Lega sudah hati Kayla setelah memberitahukan kepada Deevan jika dirinya mau dimentori dirinya. Kayla sengaja tidur cepat agar esok hari ia bisa bergegas ke apartemen Deevan. Begitupun dengan Deevan, ia sontak memeluk Momy-nya.
“Dia menerima bantuan Deevan Mom!” seru Deevan.
“Bagus dong! Ya sudah, kamu istirahat, Momy mau nyusul Dady,” ujar Momy meninggalkan anaknya yang kegirangan.
Anaknya kegirangan seolah baru pertama kali mendapatkan pekerjaan baru. Momy hanya geleng-geleng kepala melihat kegembiraan anaknya itu. Sadar dengan tindakannya, Deevan terdiam seketika. Kenapa girangnya berlebihan? Deevan langsung mengecek email untuk melihat perkembangan bisnisnya dengan sang Dady, barulah ia beristirahat.
Pagi-pagi buta Eza bergegas pulang ke apartemennya. Ia tak mau nanti Kayla sampai di sana terlebih dahulu. Sehingga ia harus menunggu. Sedangkan Kayla tampak malas-malasan kini di tempat tidurnya. Weekend seperti ini ia harus pergi menemui Bosnya. Di samping kemalasannya, Kayla tetap bangun juga. Ia segera mandi dan bersiap. Turun dari tangga, sudah ada Papa dan Mamanya di meja makan. Mereka menunggu Kayla untuk makan Bersama. Mama hanya menyiapkan dua helai roti dengan baluran selai strowbery di atasnya.
“Cuma roti aja nih?” tanya Kayla dengan muka cemberutnya.
“Anak Mamakan mau program diet, jadinya mulai sekarang Mama harus biasain kamu mengonsumsi makanan kayak gini dong sayang,” jawab Mamanya.
“Kayla mau olah raga lho Ma! Masak nggak makan nasi?” rengek Kayla.
“Udah ah! Kayla langsung berangkat ajah!”
Diminumnya susu setengah gelas kemudian disambarnya dua roti di piringnya kemudian berlalu pergi.
“Pa,” panggil Mama.
“Nggak papa, nanti juga terbiasa,” jawab Papa menenangkan istrinya.
Disinilah Kayla sekarang. Di depan Gedung nan megah. Sepertinya ada dua puluh lantai di sini. Kayla segera masuk dan menemui resepsionis yang ada di loby.
“Saya mau bertemu Pak Deevan Mbak,” ujar Kayla. Resepsionis itu menelisik Kayla dari atas ke bawah.
“Sudah membuat janji?” tanya Mbak itu lagi.
“Kayla!” panggil Deevan yang baru saja keluar dari lift.
Tanpa menghiraukan resepsionis itu lagi, Kayla segera menghampiri bosnya. Seperti resepsionis tadi, Deevan juga menelisik Kayla dari atas hingga bawah. Kayla mengenakan baju olah raga dengan menggendong tas ransel di punggungnya.
“Kamu kepanasan nanti kalau pakai baju ini. Kainnya terlalu tebal dan pengap,” ujar Deevan.
Kayla hanya diam tak menanggapi. Mama Papanya saja tak protes dengan penampilannya, kenapa bosnya sibuk protes? Deevan menggandeng Kayla menuju ke taman di dekat Gedung apartemennya. Mengajak Kayla untuk pemanasan terlebih dahulu agar tak tegang nanti otot-ototnya. Kayla yang tak biasa berolahraga pun kesusahan mengikuti Gerakan Deevan. Oke! Deevan harus sedikit bersabar kali ini. Dibimbingnya Kayla untuk mengikuti Gerakan pemanasannya.
Sesekali Kayla terjatuh karena tak mampu menumpu tubuhnya, dengan susah payah pula Deevan membantu Kayla. Siap dengan pemanasannya, Deevan meminta Kayla untuk berlari mengintari taman satu kali. Kenapa satu kali? Karena ini baru permulaan untuk Kayla. Takutnya nanti malah dia cidera karena terlalu berlebihan dalam berolahraga.
“Semangat Kay! Dikit lagi sampai,” ujar Deevan mengikuti Kayla berlari. Bukan berlari, lebih tepatnya berjalan dengan sedikit dipercepat.
Kayla menyelonjorkan kakinya setelah sekuat tenaga berlari mengintari taman. Napasnya sudah ngos-ngosan. Deevan memberikan sebotol air mineral kepadanya. Setelah dirasa cukup untuk istirahat, Deevan mengajak Kayla ke apartemennya. Ada yang harus Deevan sampaikan kepada murid barunya ini.
Disinilah Kayla sekarang. Tengah membaca kontrak perjanjian dihadapan Deevan. Kayla kira kelas pengurusan tubuhnya sudah berlangsung dengan mulus. Tapi ternyata tidak. Deevan akan melanjutkan kelas ini jika Kayla sudah menandatangani surat perjanjian ini.
“Apa! Saya harus tinggal di apartemen ini selama proses ini berlangsung? Nggak mungkin dong Pak! Nanti kalau…” ujaran Kayla terhenti dengan menyilangkan tangannya di dadanya.
“Kamu nggak berfikiran jika saya akan menyentuh kamukan?” tanya Deevan. Jangan lupakan tatapan meremehkannya itu. Tatapan yang seolah mengejek tubuh Kayla. Kayla tahu benar tatapan itu.
“Ya..yaa, bukan gitu,” lirih Kayla terbata.
“Kamu tahu saya sudah punya kekasih Kayla… jangan khawatir,” ujar Deevan dengan memberikan bolpoin kepada Kayla.
“Nggak mungkin kalau saya nggak pulang Pak.” sambung Kayla.
“Kamu bisa pulang sesekali. Tapi hanya sekedar berkunjung. Saya harus benar-benar mengawasi kamu 24 per 7 setiap harinya,” jawab Deevan dengan entengnya.
“Ayolah Kay. Ini kesempatan kamu untuk berubah,” bujuk Deevan lagi.
Jujur saja Kayla sebenarnya sakit hati dengan ujaran Deevan tadi. Tapi ia benar-benar membutuhkan bantuan Deevan. Bukan hanya perihal tinggal di apartemen Deevan. Tapi Kayla juga tidak diperbolehkan untuk bekerja ke kantor mereka. Deevan meminta Kayla agar bekerja dari apartemen. Ntah apa yang direncanakan Deevan kini. Kayla baru boleh pergi ke kantor saat program dietnya berhasil. Di dalam surat perjanjian itu juga ada beberapa hal lain yang harus Kayla patuhi selama tinggal di apartemen Deevan. Kayla menguatkan hatinya untuk menandatangani surat perjanjian itu. Dan akhirnya kini berlakulah surat perjanjian itu.
Beres dengan surat perjanjian, Deevan memperbolehkan Kayla untuk pulang. Pulang sebentar untuk sekedar mengambil barang-barangnya kemudian nanti malam Kembali ke apartemennya. Bahkan Kayla belum memberitahukan kepada orang tuanya mengenai rencana konyol satu apartemen dengan Deevan. Sepertinya Kayla tak berencana untuk memberitahu Mama Papanya. Mana berani ia. Biar nanti ia memikirkan alasan yang pas untuk keluar rumah sementara. Toh kata Deevan kurang lebih waktu yang diperlukan adalah 3 bulan. Bisa kurang ataupun lebih, tapi Kayla berharap kurang dari tiga bulan, dirinya sudah langsing-selangsing langsingnya.
Singkat perjalanan, kini Kayla sudah sampai di rumah. Dengan Mama dan Papanya.
“Kamu yakin di asrama? Papa bisa cariin coach yang bisa diminta ke rumah kok sayang,” ujar Mama khawatir. Pasalnya Kayla belum pernah jauh dari rumah selama ini.
“Kayla udah cocok sama coach yang ini Ma, kalau di rumah, Kayla nggak yakin bisa konsisten,” jawab Kayla sembari membereskan barang-barangnya dibantu Si Mbok,
“Ya udahlah Ma, biar sekalian Kayla belajar mandiri. Nantikan juga sering pulang,” ujar Sang Papa.
Dibalas dengan anggukan mantab dari Kayla menyetujui ucapan papa.
...Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Lia Nurlaila
udh mulai seru..ditunggu update lg
2022-03-19
1
Rini Kurniawati
smoga bisa up lbh byk lgi...
2022-03-11
1
Affian
ceritanya bagus kok tapi kok cuma up 2
2022-03-11
1