GADIS TERKUTUK

GADIS TERKUTUK

1. KELAHIRANKU

Langit nampak kelam dan gelap, suara petir yang disertai kilat menggelegar menggulung seolah saling beradu diatas awan tebal. Disertai dengan hujan yang deras dikala tengah malam itu Ayah berangkat dari gubuknya yang berada ditengah-tengah pesawahan yang jauh dari pemukiman warga lainnya.

Tanpa sehelai penghalang hujan dikepalanya, Ayah berjalan terseok-seok tanpa alas kaki di jalan setapak pesawahan yang sangat licin sampai-sampai disetiap ruas kakinya sudah menumpuk tanah yang begitu lengket.

Sesekali dia jatuh tetapi bangkit berjalan kembali, gak peduli dengan dirinya yang sudah basah kuyub dan pakaiannya pun sangat kotor terkena tanah yang basah

Sepanjang perjalanan dia terus menggigil kedinginan tapi dia tetap bertahan untuk sampai pada tujuannya.

Ya, Rumah Bersalin Bidan Rosi

Ayah mengetuk pintu rumahnya Bidan Rosi dengan nafas yang masih terengah-engah

Tok...tok..tok..tok!!!

Tapi belum ada jawaban dari dalam

Ayah kembali mengetuk dengan lebih keras

Tok..tok..tok..tok!!!

Sesekali Ayah menggigil kedinginan, tubuhnya sudah sangat dingin dan pucat pasi

Beberapa menit menunggu sambutan dari dalam, akhirnya Bidan Rosi menemui Ayah yang sudah sangat memprihatinkan

Bidan Rosi menatap Ayah dari atas kepala sampai ujung kakinya yang sudah sangat kotor dan basah.

"Ada apa pak ?" tanyanya

"Istri saya mau melahirkan, tolong dibantu!" pintanya

"Di mana Pak ?"

Dengan cepat Ayah menunjuk ujung jalan yang mengarah ke pesawahan "Di sana Bu!" ucapnya

Bidan Rosi ternganga "Maaf Pak, saya dilema mau ke sana atau gak, karena itu jauh sekali. sementara Suami saya pun sedang ke luar kota. Bapak bawa aja Istrinya ke sini" ujar Bidan Rosi

Dengan suara yang berat menahan dingin Ayah marah mendengarnya "Gimana sih Bu, saya jauh-jauh datang ke sini kenapa gak dihargain sih !" ketusnya

Bidan Rosi mencoba menjelaskan pada Ayah "Bukan begitu pak, kalau saya ke sana___"

"Udah buruan jangan banyak omong, Istri saya sudah kesakitan" potongnya

Bidan Rosi terenyak melihat sikap Ayah.

"Kalau begitu saya ambil perlengkapan dulu ya" ucapnya

Ayah mengangguk "Iya iya jangan lama-lama!" ujarnya masih sambil menggigil kedinginan

Akhirnya tanpa ada berdebatan lagi. Bidan Rosi memutuskan untuk ikut dengan Ayah

Ayah berjalan cepat di depan Bidan Rosi yang membawa box perlengkapannya dan satu tangannya lagi memegang payung yang terus dia tahan dari tiupan angin yang kencang, meski teraseok-seok tapi perjalanan yang menempuh waktu dua puluh menit itu cukup menjadi pengabdian berat bagi Bidan Rosi, malam itu.

Akhirnya Ayah dan Bidan Rosi sampai juga digubuk tua milik Ayah.

Ayah sengaja tinggal jauh dari perkampungan karena Ayah sering bersemedi dengan makhluk gaib yang dia percaya akan memberikannya keberuntungan dalam hidupnya, meskipun dia bersembunyi dari warga tapi tetap saja beberapa warga ada juga yang tau perihal ritual klenik yang menyimpang itu.

Dinginnya angin malam yang masuk diam-diam melewati celah-celah bilik bambu gak membuat seorang Ibu patah semangat untuk melahirkan anak pertamanya yang selama tiga tahun pernikahannya, dia nantikan.

Digubuk bilik bambu yang sudah usam beratapkan daun lontar kering yang bocor dari jatuhan hujan kala itu menambah pedihnya perjuangan Ibu saat persalinannya.

Ibu meringis kesakitan dalam persalinannya yang dibantu seorang Bidan dusun yang rela datang dari jauh dari desa sebelah ke tengah-tengah pesawahan dalam keadaan cuaca yang sangat payah.

"Ayok Bu, tarik nafasnya perlahan ya Bu" ucap Bu Bidan dengan lembut

Dalam bersamaan Ayah meminta ijin pada Bidan Rosi dengan sopan

"Bu Bidan saya ke kamar aja ya, saya gak sanggup melihat Istri saya seperti ini" pintanya dengan wajah yang memelas

"Silakan Pak" ucap Bidan Rosi tanpa curiga

Ibu terus meringis kesakitan sementara Ayah ada di dalam kamar bukan sedang berdoa kepada sang Khaliq melainkan sedang menjalankan ritual sesatnya tanpa diketahui Bidan. Mulutnya komat-kamit hanya dia saja yang bisa mengerti arti dan tujuannya

Ayah sangat kyusuk sekali dalam meminta pertolongan dan pengharapan pada sang maha yang dia maksud sumber semestanya, padahal sudah jelas itu bukan Tuhan tapi hanya halusinasi mistisnya yang gak kunjung usai.

Ibu berteriak keras sekali tapi Ayah gak peduli

"Aaarrrghhhkkk!!" suaranya melambung tinggi pecah bersama derai hujan yang semakin keras.

"Sakiiiitttt....saaa...kkkiitttttt...tolllonggg!" Ibu meregang kesakitan

Bidan panik dengan keadaan Ibu, dia bahkan nyaris putus asa dan gak tau harus apa, mengingat kondisi medan jalan pun begitu sulit ditempuh untuk dia bawa ke tempat persalinannya, apa lagi Ayah gak menyetujuinya jika dibawa ke sana.

Ibu terus menerus meronta kesakitan sambil berupaya untuk mengeluarkan aku dari perutnya

"Sakkkitttt...tolongggg...sakkkittt!!" keluhnya

Akhirnya Bidan Rosi berjuang mengupayakan supaya persalinan berjalan baik dengan segala cara yang hanya dia saja yang paham.

Beberapa menit berlalu akhirnya Ibu melahirkan seorang bayi lucu

"Oooeekkkk...oooeekkk!" pertama kalinya aku bersuara di bumi ini

"Anaknya perempuan Bu" ucap Bu Bidan sambil menggendongku dan memberikannya pada Ibu

Ibu bahagia melihatku tapi baru tersadar ketika melihat tubuhku penuh dengan bintik-bintik hitam disekujur tubuh sampai diwajahku.

Ibu syok "Kenapa ini anak saya ?" tanyanya

Bidan Rosi berupaya melapangkan dada Ibu "Bayi Ibu dalam keadaan sehat kok Bu" ucapnya dengan tenang berharap Ibu bisa menerima aku

Sertamerta akhirnya Ayah keluar dari persembunyiannya lalu melihat keadaan tubuhku yang penuh dengan tahi lalat.

Ayah syok melihatnya dan sama sekali gak mau menyentuhnya "Ini anak siapa ?"

Bidan Rosi jadi makin bingung dengan sikap Ayah

Tapi Ibu hanya bisa menangis dan juga gak bisa menerima kenyataan

Ayah masih gak percaya kalau aku adalah anak yang baru saja dilahirkan istrinya "Dia bukan anak saya !" ujar Ayah sambil menunjukku

Akhirnya Bidan Rosi semakin habis kesabarannya lalu berbicara dengan nada keras kepada Ayah "Pak, ini anak Bapak. Anak Bapak sehat!" ucapnya

Ayah menghalau ucapan Bidan Rosi "Aaaahh...sehat dari mana ?" kesalnya

Bidan Rosi masih tetap menegaskan kalau itu adalah anaknya dan sehat, sementara Ibu hanya menangis sambil menggendongku. suasana mencekam menjelang pagi itu membuat aku semakin syok dan menangis

Dengan wajah yang muram Ayah pergi ke dapur lalu kembali membawa parang, dia berniat untuk menghabisi hidupku saat itu juga.

Rupanya Ayah tetap saja menolak kehadiranku, pikirannya sudah gelap tertutup ilmu hitam yang selama ini dia pelajari dan percayai

"Dia sudah terkena kutukan, dia harus mati !" ucapnya sambil mulai mengayunkan parang ke arahku

Tapi Bidan Rosi sangat berani menghalau tangan Ayah yang siap menebas ku

"Jangan Pak!!!" tahannya

Dan karena saking tenanga Ayahku lebih kuat darinya, akhirnya tangan kiri Bidan Rosi terluka oleh parang itu

Lukanya cukup dalam dan panjang, darah ditangannya pun bercucuran deras jatuh dilantai tanah yang lembab.

Seketika saja suasana semakin keos.

Tapi saat Ayah menyadarinya, dia malah bersikap ketakutan saat melihat kejadian berdarah itu, Ayah juga malah panik lalu dengan cepat membuang parang yang sejak tadi dia genggam.

Bidan Rosi marah sekali pada Ayah tanpa takut sedikit pun, dia membentak-bentak Ayah

"Bapak sudah gila ya !" ucapnya Bidan Rosi

"Saya bisa laporkan Bapak ke Polisi kalau begini cara Bapak!" tambah Bidan Rosi

Sementara tangisan Ibu dan aku semakin pecah mengiringi suara hujan yang masih terus turun sangat deras

Mendengar ucapan Bidan Rosi, Ayah semakin kalang kabut gak tahu harus berbuat apa karena dia bingung akan melakukan apa lagi.

Karena pikiran Ayah sudah buntu dan gelap, akhirnya Ayah memutuskan untuk kabur saja, bahkan sebelum dia pergi Ayah masih saja sempat mengucapkan kata kasar untukku

"Dasar anak terkutuk, anak setan, anak iblis..anak terkutuk...terkutuk !" ucapnya kemudian berlari keluar rumah seperti orang kerasukan sambil berteriak ketakutan

"Anak iblisss...anaakk..terkutuk...anak pembawa sial !" ucapnya sangat keras sampai suaranya mengudara dibawah dinginnya air hujan

Dia pergi begitu saja meninggalkan anak dan istrinya yang harusnya dipertanggungjawabkan olehnya.

Tapi Ayah lebih memilih pergi membawa mentalnya yang sakit.

Bidan Rosi hanya bisa berdiri melihat Ayah berjalan cepat-cepat seperti orang dalam gangguan jiwa .

Sambil menutup luka ditangannya dengan tangan kanannya, hatinya terenyuk melihat sikap Ayah.

Tanpa dia sadari air matanya sudah membasahi pipinya.

Bidan Rosi hanya bisa bergumam

"Astagfirullahaladzim !"

Terpopuler

Comments

Veri Darmawan

Veri Darmawan

ini cerita nya seru tapi bko yg baca dikit ya heran saya

2022-03-02

1

💎hart👑

💎hart👑

Haduh si bapak nih sungguh terlalu, kan iblisnya bpk sendiri pak..
🐾🐾🐾

2022-02-23

1

💎hart👑

💎hart👑

Ish si bpk itu krn ulahnya skr malah ga akui anaknya

2022-02-23

1

lihat semua
Episodes
1 1. KELAHIRANKU
2 2. TIDAK DITERIMA
3 3. MEMILIH SUNGAI
4 4. HIDUP BARU
5 5. MEMINTA RESTU
6 6. BERHARAP BANYAK
7 7. TANGISAN PILU
8 8. SEKOLAH BARU
9 9. BERTAMU DI RUMAH MIRA
10 10. MENUNGGU NENEK
11 11. JATUH SAKIT
12 12. IBU MENGAMUK
13 13. DISAMPING JENAZAH KAKEK
14 14. KONDUSIF
15 15. OMONGAN TENTANG KAKEK
16 16. IBU PERGI
17 17. TITIPAN UANG DARI IBU
18 18. NENEK JATUH SAKIT
19 19. PERMINTAAN BU GURU
20 20. BERSIAP UNTUK UJIAN
21 21. UJIAN KELULUSAN
22 22. SENYUMAN NENEK
23 23. KEMATIAN NENEK
24 24. PENYESALAN
25 25. SALAH PAHAM
26 26. MASIH TRAUMA
27 27. SENYUM SUMRINGAH
28 28. PERTAMA KALINYA
29 29. KEBAKTIAN PERTAMA KALI
30 30. TIDAK ADIL
31 31. MERINDU
32 32. PERMULAAN KEMBALI
33 33. MENGALAH
34 34. DILUAR NALAR
35 35. PERISTIWA TERBAIK
36 36. KESIANGAN
37 37. DILUAR PEMIKIRAN
38 38. GEJOLAK JIWA
39 39. KENYATAAN YANG PAHIT
40 40. CEMBURU
41 41. KATA PERPISAHAN
42 42. MASIH BERDUKA
43 43. BELUM SANGGUP KEHILANGAN
44 44. AKU SAYANG IBU
45 45. EMOSI YANG SALAH
46 46. KEPERGIANNYA
47 47. LEMBARAN BARU, LAGI
48 48. PENYESUAIAN
49 49. SALAH PAHAM
50 50. GAK NYANGKA
51 51. KEMBALI BERTEMU
52 52. SELALU JADI ORANG BAIK
53 53. MENCARI AYAH
54 54. BIBI ROS MARAH BESAR
55 55. MASIH MARAH
56 56. MASIH TERTUDUH
57 57. RUMIT
58 58. MENGUJI KESABARAN
59 59. RUNTUH
60 60. BAGAI SEORANG IBU
61 61. KEJUJURANNYA
62 62. RASA YANG HILANG
63 63. JAWABAN DARI DOA
Episodes

Updated 63 Episodes

1
1. KELAHIRANKU
2
2. TIDAK DITERIMA
3
3. MEMILIH SUNGAI
4
4. HIDUP BARU
5
5. MEMINTA RESTU
6
6. BERHARAP BANYAK
7
7. TANGISAN PILU
8
8. SEKOLAH BARU
9
9. BERTAMU DI RUMAH MIRA
10
10. MENUNGGU NENEK
11
11. JATUH SAKIT
12
12. IBU MENGAMUK
13
13. DISAMPING JENAZAH KAKEK
14
14. KONDUSIF
15
15. OMONGAN TENTANG KAKEK
16
16. IBU PERGI
17
17. TITIPAN UANG DARI IBU
18
18. NENEK JATUH SAKIT
19
19. PERMINTAAN BU GURU
20
20. BERSIAP UNTUK UJIAN
21
21. UJIAN KELULUSAN
22
22. SENYUMAN NENEK
23
23. KEMATIAN NENEK
24
24. PENYESALAN
25
25. SALAH PAHAM
26
26. MASIH TRAUMA
27
27. SENYUM SUMRINGAH
28
28. PERTAMA KALINYA
29
29. KEBAKTIAN PERTAMA KALI
30
30. TIDAK ADIL
31
31. MERINDU
32
32. PERMULAAN KEMBALI
33
33. MENGALAH
34
34. DILUAR NALAR
35
35. PERISTIWA TERBAIK
36
36. KESIANGAN
37
37. DILUAR PEMIKIRAN
38
38. GEJOLAK JIWA
39
39. KENYATAAN YANG PAHIT
40
40. CEMBURU
41
41. KATA PERPISAHAN
42
42. MASIH BERDUKA
43
43. BELUM SANGGUP KEHILANGAN
44
44. AKU SAYANG IBU
45
45. EMOSI YANG SALAH
46
46. KEPERGIANNYA
47
47. LEMBARAN BARU, LAGI
48
48. PENYESUAIAN
49
49. SALAH PAHAM
50
50. GAK NYANGKA
51
51. KEMBALI BERTEMU
52
52. SELALU JADI ORANG BAIK
53
53. MENCARI AYAH
54
54. BIBI ROS MARAH BESAR
55
55. MASIH MARAH
56
56. MASIH TERTUDUH
57
57. RUMIT
58
58. MENGUJI KESABARAN
59
59. RUNTUH
60
60. BAGAI SEORANG IBU
61
61. KEJUJURANNYA
62
62. RASA YANG HILANG
63
63. JAWABAN DARI DOA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!