4. HIDUP BARU

Bahkan sampai di rumah pun, Ibu masih kesal padaku. Dia diam tak bergeming seolah memberitahukan kepadaku kalau aku sudah menancapkan luka baru dihatinya.

Aku hanya berdiri disudut ruang tanpa suara, diam memperhatikannya yang kini terburu-buru memasukkan pakaiannya ke dalam kantong kresek hitam yang besar.

Melihatnya begitu aku semakin merasa bersalah. Karena ulahku Ibu bahkan akan pergi meninggalkan ku sendirian di sini.

Ibu melempar bungkusan pakaiannya ke hadapan ku tapi bukan berarti dia sengaja mengenaiku, dia hanya melempar karena pakaian yang dia bungkus telah selesai lalu melanjutkan membungkus pakaian dan barang lainnya.

Aku masih diam saja memperhatikannya tapi Ibu mulai mengajakku bicara meski dia masih memasukkan barang-barangnya satu per satu ke dalam kantong kresek hitam yang kedua

"Ngapain kamu berdiri aja. Cepat kemas pakaianmu. Kita segera pergi dari sini!"

Mendengarnya begitu aku jadi bingung dengan apa maksud Ibu, tapi meski begitu tanpa jawaban dari mulutku aku cepat sigap menuruti perintah Ibu

Sementara Ibu kini sudah selesai berkemas, tinggal aku yang masih didalam kamar mengemas pakaianku yang sebenarnya gak banyak, hanya beberapa potong saja.

Sementara Ibu sudah bersiap sejak tadi di depan rumah menungguku untuk pergi bersama.

Dengan tangan yang terburu-buru aku masukkan saja pakaian dan barang-barangku ke dalam satu kantong plastik hitam yang cukup besar, tapi saat aku menarik pakaian terakir dari dalam lemari yang hampir seluruh kayunya dimakan dimakan rayap. Aku menemukan foto seorang laki-laki. Foto berwarna itu hanya berukuran empat kali enam.

Aku terpaku memandangnya seolah ada ikatan batin pada foto itu. Seolah foto itu berbicara sesuatu padaku tapi entahlah perasaan apa yang baru saja terjadi padaku.

Tapi batinku berkata kalau foto itu adalah Ayah

Tapi suara Ibu dari luar pecahkan pemikiranku tentang Ayah

"Dhiraaaaa !" panggil Ibu dengan nada yang sudah gak tersabarkan.

Mungkin dia sudah merasa lama menunggu

Mendengarnya, cepat-cepat aku masukkan foto laki-laki itu ke dalam plastik dan segera menemui Ibu.

"Kamu lama sekali sih !"

"Maaf Bu" ucapku meminta maaf

Tanpa kalimat tambahan dari Ibu, kemudian Ibu lekas mengajakku pergi meninggalkan gubuk tua yang selama ini menjadi tempat aku berlindung siang dan malam dan banyak memberikan kisah haru didalamnya

Aku berjalan pelan dibalik badan Ibu, mengikuti langkahnya perlahan setapak demi setapak, sesekali pun aku menoleh ke belakang melihat gubuk yang semakin terlihat kecil dalam pandangan.

Entah kenapa aku merasa pilu meninggalkannya.

Dalam sepanjang perjalanan Ibu gak mengajakku berbicara , menuntun tanganku pun gak sama sekali. Kaki Ibu hanya terus berjalan mengitari bukit demi bukit dan aku mengikutinya dari belakang.

Hingga dua jam lebih lamanya sampailah kami di desa yang cukup banyak penghuninya, namun pandangan mereka masih sama seperti orang yang lainnya. Tatapan liar yang menusuk jantungku seolah mengisyaratkan kalau mereka merasa aneh padaku.

Ibu berhenti didepan rumah gubuk bambu yang cukup besar terlihat masih layak daripada rumah yang selama ini aku tempati.

Rumahnya dicat berwarna biru muda mengkilap.

Ibu mengetuk pintunya pelan-pelan, ada beberapa warga yang rumahnya berdekatan yang masih saja memperhatikan kedatangan kami.

Tok..tok..tok

Dengan lembut Ibu mengetuk tapi satu orang pun belum ada yang membukakan

Tapi Ibu tetap mengetuk kembali

Tok...tok..tok

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya pintu dibuka dari dalam.

Seorang wanita paruh baya berhadapan dengan Ibu. Dia tersenyum seolah sudah mengenali Ibu sebelumnya. Dia juga melihatku yang berdiri tepat disamping Ibu dengan membawa bungkusan plastik hitam berisikan barang-barangku.

"Ibu" ucap Ibu lalu memeluk Ibu tua itu.

Mereka saling menangis haru seperti sudah sangat lama gak bertemu sapa

Setelah lama saling berpelukan akhirnya Ibu tua menyapaku

"Siapa namamu Nak ?" tanyanya padaku sambil membungkukkan tubuhnya

Aku masih terdiam karena terpaku melihat wajah keriputnya yang sangat dekat dengan wajahku

Ibu tua itu tersenyum "Aku Nenek mu, Ibu dari Ibu mu" jelasnya

Mendengarnya aku menoleh Ibu seraya meyakinkan diri kalau beliau memang benar adalah Nenekku. Ibu menolehku lalu tersenyum menandakan kenyataan manis ada dihadapanku.

Nenek masih membungkukkan badannya kepadaku.

Aku tersenyum menatapnya "Aku Andhira Nek"

lalu Nenek memelukku dengan sangat erat, pelukan hangat yang gak pernah aku dapat dari siapapun

"Mari kita masuk" ucap Nenek setelah melepaskan pelukannya.

Aku dan Ibu melangkah masuk ke dalam rumah yang aku anggap sudah sangat mewah.

ruangan yang besar dan rapih, ada satu set kursi tamu dari kayu yang hampir kusam diruangan itu.

Tanpa disuruh Nenek kami duduk begitu saja. Ibu masih berbicara pada Nenek sementara mataku gak berhenti melihat ke sekeliling ruang.

"Ayah mana Bu ?" tanya Ibu padanya.

"Ayahmu sedang pergi ke luar kota bersama kakakmu. Bayu"

"Oh, kenapa mereka ke luar kota ?"

"Ada urusan yang harus mereka selesaikan disana"

"Aku rindu sekali pada Ayah pada Bayu dan Danu" ucap Ibu.

Aku mendengarkan nama yang dia sebut tapi aku gak tau mereka siapa.

Nenek tersenyum

"Bayu sudah menikah, sementara adikmu Danu pun juga sudah menikah. Mereka gak tinggal di sini. Mereka pergi ke luar kota dan tinggal di sana bersama istri dan anak-anak mereka"

"Mereka sudah menikah Bu ?" tanya Ibu

Nenek mengangguk "Iya, semenjak kamu menikah dengan laki-laki gila itu. Mereka masih marah padamu jadi mereka gak pernah mau mengabarimu"

Mendengar ucapan nenek begitu, Ibu terdiam. mulutnya bagai terkunci dan wajahnya lesu

Kemudian Nenek menanyakan sosok Ayahku

"Dimana suamimu ?" tanyanya

Ibu semakin diam lalu menoleh wajahku kemudian melemparkan pandangannya ke arah pintu dapur

Tapi Nenek masih banyak bertanya dan kali ini kepadaku

"Mana Ayahmu ?" tanyanya

Aku yang gak tahu apa-apa hanya bisa menggelengkan kepala

Nenek memasang wajah bingung lalu menatap Ibu yang kini terlihat membendung luka

Nenek masih bertanya-tanya pada Ibu dengan suara datar

"Apa yang terjadi ?" tanyanya

Mendengar pertanyaan yang bertubi-tubi dari Nenek akhirnya airmata Ibu pecah juga. Ia menangis didepan Ibunya yang sejak awal memang gak merestui Ibu menikah dengan Ayah.

Ibu masih menangis tanpa bisa mengungkapkan satu kata pun

Tapi Nenek masih berbicara baik-baik kepada Ibu

"Sejak awal Ibu gak suka dengan suamimu, bukan karena dia miskin tapi karena dia pemuja Iblis. Kamu pikir Ibu gak tahu tentang kalian di desa sana ? Ibu sebenarnya tahu. Tapi ya sudahlah. Ibu cukup paham perasaanmu sekarang" ucap Nenek.

Sementara Ibu masih menangis saja, aku bisa merasakan betapa pedihnya menjadi dirinya.

Nenek menatapku lalu tersenyum manis. Raut wajah yang manis yang belum pernah aku temukan.

"Kamu sudah makan Dhira ?" tanyanya

Aku gak menjawab tapi aku hanya terpaku pada wajahnya. Masih ada rasa sungkan untuk mengatakan kalau aku sangat lapar sekali.

Semantara Ibu masih menangis tak bersuara tapi Nenek membiarkannya begitu saja lalu mengajakku pergi bersamanya

"Ayok ikut Nenek, biarkan Ibumu seperti itu. Dia butuh sendiri untuk merenungi nasibnya" ajak Nenek sambil memberikan tangan kanannya untuk menuntunku keluar.

Aku meraih tangannya lalu kami pergi ke luar rumah.

Nenek mengajakku berjalan-jalan disekitar desa kecil itu. Sambil dia memperkenalkan aku pada orang-orang yang dia kenal dan dia temui disepanjang jalan itu

"Dia cucuku, cucu pertamaku yang sangat cantik dan manis"

Begitulah kalimat Nenek memperkenalkanku.

Terpopuler

Comments

rien@

rien@

semoga dhira bnr' menemuakan ke hidupan yg baru yg lebih baik ,,,jgn lama" ka up nya,klu bisa tiap hari up 2x hehheehhe,,,

2022-04-02

1

💎hart👑

💎hart👑

akhirnya setelah sekian purnama up jg🤭. makasih dah up lagi ka Rewinti...lanjut lagi kaka

2022-04-02

1

lihat semua
Episodes
1 1. KELAHIRANKU
2 2. TIDAK DITERIMA
3 3. MEMILIH SUNGAI
4 4. HIDUP BARU
5 5. MEMINTA RESTU
6 6. BERHARAP BANYAK
7 7. TANGISAN PILU
8 8. SEKOLAH BARU
9 9. BERTAMU DI RUMAH MIRA
10 10. MENUNGGU NENEK
11 11. JATUH SAKIT
12 12. IBU MENGAMUK
13 13. DISAMPING JENAZAH KAKEK
14 14. KONDUSIF
15 15. OMONGAN TENTANG KAKEK
16 16. IBU PERGI
17 17. TITIPAN UANG DARI IBU
18 18. NENEK JATUH SAKIT
19 19. PERMINTAAN BU GURU
20 20. BERSIAP UNTUK UJIAN
21 21. UJIAN KELULUSAN
22 22. SENYUMAN NENEK
23 23. KEMATIAN NENEK
24 24. PENYESALAN
25 25. SALAH PAHAM
26 26. MASIH TRAUMA
27 27. SENYUM SUMRINGAH
28 28. PERTAMA KALINYA
29 29. KEBAKTIAN PERTAMA KALI
30 30. TIDAK ADIL
31 31. MERINDU
32 32. PERMULAAN KEMBALI
33 33. MENGALAH
34 34. DILUAR NALAR
35 35. PERISTIWA TERBAIK
36 36. KESIANGAN
37 37. DILUAR PEMIKIRAN
38 38. GEJOLAK JIWA
39 39. KENYATAAN YANG PAHIT
40 40. CEMBURU
41 41. KATA PERPISAHAN
42 42. MASIH BERDUKA
43 43. BELUM SANGGUP KEHILANGAN
44 44. AKU SAYANG IBU
45 45. EMOSI YANG SALAH
46 46. KEPERGIANNYA
47 47. LEMBARAN BARU, LAGI
48 48. PENYESUAIAN
49 49. SALAH PAHAM
50 50. GAK NYANGKA
51 51. KEMBALI BERTEMU
52 52. SELALU JADI ORANG BAIK
53 53. MENCARI AYAH
54 54. BIBI ROS MARAH BESAR
55 55. MASIH MARAH
56 56. MASIH TERTUDUH
57 57. RUMIT
58 58. MENGUJI KESABARAN
59 59. RUNTUH
60 60. BAGAI SEORANG IBU
61 61. KEJUJURANNYA
62 62. RASA YANG HILANG
63 63. JAWABAN DARI DOA
Episodes

Updated 63 Episodes

1
1. KELAHIRANKU
2
2. TIDAK DITERIMA
3
3. MEMILIH SUNGAI
4
4. HIDUP BARU
5
5. MEMINTA RESTU
6
6. BERHARAP BANYAK
7
7. TANGISAN PILU
8
8. SEKOLAH BARU
9
9. BERTAMU DI RUMAH MIRA
10
10. MENUNGGU NENEK
11
11. JATUH SAKIT
12
12. IBU MENGAMUK
13
13. DISAMPING JENAZAH KAKEK
14
14. KONDUSIF
15
15. OMONGAN TENTANG KAKEK
16
16. IBU PERGI
17
17. TITIPAN UANG DARI IBU
18
18. NENEK JATUH SAKIT
19
19. PERMINTAAN BU GURU
20
20. BERSIAP UNTUK UJIAN
21
21. UJIAN KELULUSAN
22
22. SENYUMAN NENEK
23
23. KEMATIAN NENEK
24
24. PENYESALAN
25
25. SALAH PAHAM
26
26. MASIH TRAUMA
27
27. SENYUM SUMRINGAH
28
28. PERTAMA KALINYA
29
29. KEBAKTIAN PERTAMA KALI
30
30. TIDAK ADIL
31
31. MERINDU
32
32. PERMULAAN KEMBALI
33
33. MENGALAH
34
34. DILUAR NALAR
35
35. PERISTIWA TERBAIK
36
36. KESIANGAN
37
37. DILUAR PEMIKIRAN
38
38. GEJOLAK JIWA
39
39. KENYATAAN YANG PAHIT
40
40. CEMBURU
41
41. KATA PERPISAHAN
42
42. MASIH BERDUKA
43
43. BELUM SANGGUP KEHILANGAN
44
44. AKU SAYANG IBU
45
45. EMOSI YANG SALAH
46
46. KEPERGIANNYA
47
47. LEMBARAN BARU, LAGI
48
48. PENYESUAIAN
49
49. SALAH PAHAM
50
50. GAK NYANGKA
51
51. KEMBALI BERTEMU
52
52. SELALU JADI ORANG BAIK
53
53. MENCARI AYAH
54
54. BIBI ROS MARAH BESAR
55
55. MASIH MARAH
56
56. MASIH TERTUDUH
57
57. RUMIT
58
58. MENGUJI KESABARAN
59
59. RUNTUH
60
60. BAGAI SEORANG IBU
61
61. KEJUJURANNYA
62
62. RASA YANG HILANG
63
63. JAWABAN DARI DOA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!