🍁
🍁
🍁
🍁
🍁
Kanaya pun berangkat ke pabrik bersama Sopandi, Sopandi merupakan tangan kanannya pemilik pabrik jadi mudah saja bagi Sopandi memasukan Kanaya ke dalam pabrik.
"Mang, lebih baik Mamang nanti jangan bilang Aya keponakan Mamang takutnya Mamang malu dan dihina karena mempunyai keponakan buruk rupa seperti Aya," seru Kanaya.
"Kok kamu bicara seperti itu Aya? Mamang tidak malu mempunyai keponakan seperti kamu, lagipula siapa bilang kamu buruk rupa kamu cantik kok," sahut Sopandi.
"Mamang jangan menghibur Aya, masa semua orang bilang Aya manusia alien tapi Mamang bilang Aya cantik. Tidak apa-apa kok Mang, Aya sudah mulai terbiasa dengan sebutan itu."
Kanaya terlihat menundukkan kepalanya membuat Sopandi pun merasa iba kepada Kanaya.
"Aya, Mamang tidak menghiburmu Mamang berkata serius kamu memang cantik cuma saja kamu belum mengenal perawatan saja. Mamang yakin kalau kamu rajin merawat diri, kamu akan terlihat lebih cantik percaya deh sama Mamang."
Kanaya mulai memikirkan ucapan Mamangnya itu. "Sepertinya aku harus mencoba melakukan perawatan," batin Kanaya.
Tidak lama kemudian, mobil Sopandi pun memasuki area parkiran pabrik yang sangat besar itu. Kanaya sampai melongo melihat pabrik yang sangat besar dan luas itu melebihi perkebunan milik Juragan Wasta di kampung.
"Ayo Aya ikut Mamang."
Kanaya pun mulai mengekori Mamangnya itu menuju HRD, banyak pasang mata yang melihat ke arah Kanaya dan rata-rata semuanya menertawakan penampilan Kanaya yang sangat culun itu.
Bagaimana tidak, Kanaya menggunakan seragam hitam putih dengan panjang rok di bawah lutut, kemudian memakai kemeja putih lengan panjang yang semuanya dia kancingkan sampai leher, tidak lupa rambutnya yang ikal dia kepang dua dan kacamata tebalnya yang selalu menempel diwajahnya.
Tok..tok..tok..
"Permisi Pak Romli."
"Oh, Pak Sopandi silakan masuk Pak."
"Maaf Pak, hari ini saya membawa keponakan saya yang dari kampung kemarin saya sudah bicara kan kepada Pak Romli," seru Sopandi.
"Oh iya saya ingat, silakan duduk."
Kanaya dan Sopandi pun duduk dihadapan Pak Romli.
"Coba mana surat lamarannya saya mau lihat."
Kanaya pun memberikan amplop coklat itu kepada Pak Romli, lalu Pak Romli mulai membaca satu persatu biodata Kanaya.
"Kamu lulusan SMA?"
"Iya Pak."
"Maaf Pak Sopandi, keponakan Bapak paling bisa di tempatkan di bagian produksi karena Kanaya hanya lulusan SMA."
"Tidak apa-apa Pak Romli, Kanaya bisa ditempatkan di bagian apa saja."
"Baik kalau begitu, Kanaya tolong kamu baca surat kontrak ini dengan teliti jangan sampai ada yang terlewat."
"Baik Pak."
"Pak Romli, sepertinya saya harus pamit dulu soalnya saya banyak kerjaan maklum Pak Bos kita kan belum pulang. Aya, Mamang pergi dulu kamu bisa tanya-tanya kepada Pak Romli kalau kamu tidak mengerti."
"Iya Mang."
"Kalau begitu saya pamit, saya titip Kanaya Pak."
"Baik Pak Sopandi."
Sopandi pun pamit pergi, sedangkan Kanaya membaca surat kontrak kerja itu dengan teliti.
"Sudah Pak, saya sudah baca semuanya."
"Kamu sudah tahu kan, apa peraturan yang ada di pabrik ini? kalau kamu sudah setuju, silakan tanda tangan surat ini."
Tanpa menunggu lagi, Kanaya pun langsung menandatangani surat perjanjian kontrak kerja itu. Pak Romli membawa Kanaya ke bagian produksi.
"Nah, Kanaya ini tempat kerja kamu semoga kamu betah kerja disini kalau ada apa-apa kamu tinggal bilang saja sama saya."
"Baik Pak, terima kasih."
Kanaya pun mengembangkan senyuman kepada orang-orang yang ada disana tapi mereka hanya memandangnya dengan tatapan jijik dan meremehkan.
Kanaya sudah terbiasa dengan tatapan seperti itu dan Kanaya tidak memperdulikannya, di pikirannya sekarang hanya bekerja dengan baik kemudian mendapatkan gaji karena Kanaya ingat apa kata-kata Mamangnya jadi Kanaya akan sedikit demi sedikit merubah penampilannya supaya semua orang tidak memandangnya dengan tatapan jijik.
Selama bekerja tidak ada satu orang pun yang mau mengajarkan Kanaya.
"Hai, kok malah diam saja ayo kerja jangan mentang-mentang tadi kamu dibawa oleh Pak Sopandi kamu jadi besar kepala ya!" bentak Alim yang merupakan supervisor disana.
"Maaf Bu, tapi saya tidak tahu bagaimana caranya?"
"Kalau tidak bisa nanya, bukannya diam saja."
Akhirnya dengan ketusnya, Alin pun mengajari Kanaya. Beruntung Kanaya anak yang pintar dan cepat tanggap maka dari itu, sekali diajari pun Kanaya sudah mengerti.
***
Waktu istirahat pun tiba...
Semua karyawan berlarian menuju kantin, begitu pun dengan Kanaya karena perutnya sudah sangat lapar. Kanaya mengikuti karyawan lain mengantri untuk mendapatkan nasi dan lauk pauknya tapi semua orang terlihat menjauhi Kanaya dengan menutup hidung mereka.
"Astaga, ini siapa sih sudah penampilannya culun banget bau lagi buat selera makanku hilang saja."
"Sepertinya itu karyawan baru."
"Kok bisa-bisanya sih, pabrik ini menerima karyawan yang buruk rupa seperti dia hanya merusak pemandangan saja."
Begitulah celetukan-celetukan dari para karyawan, bahkan semua orang sudah terang-terangan menertawakan Kanaya dari karyawan perempuan sampai laki-laki.
Kanaya hanya bisa mengepalkan tangannya, mata sudah memerah ingin mengeluarkan airmata tapi Kanaya harus kuat jangan cengeng. Setelah Kanaya mendapatkan nasi dan lauk pauknya, Kanaya tampak celingukan mencari meja kosong tapi sayang semua orang tidak mau duduk satu meja dengan Kanaya.
Akhirnya Kanaya duduk di samping tangga menuju kantin, dia makan disitu dan airmatanya pun sekarang sudah menetes sekuat apapun dia menahannya tetap saja airmata itu menetes.
"Aku harus berubah, supaya mereka tidak lagi meremehkanku," batin Kanaya.
Waktu pulang pun tiba, Kanaya memilih untuk pulang menggunakan bus. Diperjalananenuju halte bus, Kanaya melihat penjual berbagai majalah. Kanaya tersenyum dan dia pun langsung membeli beberapa majalah fashion untuk dia pelajari.
Kanaya pun pulang dengan hati riang, tekadnya sudah bulat dia ingin berubah dan menunjukan kepada semua orang kalau dia juga bisa menjadi cantik.
Sesampainya di rumah, Kanaya langsung masuk ke dalam kamarnya dan membuka satu persatu majalah yang dia beli. Kanaya berdiri di depan cermin, lalu Kanaya melepas ikatan rambutnya kemudian melepaskan kacamata tebalnya.
"Astaga..."
Kanaya langsung memakai kembali kacamatanya, Kanaya tidak bisa melihat kalau tidak memakai kacamata. Kanaya mulai mematut wajahnya dengan rambut ikal yang sudah tergerai itu.
"Ya ampun rambutku seperti singa, malah terlihat mengerikan kalau aku membuka ikatan rambutku," gumam Kanaya.
Kanaya tidak sadar, kalau di depan pintu Bibinya sedang memperhatikan tingkah Kanaya.
"Sepertinya aku harus rajin bekerja dan mendapatkan uang, aku harus beli catok rambut," gumam Kanaya.
"Kamu sedang apa Aya?"
Kanaya tersentak dengan kedatangan Bibinya, dengan cepat Kanaya mengikat kembali rambutnya tapi Wati menahannya.
"Bibi lihat kamu membeli banyak majalah fashion, apa yang mau kamu lakukan?"
"Ah itu, Aya hanya ingin merubah penampilan Aya saja Bi biar terlihat cantik seperti orang-orang," lirih Kanaya dengan menundukan kepalanya.
Wati mengangkat wajah Kanaya dan tersenyum lembut kepada Kanaya.
"Kalau kamu butuh apa-apa bilang sama Bibi, jangan sungkan-sungkan. Mata kamu minus ya? minggu depan kita periksa mata kamu, supaya kamu tidak memakai kacamata lagi."
"Terima kasih Bi."
"Sama-sama."
"Pokoknya kamu jangan menyerah, semua orang boleh menghina dan membenci kamu tapi kamu ingat, masih ada Bibi yang selalu ada disamping kamu. Kamu harus semangat, kamu harus bisa membuktikan kepada orang-orang yang sudah meremehkanmu kalau kamu akan menjadi orang yang sukses dan buat mereka berbalik iri kepadamu."
"Iya Bi."
Kanaya memeluk Bibinya itu, sungguh Kanaya sangat beruntung mempunyai Bibi dan Mamang yang baik kepadanya.
🍁
🍁
🍁
🍁
🍁
Jangan lupa
like
gift
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
lily
untuk pendiskripsian Kanaya menrtku cocok sih krna jngankan untuk beli parfum make up aplgi produk untuk perawatan , hari ini sudah makan aja bersyukur banget
andaikan ibunya Kanaya tau ramuan herbal misal daun beluntas untuk ngilangin bau bdan setidaknya gak parah - parah amat , biasanya di desa ada tanaman itu
2024-03-03
1
Dyah Shinta
Bibi cuma omdo.
Kemenakan bau ya dibelikan shampoo, sabun, parfum.
tampilan culun ya belikan baju.
ga usah mahal. sederhana tapi rapih d modis.
Mau tunggu kapan lagi?
2022-07-29
2
Aqiyu
si bibi Wati baik banget bantu Aya untuk merubah penampilannya
2022-06-01
1