Bab 3. Skandal Alex

Suara decitan tempat tidur yang berada di salah satu kamar hotel menggema bersama dengan suara ******* yang keluar dari dua insan yang sedang di mabuk asmara.

Bibir Alex terus saja menjelajahi tubuh sang kekasih yang kini tidak lagi menggunakan busana. Gairah mereka berdua tidak terkendali hingga hasrat ingin memuaskan satu sama lain muncul di dalam benak masing-masing.

"Kau benar-benar brengsek, Alex. Di bawah pesta pernikahanmu sedang berlangsung. Bagaimana bisa kau memintaku untuk melayanimu seperti ini?" protes Fiona sebelum membalas ciuman Alex. 

"Fiona, tubuhmu selalu saja membuatku gila. Jangan bahas wanita itu. Jika bukan karena dipaksa, aku tidak mungkin mau menikah dengannya. Wanita dengan berat badan seperti tronton itu tidak pantas menjadi pendampingku. Hanya kau yang pantas ada di sisiku, Fiona," puji Alex sebelum melajutkan aksinya.

Walau sudah sering mereka melakukan hal seperti itu, tetapi Alex tidak pernah merasa puas. Pria itu terus memiliki kekasihnya dan memuaskan nafsunya setiap kali mereka bertemu. Baginya Fiona sudah seperti candu yang tidak bisa ditinggalkan.

Alex sama sekali tidak peduli dengan Lara. Wanita yang baru saja dia nikahi beberapa jam yang lalu. Janji suci seakan hanya sekedar basa basi yang isinya akan dilupakan setelah selesai di baca.

Deringan ponsel di atas nakas mereka abaikan begitu saja. Erangan dari bibir Fiona dan Alex menandakan kalau mereka telah mencapai pada puncak kenikmatan. Dengan napas terengah-engah, mereka saling memandang dengan senyum indah di bibir masing-masing.

"Angkat tuh teleponnya," perintah Fiona yang mulai risih dengan deringan ponsel sang kekasih.

"Aku mencintaimu." Alex melepaskan penyatuan mereka dan beranjak dari ranjang. Pria itu memungut celana di lantai dan mengenakannya. Ia segera mengangkat panggilan telepon dengan wajah panik ketika tahu kalau ayahnya yang menelepon.

"Ke mana saja kau Alex! Apa kau lupa kalau sekarang adalah resepsi pernikahanmu? Apa kau kabur dengan wanita itu?" Teriak Tuan Moritz dari dalam telepon. Bahkan pria itu tidak memberikan kesempatan kepada Alex untuk berbasa-basi.

"Pa, aku di toilet," jawabnya sambil mengutip kemeja dan jas yang ada di lantai.

"Jika dalam lima menit kau tidak muncul di sini. Kau pasti tahu apa resiko yang akan kau dapatkan Alex!"

"Pa, aku-" Belum sempat Alex memberi penjelasan. Panggilan telepon itu sudah terputus.

"Apa itu telepon dari calon ayah mertuaku?" tanya Fiona sambil memandang kuku-kukunya. 

"Hemm," jawab Alex mulai malas. Ia mengancing kemejanya dengan buru-buru. Waktu lima menit itu bukan waktu yang cukup untuk dia tiba di lantai bawah.

"Apa dia memintamu muncul di pesta?" Fiona beranjak dari tempat tidur. Wanita itu mengutip gaun putih miliknya yang tergeletak di lantai. Lalu berjalan mendekati Alex.

"Sayang, maafkan aku. Tapi aku harus meninggalkanmu dengan cara seperti ini," bujuk Alex. Dia menarik pinggang Fiona dan mendaratkan kecupan di bibir merah wanita itu. 

"Baiklah. Apa kau akan melewati malam pertama dengannya malam ini?" Fiona mengusap lembut rahang Alex.

"Jangankan menyentuhnya. Dekat-dekat dengannya saja aku jijik. Aku pergi dulu ya." 

Fiona melipat kedua tangannya sambil memandang punggung Alex yang semakin menjauh. Senyum licik terukir di bibirnya ketika Alex telah menghilang dari balik pintu.

"Apa kau pikir aku peduli? Bahkan jika kau bercinta dengan wanita itu aku sama sekali tidak keberatan. Bagiku, selama kau masih bisa memenuhi apa yang aku inginkan. Itu sudah lebih dari cukup Alex. Kau adalah ATM berjalanku," gumam Fiona di dalam hati.

***

Pesta telah selesai. Satu persatu tamu undangan sudah pulang. Lara berdiri di dekat meja kue tart dengan wajah cemas. Dia memandang pintu masuk dengan tidak tenang. 

"Kemana Alex? Kenapa dia tidak muncul-muncul," ujarnya sambil berjalan ke sana ke mari.

"Lara."

Lara segera memandang ke samping setelah mendengar suara ayah mertuanya. "Papa?"

"Selamat ya sayang. Papa harap kau bahagia menikah dengan Alex. Kini kedua orang tuamu pasti bahagia karena melihatmu menikah dengan anak dari sahabatnya," ujar Tuan Moritz.

"Ya, Pa. Lara juga senang bisa memiliki Papa seperti Papa Moritz," jawab Lara. "Di mana Mama dan Greta, Pa?"

Tuan Moritz diam sejenak. Sebenarnya satu-satunya orang yang mendukung pernikahan antara Lara dan Alex hanya Tuan Mortiz. Ny. Moritz dan Greta yang tidak lain adalah adik kandung Alex. Menolak keras untuk menerima kehadiran Lara di rumah mereka. Bagi mereka Lara hanya wanita pembawa sial yang nantinya akan membuat malu keluarga mereka.

"Pa," sapa Lara lagi ketika Tuan Moritz hanya melamun saja.

"Mama dan Greta sudah pulang. Mereka kelelahan hingga memutuskan untuk pulang lebih dulu," dusta Tuan Moritz. Dia tidak mau Lara sampai sakit hati dan kecewa jika dia mengatakan yang sebenarnya. “Papa ke sana sebentar. Tuan Moritz berjalan menghampiri Alex. Pria itu terlihat tidak sabar untuk menegur anaknya.

"Pa, ada apa?" tanya Alex. Pria itu memandang Lara sekilas sebelum memandang wajah Tuan Moritz.

"Ada apa kau bilang? Pesta sudah berakhir dan kau menghilang begitu saja. Apa kau tidak memikirkan bagaimana nasip istrimu?" ketus Tuan Moritz dengan wajah tidak suka.

"Pa, Alex tadi-”

“Cukup, Alex. Bawa Lara pulang ke rumah sekarang juga!” ketus Tuan Moritz sebelum pergi meninggalkan Alex. Alex mengepal kuat tangannya menahan amarah yang siap meledak. Dia berjalan menghampiri Lara berada saat ini.

Lara yang melihat kemunculan Alex terlihat sangat bahagia. Tidak lupa dia mengukir senyuman terbaiknya agar terlihat cantik di depan Alex. “Kak Alex, Kakak dari mana saja? Apa kakak baik-baik saja?” 

“Cukup basa-basinya! Sekarang, ikuti aku ke mobil!” ketus Alex. Tidak ada lagi ekspresi bersahabat di wajah Alex. Pria itu memasang wajah menakutkan hingga membuat Lara syok dan merasa takut.

“Kak Alex, apa yang terjadi? Apa kakak baru saja mengalami masalah?” tanya Lara tidak menyerah. Wanita itu terlihat kesulitan mengikuti langkah kaki Alex yang begitu cepat. Gaun pengantin Lara angkat tinggi-tinggi agar bisa leluasa berjalan.

“Kak Alex, tunggu!” pinta Lara ketika melihat Alex tidak lagi mau menunggunya. Alex masuk ke dalam mobil lebih dulu. Lara mengatur gaun pengantinnya sebelum masuk. Wanita itu terlihat kerepotan membawa dirinya sendiri. Setelah berhasil masuk ke dalam mobil dan duduk di samping Alex, Lara kembali memandang Alex untuk meminta penjelasan kepada pria itu.

“Kak, apa Kak Alex sedang ada masalah? Cerita sama Lara. Kali aja Lara bisa bantu.”

Alex menghela napas kasar. Dia melempar tatapan membunuh ke Lara. “Berhenti bertanya, Lara!” ketus Alex penuh emosi.

Deg. Lara mematung. Dia tidak menyangka akan mendapat perlakuan seperti ini dari Alex. 

“Kenapa dengan Kak Alex? Kenapa dia terlihat jauh berbeda?” gumam Lara di dalam hati.

Lara memalingkan wajahnya. Sedangkan Alex juga memilih untuk memalingkan pandangannya agar tidak melihat wajah Lara yang begitu menjijikkan baginya.

Terpopuler

Comments

Sulati Cus

Sulati Cus

bajigur bener si alex, sempet2 nya tempur d detik-detik resepsi

2022-11-23

0

aurel chantika

aurel chantika

sabar ya lara

2022-05-19

1

momy ida

momy ida

ntar kalau lara udah cantik trus body nya jdi kaya gitar sepanyol... lo pasti jatuh cinta... dan gw sumpahin saat lo bucin mampus kerara.... rara udah punya gandengan yg jauhhhh diatas lo..... dan saat itu boleh donk gw 👏sambil 🤣jahat... karna liat lo terpuruk lex🤭

2022-04-29

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pertemuan Pertama
2 Bab 2. Pernikahan
3 Bab 3. Skandal Alex
4 Bab 4. Senyuman Palsu
5 Bab 5. Bukan Malam Pertama
6 Bab 6. Sindiran Adik Ipar
7 Bab 7. Menantu Keluarga Moritz
8 Bab 8. Uang Belanja
9 Bab 9. Belanja Baju Big Size
10 Bab 10. Pembelaan Tuan Moritz
11 Bab 11. Terpeleset
12 Bab 12. Berkeliling
13 Bab 13. Informasi Hana
14 Bab 14. Amarah Lara
15 Bab 15. Kunjungan Fiona
16 Bab 16. Balasan untuk Fiona
17 Bab 17. Lingerie 6XL
18 Bab 18. Godaan Fiona
19 Bab 19. Ledekan Alex
20 Bab 20. Masakan Spesial
21 Bab 21. Ketahuan
22 Bab 22. Laporan Lara
23 Bab 23. Kelakuan Alex
24 Bab 24. Permintaan Tuan Moritz
25 Bab 25. Pemakaman
26 Bab 26. Bertemu Lagi
27 Bab 27. Pertolongan
28 Bab 28. Fabio Cassano
29 Bab 29. Ajakan Menikah
30 Give Away
31 Bab 30. Petualangan Lara
32 Bab 31. Cerita Lara
33 Bab 32. Mustahil
34 Bab 33. Dia Bukan Lara
35 Bab 34. Teringat Selalu
36 Bab 35. Bertemu Kak Bi
37 Bab 36. Panggil Aku Chubby
38 Bab 37. Apa Semua Benar?
39 Bab 38. Tidak Termaafkan!
40 Bab 39. Pertemuan Kedua
41 Bab 40. Rayuan Alex
42 Bab 41. Penolakan Fiona
43 Bab 42. Putus
44 Bab 43. Makan Malam
45 Bab 44. Karma Fiona
46 Bab 45. Rencana Baru
47 Bab 46. Senyuman Lara
48 Bab 47. Pergi Kalian!
49 Bab 48. Jemputan tak Terduga
50 Bab 49. Perdebatan Mereka
51 Bab 50. Pesta Mewah
52 Bab 51. Tidak Terima!
53 Bab 52. Belum Berakhir
54 Bab 53. Rahasia Apa?
55 Bab 54. Bukan Rahasia Biasa
56 Bab 55. Salah Sangka
57 Bab 56. Panggilkan Dokter!
58 Bab 57. Resep Khusus
59 Bab 58. Cemburu Fabio
60 Bab 59. Salah Tebak
61 Bab 60. Jangan Sentuh Aku!
62 Bab 61. Keputusan Lara
63 Bab 62. Ajakan Fabio
64 Bab 63. Makan Bersama
65 Bab 64. Musuh Dadakan
66 Bab 65. Tembakan Pertama
67 Bab 66. Penyesalan Alex Moritz
68 Bab 67. Pesan dari Greta
69 Bab 68. Salah Sangka
70 Bab 69. Bertemu Greta
71 Bab 70. Bertemu Alex?
72 Bab 71. Maaf dari Lara
73 Bab 72. Terbongkar
74 Bab 73. Tuduhan Vera
75 Bab 74. Cemburu?
76 Bab 75. Ciuman Pertama
77 Bab 76. Jackal?
78 Bab 77. Dia Milikku
79 Bab 78. Keadaan Alex Moritz
80 Bab 79. Strategi Lara
81 Bab 80. Permohonan Alex
82 Bab 81. Pertarungan
83 Bab 82. Siapa yang tertembak?
84 Bab 83. Ke mana Lara?
85 Bab 84. Alex Vs Mark
86 Bab 85. Kita Pacaran?
87 Bab 86. Apa yang Terjadi?
88 Bab 87. Maju Selangkah
89 Bab 88. Sarapan Romantis
90 Bab 89. Perjuangan Alex
91 Bab 90. Dimana Greta?
92 Bab 91. Tidak Percaya
93 Bab 92. Maafkan Aku
94 Bab 93. Disengaja
95 Bab 94. Apa yang terjadi?
96 Bab 95. Hadiah Tanpa Harga
97 Bab 96. Aku Padamu
98 Bab 97. Usaha Greta
99 Bab 98. Usaha Walter
100 Bab 99. Doubel Manisnya
101 Bab 100. Pink Boy?
102 Bab 101. Masih Belum Menyerah
103 Bab 102. Senyum Bahagia
104 Bab 103. Tuduhan Fabio
105 Bab 104. Penyerangan Udara
106 Bab 105. Sebuah Pengorbanan
107 Bab 106. Tidak Terduga
108 Bab 107. Rahasia Dokter Alfred
109 Bab 108. Kembali Sadar
110 Bab 109. Salah Berucap
111 Bab 110. Makam Fiona
112 111. Tetap Siaga
113 112. Tepat Waktu
114 113. Pesta Pernikahan
115 Setelah Menikah
116 Hadiah Pernikahan
117 Pagi penuh Cinta
118 Kado Alex
119 Penuh Cinta
120 Terlalu Mahal
121 Part Bonus
122 Part Bonus 2
123 Novel Babang Walter
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1. Pertemuan Pertama
2
Bab 2. Pernikahan
3
Bab 3. Skandal Alex
4
Bab 4. Senyuman Palsu
5
Bab 5. Bukan Malam Pertama
6
Bab 6. Sindiran Adik Ipar
7
Bab 7. Menantu Keluarga Moritz
8
Bab 8. Uang Belanja
9
Bab 9. Belanja Baju Big Size
10
Bab 10. Pembelaan Tuan Moritz
11
Bab 11. Terpeleset
12
Bab 12. Berkeliling
13
Bab 13. Informasi Hana
14
Bab 14. Amarah Lara
15
Bab 15. Kunjungan Fiona
16
Bab 16. Balasan untuk Fiona
17
Bab 17. Lingerie 6XL
18
Bab 18. Godaan Fiona
19
Bab 19. Ledekan Alex
20
Bab 20. Masakan Spesial
21
Bab 21. Ketahuan
22
Bab 22. Laporan Lara
23
Bab 23. Kelakuan Alex
24
Bab 24. Permintaan Tuan Moritz
25
Bab 25. Pemakaman
26
Bab 26. Bertemu Lagi
27
Bab 27. Pertolongan
28
Bab 28. Fabio Cassano
29
Bab 29. Ajakan Menikah
30
Give Away
31
Bab 30. Petualangan Lara
32
Bab 31. Cerita Lara
33
Bab 32. Mustahil
34
Bab 33. Dia Bukan Lara
35
Bab 34. Teringat Selalu
36
Bab 35. Bertemu Kak Bi
37
Bab 36. Panggil Aku Chubby
38
Bab 37. Apa Semua Benar?
39
Bab 38. Tidak Termaafkan!
40
Bab 39. Pertemuan Kedua
41
Bab 40. Rayuan Alex
42
Bab 41. Penolakan Fiona
43
Bab 42. Putus
44
Bab 43. Makan Malam
45
Bab 44. Karma Fiona
46
Bab 45. Rencana Baru
47
Bab 46. Senyuman Lara
48
Bab 47. Pergi Kalian!
49
Bab 48. Jemputan tak Terduga
50
Bab 49. Perdebatan Mereka
51
Bab 50. Pesta Mewah
52
Bab 51. Tidak Terima!
53
Bab 52. Belum Berakhir
54
Bab 53. Rahasia Apa?
55
Bab 54. Bukan Rahasia Biasa
56
Bab 55. Salah Sangka
57
Bab 56. Panggilkan Dokter!
58
Bab 57. Resep Khusus
59
Bab 58. Cemburu Fabio
60
Bab 59. Salah Tebak
61
Bab 60. Jangan Sentuh Aku!
62
Bab 61. Keputusan Lara
63
Bab 62. Ajakan Fabio
64
Bab 63. Makan Bersama
65
Bab 64. Musuh Dadakan
66
Bab 65. Tembakan Pertama
67
Bab 66. Penyesalan Alex Moritz
68
Bab 67. Pesan dari Greta
69
Bab 68. Salah Sangka
70
Bab 69. Bertemu Greta
71
Bab 70. Bertemu Alex?
72
Bab 71. Maaf dari Lara
73
Bab 72. Terbongkar
74
Bab 73. Tuduhan Vera
75
Bab 74. Cemburu?
76
Bab 75. Ciuman Pertama
77
Bab 76. Jackal?
78
Bab 77. Dia Milikku
79
Bab 78. Keadaan Alex Moritz
80
Bab 79. Strategi Lara
81
Bab 80. Permohonan Alex
82
Bab 81. Pertarungan
83
Bab 82. Siapa yang tertembak?
84
Bab 83. Ke mana Lara?
85
Bab 84. Alex Vs Mark
86
Bab 85. Kita Pacaran?
87
Bab 86. Apa yang Terjadi?
88
Bab 87. Maju Selangkah
89
Bab 88. Sarapan Romantis
90
Bab 89. Perjuangan Alex
91
Bab 90. Dimana Greta?
92
Bab 91. Tidak Percaya
93
Bab 92. Maafkan Aku
94
Bab 93. Disengaja
95
Bab 94. Apa yang terjadi?
96
Bab 95. Hadiah Tanpa Harga
97
Bab 96. Aku Padamu
98
Bab 97. Usaha Greta
99
Bab 98. Usaha Walter
100
Bab 99. Doubel Manisnya
101
Bab 100. Pink Boy?
102
Bab 101. Masih Belum Menyerah
103
Bab 102. Senyum Bahagia
104
Bab 103. Tuduhan Fabio
105
Bab 104. Penyerangan Udara
106
Bab 105. Sebuah Pengorbanan
107
Bab 106. Tidak Terduga
108
Bab 107. Rahasia Dokter Alfred
109
Bab 108. Kembali Sadar
110
Bab 109. Salah Berucap
111
Bab 110. Makam Fiona
112
111. Tetap Siaga
113
112. Tepat Waktu
114
113. Pesta Pernikahan
115
Setelah Menikah
116
Hadiah Pernikahan
117
Pagi penuh Cinta
118
Kado Alex
119
Penuh Cinta
120
Terlalu Mahal
121
Part Bonus
122
Part Bonus 2
123
Novel Babang Walter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!