Bab 2. Pernikahan

Hari pernikahan telah tiba. Pesta pernikahan itu diadakan di sebuah hotel bintang lima milik keluarga Moritz. Aula pernikahan di hias dengan warna serba putih. Bunga lily dan mawar putih membuat lokasi pernikahan tersebut terlihat semakin elegan. Tamu undangan sudah meramaikan lokasi tersebut. Mereka yang rata-rata berasal dari golongan menengah ke atas terlihat menghina sang pengantin wanita. Namun, mereka tetap memasang wajah ramah karena wanita berbadan besar itu kini adalah menantu dari Tuan Moritz.

Memakai gaun berwarna putih dan di rias layaknya seorang pengantin wanita membuat Lara sangat bahagia malam itu. Akad pernikahan telah berjalan sukses tadi siang. Janji suci telah diucapkan. Kini Lara berhasil menyandang status sebagai Nyonya muda di dalam keluarga Moritz. Senyum di bibirnya yang merah terlihat sangat indah. Kaca mata yang selalu dia pakai memang dilepas Lara sampai pesta pernikahan berakhir.

Lara berdiri dengan senyum manis menyambut setiap tamu yang muncul untuk mengucapkan selamat. Di samping Lara, ada Alex yang juga berdiri dengan wajah tidak bersemangat. Walau pesta itu hanya di hadiri oleh orang-orang terdekat dari kedua bela pihak. Tetapi tetap saja Alex merasa malu. Bahkan ingin sekali dia memakai topeng ketika seorang fotografer memotret fotonya dan Lara untuk dijadikan kenangan.

“Sial! Aku benar-benar sial! Kenapa wanita seperti Lara harus terlahir di dunia ini? Kenapa! Aku akan membalas rasa malu ini. Aku akan membuatmu menderita dan menyesal karena sudah mau menerima lamaran papa!” umpat Alex di dalam hati. 

“Kak, ayo kita ke sana. Sudah saatnya acara potong kue pernikahan kita,” ajak Lara dengan wajah yang bahagia. Alex hanya mengangguk saja. Hari itu Alex tidak mau banyak bicara. Bahkan ketika Lara mengajaknya berbicara Alex lebih memilih untuk menghindar. Namun, Lara sama sekali tidak curiga. Dia berpikir kalau Alex kelelahan karena menumpuknya pekerjaan di kantor.

Lara dan Alex berdiri di depan kue tart yang menjulang tinggi ke atas. Mereka berdua memegang pisau yang sama dan memotong kue tart berwarna putih tersebut. Tepung tangan dari tamu undangan membuat Lara semakin bahagia.

“Benar-benar seperti mimpi. Apa mereka bertepuk tangan dan tersenyum karena ikut bahagia bersamaku? Jika memang iya, aku merasa sangat tersanjung. Apa semua ini karena aku menikah dengan Kak Alex? Kak Alex membawa keberuntungan di dalam hidupku,” gumam Lara di dalam hati. Lara mengambil sesendok kue tart dan menyuapi Alex. Begitu juga dengan Alex. Mereka terlihat seperti sepasang pengantin yang sedang berbahagia.

Beberapa meter dari posisi Alex berdiri, seorang wanita bergaun putih menatap Alex dengan tatapan penuh arti. Sambil meneguk minumannya secara perlahan, tatapan wanita itu seperti sebuah ancaman yang akhirnya ditakuti Alex. Wanita itu memberikan gelas kosongnya kepada seorang pelayan yang kebetulan lewat di depannya. Dia memutar tubuhnya dan memutuskan untuk pergi meninggalkan lokasi pesta.

“Lara, aku mau ke toilet sebentar,” bisik Alex. Belum sempat Lara menjawab, Alex sudah pergi begitu saja. Langkahnya sangat cepat takut kehilangan jejak wanita yang tadi sempat dia lihat. Lara sendiri menjadi tidak fokus dengan arah yang di tuju Alex. Beberapa rekan kuliah Lara yang sudah lama tidak bertemu muncul untuk memberikan selamat.

"Selamat Lara. Aku tidak menyangka kau akan menikah juga. Dengan pria kaya dan tampan lagi." Seorang wanita menepuk lengan Lara dengan senyuman yang tidak bisa di tebak. Entah dia senang atau sedang iri. "Kau seperti seekor itik buruk rupa yang mendapat fasilitas kandang emas. Sulit di percaya. Apa kau hamil duluan? Apa kau menjebak Tuan Alex?" bisiknya dengan tatapan menuduh.

Senyum Lara luntur. Wanita itu mengepal kuat tangannya berusaha menahan amarah yang bergejolak di dalam dada. Ingin sekali Lara mendorong wanita di depannya agar terjungkal dan ditertawakan semua orang. Namun, semua masih dia tahan. Hari ini adalah pesta pernikahannya dengan Alex. Lara tidak mau pesta mewah dan megah ini berubah menjadi kacau.

"Terima kasih, Vera. Aku juga tidak menyangka kalau wanita dengan berat badan hampir 110 kilo sepertiku bisa mendapat suami yang tampan dan kaya raya. Tidak sepertimu. Yang mati-matian diet dan perawatan mahal di salon tapi tidak laku-laku," balas Lara gantian. "Yang pastinya aku tidak sama sepertimu. Yang rela melakukan rencana kotor agar bisa mendapatkan apa yang aku inginkan!"

Setelah mendengar kalimat balasan dari Lara, Vera ingin melayangkan tangannya untuk menampar wajah Lara. Namun, seorang pria tiba-tiba saja muncul dan mencegah niat jahat wanita itu. Pria itu mencekal tangan Vera dengan tatapan tidak suka.

"Apa yang mau kau lakukan? Kau mau melukai mempelai wanita? Pergilah jika kau tidak suka. Kau diundang untuk mengucapkan selamat. Bukan membuat keributan di sini."

Pria itu Alfred. Teman kuliah Lara. Seorang dokter yang tidak lama lagi juga akan menikah. Sejak di bangku kuliah, hanya Alfred satu-satunya pria yang mau dekat dengan Lara. Sisanya merasa jijik bahkan ada yang ketakutan hanya melihat tubuh Lara yang besar.

"Aku yakin, Tuan Alex tidak benar-benar cinta dengannya," sahut Vera yang masih tidak mau kalah sebelum wanita itu pergi entah ke mana.

Lara memejamkan matanya sambil mengelus dada. "Tadinya aku pikir kami bisa berteman."

Alfred tersenyum. "Sudahlah. Sejak dulu dia memang suka mencari masalah. Oh ya, di mana suamimu Lara? Kenapa dia tidak ada di sini bersama denganmu?" Alfred mencari ke kanan dan ke kiri.

Lara tertegun. Karena terlalu asyik memakan potongan kue tar pernikahannya. Dia hampir lupa kalau sang suami sudah hampir satu jam menghilang dari sisinya.

"Kak Alex ke toilet," ucapnya pelan. Ada rasa khawatir ketika dia mengatakan hal itu. Lara takut suaminya kabur karena melihat dirinya yang besar seperti boneka salju. Lara juga takut kalau Alex menyesal karena sudah menikah dengannya.

“Aku tidak bisa menunggunya sampai kembali,” ucap Alfred. Pria itu memberikan kado yang sejak tadi dia bawa. “Selamat Lara. Semoga kau selalu bahagia bersama Alex. Mendapat keturunan yang menggemaskan.”

“Terima kasih, Alfred. Aku juga doakan agar kau segera di terima bekerja di rumah sakit yang kau impikan. Kabari aku jika kau dan Ines sudah menentukan tanggal pernikahannya,” ujar Lara.

“Baiklah. Aku permisi dulu. Ines kirim salam. Dia tidak bisa datang karena ada jadwal operasi dadakan.”

“Ya. Terima kasih sekali lagi karena sudah menyempatkan datang di pesta sederhanaku ini, Alfred.” Alfred tersenyum sebelum pergi. Kepergian Alfred menjadi kepergian tamu terakhit bagi Lara. Wanita itu kini merasa sendiri karena beberapa tamu undangan yang tersisa adalah rekan bisnis Alex dan Tuan Moritz. “Kenapa Kak Alex lama sekali? Apa terjadi sesuatu padanya?” gumam Lara dengan wajah yang sangat khawatir.

Terpopuler

Comments

Bundanya Pandu Pharamadina

Bundanya Pandu Pharamadina

Lara semoga rumah tangganya tidaklah selara namanya.

2023-02-07

0

aurel chantika

aurel chantika

UD lama cerita ini aku save,,baru sempat baca. muda2han suka

2022-05-19

1

Dwi Rahayu

Dwi Rahayu

Alex ketinggalan zaman
gemuk Ndut sekarang lagi ngetrend 🤭🤭

2022-03-31

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pertemuan Pertama
2 Bab 2. Pernikahan
3 Bab 3. Skandal Alex
4 Bab 4. Senyuman Palsu
5 Bab 5. Bukan Malam Pertama
6 Bab 6. Sindiran Adik Ipar
7 Bab 7. Menantu Keluarga Moritz
8 Bab 8. Uang Belanja
9 Bab 9. Belanja Baju Big Size
10 Bab 10. Pembelaan Tuan Moritz
11 Bab 11. Terpeleset
12 Bab 12. Berkeliling
13 Bab 13. Informasi Hana
14 Bab 14. Amarah Lara
15 Bab 15. Kunjungan Fiona
16 Bab 16. Balasan untuk Fiona
17 Bab 17. Lingerie 6XL
18 Bab 18. Godaan Fiona
19 Bab 19. Ledekan Alex
20 Bab 20. Masakan Spesial
21 Bab 21. Ketahuan
22 Bab 22. Laporan Lara
23 Bab 23. Kelakuan Alex
24 Bab 24. Permintaan Tuan Moritz
25 Bab 25. Pemakaman
26 Bab 26. Bertemu Lagi
27 Bab 27. Pertolongan
28 Bab 28. Fabio Cassano
29 Bab 29. Ajakan Menikah
30 Give Away
31 Bab 30. Petualangan Lara
32 Bab 31. Cerita Lara
33 Bab 32. Mustahil
34 Bab 33. Dia Bukan Lara
35 Bab 34. Teringat Selalu
36 Bab 35. Bertemu Kak Bi
37 Bab 36. Panggil Aku Chubby
38 Bab 37. Apa Semua Benar?
39 Bab 38. Tidak Termaafkan!
40 Bab 39. Pertemuan Kedua
41 Bab 40. Rayuan Alex
42 Bab 41. Penolakan Fiona
43 Bab 42. Putus
44 Bab 43. Makan Malam
45 Bab 44. Karma Fiona
46 Bab 45. Rencana Baru
47 Bab 46. Senyuman Lara
48 Bab 47. Pergi Kalian!
49 Bab 48. Jemputan tak Terduga
50 Bab 49. Perdebatan Mereka
51 Bab 50. Pesta Mewah
52 Bab 51. Tidak Terima!
53 Bab 52. Belum Berakhir
54 Bab 53. Rahasia Apa?
55 Bab 54. Bukan Rahasia Biasa
56 Bab 55. Salah Sangka
57 Bab 56. Panggilkan Dokter!
58 Bab 57. Resep Khusus
59 Bab 58. Cemburu Fabio
60 Bab 59. Salah Tebak
61 Bab 60. Jangan Sentuh Aku!
62 Bab 61. Keputusan Lara
63 Bab 62. Ajakan Fabio
64 Bab 63. Makan Bersama
65 Bab 64. Musuh Dadakan
66 Bab 65. Tembakan Pertama
67 Bab 66. Penyesalan Alex Moritz
68 Bab 67. Pesan dari Greta
69 Bab 68. Salah Sangka
70 Bab 69. Bertemu Greta
71 Bab 70. Bertemu Alex?
72 Bab 71. Maaf dari Lara
73 Bab 72. Terbongkar
74 Bab 73. Tuduhan Vera
75 Bab 74. Cemburu?
76 Bab 75. Ciuman Pertama
77 Bab 76. Jackal?
78 Bab 77. Dia Milikku
79 Bab 78. Keadaan Alex Moritz
80 Bab 79. Strategi Lara
81 Bab 80. Permohonan Alex
82 Bab 81. Pertarungan
83 Bab 82. Siapa yang tertembak?
84 Bab 83. Ke mana Lara?
85 Bab 84. Alex Vs Mark
86 Bab 85. Kita Pacaran?
87 Bab 86. Apa yang Terjadi?
88 Bab 87. Maju Selangkah
89 Bab 88. Sarapan Romantis
90 Bab 89. Perjuangan Alex
91 Bab 90. Dimana Greta?
92 Bab 91. Tidak Percaya
93 Bab 92. Maafkan Aku
94 Bab 93. Disengaja
95 Bab 94. Apa yang terjadi?
96 Bab 95. Hadiah Tanpa Harga
97 Bab 96. Aku Padamu
98 Bab 97. Usaha Greta
99 Bab 98. Usaha Walter
100 Bab 99. Doubel Manisnya
101 Bab 100. Pink Boy?
102 Bab 101. Masih Belum Menyerah
103 Bab 102. Senyum Bahagia
104 Bab 103. Tuduhan Fabio
105 Bab 104. Penyerangan Udara
106 Bab 105. Sebuah Pengorbanan
107 Bab 106. Tidak Terduga
108 Bab 107. Rahasia Dokter Alfred
109 Bab 108. Kembali Sadar
110 Bab 109. Salah Berucap
111 Bab 110. Makam Fiona
112 111. Tetap Siaga
113 112. Tepat Waktu
114 113. Pesta Pernikahan
115 Setelah Menikah
116 Hadiah Pernikahan
117 Pagi penuh Cinta
118 Kado Alex
119 Penuh Cinta
120 Terlalu Mahal
121 Part Bonus
122 Part Bonus 2
123 Novel Babang Walter
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1. Pertemuan Pertama
2
Bab 2. Pernikahan
3
Bab 3. Skandal Alex
4
Bab 4. Senyuman Palsu
5
Bab 5. Bukan Malam Pertama
6
Bab 6. Sindiran Adik Ipar
7
Bab 7. Menantu Keluarga Moritz
8
Bab 8. Uang Belanja
9
Bab 9. Belanja Baju Big Size
10
Bab 10. Pembelaan Tuan Moritz
11
Bab 11. Terpeleset
12
Bab 12. Berkeliling
13
Bab 13. Informasi Hana
14
Bab 14. Amarah Lara
15
Bab 15. Kunjungan Fiona
16
Bab 16. Balasan untuk Fiona
17
Bab 17. Lingerie 6XL
18
Bab 18. Godaan Fiona
19
Bab 19. Ledekan Alex
20
Bab 20. Masakan Spesial
21
Bab 21. Ketahuan
22
Bab 22. Laporan Lara
23
Bab 23. Kelakuan Alex
24
Bab 24. Permintaan Tuan Moritz
25
Bab 25. Pemakaman
26
Bab 26. Bertemu Lagi
27
Bab 27. Pertolongan
28
Bab 28. Fabio Cassano
29
Bab 29. Ajakan Menikah
30
Give Away
31
Bab 30. Petualangan Lara
32
Bab 31. Cerita Lara
33
Bab 32. Mustahil
34
Bab 33. Dia Bukan Lara
35
Bab 34. Teringat Selalu
36
Bab 35. Bertemu Kak Bi
37
Bab 36. Panggil Aku Chubby
38
Bab 37. Apa Semua Benar?
39
Bab 38. Tidak Termaafkan!
40
Bab 39. Pertemuan Kedua
41
Bab 40. Rayuan Alex
42
Bab 41. Penolakan Fiona
43
Bab 42. Putus
44
Bab 43. Makan Malam
45
Bab 44. Karma Fiona
46
Bab 45. Rencana Baru
47
Bab 46. Senyuman Lara
48
Bab 47. Pergi Kalian!
49
Bab 48. Jemputan tak Terduga
50
Bab 49. Perdebatan Mereka
51
Bab 50. Pesta Mewah
52
Bab 51. Tidak Terima!
53
Bab 52. Belum Berakhir
54
Bab 53. Rahasia Apa?
55
Bab 54. Bukan Rahasia Biasa
56
Bab 55. Salah Sangka
57
Bab 56. Panggilkan Dokter!
58
Bab 57. Resep Khusus
59
Bab 58. Cemburu Fabio
60
Bab 59. Salah Tebak
61
Bab 60. Jangan Sentuh Aku!
62
Bab 61. Keputusan Lara
63
Bab 62. Ajakan Fabio
64
Bab 63. Makan Bersama
65
Bab 64. Musuh Dadakan
66
Bab 65. Tembakan Pertama
67
Bab 66. Penyesalan Alex Moritz
68
Bab 67. Pesan dari Greta
69
Bab 68. Salah Sangka
70
Bab 69. Bertemu Greta
71
Bab 70. Bertemu Alex?
72
Bab 71. Maaf dari Lara
73
Bab 72. Terbongkar
74
Bab 73. Tuduhan Vera
75
Bab 74. Cemburu?
76
Bab 75. Ciuman Pertama
77
Bab 76. Jackal?
78
Bab 77. Dia Milikku
79
Bab 78. Keadaan Alex Moritz
80
Bab 79. Strategi Lara
81
Bab 80. Permohonan Alex
82
Bab 81. Pertarungan
83
Bab 82. Siapa yang tertembak?
84
Bab 83. Ke mana Lara?
85
Bab 84. Alex Vs Mark
86
Bab 85. Kita Pacaran?
87
Bab 86. Apa yang Terjadi?
88
Bab 87. Maju Selangkah
89
Bab 88. Sarapan Romantis
90
Bab 89. Perjuangan Alex
91
Bab 90. Dimana Greta?
92
Bab 91. Tidak Percaya
93
Bab 92. Maafkan Aku
94
Bab 93. Disengaja
95
Bab 94. Apa yang terjadi?
96
Bab 95. Hadiah Tanpa Harga
97
Bab 96. Aku Padamu
98
Bab 97. Usaha Greta
99
Bab 98. Usaha Walter
100
Bab 99. Doubel Manisnya
101
Bab 100. Pink Boy?
102
Bab 101. Masih Belum Menyerah
103
Bab 102. Senyum Bahagia
104
Bab 103. Tuduhan Fabio
105
Bab 104. Penyerangan Udara
106
Bab 105. Sebuah Pengorbanan
107
Bab 106. Tidak Terduga
108
Bab 107. Rahasia Dokter Alfred
109
Bab 108. Kembali Sadar
110
Bab 109. Salah Berucap
111
Bab 110. Makam Fiona
112
111. Tetap Siaga
113
112. Tepat Waktu
114
113. Pesta Pernikahan
115
Setelah Menikah
116
Hadiah Pernikahan
117
Pagi penuh Cinta
118
Kado Alex
119
Penuh Cinta
120
Terlalu Mahal
121
Part Bonus
122
Part Bonus 2
123
Novel Babang Walter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!