5. MEMINTA RESTU

Sudah seminggu lebih dua hari aku dan Ibu memutuskan tinggal di rumah Nenek. Di rumah yang sederhana ini aku merasakan lebih tentram hidup bersamanya.

Bahkan aku juga merasakan sikap dari warga desa ini gak ada satu pun yang mencibirku mungkin karena mereka sangat segan kepada Nenek. Terlepas dari alasan itu, aku belum merasakan perlakuan yang menganggapku asing dari mereka.

Hari ini jam dua siang, dan sampai hari ini aku juga gak masuk sekolah sejak tinggal bersama Nenek karena Ibu memang sengaja berencana untuk memindahkan aku ke sekolah lain. Tapi aku belum tahu di mana sekolah lain itu, apakah kesannya sama saja atau lebih memandangku sebagai manusia normal

Diterik matahari yang beratapkan daun-daun lebat pohon mangga yang belum berbuah, ia menjadikan panas menjadi teduh. Membuat aku dan Nenek merasa nyaman duduk bersama di atas bale bale bambu

Siang ini aku dan Nenek duduk bersama di halaman belakang rumah.

Ya, hanya kami berdua saja.

Aku menyukai belakang rumah Nenek karena ada kebun kecil buatan Nenek dan ada juga bale bale untuk bersantai.

Dihadapan kami ada cobek batu berisikan cermai yang Nenek petik barusan langsung dari pohon yang dia tanam sendiri. Cermainya memang terlihat besar-besar tapi tetap saja masam

Rupanya Nenek berinisiatif membuatkan aku rujak tumbuk cermai.

Nenek masih menumbuk cermai dengan tiga cabai rawit hijau. Itu permintaanku supaya gak terlalu pedas nantinya.

Tapi rupanya sejak tadi Ibu mencari kami sampai akhirnya Ibu menemukan kami yang terlihat sibuk membuat hidangan bersantai

"Ya ampuun, aku cariin rupanya kalian ada di sini" ucapnya sambil berdiri dibalik punggung Nenek yang masih menumbuk dengan perlahan.

Tapi Nenek seolah gak menghiraukan Ibu meski dia menyadari ada Ibu dibelakangnya.

Meski begitu, Ibu juga tetap berdiri dibaliknya.

Suaranya kini berubah seolah tertahan dan pelan

"Bu ?" panggilnya dengan suara yang kecil. Seperti takut mengutarakan suatu hal

Tanpa menoleh Ibu, Nenek menjawab dengan suara dari tenggorokannya "Mmmm"

Tapi kini suara Ibu semakin pelan dan gemetar "Aku mau menikah lagi" ucapnya sertamerta

Mendengarnya, tangan Nenek tiba-tiba saja berhenti menumbuk seolah sejenak memikirkan hal lain. Nenek memandang tumbukan Cermai yang semakin hancur dalam cobeknya.

Tapi kali ini ia membalikkan badannya dan menatap Ibu dalam-dalam tanpa raut wajah yang menyiratkan kebahagiaan.

Nenek hanya diam dan kedua bola matanya yang masih awas itu terus memaku pandangan Ibu

Melihat sikap Nenek begitu, raut wajah Ibu seakan gak yakin akan direstui.

Ibu jadi salah tingkah.

Bahasa tubuhnya semakin dia perlihatkan kalau dia sebenarnya malu mengungkapkan itu.

Tapi akhirnya Nenek mulai tersenyum kecil "Dengan siapa ?" tanyanya

Meski begitu Ibu masih terlihat gugup, dia gak berhenti memainkan kedua tangannya dengan terus melintir jari-jarinya

"Dari desa sebelah dekat kota, Bu" jawab Ibu

Tapi justru Nenek menolehku lalu tangannya meraih cobek dan menyodorkannya pada Ibu

"Ini, cobain cermai tumbuk buatan Ibu. Dulu waktu kamu masih gadis, kamu suka sekali membuat ini" ucapnya

Ibu hanya tersenyum dan gak mencoba sama sekali, aku bisa merasakan kalau berita bahagianya barusan malah digantung oleh Nenek.

Mungkin Ibu berharap Nenek akan sumringah mendengar kabar baik ini.

Pukul sembilan malam aku dan Nenek masih menonton televisi sementara Ibu duduk membisu sendirian dibangku teras.

Ibu melamun bertopangkan dagu menatap langit hitam berbintikkan bintang-bintang, meski udara malam ini sangat dingin tapi Ibu sanggup menahannya.

Tapi rupanya Nenek menyadarinya, ia menoleh Ibu dari balik jendela lantas menyuruhku untuk istirahat lebih dulu

"Dhira, kamu tidur ya. Sudah malam" ucapnya

Tanpa menjawab apa-apa, aku langsung menurut lalu bergegas untuk tidur.

Setelah aku masuk ke dalam kamar barulah Nenek menghampiri Ibu yang masih merenungi nasibnya.

Nenek duduk di kursi rotan yang ada disebelah Ibu, diantara mereka ada meja rotan dan segelas kopi Ibu yang masih penuh tapi sudah dingin.

"Apa kabar dengan suamimu ?" tanyanya pada Ibu

Ibu menoleh sebentar pada Nenek lalu menatap langit kembali, rasanya mau menjawab tapi malas untuk membahas laki-laki yang sudah mencampakkannya dan membuatnya hidup menderita.

Akhirnya Ibu gak mau menjawab sepatah kata pun

Tapi Nenek tetap begitu "Apakah suamimu sehat ?" tanyanya lagi

Tapi akhirnya Ibu kesal juga dengan pertanyaan yang seolah mengembalikan luka hatinya

"Bu, apa Ibu bisa gak bertanya tentang dia ?" ucapnya dengan lirih. Kedua matanya merah berair tapi masih dia tahan.

"Kenapa ? Bukannya dia adalah laki-laki yang pernah kamu dambakan ?"

Akhirnya air mata Ibu pecah berhamburan

"Bu, apa aku harus berkata kalau aku lah yang paling salah ?" ucapnya

"Menurutmu bagaimana ?" tanya Nenek lagi

"Aku gak tahu kalau dia seperti itu, aku hanya tahu kalau dia orang baik" ucap Ibu

"Jadi menurutmu dari semua warga di desa ini apakah baik semua ? Kalau mereka baik kenapa kamu gak memaksakan diri untuk menikah dengan semua orang di kampung ini ?" tegas Nenek

"Ibu ngomong apa ? Aku gak paham maksud Ibu"

"Kamu memberikan kabar kalau kamu akan menikah lagi. Lalu apa yang kamu lihat dari laki-laki itu ?" ketusnya

"Dia baik" jawab Ibu cepat

Nenek tertawa kecil dengan diakhiri nada yang mengejek

"Baik. Semua kamu bilang baik. Kambing pun kalau bisa menggodamu pasti kamu akan menikahinya juga, kan" cibir Nenek

Mendengar cibiran Nenek seperti itu, lantas Ibu murka.

Suaranya meninggi dan serak seolah membentak Nenek dan gak bisa menerima ucapan Nenek yang sudah terlalu parah baginya

"Ibu gak pernah tahu rasanya jadi aku, Ibu hanya bisa menilai dari semua kesalahan aku !" ucapnya

Tapi Nenek malah menimpalinya dengan kalimat yang kembali menohok hati Ibu

"Apa kamu pernah merasakan apa yang Ibu rasakan ? Apa kamu pernah merasakan yang anak kamu rasakan ?" tanya balik Nenek

Mendengar Nenek berkata seperti itu, Ibu langsung terdiam. Nafasnya cepat dan air matanya mengalir tak kunjung usai

Sementara Nenek masih dengan tenang dan terus saja menyudutkan Ibu

"Sebelum kamu benar-benar menikah dengan laki-laki barumu itu. Apa kamu yakin dia akan membawamu ke dalam kebahagiaan ?" tanya Nenek

Tapi Ibu gak menjawabnya, meski Nenek terus menerus menimpalinya dengan kalimat yang terus menyinggung Ibu

Nenek terus saja bicara "Lihat nasib Dhira, dia gak seperti anak lainnya. Dia kurang gizi, bajunya kotor, rambutnya kusut, dan sekarang gak sekolah lagi, tubuhnya penuh bintik-bintik sampai semua orang menganggap dia anak hasil kutukan. Apa kamu sebagai Ibunya memikirkan itu ? Tapi kenapa kamu hanya memikirkan pernikahanmu saja ?"

Kemudian Nenek bangkit dari duduknya dan sebelum dia meninggalkan Ibu untuk ke dalam rumah, Nenek masih saja bicara tapi kali ini dengan nada yang pelan

"Bawa laki-laki itu ke sini. Ibu mau mengenalinya. Tapi kalau Ibu gak suka, tolong jangan memaksakan diri untuk tetap bersamanya. Ingat, kamu ini anak manusia bukan binatang yang hanya memikirkan hawa napsu saja" tutupnya

Setelah Nenek bicara seperti itu, ia melangkah pelan masuk ke dalam rumah. Sementara Ibu masih saja menangis.

Sepertinya kalimat Nenek cukup tajam menyayat hatinya.

Terpopuler

Comments

💎hart👑

💎hart👑

👍👍👍 nek... lanjut lagi kak.. Jan lama2 ya😁✌️

2022-04-07

1

rien@

rien@

ayoo ka semngat,,usahain tiap hari up ya ka,,like prtama vote meluncur,,,

2022-04-07

1

lihat semua
Episodes
1 1. KELAHIRANKU
2 2. TIDAK DITERIMA
3 3. MEMILIH SUNGAI
4 4. HIDUP BARU
5 5. MEMINTA RESTU
6 6. BERHARAP BANYAK
7 7. TANGISAN PILU
8 8. SEKOLAH BARU
9 9. BERTAMU DI RUMAH MIRA
10 10. MENUNGGU NENEK
11 11. JATUH SAKIT
12 12. IBU MENGAMUK
13 13. DISAMPING JENAZAH KAKEK
14 14. KONDUSIF
15 15. OMONGAN TENTANG KAKEK
16 16. IBU PERGI
17 17. TITIPAN UANG DARI IBU
18 18. NENEK JATUH SAKIT
19 19. PERMINTAAN BU GURU
20 20. BERSIAP UNTUK UJIAN
21 21. UJIAN KELULUSAN
22 22. SENYUMAN NENEK
23 23. KEMATIAN NENEK
24 24. PENYESALAN
25 25. SALAH PAHAM
26 26. MASIH TRAUMA
27 27. SENYUM SUMRINGAH
28 28. PERTAMA KALINYA
29 29. KEBAKTIAN PERTAMA KALI
30 30. TIDAK ADIL
31 31. MERINDU
32 32. PERMULAAN KEMBALI
33 33. MENGALAH
34 34. DILUAR NALAR
35 35. PERISTIWA TERBAIK
36 36. KESIANGAN
37 37. DILUAR PEMIKIRAN
38 38. GEJOLAK JIWA
39 39. KENYATAAN YANG PAHIT
40 40. CEMBURU
41 41. KATA PERPISAHAN
42 42. MASIH BERDUKA
43 43. BELUM SANGGUP KEHILANGAN
44 44. AKU SAYANG IBU
45 45. EMOSI YANG SALAH
46 46. KEPERGIANNYA
47 47. LEMBARAN BARU, LAGI
48 48. PENYESUAIAN
49 49. SALAH PAHAM
50 50. GAK NYANGKA
51 51. KEMBALI BERTEMU
52 52. SELALU JADI ORANG BAIK
53 53. MENCARI AYAH
54 54. BIBI ROS MARAH BESAR
55 55. MASIH MARAH
56 56. MASIH TERTUDUH
57 57. RUMIT
58 58. MENGUJI KESABARAN
59 59. RUNTUH
60 60. BAGAI SEORANG IBU
61 61. KEJUJURANNYA
62 62. RASA YANG HILANG
63 63. JAWABAN DARI DOA
Episodes

Updated 63 Episodes

1
1. KELAHIRANKU
2
2. TIDAK DITERIMA
3
3. MEMILIH SUNGAI
4
4. HIDUP BARU
5
5. MEMINTA RESTU
6
6. BERHARAP BANYAK
7
7. TANGISAN PILU
8
8. SEKOLAH BARU
9
9. BERTAMU DI RUMAH MIRA
10
10. MENUNGGU NENEK
11
11. JATUH SAKIT
12
12. IBU MENGAMUK
13
13. DISAMPING JENAZAH KAKEK
14
14. KONDUSIF
15
15. OMONGAN TENTANG KAKEK
16
16. IBU PERGI
17
17. TITIPAN UANG DARI IBU
18
18. NENEK JATUH SAKIT
19
19. PERMINTAAN BU GURU
20
20. BERSIAP UNTUK UJIAN
21
21. UJIAN KELULUSAN
22
22. SENYUMAN NENEK
23
23. KEMATIAN NENEK
24
24. PENYESALAN
25
25. SALAH PAHAM
26
26. MASIH TRAUMA
27
27. SENYUM SUMRINGAH
28
28. PERTAMA KALINYA
29
29. KEBAKTIAN PERTAMA KALI
30
30. TIDAK ADIL
31
31. MERINDU
32
32. PERMULAAN KEMBALI
33
33. MENGALAH
34
34. DILUAR NALAR
35
35. PERISTIWA TERBAIK
36
36. KESIANGAN
37
37. DILUAR PEMIKIRAN
38
38. GEJOLAK JIWA
39
39. KENYATAAN YANG PAHIT
40
40. CEMBURU
41
41. KATA PERPISAHAN
42
42. MASIH BERDUKA
43
43. BELUM SANGGUP KEHILANGAN
44
44. AKU SAYANG IBU
45
45. EMOSI YANG SALAH
46
46. KEPERGIANNYA
47
47. LEMBARAN BARU, LAGI
48
48. PENYESUAIAN
49
49. SALAH PAHAM
50
50. GAK NYANGKA
51
51. KEMBALI BERTEMU
52
52. SELALU JADI ORANG BAIK
53
53. MENCARI AYAH
54
54. BIBI ROS MARAH BESAR
55
55. MASIH MARAH
56
56. MASIH TERTUDUH
57
57. RUMIT
58
58. MENGUJI KESABARAN
59
59. RUNTUH
60
60. BAGAI SEORANG IBU
61
61. KEJUJURANNYA
62
62. RASA YANG HILANG
63
63. JAWABAN DARI DOA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!