Unperfect Wife

Unperfect Wife

Bab 1. Pertemuan Pertama

Lara Alessandra. Wanita berusia 25 tahun yang tidak pernah bermimpi akan menikah dengan sosok pria yang nyaris sempurna seperti Alex. Seumur hidupnya hanya dia habiskan untuk makan dan makan. Aneka merk jajanan yang ada di supermarket mungkin sudah pernah Lara cicipi. 

Tidak peduli kalau kini berat tubuhnya sudah mencapai 107 kilogram. Dengan tinggi badan 160 Cm. Lara terlihat seperti monster setiap kali berjalan. Perut yang buncit seperti wanita hamil 9 bulan serta kaca mata tebal yang menutupi matanya yang sedikit menyipit karena kegemukan. Bahkan Lara tidak bisa melihat lehernya karena dagu dan dadanya yang sangat rapat.

Sebenarnya Lara sudah berusaha diet. Namun, dia merasa seperti akan mati setiap kali menjalani program diet. Berat badannya saat kecil terlihat normal. Namun, sejak menginjak bangku sekolah. Berat wanita itu terus bertambah setiap tahunnya. Puncaknya berada pada saat Lara sudah berhasil menyelesaikan kuliahnya. Karena susah mencari kerja, wanita itu hanya menjadi beban keluarga. Kerjaannya tidak lain hanya tidur dan makan saja.

Walau tidak berasal dari kalangan menengah ke atas. Tetapi uang peninggalan kedua orang tuanya sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya selama menjadi yatim piatu dua tahun terakhir ini. Ayahnya memiliki asuransi yang bisa Lara gunakan untuk menyambung hidupnya sampai detik ini.

Lara bahkan tidak pernah berpikir untuk berpacaran. Jangankan berusaha mencari pacar. Masih membayangkannya saja Lara sudah bisa membayangkan bagaimana rasa sakitnya ketika di tolak. Namun, Lara memang tidak ditakdirkan untuk sendiri seumur hidupnya. Tiba-tiba saja setelah dua tahun hidup sendiri di rumah sederhana milik keluarganya, seorang pria menghubunginya dan berkata akan melamarnya beberapa hari lagi. Pria itu tidak lain adalah sahabat terbaik ayahnya waktu kecil dulu. Tuan Moritz.

Lara yang memang sejak awal tidak mau memilih-milih calon suaminya, merasa sangat bahagia. Apapun keadaan dan rupa sang suami, akan dia terima dengan lapang dada. Singkat cerita lamaran itu berlangsung dengan sukses. Walau hanya sebuah lamaran sederhana tanpa pesta mewah, tapi Lara sudah cukup bersyukur. Bahkan hari pernikahan juga sudah ditentukan. Lara yang sangat bahagia ketika melihat calon suaminya adalah pria tampan dan kaya merasa sangat bahagia. Bahkan berulang kali dia mencubit pipinya karena merasa tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Siang itu, selesai lamaran Lara mengantar Tuan Moritz dan calon suaminya ke depan.

“Lara, kami pulang dulu ya,” ucap Tuan Moritz yang tidak lama lagi akan menjadi Papa mertua Lara. 

“Ya, Paman. Hati-hati di jalan,” jawab Lara dengan senyuman dan wajah malu-malu. Ia melirik Alex dan melempar tatapan penuh suka cita. “Kak Alex, sampai jumpa di pernikahan nanti,” ucap Lara dengan debaran jantung tidak karuan. Alex membalas dengan anggukan sebelum masuk ke dalam mobil. Saat lamaran itu berlangsung, Lara hanya bertemu dengan calon suami dan calon mertuanya. Walaupun jelas-jelas dia tahu. Masih ada calon Mama mertua dan calon adik ipar yang belum dia lihat wajahnya.

Di dalam mobil, justru ekpresi wajah Alex berbanding terbalik dengan Lara. Alex terlihat sangat dongkol ketika membayangkan rupa wanita yang akan dia nikahi. Pria itu melepas dasinya secara paksa dan membuang tatapannya keluar jendela. “Papa benar-benar keterlaluan. Bagaimana bisa Papa menjodohkan Alex dengan wanita berbadan tronton seperti itu? Di mana akal sehat Papa? Papa apa tidak malu memiliki calon menantu seperti dia?” protes Alex dengan wajah penuh emosi.

“Lara wanita yang cantik,” jawab Tuan Moritz.

“Cantik?” Alex tertawa meledek. “Jika wanita seperti dia Papa kategorikan cantik. Bagaimana dengan wanita jelek, Pa? Hanya Fiona satu-satunya wanita yang pantas menjadi istri Alex!”

“Alex, Lara hanya gemuk. Kita bisa membuatnya berubah menjadi kurus. Papa punya kenalan yang bisa membuat Lara menurunkan berat badannya.” Tuan Moritz tetap berpegang teguh pada pilihannya. “Apapun alasannya, pernikahan kalian tidak boleh gagal! Lupakan soal Fiona. Sampai kapanpun Papa tidak akan pernah merestui hubungan kalian.”

“Pa, Fiona dan Alex sudah saling mencintai. Kenapa Papa harus memaksa Alex seperti ini? Alex sudah dewasa Pa. Bukan anak-anak lagi,” bujuk Alex.

“Alex, kau pasti tahu apa resikonya jika berani menentang keputusan papa!” Alex mengunci mulutnya. Pria itu tidak memiliki cara untuk membujuk ayah kandungnya agar mau membatalkan pernikahan yang akan berlangsung beberapa hari lagi.

Alex Moritz, pengusaha muda yang sukses dalam bidang properti. Di usianya  yang baru menginjak 28 tahun, Alex di kenal sebagai pengusaha muda yang sukses. Walau sebenarnya Alex hanya melanjutkan bisnis ayahnya saja. Tetapi, tetap saja semua orang memujinya sebagai pria yang cerdas dan sangat berwibawa. 

Alex sangat di hormati di kalangan pengusaha setiap kali mereka sedang berkumpul. Negosiasi yang dia berikan kepada rekan kerjanya selalu saja menguntungkan satu sama lain. Semua orang berlomba-lomba untuk bekerja sama dengan perusahaan yang dipimpin Alex.

Namun, sayangnya. Hubungan percintaannya tidaklah sesukses karirnya di perusahaan. Sang ayah yang tidak lain adalah Tuan Moritz, tidak pernah memberi restu atas hubungan yang di jalin oleh Alex dan Fiona. Mereka harus berpacaran secara bersembunyi-sembunyi agar Tuan Moritz tidak mengetahui hubungan mereka. Untuk mencegah Alex kembali menjalin kasih kepada Fiona. Tuan Moritz menjodohkan Alex dengan anak dari sahabatnya di masa kecil. 

Awalnya Tuan Moritz juga sangat kaget ketika melihat anak sahabatnya yang dulu terlihat manis dan menggemaskan itu kini berubah menjadi wanita berbadan besar. Tetapi, karena sudah terlanjur berjanji dan mengatakan kepada Lara lewat telepon kalau dia akan datang untuk melamar, mau tidak mau Tuan Moritz menikahi Alex dengan Lara. Tidak peduli walau putranya mati-matian menolak pernikahan itu.

Di rumah, Lara merasa sangat bahagia. Senyumnya tidak juga luntur sejak pertama kali Alex dan Tuan Moritz menginjakkan kakinya di rumah sederhana tersebut. Di depannya telah tersusun rapi uang tunai yang akan Lara gunakan untuk membeli gaun sesuai dengan ukuran tubuhnya. Alex bilang tidak memiliki banyak waktu untuk mengurus pakaian yang akan mereka gunakan di akad dan resepsi nanti.

“Kak Alex.” Pipi Lara kembali bersemu. Dia memandang foto Alex yang baru saja dia ambil dari internet. Rahang tegas, rambut hitam, tinggi 170 cm dan memiliki bentuk tubuh yang atletis. Lara semakin tergila-gila dengan calon suaminya itu. Bahkan Lara sendiri sudah tidak sabar menunggu hari pernikahannya tiba. 

“Kak Alex, Lara janji akan jadi istri yang baik dan penurut. Lara enggak akan buat Kak Alex kecewa nanti. Lara akan setia,” gumam Lara di dalam hati. Dia memeluk foto Alex sambil berbaring di tempat tidur. Lama kelamaan kedua mata Lara terpejam dan wanita itu lelap dalam tidurnya.

“Jika berbadan gemuk saja masih ada yang mau menikah denganku. Untuk apa aku diet hingga merasa tersiksa?”

Terpopuler

Comments

Imam Sutoto Suro

Imam Sutoto Suro

lanjutkan thor

2023-06-10

0

Bundanya Pandu Pharamadina

Bundanya Pandu Pharamadina

mampir sambil nyimak🙏

2023-02-07

0

Diana Budhiarti

Diana Budhiarti

mhmmm...bisa jalan ga ya ...kan berat banget tuh badan

2022-12-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pertemuan Pertama
2 Bab 2. Pernikahan
3 Bab 3. Skandal Alex
4 Bab 4. Senyuman Palsu
5 Bab 5. Bukan Malam Pertama
6 Bab 6. Sindiran Adik Ipar
7 Bab 7. Menantu Keluarga Moritz
8 Bab 8. Uang Belanja
9 Bab 9. Belanja Baju Big Size
10 Bab 10. Pembelaan Tuan Moritz
11 Bab 11. Terpeleset
12 Bab 12. Berkeliling
13 Bab 13. Informasi Hana
14 Bab 14. Amarah Lara
15 Bab 15. Kunjungan Fiona
16 Bab 16. Balasan untuk Fiona
17 Bab 17. Lingerie 6XL
18 Bab 18. Godaan Fiona
19 Bab 19. Ledekan Alex
20 Bab 20. Masakan Spesial
21 Bab 21. Ketahuan
22 Bab 22. Laporan Lara
23 Bab 23. Kelakuan Alex
24 Bab 24. Permintaan Tuan Moritz
25 Bab 25. Pemakaman
26 Bab 26. Bertemu Lagi
27 Bab 27. Pertolongan
28 Bab 28. Fabio Cassano
29 Bab 29. Ajakan Menikah
30 Give Away
31 Bab 30. Petualangan Lara
32 Bab 31. Cerita Lara
33 Bab 32. Mustahil
34 Bab 33. Dia Bukan Lara
35 Bab 34. Teringat Selalu
36 Bab 35. Bertemu Kak Bi
37 Bab 36. Panggil Aku Chubby
38 Bab 37. Apa Semua Benar?
39 Bab 38. Tidak Termaafkan!
40 Bab 39. Pertemuan Kedua
41 Bab 40. Rayuan Alex
42 Bab 41. Penolakan Fiona
43 Bab 42. Putus
44 Bab 43. Makan Malam
45 Bab 44. Karma Fiona
46 Bab 45. Rencana Baru
47 Bab 46. Senyuman Lara
48 Bab 47. Pergi Kalian!
49 Bab 48. Jemputan tak Terduga
50 Bab 49. Perdebatan Mereka
51 Bab 50. Pesta Mewah
52 Bab 51. Tidak Terima!
53 Bab 52. Belum Berakhir
54 Bab 53. Rahasia Apa?
55 Bab 54. Bukan Rahasia Biasa
56 Bab 55. Salah Sangka
57 Bab 56. Panggilkan Dokter!
58 Bab 57. Resep Khusus
59 Bab 58. Cemburu Fabio
60 Bab 59. Salah Tebak
61 Bab 60. Jangan Sentuh Aku!
62 Bab 61. Keputusan Lara
63 Bab 62. Ajakan Fabio
64 Bab 63. Makan Bersama
65 Bab 64. Musuh Dadakan
66 Bab 65. Tembakan Pertama
67 Bab 66. Penyesalan Alex Moritz
68 Bab 67. Pesan dari Greta
69 Bab 68. Salah Sangka
70 Bab 69. Bertemu Greta
71 Bab 70. Bertemu Alex?
72 Bab 71. Maaf dari Lara
73 Bab 72. Terbongkar
74 Bab 73. Tuduhan Vera
75 Bab 74. Cemburu?
76 Bab 75. Ciuman Pertama
77 Bab 76. Jackal?
78 Bab 77. Dia Milikku
79 Bab 78. Keadaan Alex Moritz
80 Bab 79. Strategi Lara
81 Bab 80. Permohonan Alex
82 Bab 81. Pertarungan
83 Bab 82. Siapa yang tertembak?
84 Bab 83. Ke mana Lara?
85 Bab 84. Alex Vs Mark
86 Bab 85. Kita Pacaran?
87 Bab 86. Apa yang Terjadi?
88 Bab 87. Maju Selangkah
89 Bab 88. Sarapan Romantis
90 Bab 89. Perjuangan Alex
91 Bab 90. Dimana Greta?
92 Bab 91. Tidak Percaya
93 Bab 92. Maafkan Aku
94 Bab 93. Disengaja
95 Bab 94. Apa yang terjadi?
96 Bab 95. Hadiah Tanpa Harga
97 Bab 96. Aku Padamu
98 Bab 97. Usaha Greta
99 Bab 98. Usaha Walter
100 Bab 99. Doubel Manisnya
101 Bab 100. Pink Boy?
102 Bab 101. Masih Belum Menyerah
103 Bab 102. Senyum Bahagia
104 Bab 103. Tuduhan Fabio
105 Bab 104. Penyerangan Udara
106 Bab 105. Sebuah Pengorbanan
107 Bab 106. Tidak Terduga
108 Bab 107. Rahasia Dokter Alfred
109 Bab 108. Kembali Sadar
110 Bab 109. Salah Berucap
111 Bab 110. Makam Fiona
112 111. Tetap Siaga
113 112. Tepat Waktu
114 113. Pesta Pernikahan
115 Setelah Menikah
116 Hadiah Pernikahan
117 Pagi penuh Cinta
118 Kado Alex
119 Penuh Cinta
120 Terlalu Mahal
121 Part Bonus
122 Part Bonus 2
123 Novel Babang Walter
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1. Pertemuan Pertama
2
Bab 2. Pernikahan
3
Bab 3. Skandal Alex
4
Bab 4. Senyuman Palsu
5
Bab 5. Bukan Malam Pertama
6
Bab 6. Sindiran Adik Ipar
7
Bab 7. Menantu Keluarga Moritz
8
Bab 8. Uang Belanja
9
Bab 9. Belanja Baju Big Size
10
Bab 10. Pembelaan Tuan Moritz
11
Bab 11. Terpeleset
12
Bab 12. Berkeliling
13
Bab 13. Informasi Hana
14
Bab 14. Amarah Lara
15
Bab 15. Kunjungan Fiona
16
Bab 16. Balasan untuk Fiona
17
Bab 17. Lingerie 6XL
18
Bab 18. Godaan Fiona
19
Bab 19. Ledekan Alex
20
Bab 20. Masakan Spesial
21
Bab 21. Ketahuan
22
Bab 22. Laporan Lara
23
Bab 23. Kelakuan Alex
24
Bab 24. Permintaan Tuan Moritz
25
Bab 25. Pemakaman
26
Bab 26. Bertemu Lagi
27
Bab 27. Pertolongan
28
Bab 28. Fabio Cassano
29
Bab 29. Ajakan Menikah
30
Give Away
31
Bab 30. Petualangan Lara
32
Bab 31. Cerita Lara
33
Bab 32. Mustahil
34
Bab 33. Dia Bukan Lara
35
Bab 34. Teringat Selalu
36
Bab 35. Bertemu Kak Bi
37
Bab 36. Panggil Aku Chubby
38
Bab 37. Apa Semua Benar?
39
Bab 38. Tidak Termaafkan!
40
Bab 39. Pertemuan Kedua
41
Bab 40. Rayuan Alex
42
Bab 41. Penolakan Fiona
43
Bab 42. Putus
44
Bab 43. Makan Malam
45
Bab 44. Karma Fiona
46
Bab 45. Rencana Baru
47
Bab 46. Senyuman Lara
48
Bab 47. Pergi Kalian!
49
Bab 48. Jemputan tak Terduga
50
Bab 49. Perdebatan Mereka
51
Bab 50. Pesta Mewah
52
Bab 51. Tidak Terima!
53
Bab 52. Belum Berakhir
54
Bab 53. Rahasia Apa?
55
Bab 54. Bukan Rahasia Biasa
56
Bab 55. Salah Sangka
57
Bab 56. Panggilkan Dokter!
58
Bab 57. Resep Khusus
59
Bab 58. Cemburu Fabio
60
Bab 59. Salah Tebak
61
Bab 60. Jangan Sentuh Aku!
62
Bab 61. Keputusan Lara
63
Bab 62. Ajakan Fabio
64
Bab 63. Makan Bersama
65
Bab 64. Musuh Dadakan
66
Bab 65. Tembakan Pertama
67
Bab 66. Penyesalan Alex Moritz
68
Bab 67. Pesan dari Greta
69
Bab 68. Salah Sangka
70
Bab 69. Bertemu Greta
71
Bab 70. Bertemu Alex?
72
Bab 71. Maaf dari Lara
73
Bab 72. Terbongkar
74
Bab 73. Tuduhan Vera
75
Bab 74. Cemburu?
76
Bab 75. Ciuman Pertama
77
Bab 76. Jackal?
78
Bab 77. Dia Milikku
79
Bab 78. Keadaan Alex Moritz
80
Bab 79. Strategi Lara
81
Bab 80. Permohonan Alex
82
Bab 81. Pertarungan
83
Bab 82. Siapa yang tertembak?
84
Bab 83. Ke mana Lara?
85
Bab 84. Alex Vs Mark
86
Bab 85. Kita Pacaran?
87
Bab 86. Apa yang Terjadi?
88
Bab 87. Maju Selangkah
89
Bab 88. Sarapan Romantis
90
Bab 89. Perjuangan Alex
91
Bab 90. Dimana Greta?
92
Bab 91. Tidak Percaya
93
Bab 92. Maafkan Aku
94
Bab 93. Disengaja
95
Bab 94. Apa yang terjadi?
96
Bab 95. Hadiah Tanpa Harga
97
Bab 96. Aku Padamu
98
Bab 97. Usaha Greta
99
Bab 98. Usaha Walter
100
Bab 99. Doubel Manisnya
101
Bab 100. Pink Boy?
102
Bab 101. Masih Belum Menyerah
103
Bab 102. Senyum Bahagia
104
Bab 103. Tuduhan Fabio
105
Bab 104. Penyerangan Udara
106
Bab 105. Sebuah Pengorbanan
107
Bab 106. Tidak Terduga
108
Bab 107. Rahasia Dokter Alfred
109
Bab 108. Kembali Sadar
110
Bab 109. Salah Berucap
111
Bab 110. Makam Fiona
112
111. Tetap Siaga
113
112. Tepat Waktu
114
113. Pesta Pernikahan
115
Setelah Menikah
116
Hadiah Pernikahan
117
Pagi penuh Cinta
118
Kado Alex
119
Penuh Cinta
120
Terlalu Mahal
121
Part Bonus
122
Part Bonus 2
123
Novel Babang Walter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!