Bab 5. Bukan Malam Pertama

Lara mengetuk pintu kamar tersebut sebelum masuk ke dalam. Karena tidak ada jawaban, Lara memutuskan untuk menerobos masuk saja. Ia sangat yakin, kalau tidak ada kesalahan yang ia lakukan karena dia sudah resmi menjadi istri Alex Moritz.

“Kak Alex,” sapa Lara. Ia menutup pintu kamar sebelum melangkah masuk. Lara sangat kaget melihat kamar mewah yang tersaji di hadapannya. Bahkan luas kamar itu sama dengan luasnya rumah yang selama ini ia tempati.

Kasur berukuran besar. Sofa. Karpet. Jendela besar. Dan yang pasti, ada televisi berukuran 60 inch yang bisa memanjakan pemilik kamar ketika malam keluar. Belum lagi prabot mewah yang melengkapi kamar tersebut. Jika tidak menikah dengan Alex. Seumur hidup Lara tidak akan pernah menginjakkan kakinya di kamar mewah seperti ini.

“Apa ini kamarku dan Kak Alex?” Mengingat malam ini akan menjadi malam pertamanya bersama Alex, membuat Lara tersipu malu. Wajahnya memerah dengan hati yang  berbunga-bunga. Luka memar yang sempat terasa nyeri sudah hilang entah kemana. 

Walau memang tempat tidurnya terlihat polos tanpa ada hiasan kelopak mawar, tetapi Lara sudah cukup bahagia bisa tidur di dalam kamar bagus ini. Lara melanjutkan langkah kakinya. Tidak lupa ia melepas sepatu pengantin agar karpet yang ia injak tidak kotor. Lara tidak sabar mencoba tempat tidur yang kelihatannya sangat nyaman dan membuat siapa saja yang tidur di atasnya seperti melayang. 

“Tempat tidurnya bagus sekali. Apa ini tempat tidur yang selama ini digunakan Kak Alex sebagai tempat istirahat?” gumam Lara. Ia mendudukkan tubuhnya di atas tempat tidur. Sayangnya, belum sempat menikmati kenyamanan tempat tidur itu, pintu kamar mandi sudah terbuka. Alex keluar dengan celana pendeknya dan handuk di tangan. Sambil berjalan, pria itu mengeringkan rambutnya dengan handuk.

“Kak Alex. Kak Alex baru selesai mandi?” tanya Lara dengan hati bahagia. Karena Alex tidak memakai baju, Lara bisa melihat jelas tubuh kekar pria itu. Ia menjadi tidak sabar untuk menyentuhnya.

Alex tidak tertarik untuk menjawab pertanyaan Lara. Pria itu melempar handuknya di keranjang pakaian kotor sebelum meraih ponselnya yang tergeletak di atas sofa. 

“Kenapa Kak Alex diam saja?” gumam Lara di dalam hati.

“Bajumu ada di sana.” Tunjuk Alex ke arah koper yang ada di sudut lemari. Pria itu mengalihkan pandangannya ke ponsel tanpa peduli dengan Lara.

“Baju?” Lara mengeryit. Ia melihat koper miliknya yang ada di sudut lemari. Lara segera memeriksa isi di dalamnya. Bibirnya tersenyum melihat semua barang-barang miliknya ada di dalam koper tersebut. Namun, tidak lama kemudian senyumnya luntur. Lara merasa malu jika harus memakai pakaian lama miliknya di rumah mewah seperti ini. Bahkan pakaian yang digunakan Hana jauh lebih bagus daripada pakaian miliknya.

“Lepaskan pakaian pengantin itu. Kau terlihat seperti monster putih yang mengerikan jika terlalu lama mengenakannya!” ketus Alex lagi sebelum menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur. 

Lara berusaha tersenyum walau sebenarnya hatinya sakit hati. “Kak Alex, Kak Alex suka bercanda ya. Baiklah. Aku akan segera mandi dan mengganti pakaianku,” jawab Lara. "Apa mungkin Kak Alex sudah tidak sabar? Dia bersikap cuek seperti itu karena malu-malu?" gumam Lara di dalam hati.

Alex menyunggingkan senyuman menghina sebelum menghubungi Fiona. Karena Lara sudah tidak ada di dekatnya jadi ia jadikan momen untuk telvonan bersama Fiona.

Di dalam kamar mandi, Lara lagi-lagi berdecak kagum melihat kamar mandi mewah yang biasa ia lihat di film-film favoritnya. Ingin sekali ia masuk ke dalam bak mandi dan berendam di sana selama berjam-jam. Aroma sabun dan sampo yang dikenakan Alex masih bisa ia cium dengan jelas. Lara memejamkan mata sambil membayangkan kalau kini Alex sedang memeluknya. Sungguh menyenangkan dan menenangkan.

“Aku harus cepat-cepat mandi. Aku tidak mau Kak Alex menungguku terlalu lama,” gumam Lara di dalam hati.

***

Di kamar, Alex tengah asyik video callan dengan Fiona. Pria itu terlihat sangat bahagia bisa melihat wajah cantik kekasihnya sebelum tidur. Senyum pria itu luntur ketika Lara keluar dari kamar mandi. 

“Besok aku telepon lagi.” Alex memutuskan panggilan video tersebut. Ia meletakkan ponselnya di atas nakas sebelum turun dari tempat tidur. 

“Kak Alex, bagaimana dengan penampilanku?” tanya Lara dengan wajah malu-malu. Wanita itu memakai rok pendek dan tangtop hitam. Lara sengaja berpenampilan seperti itu agar terlihat seksi di depan suaminya. Kulitnya yang putih dan bersih membuatnya percaya diri kalau malam pertama mereka akan berkesan indah malam ini.

Namun, reaksi yang diberikan Alex tidak sama seperti yang di harapan Lara. Pria itu terlihat jijik melihat Lara berpenampilan seperti itu. Ia mengambil selimut di atas tempat tidur dan melemparkannya ke wajah Lara.

“Tutup tubuhmu yang jelek itu dan jangan pernah perlihatkan lipatan kulitmu yang menjijikkan itu di hadapanku!”

Deg. Lara mematung mendengar penghinaan yang keluar langsung dari mulut Alex. Hatinya sangat sakit hingga tanpa terasa air mata menetes membasahi pipinya. Bibirnya gemetar ketika hatinya berusaha menahan isak tangis. Kedua tangannya memeluk selimut yang baru saja dilemparkan Alex.

“Sepertinya aku harus memberi tahumu apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa aku bisa sampai terjebak di dalam pernikahan ini!” sambung Alex lagi.

“Terjebak?” lirih Lara.

“Ya. Terjebak! Apa kau pikir aku mau menikahimu karena aku jatuh cinta pada pandangan pertama? Apa kau pikir aku mau menerima keadaanmu yang seperti ini? Mau di letak di mana mukaku jika satu dunia tahu Alex Moritz menikah dengan wanita petarung sumo!” ledeknya dengan senyuman menghina. “Tapi kalau di bilang petarung sumo itu terlalu elit. Julukan yang tepat untuk tubuh besarmu ini adalah ….” Alex terlihat sedang berpikir.

“Ha, aku tahu. GAJAH AFRIKA!” Tawa Alex menggelegar setelah ia puas menghina Lara hingga separah itu. Sama sekali tidak peduli kalau wanita di depannya sudah berulang kali meneteskan air mata karena sakit hati.

“Ha, sudahlah. Aku mau tidur. Jangan pernah naik ke atas tempat tidur karena aku tidak mau tempat tidurku yang mahal ini rusak!” ketus Alex lagi. Pria itu segera menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur dan mencari posisi yang nyaman. Ia sama sekali tidak peduli kalau Lara masih berdiri dan menangis pilu di sana.

“Kak Alex, kenapa Kakak tega mengatakan hal menyakitkan itu di depanku, Kak,” tanya Lara dengan suara sedih.

“Lara. Berhentilah menangis. Tangisanmu tidak akan bisa merubah segalanya. Jadi, mulai sekarang aku sarankan jangan pernah berharap apapun dariku agar kau tidak semakin terluka!”

Lara berusaha menenangkan dirinya sendiri. Ketika Alex tidak lagi bersuara, ia berjalan ke arah sofa. Lara berbaring di sofa dan menyelimuti tubuhnya dengan selimut. Wanita itu merasa tidak bebas karena sofa terlalu kecil untuk tubuhnya yang besar. Lara memutuskan untuk tidur di karpet yang ada di samping tempat tidur. Ia berusaha untuk menahan air matanya dan tersenyum walau sebenarnya hatinya masih terasa sakit.

“Lara, ini cobaan yang harus kau hadapi. Kau harus kuat. Mungkin memang sekarang Kak Alex tidak bisa mencintaimu. Tapi percayalah. Tidak lama lagi dia akan jatuh cinta padamu dan menerimamu apa adanya,” gumam Lara untuk menghibur diri.

Terpopuler

Comments

Sulati Cus

Sulati Cus

nyanyi ae ak rapopo ak rapopo ak rapopo

2022-11-23

0

aurel chantika

aurel chantika

masih disini kita

2022-05-19

0

️W⃠️️CeMeRLa️nG🌹

️W⃠️️CeMeRLa️nG🌹

si lara terlalu naif dan percaya diri jika alex mencintai kamu, harusnya kamu sadar diri liat penampilan kamu dan berfikir logis mana ada laki" kaya tampan dengan suka rela menikahi kamu🙄

2022-04-29

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pertemuan Pertama
2 Bab 2. Pernikahan
3 Bab 3. Skandal Alex
4 Bab 4. Senyuman Palsu
5 Bab 5. Bukan Malam Pertama
6 Bab 6. Sindiran Adik Ipar
7 Bab 7. Menantu Keluarga Moritz
8 Bab 8. Uang Belanja
9 Bab 9. Belanja Baju Big Size
10 Bab 10. Pembelaan Tuan Moritz
11 Bab 11. Terpeleset
12 Bab 12. Berkeliling
13 Bab 13. Informasi Hana
14 Bab 14. Amarah Lara
15 Bab 15. Kunjungan Fiona
16 Bab 16. Balasan untuk Fiona
17 Bab 17. Lingerie 6XL
18 Bab 18. Godaan Fiona
19 Bab 19. Ledekan Alex
20 Bab 20. Masakan Spesial
21 Bab 21. Ketahuan
22 Bab 22. Laporan Lara
23 Bab 23. Kelakuan Alex
24 Bab 24. Permintaan Tuan Moritz
25 Bab 25. Pemakaman
26 Bab 26. Bertemu Lagi
27 Bab 27. Pertolongan
28 Bab 28. Fabio Cassano
29 Bab 29. Ajakan Menikah
30 Give Away
31 Bab 30. Petualangan Lara
32 Bab 31. Cerita Lara
33 Bab 32. Mustahil
34 Bab 33. Dia Bukan Lara
35 Bab 34. Teringat Selalu
36 Bab 35. Bertemu Kak Bi
37 Bab 36. Panggil Aku Chubby
38 Bab 37. Apa Semua Benar?
39 Bab 38. Tidak Termaafkan!
40 Bab 39. Pertemuan Kedua
41 Bab 40. Rayuan Alex
42 Bab 41. Penolakan Fiona
43 Bab 42. Putus
44 Bab 43. Makan Malam
45 Bab 44. Karma Fiona
46 Bab 45. Rencana Baru
47 Bab 46. Senyuman Lara
48 Bab 47. Pergi Kalian!
49 Bab 48. Jemputan tak Terduga
50 Bab 49. Perdebatan Mereka
51 Bab 50. Pesta Mewah
52 Bab 51. Tidak Terima!
53 Bab 52. Belum Berakhir
54 Bab 53. Rahasia Apa?
55 Bab 54. Bukan Rahasia Biasa
56 Bab 55. Salah Sangka
57 Bab 56. Panggilkan Dokter!
58 Bab 57. Resep Khusus
59 Bab 58. Cemburu Fabio
60 Bab 59. Salah Tebak
61 Bab 60. Jangan Sentuh Aku!
62 Bab 61. Keputusan Lara
63 Bab 62. Ajakan Fabio
64 Bab 63. Makan Bersama
65 Bab 64. Musuh Dadakan
66 Bab 65. Tembakan Pertama
67 Bab 66. Penyesalan Alex Moritz
68 Bab 67. Pesan dari Greta
69 Bab 68. Salah Sangka
70 Bab 69. Bertemu Greta
71 Bab 70. Bertemu Alex?
72 Bab 71. Maaf dari Lara
73 Bab 72. Terbongkar
74 Bab 73. Tuduhan Vera
75 Bab 74. Cemburu?
76 Bab 75. Ciuman Pertama
77 Bab 76. Jackal?
78 Bab 77. Dia Milikku
79 Bab 78. Keadaan Alex Moritz
80 Bab 79. Strategi Lara
81 Bab 80. Permohonan Alex
82 Bab 81. Pertarungan
83 Bab 82. Siapa yang tertembak?
84 Bab 83. Ke mana Lara?
85 Bab 84. Alex Vs Mark
86 Bab 85. Kita Pacaran?
87 Bab 86. Apa yang Terjadi?
88 Bab 87. Maju Selangkah
89 Bab 88. Sarapan Romantis
90 Bab 89. Perjuangan Alex
91 Bab 90. Dimana Greta?
92 Bab 91. Tidak Percaya
93 Bab 92. Maafkan Aku
94 Bab 93. Disengaja
95 Bab 94. Apa yang terjadi?
96 Bab 95. Hadiah Tanpa Harga
97 Bab 96. Aku Padamu
98 Bab 97. Usaha Greta
99 Bab 98. Usaha Walter
100 Bab 99. Doubel Manisnya
101 Bab 100. Pink Boy?
102 Bab 101. Masih Belum Menyerah
103 Bab 102. Senyum Bahagia
104 Bab 103. Tuduhan Fabio
105 Bab 104. Penyerangan Udara
106 Bab 105. Sebuah Pengorbanan
107 Bab 106. Tidak Terduga
108 Bab 107. Rahasia Dokter Alfred
109 Bab 108. Kembali Sadar
110 Bab 109. Salah Berucap
111 Bab 110. Makam Fiona
112 111. Tetap Siaga
113 112. Tepat Waktu
114 113. Pesta Pernikahan
115 Setelah Menikah
116 Hadiah Pernikahan
117 Pagi penuh Cinta
118 Kado Alex
119 Penuh Cinta
120 Terlalu Mahal
121 Part Bonus
122 Part Bonus 2
123 Novel Babang Walter
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1. Pertemuan Pertama
2
Bab 2. Pernikahan
3
Bab 3. Skandal Alex
4
Bab 4. Senyuman Palsu
5
Bab 5. Bukan Malam Pertama
6
Bab 6. Sindiran Adik Ipar
7
Bab 7. Menantu Keluarga Moritz
8
Bab 8. Uang Belanja
9
Bab 9. Belanja Baju Big Size
10
Bab 10. Pembelaan Tuan Moritz
11
Bab 11. Terpeleset
12
Bab 12. Berkeliling
13
Bab 13. Informasi Hana
14
Bab 14. Amarah Lara
15
Bab 15. Kunjungan Fiona
16
Bab 16. Balasan untuk Fiona
17
Bab 17. Lingerie 6XL
18
Bab 18. Godaan Fiona
19
Bab 19. Ledekan Alex
20
Bab 20. Masakan Spesial
21
Bab 21. Ketahuan
22
Bab 22. Laporan Lara
23
Bab 23. Kelakuan Alex
24
Bab 24. Permintaan Tuan Moritz
25
Bab 25. Pemakaman
26
Bab 26. Bertemu Lagi
27
Bab 27. Pertolongan
28
Bab 28. Fabio Cassano
29
Bab 29. Ajakan Menikah
30
Give Away
31
Bab 30. Petualangan Lara
32
Bab 31. Cerita Lara
33
Bab 32. Mustahil
34
Bab 33. Dia Bukan Lara
35
Bab 34. Teringat Selalu
36
Bab 35. Bertemu Kak Bi
37
Bab 36. Panggil Aku Chubby
38
Bab 37. Apa Semua Benar?
39
Bab 38. Tidak Termaafkan!
40
Bab 39. Pertemuan Kedua
41
Bab 40. Rayuan Alex
42
Bab 41. Penolakan Fiona
43
Bab 42. Putus
44
Bab 43. Makan Malam
45
Bab 44. Karma Fiona
46
Bab 45. Rencana Baru
47
Bab 46. Senyuman Lara
48
Bab 47. Pergi Kalian!
49
Bab 48. Jemputan tak Terduga
50
Bab 49. Perdebatan Mereka
51
Bab 50. Pesta Mewah
52
Bab 51. Tidak Terima!
53
Bab 52. Belum Berakhir
54
Bab 53. Rahasia Apa?
55
Bab 54. Bukan Rahasia Biasa
56
Bab 55. Salah Sangka
57
Bab 56. Panggilkan Dokter!
58
Bab 57. Resep Khusus
59
Bab 58. Cemburu Fabio
60
Bab 59. Salah Tebak
61
Bab 60. Jangan Sentuh Aku!
62
Bab 61. Keputusan Lara
63
Bab 62. Ajakan Fabio
64
Bab 63. Makan Bersama
65
Bab 64. Musuh Dadakan
66
Bab 65. Tembakan Pertama
67
Bab 66. Penyesalan Alex Moritz
68
Bab 67. Pesan dari Greta
69
Bab 68. Salah Sangka
70
Bab 69. Bertemu Greta
71
Bab 70. Bertemu Alex?
72
Bab 71. Maaf dari Lara
73
Bab 72. Terbongkar
74
Bab 73. Tuduhan Vera
75
Bab 74. Cemburu?
76
Bab 75. Ciuman Pertama
77
Bab 76. Jackal?
78
Bab 77. Dia Milikku
79
Bab 78. Keadaan Alex Moritz
80
Bab 79. Strategi Lara
81
Bab 80. Permohonan Alex
82
Bab 81. Pertarungan
83
Bab 82. Siapa yang tertembak?
84
Bab 83. Ke mana Lara?
85
Bab 84. Alex Vs Mark
86
Bab 85. Kita Pacaran?
87
Bab 86. Apa yang Terjadi?
88
Bab 87. Maju Selangkah
89
Bab 88. Sarapan Romantis
90
Bab 89. Perjuangan Alex
91
Bab 90. Dimana Greta?
92
Bab 91. Tidak Percaya
93
Bab 92. Maafkan Aku
94
Bab 93. Disengaja
95
Bab 94. Apa yang terjadi?
96
Bab 95. Hadiah Tanpa Harga
97
Bab 96. Aku Padamu
98
Bab 97. Usaha Greta
99
Bab 98. Usaha Walter
100
Bab 99. Doubel Manisnya
101
Bab 100. Pink Boy?
102
Bab 101. Masih Belum Menyerah
103
Bab 102. Senyum Bahagia
104
Bab 103. Tuduhan Fabio
105
Bab 104. Penyerangan Udara
106
Bab 105. Sebuah Pengorbanan
107
Bab 106. Tidak Terduga
108
Bab 107. Rahasia Dokter Alfred
109
Bab 108. Kembali Sadar
110
Bab 109. Salah Berucap
111
Bab 110. Makam Fiona
112
111. Tetap Siaga
113
112. Tepat Waktu
114
113. Pesta Pernikahan
115
Setelah Menikah
116
Hadiah Pernikahan
117
Pagi penuh Cinta
118
Kado Alex
119
Penuh Cinta
120
Terlalu Mahal
121
Part Bonus
122
Part Bonus 2
123
Novel Babang Walter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!