Pernikahan, tidak pernah terlintas dalam benak Raiden. Hanya kehidupan tenang tanpa beban, itu yang selalu Raiden impikan. Tapi sayangnya dunia tidak berpihak, hari ini Raiden resmi menjadi seorang suami dari anak SMA sekaligus tentangga nya.
Hanya karena kesalahpahaman, mereka berakhir kepelaminan. Pernikahan terpaksa hanya menuruti ucapan kedua orangtuanya, sekaligus bertanggung jawab atas kesalahannya yang sebenarnya tidak terjadi apa-apa malam itu. Kalo boleh jujur Raiden ingin lari dari kenyataan, entah apa yang akan orang-orang katakan pria berumur 28 tahun menikah dengan anak SMA.
"Om,"
Sontak Raiden tersadar dari lamunannya, menoleh kearah Tasya yang entah sejak kapan duduk disampingnya.
"Masih lama om? Tasya ngantuk," bisik Tasya, dengan tatapan lurus kedepan menatap keluarga besar mereka sibuk dengan pembicaraan yang tidak ada ujungnya.
Pernikahan mereka sederhana sesuai keinginan Raiden, malu satu dunia tau seorang Raiden menikah dengan anak SMA.
"Om,"
"Om, gak tau,"
"Yah gimana sih om, Tasya ngantuk."
Sontak Raiden bangkit dari tempatnya, melangkah mendekat kearah keluarga besarnya. Kasian juga bocah kecil ini, karena anak dibawah umur sudah sepantasnya tidur jam segini.
"Yah, bund Raiden pamit," ujar Raiden.
Spontan semua mata tertuju kearahnya, dengan tatapan mengoda yang Raiden tau apa maksud dan tujuannya.
"Pengantin baru kayaknya udah gak sabar tidur berduaan," celetuk Keanu sepupu jauh Raiden.
Raiden memilih diam, maniknya hanya fokus kearah kedua orangtuanya tanpa berniat membalas ucapannya. Lagian mereka berdua bukan suami-istri pada umumnya, lebih tepatnya ponakan yang di titipkan ke pamannya.
"Emang harus tinggal berdua Den?" tanya Marissa ibu Raiden dengan nada kecewa.
Spontan Raiden duduk disamping ibunya, memeluk tubuh wanita paruh baya itu dengan erat. Sebenarnya Raiden tidak tega, apalagi hanya dia anak satu-satunya keluarga Dirgantara. Tapi masalahnya Raiden takut orangtunya tau kehidupan pernikahannya, apalagi mereka berdua belum terbiasa satu sama lain.
"Maaf yah bund," lirih Raiden.
"Gak papa, asal jangan lupa pulang ke rumah. Jaga istri kamu, Tasya anak baik-baik loh Den jangan kamu sakiti," nasehat Marissa.
Raiden hanya mengangguk kan kepala, melepaskan pelukannya beralih menyalim ibu dan ayahnya secara bergantian.
"Raiden pamit, ayah sama bunda jaga kesehatan. Raiden usahain mampir ke sini kalo ada waktu,"
Kedua orangtua Raiden hanya mengangguk kan kepala, beralih menatap Tasya yang tersenyum lebar kearah mereka berdua. Anak tentangga sekaligus anak sahabat mereka, sekarang menjadi menantu. Rasanya aneh apalagi Tasya masih SMA.
Tapi mereka rasa Tasya cocok dengan Raiden, pria perjaka tua entah mengapa tidak tertarik menjalin hubungan dengan wanita selama ini. Untung tragedi beberapa hari yang lalu terjadi, kalo tidak mereka tidak tau kapan putranya akan menikah. Padahal umur mereka sudah terbilang tua, sudah sepantasnya memiliki cucu.
"Tasya nurut kata suami, bunda percaya sama kamu. Kalo suami kamu nakal, cubit aja," bisik Marissa.
Tasya hanya tertawa kecil, menyalim keluarga besar mereka satu persatu dan berlalu keluar dari rumah mertuanya mengikuti Raiden masuk kedalam mobil.
"Kita mau kemana om?"
Hening tidak ada sahutan, Raiden fokus menyetir tanpa berniat membalas ucapannya.
"Sombong amat om, sama istri sendiri aja kayak patung hidup," cibir Tasya.
Selama perjalanan hening, Tasya memilih diam fokus menatap layar ponselnya sesekali tertawa kecil.
Hingga tak terasa mobil berhenti, grasa grusu Tasya melepaskan sealtbetnya dan keluar dari mobil. Menatap rumah klasik lantai 2 dihadapannya, tempat tinggal Tasya yang baru dengan sang suami.
"Masuk!" perintah Raiden dingin.
Tasya hanya mengangguk kan kepalanya, mengikuti tubuh kekar itu masuk kedalam rumah.
"Om, kita satu kamar?"
"Gak,"
"Emang kita gak malam pertama om, kayak suami istri biasanya?"
Sontak Raiden menghentikan langkahnya, hingga kepala Tasya bertabrakan dengan punggung kekar nya.
"Ulangi!"
"Malam pertama om, masa om gak tau. Udah tua juga," cibir Tasya tanpa merasa berdosa nya, sembari mengelus dahi.
"Anak di bawah umur belum pantas melakukan itu,"
"Yah, maksud om Tasya anak dibawah umur? Gila, gila, Tasya udah 18 tahun om,"
"Kamu yang gila."
"Apa-apaan Tasya masih waras yah om atau jangan-jangan om belok lagi," tuduh Tasya.
Terdengar helaan napas panjang, kaki jenjang itu kembali melanjutkan langkahnya dan mendorong kecil Tasya ke salah satu kamar.
Raiden lupa anak yang satu ini kelakuannya di bawah sifat waras, hanya wajah yang cantik mulut dan ucapan tidak sejalan. Untung anak di bawah umur, kalo tidak Raiden akan melemparnya keatas ranjangnya detik ini juga.
"Tidur! Besok sekolah," ujar Raiden.
"Yah, gimana sih om. Masa suami istri tidur terpisah, WOI!" teriak Tasya memenuhi ruangan, menatap punggung kekar itu berlalu masuk kedalam kamar sebelah.
Detik ini juga Raiden menyesal dengan keputusannya, bisa-bisanya ia mengambil keputusan menikah dengan anak SMA.
Entah mengapa juga beberapa hari ini anak yang satu itu terlihat anggun, Tasya terlihat dewasa berpenampilan layaknya wanita idamannya.
Tapi sekarang apa-apaan itu, sifat bar bar itu masih melekat sempurna di tubuh gadis itu. Teriakan yang hampir memecahkan gendang telinga akan Raiden dengar setiap hari.
"Astaga, hidup makin rumit kalo begini ceritanya," gumam Raiden.
Hingga terdengar ketukan pintu tak sabaran, bersahutan teriakan Tasya dari balik pintu.
"OM, TASYA GAK MAU TIDUR SENDIRI!"
Raiden memilih diam, membiarkan Tasya ribut di depan pintu kamarnya. Cukup tragedi beberapa hari yang lalu mereka satu kamar, detik ini hingga seterusnya, tidak. Yang ada menguji iman tiap malam, lebih tepatnya menyiksa diri sendiri.
"OM RAIDEN BUKA PINTUNYA! TASYA HANCURIN NIH,"
Spontan Raiden mengancing kembali kemejanya dengan cepat. Berdiri dibalik pintu sembari meringgis mendengar teriakkan dan ketukan pintu yang semakin bruntal.
"Dia kesurupan atau gimana sih?" gumam Raiden, membuka kunci pintu dengan kesal. Menampakkan Tasya dengan senyuman lebar tercetak jelas dibibirnya.
"Om,"
"Apa?"
"Tasya tidur di dalam yah," tunjuk Tasya kedalam kamar Raiden dengan santainya.
"Buat apa?"
"Tasya takut tidur sendiri, butuh pelukan, kasih sayang, dan cinta."
"Ck, ngomong apaan sih sya?"
"Lagian kita suami istri Om, masa Tasya tidur sendiri kayak jomblo,"
"Gak boleh!"
"Lah kenapa? om gak suka tidur sama Tasya yang cantik jelita dan mempesona ini?"
"Cantik darimana nya?"
"Yah, Tasya cantik yah om. Luar dalam,"
"Kepedean,"
"Om, gak percaya?"
Raiden hanya mengangguk kan kepalanya, dengan menahan tawa melihat wajah cantik itu memerah menahan kesal.
Dengan gerakan kilat Tasya melepas ikatan rambutnya, membiarkan rambut panjangnya tergerai bebas menambah kesan cantik di mata Raiden. Tasya memang cantik, tapi kelakuannya tidak sesuai dengan wajahnya.
"Tasya cantik kan om?"
Dengan gaya malu-malu buaya, Tasya menyelipkan helaan rambutnya sembari mengedip-ngedipkan kedua matanya.
Astaga bukan nya cantik, malah malu-maluin, batin Raiden.
Terdengar helaan napas panjang, Raiden hanya mampu mengusap wajahnya gusar melihat tingkah konyol istri kecilnya.
"Gimana om?"
"Biasa aja,"
"Yah,"
Tasya tercegang, bercakak pinggang dihadapan Raiden menatap wajah tampan itu dengan tatapan kesal.
"Jahat banget sih om, padahal teman-teman Tasya bilang. Tasya cantik, m*ontok, berisi–"
"Berisi darimananya? rata kayak dinding malah,"
"ASTAGA, EMANG OM PERNAH LIHAT? BERARTI TASYA GAK SUCI LAGI DONG?" Teriak Tasya memenuhi ruangan, sembari menyilangkan kedua tangannya didepan dada.
Sontak Raiden tertawa terbahak-bahak, dengan gerakan kilat masuk kedalam kamar dan mengunci pintu.
"OM TANGUNG JAWAB, KALO TASYA HAMIL GIMANA?"
"Astaga malah pura-pura sok polos," gumam Raiden.
Raiden tau itu hanya akal-akalan Tasya, gadis yang satu itu memang benar-benar kelakuannya.
"OM, TASYA GAK MAU TIDUR SENDIRI KAYAK JOMBLO!"
"TIDUR DI POS SATPAM SANA!"
"ASTAGA OM MASA WANITA CANTIK TIDUR SAMA OM, OM. Tapi bentar, om Raiden juga om, om Tasya jadi takut." gumam Tasya, yang sayangnya Raiden bisa dengar dari balik pintu kamar.
_________________
TERIMAKASIH TELAH MEMBACA CERITA INI:)
STAY TUNED 🌱
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Rice Btamban
lanjut
2022-03-30
0
Tarisya Achmad
Semangat Tasya bikin si Om bucin
2022-03-18
1
Lina Aurif
om nya nggak suka tasya ya....
2022-03-16
1