You Saw Me?!
Eps. 1
Seorang gadis berambut hitam tengah berlari di koridor sekolah dengan terburu-buru. Sesekali ia kesulitan dengan tas yang digendong dan beberapa buku dalam pelukannya.
Saat berbelok menuju tempat parkir, gadis ini menabrak seseorang membuat buku dan kertas di tangannya jatuh berserakan.
Brak
"Ah, maaf, aku tidak sengaja," sesal Clara meminta maaf. Ia langsung berjongkok untuk mengambil bukunya tanpa melihat siapa yang di tabrak.
Dua orang di hadapannya masih berdiri, namun sesaat setelahnya seorang ikut berjongkok namun tidak melakukan apapun.
Seorang lagi berdecak lalu ikut berjonglok dan ikut memunguti buku miliknya.
"Apa kau baik-baik saja?" ucap wanita di hadapannya.
"Iya aku baik-baik saja," jawab Clara lalu mendongak menatap wanita di hadapannya.
Clara tercengang menatap wanita cantik dengan kulit putih bersih berambut panjang gelombang di hadapannya.
Wow… cantik banget.
Detik berikutnya Clara beralih pada laki-laki yang sudah selesai mengambil bukunya. Seolah tersihir dengan paras laki-laki itu, ia tercengang dengan mulut setengah terbuka.
Merasa ada yang menatapnya, laki-laki ini melirik melihat Clara datar. "Apa?" tanyanya dingin dan tidak bersahabat.
Mood Clara berubah seketika. Sifatnya tidak setampan ucapannya.
"Tidak ada," jawab Clara cepat kembali membereskan bukunya.
Wanita di sebelahnya terkekeh kecil dengan tangan yang dilipat di atas lututnya yang sedang jongkok. "Maaf ya, dia memang begitu."
Clara tersenyum menatap wanita cantik ini. Yang ini, wajahnya sama dengan sikapnya. "Tidak masalah," jawab Clara lalu bangkit dari jongkoknya.
"Sekali lagi aku minta maaf. Aku permisi dulu," ucap gadis ini lagi pada keduanya lalu pergi berlari menuju parkiran motor.
Laki-laki blondie berdiri dan menatap dingin kepergian Clara yang semakin menjauh.
“Wanita gila, dari tadi terus saja bicara sendiri,” monolognya kesal. Ia kembali berjalan menuju kantor guru.
“Hei, dia bicara pada ku, Rey!” sergah Lisya berjalan mengikuti kepergian Reyhan, sedangkan Reyhan tidak merespon dan melanjutkan langkahnya.
"Mereka selalu saja terkesima saat melihat mu, tapi aku cukup terkejut saat dia juga terpana melihat ku," curhat Lisya kemudian terkekeh kecil.
Tiba-tiba Lisya terdiam, mematung di tempat mencerna perkataannya sendiri. Ia bahkan membiarkan Reyhan berjalan sendiri meneruskan langkahnya.
Seringai kecil terbit di wajah cantik gadis ini, aura hitam seperti kabut juga tiba-tiba menguar di seluruh tubuhnya.
Gadis ini melayang perlahan dengan wajah dingin dan seringai jahatnya mendekati Reyhan, dan memeluknya dari belakang.
“Kau lihat kan? dia berbicara padaku. Dia melihat ku,” kata Lisya dengan nada yang lebih tenang dari sebelumnya.
“Ugggh pundak ku, kenapa tiba-tiba terasa berat,” gumam Reyhan menyentuh pundaknya.
“Akhirnya… setelah sekian lama.”
Lisya menoleh menatap datar ke arah berlalunya Clara. Tidak lama senyum dingin kembali muncul di bibirnya.
"Aku akan mendapatkanmu."
.
.
.
Clara berjalan cepat di lorong rumah sakit karena disini pengunjung dilarang berlari. Ia melintasi jalan tercepat menuju UGD tempat Mamanya bekerja.
Saat melewati kamar mayat, ada perasaan tak nyaman yang tiba-tiba ia rasakan.
Ugh … tidak biasanya seperti ini.
Bukan hanya sekali, beberapa kali ia selalu melintasi jalan cepat ini jika sedang terburu-buru. Namun baru kali ini ia merasakan hal lain.
Merasa ada yang salah, ia mempercepat langkah menuju Mamanya.
*
Clara berjalan memasuki halaman sekolah setelah memarkirkan sepedanya. Entah kenapa, sejak kemarin dari UGD, Clara lebih mudah terkejut.
Saat itu, gadis berambut sepuluh senti di bawah bahu ini berdiri di depan UGD hanya untuk menjemput mamanya.
Suasana bahkan sangat ramai saat Clara tersentak karena mamanya menepuk pundaknya untuk memanggilnya.
"Eh? Di tepuk begitu saja sampai kaget begitu. Ada apa?" tanya Harumi penasaran.
"Itu karena Mama mengagetkan ku," gerutu Clara masih mengelus dadanya singkat.
"Iiissh ada apa sih dengan–"
"Hei!"
"Aaakkh!" Clara berjengit kaget, kemudian menoleh pada orang menyebalkan yang tiba-tiba menyapa dan muncul di hadapannya. Sapaan itu membuatnya kembali dari lamunannya.
"Oh, kenapa terkejut begitu?" tanya Dita bingung.
"Iiish! Jangan mengagetkanku!" omel Clara. Sedangkan teman baiknya yang berambut dora itu hanya cengengesan dan meminta maaf seadanya.
"Bagaimana kemarin? Apa kau telat menjemput tante Rumi?"
"Hampir. Untung saja belum terlambat. Kalau tidak …"
Clara dan Dita berjalan bersisian menuju kelas mereka. Menepis rasa tidak nyaman yang entah karena apa, ia mendengarkan ocehan temannya tentang kabar terbaru di sekolahnya.
.
.
.
Saat jam istirahat, Lisya masih mengikuti Reyhan yang berjalan bersama teman lainnya menuju kantin.
Hantu cantik ini menyapukan pandangannya ke seluruh penjuru kantin yang dipenuhi lautan siswa itu, mencari gadis yang ia temui kemarin. Sedangkan laki-laki yang selalu ia ikuti itu sedang memesan makanannya.
Beberapa menit mencari dengan tatapan tajamnya, Lisya belum menemukan gadis itu. Dan detik berikutnya, Lisya menyunggingkan seringai kecilnya dengan mata sedikit menyipit menemukan mangsa yang ia cari.
"Ketemu!"
*
Clara meneguk air mineralnya sedikit lalu meletakkan botolnya di atas meja. Ia belum selesai meneguk air di mulutnya saat seseorang tiba-tiba saja muncul, membuat Clara terbatuk. UHUUK UHUUK UHUUK
Clara menepuk-nepuk pelan dadanya untuk menormalkan batuknya. Ia kesal karena terus saja terkejut pada hal kecil.
Gadis berambut lurus ini menatap wanita cantik yang tiba-tiba saja sudah duduk di hadapannya.
“Sejak kapan kau di sana?” tanya Clara kesal. Ia sambil mengelap sisa air di mulutnya dengan punggung tangan.
"Halo," jawabnya tersenyum begitu manis.
Beberapa saat lalu kursi yang diduduki temannya itu sedang kosong. Hanya sepersekian detik Clara mengalihkan pandangannya setelah meminum air mineralnya dan tiba-tiba saja gadis itu sudah duduk disana.
Clara bahkan tidak mendengar bunyi kursi yang ditarik.
"Ah, apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Clara seperti pernah menemui gadis dihadapannya.
"Kita bertemu kemarin saat kau menabrak kami," jawabnya tersenyum ramah.
“Oh… kau ... anak yang kemarin?” tebak Clara mengingat wajah cantik yang kemarin ia tabrak.
“Benar. Syukurlah kau masih mengingat ku.”
"Tentu saja aku masih mengingatmu, maaf untuk yang kemarin,” ujar Clara.
"Lupakan saja."
Clara menatap wanita dengan wajah yang tampak tidak asing itu, namun ia hanya mengedikkan bahu setelahnya. Clara bukanlah murid yang senang bergaul dengan semua orang yang ada di sekolahnya.
Gadis berambut lurus ini hanya mengenal teman-teman dekat dan jarang bergaul dengan teman beda kelas. Sebagian ia hanya mengenal wajah dan tidak tahu nama mereka.
Lalu apa yang dilakukan gadis ini sekarang? Duduk dan terus saja tersenyum begitu manis Clara membuat gadis berambut panjang itu terlihat mencurigakan.
"Um … apa ada yang ingin kau katakan pada ku?"
"Ah, tidak. Aku hanya mengingat wajahmu kemarin dan aku ingin menyapamu," jawab Lisya. Clara hanya ber oh ria dan mengangguk singkat.
Secara tidak sengaja, Clara menoleh dan mendapati beberapa murid di sekitarnya sedang berbisik dan menatap Clara aneh. Merasa ada yang aneh, Clara melirik dengan hati-hati dan melihat kesekitarnya.
Kenapa mereka menatapku seolah aku orang aneh?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Fadhil Fadli
Halo kak, saya mau nanya, fungsi tanda titik tiga berjejer di bawah untuk apa?
.
.
.
Seperti ini.
2023-12-02
2
1stmutia
aku favoritin yg ini cerita SMA nya bkin baper.....
salam dari waterfall Maaf Aku Belum mencintai mu 21+++🖤🖤🖤
2020-08-23
1
Priska Anita
Like dari Rona Cinta sudah mendarat disini 💜
2020-08-18
1