Unperfect Wife
Lara Alessandra. Wanita berusia 25 tahun yang tidak pernah bermimpi akan menikah dengan sosok pria yang nyaris sempurna seperti Alex. Seumur hidupnya hanya dia habiskan untuk makan dan makan. Aneka merk jajanan yang ada di supermarket mungkin sudah pernah Lara cicipi.
Tidak peduli kalau kini berat tubuhnya sudah mencapai 107 kilogram. Dengan tinggi badan 160 Cm. Lara terlihat seperti monster setiap kali berjalan. Perut yang buncit seperti wanita hamil 9 bulan serta kaca mata tebal yang menutupi matanya yang sedikit menyipit karena kegemukan. Bahkan Lara tidak bisa melihat lehernya karena dagu dan dadanya yang sangat rapat.
Sebenarnya Lara sudah berusaha diet. Namun, dia merasa seperti akan mati setiap kali menjalani program diet. Berat badannya saat kecil terlihat normal. Namun, sejak menginjak bangku sekolah. Berat wanita itu terus bertambah setiap tahunnya. Puncaknya berada pada saat Lara sudah berhasil menyelesaikan kuliahnya. Karena susah mencari kerja, wanita itu hanya menjadi beban keluarga. Kerjaannya tidak lain hanya tidur dan makan saja.
Walau tidak berasal dari kalangan menengah ke atas. Tetapi uang peninggalan kedua orang tuanya sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya selama menjadi yatim piatu dua tahun terakhir ini. Ayahnya memiliki asuransi yang bisa Lara gunakan untuk menyambung hidupnya sampai detik ini.
Lara bahkan tidak pernah berpikir untuk berpacaran. Jangankan berusaha mencari pacar. Masih membayangkannya saja Lara sudah bisa membayangkan bagaimana rasa sakitnya ketika di tolak. Namun, Lara memang tidak ditakdirkan untuk sendiri seumur hidupnya. Tiba-tiba saja setelah dua tahun hidup sendiri di rumah sederhana milik keluarganya, seorang pria menghubunginya dan berkata akan melamarnya beberapa hari lagi. Pria itu tidak lain adalah sahabat terbaik ayahnya waktu kecil dulu. Tuan Moritz.
Lara yang memang sejak awal tidak mau memilih-milih calon suaminya, merasa sangat bahagia. Apapun keadaan dan rupa sang suami, akan dia terima dengan lapang dada. Singkat cerita lamaran itu berlangsung dengan sukses. Walau hanya sebuah lamaran sederhana tanpa pesta mewah, tapi Lara sudah cukup bersyukur. Bahkan hari pernikahan juga sudah ditentukan. Lara yang sangat bahagia ketika melihat calon suaminya adalah pria tampan dan kaya merasa sangat bahagia. Bahkan berulang kali dia mencubit pipinya karena merasa tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Siang itu, selesai lamaran Lara mengantar Tuan Moritz dan calon suaminya ke depan.
“Lara, kami pulang dulu ya,” ucap Tuan Moritz yang tidak lama lagi akan menjadi Papa mertua Lara.
“Ya, Paman. Hati-hati di jalan,” jawab Lara dengan senyuman dan wajah malu-malu. Ia melirik Alex dan melempar tatapan penuh suka cita. “Kak Alex, sampai jumpa di pernikahan nanti,” ucap Lara dengan debaran jantung tidak karuan. Alex membalas dengan anggukan sebelum masuk ke dalam mobil. Saat lamaran itu berlangsung, Lara hanya bertemu dengan calon suami dan calon mertuanya. Walaupun jelas-jelas dia tahu. Masih ada calon Mama mertua dan calon adik ipar yang belum dia lihat wajahnya.
Di dalam mobil, justru ekpresi wajah Alex berbanding terbalik dengan Lara. Alex terlihat sangat dongkol ketika membayangkan rupa wanita yang akan dia nikahi. Pria itu melepas dasinya secara paksa dan membuang tatapannya keluar jendela. “Papa benar-benar keterlaluan. Bagaimana bisa Papa menjodohkan Alex dengan wanita berbadan tronton seperti itu? Di mana akal sehat Papa? Papa apa tidak malu memiliki calon menantu seperti dia?” protes Alex dengan wajah penuh emosi.
“Lara wanita yang cantik,” jawab Tuan Moritz.
“Cantik?” Alex tertawa meledek. “Jika wanita seperti dia Papa kategorikan cantik. Bagaimana dengan wanita jelek, Pa? Hanya Fiona satu-satunya wanita yang pantas menjadi istri Alex!”
“Alex, Lara hanya gemuk. Kita bisa membuatnya berubah menjadi kurus. Papa punya kenalan yang bisa membuat Lara menurunkan berat badannya.” Tuan Moritz tetap berpegang teguh pada pilihannya. “Apapun alasannya, pernikahan kalian tidak boleh gagal! Lupakan soal Fiona. Sampai kapanpun Papa tidak akan pernah merestui hubungan kalian.”
“Pa, Fiona dan Alex sudah saling mencintai. Kenapa Papa harus memaksa Alex seperti ini? Alex sudah dewasa Pa. Bukan anak-anak lagi,” bujuk Alex.
“Alex, kau pasti tahu apa resikonya jika berani menentang keputusan papa!” Alex mengunci mulutnya. Pria itu tidak memiliki cara untuk membujuk ayah kandungnya agar mau membatalkan pernikahan yang akan berlangsung beberapa hari lagi.
Alex Moritz, pengusaha muda yang sukses dalam bidang properti. Di usianya yang baru menginjak 28 tahun, Alex di kenal sebagai pengusaha muda yang sukses. Walau sebenarnya Alex hanya melanjutkan bisnis ayahnya saja. Tetapi, tetap saja semua orang memujinya sebagai pria yang cerdas dan sangat berwibawa.
Alex sangat di hormati di kalangan pengusaha setiap kali mereka sedang berkumpul. Negosiasi yang dia berikan kepada rekan kerjanya selalu saja menguntungkan satu sama lain. Semua orang berlomba-lomba untuk bekerja sama dengan perusahaan yang dipimpin Alex.
Namun, sayangnya. Hubungan percintaannya tidaklah sesukses karirnya di perusahaan. Sang ayah yang tidak lain adalah Tuan Moritz, tidak pernah memberi restu atas hubungan yang di jalin oleh Alex dan Fiona. Mereka harus berpacaran secara bersembunyi-sembunyi agar Tuan Moritz tidak mengetahui hubungan mereka. Untuk mencegah Alex kembali menjalin kasih kepada Fiona. Tuan Moritz menjodohkan Alex dengan anak dari sahabatnya di masa kecil.
Awalnya Tuan Moritz juga sangat kaget ketika melihat anak sahabatnya yang dulu terlihat manis dan menggemaskan itu kini berubah menjadi wanita berbadan besar. Tetapi, karena sudah terlanjur berjanji dan mengatakan kepada Lara lewat telepon kalau dia akan datang untuk melamar, mau tidak mau Tuan Moritz menikahi Alex dengan Lara. Tidak peduli walau putranya mati-matian menolak pernikahan itu.
Di rumah, Lara merasa sangat bahagia. Senyumnya tidak juga luntur sejak pertama kali Alex dan Tuan Moritz menginjakkan kakinya di rumah sederhana tersebut. Di depannya telah tersusun rapi uang tunai yang akan Lara gunakan untuk membeli gaun sesuai dengan ukuran tubuhnya. Alex bilang tidak memiliki banyak waktu untuk mengurus pakaian yang akan mereka gunakan di akad dan resepsi nanti.
“Kak Alex.” Pipi Lara kembali bersemu. Dia memandang foto Alex yang baru saja dia ambil dari internet. Rahang tegas, rambut hitam, tinggi 170 cm dan memiliki bentuk tubuh yang atletis. Lara semakin tergila-gila dengan calon suaminya itu. Bahkan Lara sendiri sudah tidak sabar menunggu hari pernikahannya tiba.
“Kak Alex, Lara janji akan jadi istri yang baik dan penurut. Lara enggak akan buat Kak Alex kecewa nanti. Lara akan setia,” gumam Lara di dalam hati. Dia memeluk foto Alex sambil berbaring di tempat tidur. Lama kelamaan kedua mata Lara terpejam dan wanita itu lelap dalam tidurnya.
“Jika berbadan gemuk saja masih ada yang mau menikah denganku. Untuk apa aku diet hingga merasa tersiksa?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
lanjutkan thor
2023-06-10
0
Bundanya Pandu Pharamadina
mampir sambil nyimak🙏
2023-02-07
0
Diana Budhiarti
mhmmm...bisa jalan ga ya ...kan berat banget tuh badan
2022-12-01
0