Harus Memiliki Mental Baja

🍁

🍁

🍁

🍁

🍁

Sesampainya di kota, betapa terkejutnya Kanaya melihat rumah Bibinya yang menurut Kanaya terbilang besar pasalnya selama ini Kanaya tidak pernah tahu tentang kehidupan Bibinya di kota, yang Kanaya tahu Bibinya menikah dengan seorang pria yang kaya.

"Aya, ayo masuk!"

"Ah, iya Bi."

Kanaya pun mengambil tasnya dan membawa mengikuti langkah Bibinya.

"Mama...."

Seorang gadis perempuan menuruni anak tangga dengan setengah berlari kemudian memeluk Bibi Wati dengan manjanya.

"Ya ampun sayang jangan lari-lari nanti jatuh loh."

"Mama kok lama banget sih perginya, Sisi kan kesepian di rumah," rengek gadis yang bernama Sisi itu dengan sangat manjanya.

"Iya maaf sayang."

"Hai Sisi, apakabar?" seru Kanaya.

Sisi menoleh ke arah Kanaya, Sisi mengerutkan keningnya. Ia memperhatikan penampilan Kanaya dari atas hingga bawah.

"Dia siapa, Ma? Mama, bawa pembantu baru?" tanya Sisi dengan sinisnya.

Bibi Wati sangat terkejut dengan ucapan anaknya itu, sedangkan Kanaya hanya bisa menundukkan kepalanya.

Tidak salah Sisi tidak mengenal Kanaya karena terakhir mereka bertemu itu disaat Sisi berusia 2 tahun sudah sangat lama dan sekarang Sisi duduk di bangku SMA.

"Astaga Sisi yang sopan kalau bicara, dia adalah Teh Aya anaknya Uwa Sodikin!" sentak Bibi Wati.

"Oh, yang dari kampung itu? ngapain Mama bawa dia kesini? jangan bilang, dia mau tinggal bersama kita?"

"Sisi, bisa tidak kamu lebih sopan sedikit dia itu lebih tua dari kamu seharusnya kamu lebih sopan. Mulai sekarang Teh Aya akan tinggal disini."

Sisi terlihat sangat tidak suka dengan kehadiran Kanaya, Kanaya pun merasa tidak enak dan dia hanya bisa diam tidak tahu harus berbuat apa.

"Aya, ayo ikut Bibi!"

Kanaya pun kembali mengikuti langkah Bibinua dengan menundukkan kepalanya.

"Nah, ini kamar kamu Aya mulai sekarang kamu tidur disini."

"Wow, kamarnya bagus banget Bi sepertinya Aya tidak biasa tidur di kamar sebesar ini, bisakah Bibi memberi Aya kamar yang biasa saja," seru Kanaya.

"Hai, kamu itu keponakan Bibi mana mungkin Bibi memberimu kamar yang kecil. Sudah jangan banyak pikiran, sekarang ini adalah kamar kamu dan satu lagi, tolong maafkan Sisi ya jangan kamu masukan ke hati ucapannya itu salah Bibi dan Mamang kamu yang selama ini sudah terlalu memanjakannya mangkanya Sisi jadi seperti itu," sesal Bibi Wati.

"Iya tidak apa-apa kok Bi."

"Ya sudah, sekarang kamu istirahat dulu nanti Bibi bangunkan saat waktunya makan malam."

"Terima kasih ya, Bi."

Bibi Wati menganggukkan kepalanya sembari tersenyum.

***

Malam pun tiba...

Kanaya dengan malu-malu menuruni anak tangga dan menuju meja makan. Sisi sudah melihatnya dengan tatapan sinis.

"Ya ampun ini anak sumpah sangat menjijikan sekali, wajahnya yang berminyak dan penuh dengan jerawat ditambah kacamatanya yang sangat tebal dan itu rambutnya yang ikal dan sangat lepek, iuhhh...bikin ga nafsu makan saja," batin Sisi.

"Kang, ini Aya," seru Bibi Wati.

"Ya ampun ternyata Aya sudah besar juga sudah lama tidak bertemu, apakabar Aya?"

"Alhamdulillah baik, Mang."

Kanaya mencium punggung tangan Sopandi yang merupakan suami dari Bibinya itu.

"Silakan duduk Aya dan makan yang banyak," seru Sopandi.

"Iya Mang, terima kasih."

Berbeda dengan Sisi yang terlihat sangat kesal dan merasa terganggu dengan kehadiran Kanaya dan Kanaya tahu itu tapi Kanaya berusaha mengacuhkannya, bagi Kanaya tidak apa-apa Sisi membencinya tapi yang terpenting Bibi dan Mamangnya tidak membencinya.

Setelah selesai makan malam, Bibi dan Mamangnya memanggil Kanaya untuk bergabung dengan mereka.

"Kang, Aya ini ingin bekerja kasihan kalau tetap tinggal di kampung mentok-mentoknya hanya bekerja di kebun bersama Ayahnya. Kali aja di pabrik Akang ada lowongan pekerjaan buat Aya," seru Wati.

"Ada sih tapi kalau lulusan SMA paling bekerja di bagian produksi," sahut Sopandi.

"Bagaimana Aya, apa tidak apa-apa kalau kamu bekerja di bagian produksi?" tanya Wati.

"Tidak apa-apa Bi, Aya bekerja di bagian apa pun juga akan Aya terima bahkan kalau jadi OB dan Cleaning service pun Aya tidak apa-apa," sahut Kanaya.

"Ya sudah kalau begitu, besok pagi-pagi kamu siap-siap kamu akan langsung bekerja bersama Mamang di pabrik."

"Baik Mang."

"Aya, lebih baik sekarang kamu istirahat ke kamar biar besok tubuh kamu lebih fit lagi."

"Iya Bi, kalau begitu Aya pamit ke kamar dulu."

Kanaya pun mulai melangkahkan kakinya menuju kamarnya tapi disaat Kanaya ingin menutup pintu kamarnya, tiba-tiba Sisi masuk dan langsung menutup pintu kamar Kanaya.

"Sisi, ada apa?" tanya Kanaya.

"Hai manusia buruk rupa, aku itu ga sudi ya punya saudara buruk rupa seperti kamu jadi kalau seandainya kamu melihat aku di jalan atau dimana pun, aku minta kamu harus pura-pura tidak mengenalku karena aku tidak mau teman-temanku tahu kalau kamu adalah saudaraku, paham kamu!" bentak Sisi dengan mendorong tubuh Kanaya.

"Ba--baik Sisi."

"Bagus."

Sisi tersenyum kecut, hingga akhirnya Sisi pun pergi meninggalkan kamar Kanaya. Kanaya terduduk di pinggir ranjang, tidak terasa airmatanya menetes.

"Tidak cukupkah aku selalu mendapatkan penghinaan di kampung saja, kenapa di kota pun aku harus mendapatkan penghinaan lagi? apa wajahku sangat jelek, sampai-sampai semua orang membenciku dan menatap jijik ke arahku?" gumam Kanaya.

Kanaya menoleh ke arah cermin yang berada disamping tempat tidurnya itu, dilihatnya dengan seksama wajahnya. Penampilannya saat ini memang sangat mengenaskan dan pantas saja semua orang memanggilnya dengan sebutan manusia alien atau pun manusia buruk rupa.

"Apakah wajahku bisa terlihat cantik kalau aku melakukan perawatan?" gumam Kanaya dengan memegang wajahnya sendiri.

Cukup lama Kanaya memperhatikan wajahnya sendiri, timbul dihatinya ingin merubah penampilannya supaya menjadi cantik dan tidak mendapat penghinaan lagi.

***

Keesokkan harinya...

Kanaya bangun pagi-pagi, dan Kanaya sudah rapi dengan pakaian hitam putihnya.

"Pagi Mang, pagi Bi, pagi Sisi."

"Pagi Aya."

"Bagaimana, apa kamu sudah siap untuk bekerja hari ini?" tanya Sopandi.

"Siap Mang."

"Papa mau bawa si buruk rupa ini bekerja dengan Papa? apa tidak salah?" ketus Sisi.

"Sisi, jaga bicara kamu!" sentak Sopandi.

Sopandi dan Wati sangat tidak enak dengan ucapan anaknya itu.

"Aya, maafkan Sisi."

"Tidak apa-apa Mang, Sisi memang benar Aya memang buruk rupa dan tidak secantik Sisi. Lagipula, Aya sudah terbiasa mendapat panggilan si buruk rupa jadi Mamang sama Bibi tidak usah merasa bersalah," sahut Kanaya dengan senyumannya.

Sopandi dan Wati hanya bisa tersenyum kikuk dan canggung, merasa sangat bersalah dengan ucapan anaknya itu.

"Sisi, minta maaf sama Teh Aya."

"Apaan sih Ma, enggak mau."

"Sisi, kalau kamu tidak mau minta maaf kepada Teh Aya, Papa akan mengambil kembali motor kamu!" bentak Sopandi.

"Ih, kok Papa sama Mama lebih membela dia sih dibandingkan anaknya sendiri."

"Ya jelaslah membela Teh Aya, kamu sendiri yang salah!" bentak Sopandi.

Akhirnya dengan kesalnya Sisi bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan rumah.

"Dasar ya anak itu, selalu begitu kalau di nasehati."

"Sudahlah Mang, Aya tidak apa-apa kok jadi Mamang jangan terlalu keras kepada Sisi kasihan dia."

"Kamu memang anak baik Aya, Bibi bangga punya keponakan seperti kamu."

Kanaya pun hanya tersenyum, Kanaya memang sakit hati dengan ucapan Sisi tapi Kanaya tahu diri kalau saat ini Kanaya hidup menumpang di rumah orang tua Sisi jadi Kanaya harus lebih memilik mental baja lagi untuk menghadapi orang-orang yang tidak menyukainya.

🍁

🍁

🍁

🍁

🍁

Jangan lupa

like

gift

vote n

komen

TERIMA KASIH

LOVE YOU

Terpopuler

Comments

Fitri Azura

Fitri Azura

Bagus banget ceritanya, mohon bagi ilmunya kak. Tolong intip karya aku ya Kak, Tuan Muda Yang Hilang

2022-07-21

3

Aqiyu

Aqiyu

pasti bisa berubah kalau mau perawatan

2022-06-01

2

Eko Dian

Eko Dian

visual si buruk rupa dong thor

2022-05-13

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!