Perkenalan

Eps. 3

Clara yang sering terkejut memang bukan salah Lisya. Wanita yang terlihat pucat itu memang tidak pernah mengagetkannya.

Ah baiklah. Muka saja cantik, sifatnya benar-benar menyebalkan! 

"Setidaknya buatlah suara atau panggil aku terlebih dahulu!" kesal Clara kemudian berjalan di lorong kelas.

"Haha maaf ya. Aku sudah mencoba."

Lorong ini masih sepi, namun saat bel jam istirahat berbunyi, lorong yang tenang mulai penuh dengan murid yang lain.

"Hei, kenapa kau selalu mengikuti ku? Apa kau tidak punya teman?"

"Hm … entahlah."

"Bukankah kau selalu berkumpul dengan anak-anak populer itu?" tanya Clara penasaran. Mereka berjalan beriringan menyusuri koridor.

"Apa kau mengenal mereka? Atau … mungkin kau mengenalku?" Tidak menjawab, Lisya malah kembali bertanya.

"Tidak," jawab Clara.

"Sebenarnya aku senang, akhirnya ada orang yang mau bicara dengan ku," ungkap Lisya tersenyum kecil.

Clara menoleh, menatap Lisya dengan sedikit penasaran.

Gadis di sebelah Clara masih terdiam beberapa saat. Dari sudut matanya, Lisya tampak melirik orang-orang yang tengah lewat dan menatap mereka dengan tatapan aneh.

"Apa kau melihat itu? Saat kau bicara dengan ku, mereka akan menatapmu seperti itu," jelas Lisya.

Clara melirik sekilas murid yang baru saja lewat. Memang benar, sejak Lisya sering bersamanya, beberapa murid mulai menatap Clara dengan tatapan aneh.

Aku pikir dengan kecantikan seperti ini dan selalu bersama laki-laki populer, dia termasuk anak yang populer juga.

Lalu kenapa mereka memandang ku dan Lisya seperti itu? Apa mereka membencinya? Atau …

"Apa kau masih mau bicara dengan ku?" tanya Lisya santai.

"Ya. Kau boleh menjadi teman ku," jawab Clara biasa. Ia membiarkan saja Lisya tertinggal di belakang dan tidak tahu bahwa gadis cantik di belakangnya sedang menunjukkan seringai kecilnya.

Sejak saat itu, Lisya sering mendatangi Clara dan bicara padanya saat kelas sedang sepi. "Kenapa kau selalu datang saat kelas sedang sepi?" tanya Clara tanpa menatap Lisya. Tangannya sedang sibuk menyalin tugas yang belum selesai.

"Aku tidak mau mereka melihatmu dengan tatapan aneh."

"Aku tidak masalah dengan itu."

"Tapi aku tidak mau mereka melihatmu seperti itu," sergah Lisya.

Clara malas berdebat dan membiarkan saja Lisya bicara apapun yang ingin dia ceritakan.

Tidak lama, seseorang duduk di depan Clara, membuat Clara menghentikan aktivitasnya dan menengadah.

"Hei, kau sudah datang?"

"Hmm," deham Dita kemudian memberikan kantong plastik hitam berisi pesanan Clara.

"Terima kasih."

"Sama-sama."

"Eh? Kemana dia?" gumam Clara. Pandangannya sedang sibuk mencari wanita cantik yang sedari tadi curhat padanya.

"Siapa?" tanya Alice penasaran.

"Lisya, apa kalian tidak melihatnya keluar?"

"Lisya siapa?" tanya Alice lagi sedikit mengerutkan kening, terlihat berpikir.

"Lisya, dia--"

"Lisya ya? Hmm… sepertinya aku pernah dengar nama itu," gumam Dita. Sekilas Dita bertemu pandang dengan Alice, namun Alice hanya mengedikkan bahu tidak peduli.

Mengingat bagaimana tatapan murid lain saat ia sedang bicara dengan Lisya, mungkin karena itu sekarang dia sudah menghilang.

Tidak masalah. Nanti akan ku beritahu dia kalau teman ku tidak seperti murid yang lain.

"Memangnya tadi dia disini?" tanya Dita lagi.

"Iya. Tapi dia selalu terburu-buru pergi bahkan tidak pamit."

Alice dan Dita hanya mengangguk singkat.

.

.

.

Tok tok

Clara mendongak dengan malas untuk melihat siapa yang mengetuk bangkunya, mengganggu waktu tidurnya. Ia sedang menenggelamkan wajahnya di antara kedua tangannya yang terlipat, mencoba untuk tidur.

"Tidak ke kantin?" tanya Lisya dengan senyum ramahnya. Setidaknya Lisya sudah membuat suara sekarang.

Clara menggeleng kecil. "Aku benar-benar mengantuk. Kalau kau mau ke kantin pergi saja."

"Aku sudah ke kantin, makanya aku menemui mu."

"Oh… hei, ngomong-ngomong, apa kau mau berkenalan dengan teman ku? Mereka baik, tidak seperti yang lain. Aku yakin mereka mau menerimamu," usul Clara.

"Benarkah? Apa kau yakin?"

"Tentu."

Lisya menyandarkan punggungnya ke kursi. Menatap beberapa teman kelas Clara yang asik main game, ghibah, ataupun menyumpalkan headset di telinga mereka. "Aku bahkan tidak yakin… apa kau akan tetap berteman dengan ku jika tahu siapa aku sebenarnya?"

DEG

Tubuh Clara sempat menegang. Selama ini tatapan murid-murid yang berlalu lalang selalu mengundang pertanyaan untuk Clara.

Mereka yang menganggap Lisya tidak ada, tidak peduli pada Lisya, menatap Clara dengan aneh dan selalu menjauhi Clara.

Apakah Lisya telah melakukan hal yang parah? Apa dia telah membuat skandal? Atau Lisya merupakan anak gangster atau mafia dan semacamnya?

"Memangnya kau siapa?" tanya Clara menatap Lisya penasaran.

Dita dan Alice sudah kembali, begitu juga dengan teman sekelas lain yang sudah mulai memasuki dan memenuhi kelas mereka.

"Sudah kembali?" tanya Clara saat Dita dan Alice mulai berjalan mendekat.

Sontak Clara menoleh pada Lisya khawatir wanita ini akan pergi tanpa pamit lagi.

Clara menghela lega. Ternyata gadis itu masih duduk manis di sebelahnya.

"Kenapa wajahmu begitu?" tanya Alice datar, kemudian duduk di bangkunya. Di depan Clara.

Clara tersenyum bersemangat dan mulai bersuara untuk mengenalkan Lisya pada mereka. "Aku ingin--"

"Clara," potong Lisya.

Clara diam mengurungkan niatnya kemudian menoleh menatap Lisya yang tiba-tiba berdiri dan berkata, "Diamlah dan pikirkan baik-baik," Lisya menjeda kalimatnya. Lisya menatapnya dengan tatapan yang tak pernah Clara lihat selama ini.

Gadis cantik itu tersenyum dingin, bergerak perlahan menembus meja dan berdiri tepat di hadapan Clara. "Apa kau masih mau memperkenalkan ku pada teman-temanmu?"

Clara terpaku dengan mata membulat sempurna, mulutnya setengah terbuka menatap Lisya dengan pandangan tak percaya.

Kini Clara mengerti alasan setiap murid yang lewat hanya menatap aneh pada Clara, bukan pada Lisya. Kenapa ia tidak sadar jika Lisya sebenarnya adalah hantu?

Clara yakin, mereka semua pasti menganggapnya aneh karena telah berbicara seorang diri.

Wajah Clara memucat, nafasnya seolah tercekat. Clara menelan ludah susah payah tiba-tiba merasa sangat haus dan tiba-tiba gelap setelahnya.

Clara masih bisa mendengar suara Dita dan Alice samar-samar meneriakkan namanya, tidak lama Clara sudah tidak mendengar apa-apa lagi.

.

.

Dita menghela pelan, “Padahal dia baik-baik saja pagi tadi.”

“Tidak perlu khawatir, kalian tinggalkan Clara di sini, biarkan dia istirahat,” ujar Bu Ely, pengurus UKS.

“Kalau begitu, kami pamit dulu Bu,” pamit Alice sopan.

“Permisi,” sambung Dita.

Dita dan Alice berlalu meninggalkan Clara dan Ibu Ely di ruang UKS. Ibu Ely memalingkan wajahnya melihat Clara yang masih tertidur pulas di atas ranjang, ia berdiri dari kursinya lalu berjalan menutup gorden di sebelah Clara sebelum beranjak pergi keluar UKS.

“Aku akan pergi ke kantor sebentar, dia juga belum sadar,” gumam Ibu Ely kemudian berjalan keluar dan menutup perlahan pintu ruang UKS.

Lisya menatap datar pada pintu yang baru saja tertutup. Kemudian mengalihkan pandangannya pada ranjang yang tertutup tirai.

Terpopuler

Comments

Mr. Al

Mr. Al

semangat kak, aku dah tinggalin jejak nih, du tunggu updatenya ya

jangan lupa mampir

Kisah cinta rubah di sekolah

2020-04-22

0

Harearr

Harearr

jangan lupa mampir kenovelku yah thor

2020-04-21

0

Keiirae68

Keiirae68

Hy kak, jangan lupa mampir ya ke ceritaku. judulnya menikah karena perjodohan

2020-04-21

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan
2 Tiba-tiba muncul
3 Perkenalan
4 Mencoba lari
5 Masa lalu
6 Pintu masuk
7 Harus mengabaikan
8 Hantu jahil
9 Nasehat
10 Apa mau mu?
11 Cara terakhir
12 Aura hitam
13 Emosi sesaat
14 Simpati yang berlebihan
15 Teman curhat
16 Hari tergelap
17 Harapan
18 Mencari cara
19 Tatapan sedingin es
20 Kecurigaan
21 Apa salah ku?
22 Ketahuan!
23 Misi gagal!
24 Alasan takut hantu
25 Menghindar
26 Jebakan
27 Sebuah Pertolongan
28 Surat untuk Reyhan
29 Negosiasi
30 Terpuruk dalam penyesalan
31 Bertemu kembali
32 Dihantui??
33 Yang sebenarnya...
34 Syarat bahagia
35 Awal yang Tidak Menyenangkan
36 Mulai Bermunculan
37 Tidak Masuk Akal!
38 Cara Berbicara dengan mu
39 Semakin serakah
40 Hal yang Melelahkan
41 Perasaan sesak
42 Pancake dan es krim
43 Bukan urusan ku!
44 Perasaan yang mengganggu
45 Menghindar
46 Kencan?
47 Apa yang sedang terjadi?!
48 Selalu di samping mu
49 Pilihan terakhir
50 Sebuah tawaran
51 Kebenaran
52 Kesepakatan
53 Dilema
54 Merindukannya
55 Jembatan penghubung
56 Pasangan serasi
57 Bioskop
58 Perasaan kupu-kupu
59 Efek samping
60 Berjumpa kembali
61 Frustasi
62 Ancaman
63 'Meminjam' berikutnya
64 Nyeri di hati
65 Butuh istirahat
66 Syarat dari Paman
67 Perhatian ekstra
68 Rasa bersalah
69 Berat meninggalkan
70 Butuh latihan fisik
71 Jangan jatuh cinta
72 Sudah tidak peduli
73 Jogging
74 Menginap
75 Tiba-tiba berubah
76 Tertipu
77 Bukan Clara
78 Pertaruhan
79 Selamat tinggal
80 Senyuman termanis
81 Sudah berakhir
82 Rumor
83 Bosan
84 Ancaman
85 Kesepakatan dan Negosiasi
86 Apakah dia tidak menyukai ku?
87 Perasaan lain
88 Ketenangan sesaat
89 Please, jangan salah paham.
90 Apa kau yakin?
91 Mimpi, siapa kau?
92 Don't care!
93 Aku mencintainya
94 Penolakan
95 Sekarang, kau milikku!
96 Seperti orang lain
97 Bersembunyi
98 Masa kecil
99 Arion
100 Berontak
101 Semua berakhir
102 Cinta masa kecil
103 Hari kelulusan
104 Melarikan diri
105 Senior tampan
106 Harapan pupus?
107 Undangan
108 Kesetiaan
109 Bahagia selamanya
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Pertemuan
2
Tiba-tiba muncul
3
Perkenalan
4
Mencoba lari
5
Masa lalu
6
Pintu masuk
7
Harus mengabaikan
8
Hantu jahil
9
Nasehat
10
Apa mau mu?
11
Cara terakhir
12
Aura hitam
13
Emosi sesaat
14
Simpati yang berlebihan
15
Teman curhat
16
Hari tergelap
17
Harapan
18
Mencari cara
19
Tatapan sedingin es
20
Kecurigaan
21
Apa salah ku?
22
Ketahuan!
23
Misi gagal!
24
Alasan takut hantu
25
Menghindar
26
Jebakan
27
Sebuah Pertolongan
28
Surat untuk Reyhan
29
Negosiasi
30
Terpuruk dalam penyesalan
31
Bertemu kembali
32
Dihantui??
33
Yang sebenarnya...
34
Syarat bahagia
35
Awal yang Tidak Menyenangkan
36
Mulai Bermunculan
37
Tidak Masuk Akal!
38
Cara Berbicara dengan mu
39
Semakin serakah
40
Hal yang Melelahkan
41
Perasaan sesak
42
Pancake dan es krim
43
Bukan urusan ku!
44
Perasaan yang mengganggu
45
Menghindar
46
Kencan?
47
Apa yang sedang terjadi?!
48
Selalu di samping mu
49
Pilihan terakhir
50
Sebuah tawaran
51
Kebenaran
52
Kesepakatan
53
Dilema
54
Merindukannya
55
Jembatan penghubung
56
Pasangan serasi
57
Bioskop
58
Perasaan kupu-kupu
59
Efek samping
60
Berjumpa kembali
61
Frustasi
62
Ancaman
63
'Meminjam' berikutnya
64
Nyeri di hati
65
Butuh istirahat
66
Syarat dari Paman
67
Perhatian ekstra
68
Rasa bersalah
69
Berat meninggalkan
70
Butuh latihan fisik
71
Jangan jatuh cinta
72
Sudah tidak peduli
73
Jogging
74
Menginap
75
Tiba-tiba berubah
76
Tertipu
77
Bukan Clara
78
Pertaruhan
79
Selamat tinggal
80
Senyuman termanis
81
Sudah berakhir
82
Rumor
83
Bosan
84
Ancaman
85
Kesepakatan dan Negosiasi
86
Apakah dia tidak menyukai ku?
87
Perasaan lain
88
Ketenangan sesaat
89
Please, jangan salah paham.
90
Apa kau yakin?
91
Mimpi, siapa kau?
92
Don't care!
93
Aku mencintainya
94
Penolakan
95
Sekarang, kau milikku!
96
Seperti orang lain
97
Bersembunyi
98
Masa kecil
99
Arion
100
Berontak
101
Semua berakhir
102
Cinta masa kecil
103
Hari kelulusan
104
Melarikan diri
105
Senior tampan
106
Harapan pupus?
107
Undangan
108
Kesetiaan
109
Bahagia selamanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!