Mencoba lari

Eps. 4

Beberapa saat setelah Bu Ely pergi, Clara mulai sadar. Ia membuka mata perlahan, dan menutupnya kembali untuk membiasakan cahaya yang masuk ke matanya.

Setelah mengucek mata sebentar, Clara menatap langit-langit kamar yang berwarna putih, ini bukan kamarnya. Ia menoleh mendapati gorden berwarna putih mengelilinginya. Clara menarik tubuhnya duduk, mencoba mengenali dimana ia sekarang.

“Dimana aku?” gumamnya pelan menyentuh kepalanya yang terasa berat.

Clara menunduk dan menghela nafas pelan beberapa kali mencoba menenangkan hatinya yang terasa tidak nyaman entah karena apa.

“Kau sedang di UKS,” suara wanita di samping Clara.

Kilasan kejadian sebelum ia pingsan tiba-tiba kembali berputar di kepalanya. Matanya kini membulat sempurna dengan bulu kuduknya  yang meremang.

Gadis bernetra hitam ini mengalihkan kepalanya cepat mengarah ke sumber suara, ia hampir saja terjatuh jika tidak menggapai kepala ranjang.

Lisya tersenyum miris. Sedangkan Clara menatap horor pada hantu cantik di depannya.

Nafas Clara sedikit memburu, mulutnya benar-benar terasa kering, ia panik. Tidak sadar ia sudah terjatuh dan beringsut gusar hingga tubuhnya membentur dinding.

Dengan wajah datarnya Lisya berjalan menembus ranjang dan kini sudah sudah berdiri di hadapan Clara. Menatap gadis yang sedang ketakutan itu lekat.

"Cla--"

"Jangan mendekat!! Pergi!! pergi!!  Jangan dekati aku!!"

KYAAAAAAAA!!!

Teriak Clara histeris, ia menutup kepala dengan kedua tangannya, menenggelamkan kepalanya pada lututnya yang di tekuk.

Seseorang terus memanggil namanya tapi Clara hanya menangis dan tidak mau mengangkat kepalanya. Hingga sebuah bentakan menyadarkan Clara.

"Clara!!"

Tangisannya terhenti, Clara mendongak dengan sisa air mata yang masih mengalir. Clara melihat Alice, Dita dan Bu Ely yang sudah jongkok di depannya dengan pandangan khawatir.

Ketakutan itu tiba-tiba saja sirna, ia melompat dan memeluk Alice saat itu juga dan menangis sejadi-jadinya. Dengan elusan pelan dan teratur di punggung Clara, membuatnya tertidur setelah menangis cukup lama.

.

.

Sudah seminggu berlalu. Sejak kejadian itu Clara tidak lagi melihat keberadaan Lisya. Bagaikan mimpi, hantu cantik itu tidak pernah muncul lagi.

Clara sempat enggan untuk berangkat sekolah tapi ia paksakan. Ia juga tidak menceritakan apapun pada Dita dan Alice, dan beruntungnya kedua temannya tidak pernah menanyakan hal itu lagi.

Clara bersandar pada kursi dan menghela pelan, hidupnya kembali tenang saat ini, namun ada sesuatu yang masih sedikit terasa aneh.

Kenapa aku tidak sadar kalau Lisya adalah hantu? Tapi… bukankah aku sudah tidak bisa melihat hantu lagi? 

"Kalian tahu, katanya... si Icha tetangga kelas sebelah diselingkuhi oleh Brian," ujar Dita kemudian memasukkan baksonya ke dalam mulut. Mereka bertiga sedang di kantin, menikmati makan siang.

"Benarkah?" tanya Alice terkesan mencibir.

"Benar Alice, apa kau tidak percaya pada ku?" rengek wanita berambut dora ini.

"Iya iya aku percaya," jawab teman Clara yang berambut panjang hitam lurus yang selalu diikat ekor kuda. Alice terkekeh kecil.

Sedangkan Clara hanya tersenyum mendengarkan ocehan keduanya. Ia menoleh ke arah bangku dimana terasa ada seseorang yang menatapnya lekat.

Clara hampir saja terjatuh dari kursi. Sekilas ia melihat Lisya sedang menatapnya dingin, berada di sekumpulan laki-laki populer yang biasa ia datangi.

"Hei? Apa kau baik-baik saja?" tanya Dita dan Alice tampak khawatir.

Clara tersenyum kaku. "Haha tidak, aku baik-baik saja." Ia memberanikan diri, melirik ke arah gerombolan manusia populer itu, namun ternyata Lisya tidak ada disana.

Apa aku salah lihat?

Tanpa sadar Clara menghela lega. Apa dia terlalu takut melihat hantu lagi? Atau Clara hanya berimajinasi? Ia yakin pertemuannya dengan Lisya selama ini bukanlah mimpi.

Beberapa hari setelahnya Clara merasa terganggu dengan Lisya. Hantu itu tidak muncul tapi ia merasa sering merasa melihat Lisya dimanapun ia berada.

Saat sedang berjalan di koridor bersama temannya, Clara terus saja menunduk memikirkan Lisya yang terus mengganggu pikirannya. Hantu itu bahkan tidak benar-benar muncul.

Gadis berambut pendek ini sadar dari lamunannya saat tiba-tiba seseorang menarik tangannya.

"Hei, jalan lihat ke depan," tegur Alice. Sedangkan yang ditarik hanya termenung menatap kedua temannya bingung.

"Kau hampir saja mencium tiang," cibir Dita dengan senyum lebarnya.

"Oh? Haha, terima kasih Alice," ungkapnya terkekeh kecil, menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Aku yakin melihatnya, aku benar-benar yakin tadi melihatnya berdiri tidak jauh di depan--

BUGH

"Akh!" desis Clara tiba-tiba, kepalanya membentur sesuatu yang cukup keras. Ia sampai sedikit memundurkan langkahnya.

"Hei, apa kau tidak bisa melihat jalan dengan benar?" suara laki-laki dengan itu datar dan dingin.

"Clara, kau baik-baik saja?" tanya Dita khawatir. Namun gadis ini mematung begitu melihat siapa yang Clara tabrak.

Clara menatap laki-laki blondie yang sering bersama Lisya, sedang berdiri di hadapannya, menatap Clara tidak suka.

Beberapa laki-laki lain di samping dan di belakang manusia tampan itu juga sedang menatap Clara tidak bersahabat.

Tubuh Clara gemetar begitu mengingat bahwa sekelompok laki-laki ini adalah gerombolan yang sering bersama Lisya.

Seketika Clara melirik cepat ke sekitar mereka, mencari keberadaan Lisya dengan sedikit gusar. Secara tidak sadar gadis ini juga menatap tidak suka pada kumpulan laki-laki di depannya.

Tidak ada. Tidak ada. Bagus! Dia tidak disini.

Tanpa sepatah kata pun Clara mendorong tubuh si blondie dan beberapa teman lainnya yang menghalangi jalan.

"Hei!"

"Apa-apaan dia," protes beberapa laki-laki yang Clara tabrak.

"Wow, apa kau lihat tatapannya saat melihat Reyhan? Baru kali ini ada gadis sekolah kita yang menatap Reyhan dengan nyalang," ujar laki-laki putih memakai kacamata.

"Benar. Aku senang, akhirnya melihat perempuan yang menatap mu bukan dengan tatapan cinta, hahaha," sahut laki-laki lain.

Lelaki blondie yang bernama Reyhan ini hanya mendengus tak suka, menatap dingin pada punggung Clara yang terlihat semakin menjauh. Detik berikutnya ia berbalik dan melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.

Disisi lain, Clara berjalan cepat menuju kantin, tidak memperdulikan tatapan penuh minat dan bisikan murid yang lain. Ia bahkan meninggalkan dan tak memperdulikan panggilan dua sahabatnya di belakang.

Tidak membutuhkan waktu lama, langkah Clara terhenti seketika dan menatap tajam pada perempuan yang sedang menunggu di hadapannya, menatap Clara datar.

"Apa kau mencari ku? Kali ini aku tidak membuatmu terkejut kan? Ah, aku lupa. Kau pernah menjanjikan ku untuk berkenalan dengan dua sahabat mu itu kan?" Lisya tersenyum miring, menatap Clara tajam.

Lisya bergerak mendekat mengikis jaraknya dengan Clara, sedangkan gadis yang ia dekati masih terdiam dengan kedua tangan terkepal membentuk tinju.

"Wah, kau gemetaran? Lucunya," sindir Lisya. Hantu cantik ini tersenyum begitu manis.

Clara menggigit bibirnya pelan, ia mencoba melangkahkan kakinya untuk kabur tapi entah kenapa terasa sulit. Kilasan trauma yang dulu sesekali muncul membuat tubuh Clara semakin gemetaran.

Tenang. Ku mohon tubuhku, tenanglah.

Terpopuler

Comments

berbagi kebaikan

berbagi kebaikan

bgus thor

2020-05-02

0

Pramita

Pramita

keren thor lanjut



mampir

2020-04-22

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan
2 Tiba-tiba muncul
3 Perkenalan
4 Mencoba lari
5 Masa lalu
6 Pintu masuk
7 Harus mengabaikan
8 Hantu jahil
9 Nasehat
10 Apa mau mu?
11 Cara terakhir
12 Aura hitam
13 Emosi sesaat
14 Simpati yang berlebihan
15 Teman curhat
16 Hari tergelap
17 Harapan
18 Mencari cara
19 Tatapan sedingin es
20 Kecurigaan
21 Apa salah ku?
22 Ketahuan!
23 Misi gagal!
24 Alasan takut hantu
25 Menghindar
26 Jebakan
27 Sebuah Pertolongan
28 Surat untuk Reyhan
29 Negosiasi
30 Terpuruk dalam penyesalan
31 Bertemu kembali
32 Dihantui??
33 Yang sebenarnya...
34 Syarat bahagia
35 Awal yang Tidak Menyenangkan
36 Mulai Bermunculan
37 Tidak Masuk Akal!
38 Cara Berbicara dengan mu
39 Semakin serakah
40 Hal yang Melelahkan
41 Perasaan sesak
42 Pancake dan es krim
43 Bukan urusan ku!
44 Perasaan yang mengganggu
45 Menghindar
46 Kencan?
47 Apa yang sedang terjadi?!
48 Selalu di samping mu
49 Pilihan terakhir
50 Sebuah tawaran
51 Kebenaran
52 Kesepakatan
53 Dilema
54 Merindukannya
55 Jembatan penghubung
56 Pasangan serasi
57 Bioskop
58 Perasaan kupu-kupu
59 Efek samping
60 Berjumpa kembali
61 Frustasi
62 Ancaman
63 'Meminjam' berikutnya
64 Nyeri di hati
65 Butuh istirahat
66 Syarat dari Paman
67 Perhatian ekstra
68 Rasa bersalah
69 Berat meninggalkan
70 Butuh latihan fisik
71 Jangan jatuh cinta
72 Sudah tidak peduli
73 Jogging
74 Menginap
75 Tiba-tiba berubah
76 Tertipu
77 Bukan Clara
78 Pertaruhan
79 Selamat tinggal
80 Senyuman termanis
81 Sudah berakhir
82 Rumor
83 Bosan
84 Ancaman
85 Kesepakatan dan Negosiasi
86 Apakah dia tidak menyukai ku?
87 Perasaan lain
88 Ketenangan sesaat
89 Please, jangan salah paham.
90 Apa kau yakin?
91 Mimpi, siapa kau?
92 Don't care!
93 Aku mencintainya
94 Penolakan
95 Sekarang, kau milikku!
96 Seperti orang lain
97 Bersembunyi
98 Masa kecil
99 Arion
100 Berontak
101 Semua berakhir
102 Cinta masa kecil
103 Hari kelulusan
104 Melarikan diri
105 Senior tampan
106 Harapan pupus?
107 Undangan
108 Kesetiaan
109 Bahagia selamanya
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Pertemuan
2
Tiba-tiba muncul
3
Perkenalan
4
Mencoba lari
5
Masa lalu
6
Pintu masuk
7
Harus mengabaikan
8
Hantu jahil
9
Nasehat
10
Apa mau mu?
11
Cara terakhir
12
Aura hitam
13
Emosi sesaat
14
Simpati yang berlebihan
15
Teman curhat
16
Hari tergelap
17
Harapan
18
Mencari cara
19
Tatapan sedingin es
20
Kecurigaan
21
Apa salah ku?
22
Ketahuan!
23
Misi gagal!
24
Alasan takut hantu
25
Menghindar
26
Jebakan
27
Sebuah Pertolongan
28
Surat untuk Reyhan
29
Negosiasi
30
Terpuruk dalam penyesalan
31
Bertemu kembali
32
Dihantui??
33
Yang sebenarnya...
34
Syarat bahagia
35
Awal yang Tidak Menyenangkan
36
Mulai Bermunculan
37
Tidak Masuk Akal!
38
Cara Berbicara dengan mu
39
Semakin serakah
40
Hal yang Melelahkan
41
Perasaan sesak
42
Pancake dan es krim
43
Bukan urusan ku!
44
Perasaan yang mengganggu
45
Menghindar
46
Kencan?
47
Apa yang sedang terjadi?!
48
Selalu di samping mu
49
Pilihan terakhir
50
Sebuah tawaran
51
Kebenaran
52
Kesepakatan
53
Dilema
54
Merindukannya
55
Jembatan penghubung
56
Pasangan serasi
57
Bioskop
58
Perasaan kupu-kupu
59
Efek samping
60
Berjumpa kembali
61
Frustasi
62
Ancaman
63
'Meminjam' berikutnya
64
Nyeri di hati
65
Butuh istirahat
66
Syarat dari Paman
67
Perhatian ekstra
68
Rasa bersalah
69
Berat meninggalkan
70
Butuh latihan fisik
71
Jangan jatuh cinta
72
Sudah tidak peduli
73
Jogging
74
Menginap
75
Tiba-tiba berubah
76
Tertipu
77
Bukan Clara
78
Pertaruhan
79
Selamat tinggal
80
Senyuman termanis
81
Sudah berakhir
82
Rumor
83
Bosan
84
Ancaman
85
Kesepakatan dan Negosiasi
86
Apakah dia tidak menyukai ku?
87
Perasaan lain
88
Ketenangan sesaat
89
Please, jangan salah paham.
90
Apa kau yakin?
91
Mimpi, siapa kau?
92
Don't care!
93
Aku mencintainya
94
Penolakan
95
Sekarang, kau milikku!
96
Seperti orang lain
97
Bersembunyi
98
Masa kecil
99
Arion
100
Berontak
101
Semua berakhir
102
Cinta masa kecil
103
Hari kelulusan
104
Melarikan diri
105
Senior tampan
106
Harapan pupus?
107
Undangan
108
Kesetiaan
109
Bahagia selamanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!