertolak ke rumah Dito.

“Ke rumahku ‘kan, Beb?” Tania menggelayutkan tangannya manja di lengan Deka.

“Iya, dong.” Deka mencubit mesra dagu lancip Tania.

Sepasang muda mudi itu beranjak menuju tempat parkir. Hari ini Deka membawa mobil milik mamahnya.

Deka membuka pintu mobil untuk Tania. Setelah Tania duduk manis di dalam mobil, ia turut masuk ke dalam mobil lewat pintu kemudi.

Mobil pun melaju di bawah terik matahari yang sedang panas-panasnya, menuju rumah Tania. Kekasih Deka itu tinggal di daerah perumahan sederhana. Bukan perumahan elit seperti hunian keluarga Deka.

Papa dan mama Tania adalah seorang pekerja. Tania sendiri adalah seorang anak tunggal. Saat orangtuanya bekerja, Tania lebih sering sendirian di rumah. Asisten rumah tangga yang bekerja di rumah Tania tidak menginap, pulang ketika siang atau sore, saat pekerjaan membereskan rumah sudah selesai.

Sekitar lima belas menit mobil yang dikendarai Deka sampai di depan rumah bercat jingga. Mereka turun dari mobil, lalu masuk ke rumah.

Tania menggenggam tangan Deka dan manariknya masuk ke kamar. Tania menghempaskan tubuhnya di atas kasur.

“Beb, sini!” seru Tania menepuk kasur memberi isyarat agar Deka yang masih berdiri mematung, segera menghampirinya.

“Aku gak dikasih minum dulu, Beb? Haus tau.” Deka melangkah lalu duduk di tepi ranjang.

“Ya udah, aku ambil minum dulu.” Bangun dari posisinya, Tania beranjak ke dapur. Kurang dari sepuluh menit, Tania sudah kembali membawa sebotol air putih dingin, sebuah gelas dan toples berisi camilan.

“Nih, minumnya,” kata Tania.

Deka segera menyambar gelas dan diisikan air dari dalam botol. Lalu meneguknya hingga habis satu gelas.

Tania melangkah menuju lemari pakaiannya. Mengambil sesuatu dari dalam tumpukan baju yang ternyata adalah kepingan kaset VCD .

“Beb, kita nonton ini, yuk!” ajak Tania seraya memperlihatkan dua keping kaset VCD.

“Sejak kapan kamu jadi suka nonton ini, Tan?!” Deka berdiri dan merampas kaset VCD bergambar tak senonoh yang dipastikan adalah kaset film anu-anu.

“Emang kenapa? Kayak lo ga pernah nonton beginian aja!”

“Gue cowok, Tan. Cowok udah biasa nonton kayak gitu. Tapi lo cewek, ga baik nonton kayak gitu!”

“Alah, cowok cewek sama aja!”

“Jadi ini yang udah bikin kamu berubah, Tania!”

“Berubah gimana maksud kamu?”

“Kamu ga seperti Tania yang dulu aku kenal. Kamu agresif sekarang.”

“Bukannya cowok lebih seneng ya, kalau ceweknya agresif ?!”

Deka mengernyitkan kening menatap kekasihnya. Dulu, Tania tidak seperti ini. Tak pernah mau mengajaknya datang ke rumah saat orangtuanya tidak ada. “Ga boleh. Di rumahku sepi ga ada orang, nanti yang ketiganya setan.” Bagitu yang sering diucapkan Tania.

Tania menghambur memeluk tubuh Deka. “Kamu sayang aku ga sih?” tanyanya.

Tidak mungkin rasanya Deka menolak pesona gadis yang sangat dicintainya itu.

“Aku sayang kamu, Tan.” Deka membelai rambut Tania yang tengah memeluknya.

Tania melepaskan pelukan. Menatap Deka sejenak, lalu mendekatkan wajahnya. Dan keduanya kembali saling menautkan bibir.

Hasrat menggiring mereka menuju tempat tidur. Mereka kembali terlena dalam buaian ganasnya asmara.

Deka terperanjat bangun dalam kewarasan. Sebelum kobaran api gairah benar-benar membakar dan me-lumatkannya.

“Ini ga benar, Tania!” Deka menjauhkan tubuhnya dari Tania.

“Kenapa? Kamu ga suka? Kamu ga sayang aku?” protes Tania.

“Kita ga boleh melakukannya, Tan!” Deka membetulkan pakaiannya.

“Maaf, aku harus pulang, Tan!" Deka meraih tasnya. Tanpa menunggu jawaban, ia segera berlalu meninggalkan Tania. Mengabaikan suara Tania yang berteriak memanggilnya.

Setelah kejadian itu. Deka selalu berusaha menjaga dirinya saat bersama Tania. Jangan sampai terperosok dalam hal yang akan menghancurkan masa depan. Jangan sampai papa menggantungnya hidup-hidup. Begitu tekadnya.

*****

Sebulan kemudian.

Sejak pagi, Deka merasa semua mata menatapnya. Bahkan sempat terdengar bisik-bisik beberapa siswi seperti tengah membicarakan dirinya dan Tania.

Deka yang merasa penasaran, menyuruh Fery untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

“Ka, gue ga nyangka lo sampai sejauh itu sama Tania,” tukas Fery yang baru saja mencari tahu tentang desas-desus yang terjadi.

“Hah, apa? Gue ga ngerti maksud lo!" sahut Deka.

“Anak-anak pada ngomongin lo dan Tania, katanya Tania hamil.”

“Tania hamil??” Terkaget-kaget Deka mendengar berita itu.

“Kata anak-anak, kemarin Tania pingsan pas pelajaran olahraga. Terus dibawa ke puskesmas dan kata pihak puskesmas, Tania hamil.”

“Ini beritanya beneran atau cuma gosip?”

“Ye, mene ke tehe. Gua ‘kan denger dari anak-anak. Makanya gue tanya lo. Apa bener Tania hamil? Dan lo yang .... “ Fery menggantungkan kalimatnya.

Deka terdiam. Kabar kehamilan Tania sungguh menyesakkan dada. Meskipun kebenaran berita itu belum dapat dipastikan. Namun, benar atau tidak berita itu, sama-sama menyakitkan untuknya.

Dipergunjingkan untuk sebuah aib yang tak pernah dilakukannya tentu memerihkan hati. Namun, jika gunjingan itu benar, jika Tania memang benar hamil, sungguh lebih sangat memedihkan lagi. Sebab Deka merasa tak pernah melakukannya.

Deka bangun dari duduknya. Ia merasa harus bertemu dengan Tania dan menanyakan semuanya. Tak mau berprasangka yang tidak-tidak, ia memutuskan untuk berpikiran positif. Berita itu pasti dusta semata. Begitu keyakinannya.

Yang dirasakan Deka, justru ia sangat mengkhawatirkan Tania. Gosip tersebut pasti membuat kekasihnya terluka.

“Lo mau ke mana, Ka?” tanya Fery saat Deka bangun dari duduknya.

“Gue mau ke Tania.”

“Lebih baik lo di sini aja. Tania juga ga ada. Hari ini dia ga masuk.” Fery mencekal lengan Deka. Membuat Deka kembali duduk di kursi panjang sebuah warung di perkampungan belakang sekolah. Warung tempat nongkrong bersama teman-temannya.

“Lo kata siapa Tania ga masuk?”

“Sebelum nemuin lo, gue ‘kan tadi nyari Tania. Maksudnya mau bawa Tania ke sini biar ketemu sama lo." Fery menjeda ucapannya menatap Deka." Tapi kata teman-temannya, Tania ga masuk hari ini," lanjutnya.

Deka bergeming sejenak. Kemudian ia berpikir untuk menelepon Tania. Ia merogoh kantong celananya hendak meraih BlackBerry untuk menghubungi Tania. Belum sempat menelepon, Dito dan Doni datang menghampiri.

“Kita nyariin ke mana-mana. Eh, kalian udah ada di sini,” kata Dito.

“Ka, sori ya kalau gue nanyain ini. Yang anak-anak omongin itu bener atau ga sih?” lontar Doni to the point.

“Buset, Don. Jujur banget sih lo nanya nya. Ga ada sopan-sopannya,” tegur Fery.

“Hehehehe. Iya, sori. Soalnya gue kaget. Sumpah.” Doni mengacungkan dua jarinya.

“Semoga itu ga benar ya, Bro.” Dito menepuk bahu Deka.

“Enggak lah. Mana berani gue kayak gitu. Bakalan digantung gue sama bokap kalau sampai kayak gitu,” bantah Deka.

Baru saja Deka menyelesaikan kalimatnya. Terdengar suara seseorang memanggil namanya.

“Deka ... lo dipanggil Pak Anwar.”

Oh, ya ampun. Pak Anwar guru BK, ada apa memanggilnya??

 .

.

.

Mohon dukungannya ya sahabat semua. Jangan lupa Like, komen, hadiah dan vote. Kalau hari ini banyak yang vote. Aku akan up lagi, dobel up nih.

 

 

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

NAHH, TRNYATA OH TERNYATA,, UNTUNG DEKA BLM CELUPIN ULAR KASUR DN SEMBURKN BISANYA, BRRTI TANIA MMG SENGAJA INGIN JERAT DEKA AGAR BISA TANGGUNG JAWAB KHAMILANNYA

2023-11-07

2

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

untung deka pinterr jdi ga kena apesnya

2023-02-20

2

Ummi Alfa

Ummi Alfa

Berarti kalau iya Tania hamil dia melakukannya dengan orang lain dong! tapi siapa?
Lagian Rania bukannya sekolah yg bener malah nonton yg kaya gitu ndak pantes apalagi dia seorang perempuan.
Gini nih pergaulan anak yg kurang perhatian orang tua dan ndak dibekali ilmu agama.

2022-08-05

1

lihat semua
Episodes
1 Masa SMA 1
2 Masa SMA 2
3 Masa SMA 3
4 Masa SMA 4
5 Masa SMA 5
6 Boxer Doraemon
7 Boxer Doraemon 2
8 Tiang Listrik
9 Doraemon Lagi
10 Cilok
11 Jalan
12 Balon
13 Bakso
14 Crazy
15 Cabe
16 Belajar Salat
17 Seragam Doraemon
18 Jepang
19 Oleh-Oleh
20 Pertarungan
21 Babak Belur
22 Penampilan Baru
23 Tobat
24 Lamaran
25 Bella
26 Prawedding
27 Ngambek
28 Sakit
29 Terinfeksi
30 Dilema
31 Tentang Sultan
32 Sah
33 Menyedihkan
34 Rumah Baru
35 Celana
36 Jangan Pergi
37 Curhat
38 Pergi
39 Cemas
40 Bab 40
41 Buka Dikit Jos
42 Drama Donor Darah
43 Terjerumus Kembali??
44 Jujur
45 Jujur 2
46 Cek Ulang
47 Mengerjai Bella
48 Hasil Tes
49 Marah
50 Memecat
51 Gangguan Kecil
52 JOS
53 Ponsel
54 Toilet
55 Orang Asing
56 Rencana Bulan Madu
57 Mendatangi
58 Sisi Lain Deka
59 Bab 59
60 Bulan Madu Berdarah
61 Bertemu Tiara
62 Mirip Papa
63 Hari Merdeka?
64 Berdebat
65 Anak Haram
66 Mengantarkan Pulang
67 Membujuk
68 Hamil
69 Sekolah
70 Akachan
71 Gelang
72 Ngidam
73 Ngidam 2
74 Jengkol
75 Kangen Naga
76 Rencana Empat Bulanan
77 Album Foto
78 Jatuh
79 Kabar Mengejutkan
80 Keguguran
81 Perempuan
82 Duka
83 Tuduhan
84 Intania Larasati
85 Bertemu Tania
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Mama Tiara
89 Sakit
90 Pulang
91 Menyelesaikan
92 Hamil Kedua
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Cuap cuap
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Masa SMA 1
2
Masa SMA 2
3
Masa SMA 3
4
Masa SMA 4
5
Masa SMA 5
6
Boxer Doraemon
7
Boxer Doraemon 2
8
Tiang Listrik
9
Doraemon Lagi
10
Cilok
11
Jalan
12
Balon
13
Bakso
14
Crazy
15
Cabe
16
Belajar Salat
17
Seragam Doraemon
18
Jepang
19
Oleh-Oleh
20
Pertarungan
21
Babak Belur
22
Penampilan Baru
23
Tobat
24
Lamaran
25
Bella
26
Prawedding
27
Ngambek
28
Sakit
29
Terinfeksi
30
Dilema
31
Tentang Sultan
32
Sah
33
Menyedihkan
34
Rumah Baru
35
Celana
36
Jangan Pergi
37
Curhat
38
Pergi
39
Cemas
40
Bab 40
41
Buka Dikit Jos
42
Drama Donor Darah
43
Terjerumus Kembali??
44
Jujur
45
Jujur 2
46
Cek Ulang
47
Mengerjai Bella
48
Hasil Tes
49
Marah
50
Memecat
51
Gangguan Kecil
52
JOS
53
Ponsel
54
Toilet
55
Orang Asing
56
Rencana Bulan Madu
57
Mendatangi
58
Sisi Lain Deka
59
Bab 59
60
Bulan Madu Berdarah
61
Bertemu Tiara
62
Mirip Papa
63
Hari Merdeka?
64
Berdebat
65
Anak Haram
66
Mengantarkan Pulang
67
Membujuk
68
Hamil
69
Sekolah
70
Akachan
71
Gelang
72
Ngidam
73
Ngidam 2
74
Jengkol
75
Kangen Naga
76
Rencana Empat Bulanan
77
Album Foto
78
Jatuh
79
Kabar Mengejutkan
80
Keguguran
81
Perempuan
82
Duka
83
Tuduhan
84
Intania Larasati
85
Bertemu Tania
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Mama Tiara
89
Sakit
90
Pulang
91
Menyelesaikan
92
Hamil Kedua
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Cuap cuap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!