Tiba-tiba muncul

Eps. 2

Ah, biarlah. Mungkin hanya perasaannya saja. Clara kembali meneguk minumannya dan sesekali melirik wanita berambut panjang di depannya.

Tidak ada percakapan setelah itu membuat Clara merasa canggung, sedangkan orang di hadapannya tampak tidak terganggu oleh itu.

“Hei, a-apa kau tidak makan?” tanya Clara memutus keheningan.

“Tidak,” jawabnya singkat. Wanita itu menggeleng pelan masih tersenyum kecil menatap Clara.

Begitu saja? Oh ayolah katakan sesuatu atau pergi dari sini!

“Hei, siapa namamu?” tanya wanita itu akhirnya mau bersuara.

“Clara. Kau siapa?”

“Clara ya… hm, kenalkan, aku Lisya. Kau di kelas mana?”

“Aku kelas dua belas ipa dua.”

Lisya hanya diam setelahnya. Senyuman kecil yang menghiasi wajah gadis itu tiba-tiba saja hilang. Dia melirik ke arah lain dengan wajah tidak suka membuat Clara penasaran dan ikut menoleh pada apa yang Lisya lihat.

Clara tersenyum mendapati Alice dan Dita yang berjalan ke arahnya.

“Hei, sudah selesai?” tanya Clara.

“Oh, kenalkan mere-- eh?"

Wanita itu sudah pergi. Sama seperti saat ia datang. Datang tanpa suara dan pergipun demikian. 

Clara menoleh menyapukan pandangan ke seluruh kantin mencari siswi di depannya yang sudah menghilang, namun tidak menemukannya.

"Cepat sekali perginya," gumam Clara.

“Cari siapa?” tanya Alice yang sudah duduk di hadapan Clara.

Clara mengedikkan bahu singkat. "Hanya seseorang yang baru saja berkenalan dengan ku. Lika? Sia? Lis… entahlah aku lupa. Apa kalian tidak lihat murid cantik yang duduk di hadapan ku tadi?” tanya Clara penasaran.

“Kau hanya duduk sendirian sampai kami datang, Clara,” sahut Dita yang mulai menyeruput jus strawberry nya.

Clara terdiam. "Oh, Hm... Ya, dia memang pergi saat kalian datang."

*

Selesai makan, Clara meletakkan sendoknya di atas piring yang sudah kosong. Ia tidak sengaja melihat keberadaan Lisya saat menyapukan pandangannya ke arah pintu masuk kantin.

Lisya tak sendiri, ia berdiri di sekumpulan laki-laki yang tampaknya kelompok anak populer di sekolah, bersama dengan laki-laki tampan yang bersamanya kemarin.

Clara sedikit terkesiap saat tiba-tiba pandangan mereka bertemu. Sedikit canggung, namun senyuman dan lambaian singkat dari Lisya membuat Clara mau tidak mau membalasnya.

Berbeda dengan Lisya, laki-laki tampan di sebelahnya tiba-tiba menoleh dan menatap Clara tajam. Sebelumnya laki-laki blondie itu sempat menoleh ke belakang seperti memastikan sesuatu.

Clara mengalihkan pandangannya cepat, merutuki perbuatannya. Untuk apa dia melambaikan tangan? sepertinya mereka adalah kelompok manusia populer. Berurusan dengan mereka hanya akan mendatangkan hal yang merepotkan.

“Mana?” tanya Dita segera menoleh ke arah lambaian Clara.

“Dita! jangan terang-terangan melihat ke arah mereka!” bisik Clara gemas, kemudian menarik bahu Dita agar kembali menghadap depan.

“Oh, maaf,” bisik Dita merasa bersalah dengan wajah malunya.

“Coba kalian lihat perempuan berambut panjang bergelombang itu."

Melihat temannya tampak mencari, Clara kembali menunjuk dengan lirikan matanya. "Itu loh yang sedang bersama empat anak laki-laki, tidak jauh dari pintu masuk.”

Alice dan Dita kembali menegakkan punggung mereka, berpura-pura melihat sekitar lalu melihat sekilas ke tempat yang Clara katakan. Keduanya hanya melihat segerombolan anak laki-laki. Siswi lain hanya lewat dan sesekali menyapa mereka, tidak ada yang benar-benar bersama mereka.

Namun ada anak perempuan yang berhenti sejenak lalu kembali meninggalkan kantin.

“Clara, yang mana?”

“Iya yang mana?” sahut Dita.

“Duuh kalian ini,” gemas Clara.

Clara mencoba melihat Lisya dengan sudut matanya, namun mereka sudah tidak berdiri di sana lagi.

“Yaah… mereka sudah pergi,” sesal Clara.

“Hmmm.”

“Aiiiisss,” desis Dita kecewa.

.

.

.

Clara mematikan kran air setelah mencuci tangan, kemudian mengibas-ngibaskan tangannya sebentar. Saat berbalik, ia terkejut bukan main hingga memundurkan kakinya selangkah saat melihat seseorang sudah berdiri di depannya.

"Akh!" kaget Clara sedikit berteriak.

Sedangkan wanita di depannya hanya tersenyum manis tanpa dosa.

Kamar mandi ini begitu sepi sedari tadi, bagaimana bisa wanita ini muncul begitu saja tanpa menimbulkan suara.

"Bisakah kau berhenti membuat ku terkejut?" desis Clara tersenyum kesal.

Wanita cantik berkulit pucat itu hanya terkekeh kecil. "Kau selalu terkejut saat melihat ku."

"Tentu saja! kau selalu mengejutkan ku," sanggah Clara memutar bola matanya malas.

"Tidak baik buat jantung, kau tahu?" ucap Clara kemudian melangkah ke keluar toilet.

Gadis bersurai hitam ini melirik merasa aneh pada Lisya berjalan mengikutinya keluar dengan senyum bahagia.

"Kau tidak ke toilet?"

"Aku sudah dari toilet, kebetulan aku melihat mu jadi aku menyapa mu," jawabnya.

Sebagian murid mulai berlalu lalang masuk ke kelas mereka saat bel jam masuk sudah berbunyi.

"Sudah bel. Kau nggak balik ke kelas mu?" tanya Clara.

Wanita cantik yang ditanya itu hanya mengangguk kecil dengan senyum yang tak luntur dari wajahnya.

Clara sempat terdiam menatap aneh pada wanita cantik yang selalu tersenyum dan menempel padanya sejak mereka bertemu lagi. Ada sesuatu yang aneh tapi ia mencoba berpikir positif. Lagi pula manusia ini masih satu sekolah dengannya.

"Kalau begitu aku pergi dulu," pamit Clara bergegas pergi dari wanita aneh itu.

Wanita cantik berambut gelombang itu hanya tersenyum dan melambai singkat.

Sejak saat itu, tidak hanya sekali. Beberapa kali Clara terus dikejutkan dengan Lisya yang tiba-tiba muncul di hadapannya.

Saat itu Clara baru saja mengembalikan buku yang dipinjam dari perpustakaan, ke rak tempatnya semula. Clara berbalik hendak kembali ke mejanya, namun ia tersentak dikejutkan oleh wanita cantik ini lagi yang sudah berdiri di hadapannya.

"Akh!! Heiii!" geram Clara menahan suaranya. Lisya hanya menutup mulutnya menahan tawa.

"Sejak kapan kau berdiri disana?"

"Baru saja."

"Aku tidak mendengar suara orang melangkah, apa kakimu sangat ringan atau apa?" geram Clara, ia sedikit menelengkan kepalanya untuk mengintip kaki Lisya.

Gadis manis itu masih tersenyum begitu manis tanpa merasa bersalah.

Disaat yang lain. Clara mengedarkan pandangannya di seluruh kantor guru, hanya ada beberapa guru yang sedang sibuk di mejanya dan murid yang baru saja keluar, suasana tampak sepi karena bel jam istirahat baru akan berbunyi beberapa menit lagi.

Clara membungkukkan badannya untuk berpamitan pada wali kelasnya. Ia berjalan keluar ruangan dan membuka pintu itu. Clara sedikit melompat dan memundurkan tubuhnya refleks saat melihat orang yang sudah berdiri disana. Bahkan tumpukan kertas ulangan di tangannya hampir ia jatuhkan.

"Aarg! kau–!"

"Lisya," ujar Lisya menyebut namanya sendiri, seolah tahu bahwa Clara sudah lupa dengan namanya.

Clara menutup pintu itu cepat kemudian menatap Lisya kesal.

"Sudah ku katakan jangan muncul tiba-tiba!" desis Clara namun masih memelankan nada bicaranya.

Clara mendengus kesal, ia tidak mau membuat keributan karena mereka sedang berdiri di depan ruang kantor.

"Bukan salah ku, kau yang tidak menyadari kehadiran ku," bantah Lisya tersenyum menyebalkan di mata Clara.

Benar juga. Kenapa aku selalu tidak sadar dengan kehadirannya?

Terpopuler

Comments

Priska Anita

Priska Anita

Like disini juga supaya nulisnya makin semangat 💜

2020-08-23

0

berbagi kebaikan

berbagi kebaikan

butuh polesan dikit thor penulisannya😂

2020-05-02

1

Harearr

Harearr

selalu semangat thor

2020-04-21

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan
2 Tiba-tiba muncul
3 Perkenalan
4 Mencoba lari
5 Masa lalu
6 Pintu masuk
7 Harus mengabaikan
8 Hantu jahil
9 Nasehat
10 Apa mau mu?
11 Cara terakhir
12 Aura hitam
13 Emosi sesaat
14 Simpati yang berlebihan
15 Teman curhat
16 Hari tergelap
17 Harapan
18 Mencari cara
19 Tatapan sedingin es
20 Kecurigaan
21 Apa salah ku?
22 Ketahuan!
23 Misi gagal!
24 Alasan takut hantu
25 Menghindar
26 Jebakan
27 Sebuah Pertolongan
28 Surat untuk Reyhan
29 Negosiasi
30 Terpuruk dalam penyesalan
31 Bertemu kembali
32 Dihantui??
33 Yang sebenarnya...
34 Syarat bahagia
35 Awal yang Tidak Menyenangkan
36 Mulai Bermunculan
37 Tidak Masuk Akal!
38 Cara Berbicara dengan mu
39 Semakin serakah
40 Hal yang Melelahkan
41 Perasaan sesak
42 Pancake dan es krim
43 Bukan urusan ku!
44 Perasaan yang mengganggu
45 Menghindar
46 Kencan?
47 Apa yang sedang terjadi?!
48 Selalu di samping mu
49 Pilihan terakhir
50 Sebuah tawaran
51 Kebenaran
52 Kesepakatan
53 Dilema
54 Merindukannya
55 Jembatan penghubung
56 Pasangan serasi
57 Bioskop
58 Perasaan kupu-kupu
59 Efek samping
60 Berjumpa kembali
61 Frustasi
62 Ancaman
63 'Meminjam' berikutnya
64 Nyeri di hati
65 Butuh istirahat
66 Syarat dari Paman
67 Perhatian ekstra
68 Rasa bersalah
69 Berat meninggalkan
70 Butuh latihan fisik
71 Jangan jatuh cinta
72 Sudah tidak peduli
73 Jogging
74 Menginap
75 Tiba-tiba berubah
76 Tertipu
77 Bukan Clara
78 Pertaruhan
79 Selamat tinggal
80 Senyuman termanis
81 Sudah berakhir
82 Rumor
83 Bosan
84 Ancaman
85 Kesepakatan dan Negosiasi
86 Apakah dia tidak menyukai ku?
87 Perasaan lain
88 Ketenangan sesaat
89 Please, jangan salah paham.
90 Apa kau yakin?
91 Mimpi, siapa kau?
92 Don't care!
93 Aku mencintainya
94 Penolakan
95 Sekarang, kau milikku!
96 Seperti orang lain
97 Bersembunyi
98 Masa kecil
99 Arion
100 Berontak
101 Semua berakhir
102 Cinta masa kecil
103 Hari kelulusan
104 Melarikan diri
105 Senior tampan
106 Harapan pupus?
107 Undangan
108 Kesetiaan
109 Bahagia selamanya
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Pertemuan
2
Tiba-tiba muncul
3
Perkenalan
4
Mencoba lari
5
Masa lalu
6
Pintu masuk
7
Harus mengabaikan
8
Hantu jahil
9
Nasehat
10
Apa mau mu?
11
Cara terakhir
12
Aura hitam
13
Emosi sesaat
14
Simpati yang berlebihan
15
Teman curhat
16
Hari tergelap
17
Harapan
18
Mencari cara
19
Tatapan sedingin es
20
Kecurigaan
21
Apa salah ku?
22
Ketahuan!
23
Misi gagal!
24
Alasan takut hantu
25
Menghindar
26
Jebakan
27
Sebuah Pertolongan
28
Surat untuk Reyhan
29
Negosiasi
30
Terpuruk dalam penyesalan
31
Bertemu kembali
32
Dihantui??
33
Yang sebenarnya...
34
Syarat bahagia
35
Awal yang Tidak Menyenangkan
36
Mulai Bermunculan
37
Tidak Masuk Akal!
38
Cara Berbicara dengan mu
39
Semakin serakah
40
Hal yang Melelahkan
41
Perasaan sesak
42
Pancake dan es krim
43
Bukan urusan ku!
44
Perasaan yang mengganggu
45
Menghindar
46
Kencan?
47
Apa yang sedang terjadi?!
48
Selalu di samping mu
49
Pilihan terakhir
50
Sebuah tawaran
51
Kebenaran
52
Kesepakatan
53
Dilema
54
Merindukannya
55
Jembatan penghubung
56
Pasangan serasi
57
Bioskop
58
Perasaan kupu-kupu
59
Efek samping
60
Berjumpa kembali
61
Frustasi
62
Ancaman
63
'Meminjam' berikutnya
64
Nyeri di hati
65
Butuh istirahat
66
Syarat dari Paman
67
Perhatian ekstra
68
Rasa bersalah
69
Berat meninggalkan
70
Butuh latihan fisik
71
Jangan jatuh cinta
72
Sudah tidak peduli
73
Jogging
74
Menginap
75
Tiba-tiba berubah
76
Tertipu
77
Bukan Clara
78
Pertaruhan
79
Selamat tinggal
80
Senyuman termanis
81
Sudah berakhir
82
Rumor
83
Bosan
84
Ancaman
85
Kesepakatan dan Negosiasi
86
Apakah dia tidak menyukai ku?
87
Perasaan lain
88
Ketenangan sesaat
89
Please, jangan salah paham.
90
Apa kau yakin?
91
Mimpi, siapa kau?
92
Don't care!
93
Aku mencintainya
94
Penolakan
95
Sekarang, kau milikku!
96
Seperti orang lain
97
Bersembunyi
98
Masa kecil
99
Arion
100
Berontak
101
Semua berakhir
102
Cinta masa kecil
103
Hari kelulusan
104
Melarikan diri
105
Senior tampan
106
Harapan pupus?
107
Undangan
108
Kesetiaan
109
Bahagia selamanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!