Wanita itu masih terduduk lesu meratapi nasibnya. Hatinya begitu teriris mendapat perlakuan kasar laki-laki itu. Bi Sri yang begitu baik itu menghiburnya untuk bersabar. Ada sedikit kekuatan yang ia rasakan.
Namun, itu masih tak bisa membantunya untuk berhenti menangis. Entah dimana wanita bernama ibu yang telah melahirkan nya itu berada. Entah apa salahnya sampai harus di buang begitu terlahir ke dunia ini.
Saat ini ia sangat merindukan pelukan hangat seorang wanita bernama ibu untuk menenangkan nya. Pelukan hangat, yang mungkin seumur hidupnya tak akan pernah dia rasakan.
Gadis itu masih larut dalam lamunan nya, ketika laki-laki muda itu kembali menghampirinya.
"Ayo turun. Cepat cuci mukamu dan pakai baju terbaik milikmu, itu juga kalau kamu punya".
Laki-laki itu melihat dengan sinis ke arah Rachel. dan dengan tertatih gadis itu menuju kamar mandi. Membersihkan wajahnya, mencuci lututnya yang terluka lalu mengenakan pakaian bagus miliknya.
"Ini pakaian bagus katamu?",
Lagi-lagi kalimat merendahkan itu terdengar dari mulut laki-laki muda itu. Ia berjalan dengan cepat dan membentak gadis itu untuk mengikutinya.
Baru beberapa langkah mereka meninggalkan kamar itu, ia berhenti dan mengancam gadis itu.
"Ingat, ceritakan semua hal baik pada kakekku. Hanya hal-hal baik, kalau tidak tanggung akibatnya nanti".
Gadis itu mengangguk dan setengah berlari, mengikuti langkah-langkah panjang laki-laki di depannya itu. Laki-laki muda itu berhenti dan tampak kesal,
"Kamu bisu ya, tak pandai bicara?. Apa arti anggukan b*doh mu itu?".
Gadis itu mendongak, ia kelihatan menggigil.
"Maaf tuan, saya yang salah. Saya akan mengikuti tuan".
Laki-laki itu melirik sekilas ke arah nya tanpa minat,
"Sudah memang seharusnya begitu perempuan".
Ia tersenyum penuh kemenangan. Lalu menuju kakek dan orang tuanya, yang sedang berkumpul di ruang keluarga.
Tak lama kemudian mereka berdua turun menemui kakek Liam, ayah sekaligus pemilik semua harta kekayaan keluarga Ayud. Laki-laki itu memperhatikan dengan seksama wajah wanita yang dibawa cucunya itu.
"Cantik sekali istrimu ini Ay",
Ia tersenyum kepada gadis itu dan mempersilahkan nya duduk. Anna yang sedari tadi tampak gelisah mencoba membuka mulut.
"Iya ayah ini istri Ay, tapi hanya istri sementara. Aku rasa kita semua sudah tahu dan sepakat tentang hal itu".
Anna menatap Rachel dengan tatapan mengancam, menekan nya. Membuat gadis itu hanya bisa menundukkan wajahnya. Lelaki tua yang ada di depannya menghela napas lalu berdiri,
"Hei Anna, kamu ini bisa-bisanya tidak mengadakan pesta apapun untuk menyambut cucu menantu ku yang sangat cantik ini".
Ia kemudian menatap lembut ke arah Rachel,
"Nak, namamu Rachel kan?",
Tanyanya pada gadis itu. Rachel mendongak dan menatap laki-laki tua itu sekilas. Lalu, kembali menunduk kan pandangan nya.
"Benar tuan, saya Rachel".
Laki-laki tua itu menggenggam tangan Rachel, yang membuat gadis itu salah tingkah.
"Aduh, jangan panggil kakek dengan sebutan seperti itu nak. Tidak ada tuan disini, aku adalah kakek mu sekarang dan kamu adalah cucu menantu ku".
Dengan sangat sungkan gadis itu mengangguk,
"Terimakasih kek".
Kakek Liam menoleh ke arah cucunya yang sedang cemberut itu dan tersenyum.
"Ayud sangat beruntung memilikimu sebagai istri nak. Nanti kakek akan mengadakan acara untuk menyambut mu masuk di keluarga besar kami".
Liam menoleh ke arah Anna,
"An, tolong siapkan segala keperluan yang dibutuhkan untuk menyambut cucu menantu ku ini ya. Siapkan pesta yang meriah, dan jangan lupa undang rekan-rekan bisnis kita".
Wanita yang dipanggil Anna itu bangkit dan tempat duduknya,
"Tapi ayah, bukannya terlalu berlebihan ya?.Buat apa acara penyambutan atau apapun itu?. Bukankah itu hanya membuang-buang biaya saja? Dan ayolah, kami benar-benar tak punya waktu untuk ini".
Liam menatap Anna dengan marah sehingga wanita itu menunduk,
"Aku memiliki harta yang sangat banyak An. kamu dan Kim sudah sangat menikmati harta ku bukan?. Pesta kecil ini, tidak akan ada apa-apanya untukku".
Ia memukul tongkat nya ke lantai,
"Lagipula, pantaskah kata-kata kurang ajar seperti ini keluar dari mulut seorang wanita berpendidikan seperti mu?. Dimana rasa hormat mu kepada ku, ayahmu sendiri. Dan kamu pikir gara-gara siapa semua ini terjadi?".
Liam menatap Ayud dengan amarah yang tak bisa di sembunyikan. Laki-laki itu membuang pandangannya untuk menghindari tatapan kakek Liam.
"Gara-gara kamu yang tak pandai mendidik anak, sehingga dia menghamili anak orang tanpa berniat tanggung jawab. Dan wanita ini, kamu pikir dia pantas mendapatkan perlakuan seperti ini?".
Anna kaget melihat amarah ayahnya itu dan memilih menunduk,
"Apa dia yang tidur dengan anak mu, coba katakan padaku. Katakan, bukankah wanita j*lang yang tidur dengan anakmu itu yang membuatnya ada disini sekarang?".
kakek Liam tampak sangat marah dan emosi nya seakan meledak-ledak. Rachel menatap pria tua itu dengan tatapan khawatir.
"Jangan harap kalian akan mendapatkan sepeserpun dari hartaku jika kudengar sekali saja wanita ini kalian perlakukan dengan tidak baik, camkan itu".
Ia kemudian mengumpat sambil terus memegang tongkat nya,
"Percuma aku menyekolahkan mu tinggi-tinggi, ternyata selama ini aku membesarkan anak yang tak memiliki attitude".
Ia memandang ke arah Rachel dan menatap gadis itu dengan lembut,
"Nak beritahu kakek ya kalau mereka melakukan hal-hal yang tidak baik kepadamu. Jangan sembunyi kan apapun dari kakek. Mereka ini tak bisa di biarkan berbuat semena-mena".
Anna menyela,
"Tidak ada yang menganiaya nya ayah, dia hanya mencari perhatian".
Wanita itu berbicara dengan setengah membentak, sambil menatap sinis ke arah Rachel. Kakek Liam membentak nya,
"Apa yang kamu lakukan ini?. Kamu sadar apa yang kamu lakukan sekarang?. Ingat, wanita ini juga punya hati dan perasaan. Dia juga manusia biasa sama seperti kita.
Liam mengatur nafasnya,
"Terlepas dari dari dia dinikahi secara kontrak untuk menutupi aib anakmu, atau apapun itu.
Ia menoleh kepada Ayud dan menunjuk-nunjuk wajah laki-laki itu dengan jarinya,
"Makanya jadi laki-laki itu bertanggung jawab. Kalau kamu tak memiliki moral yang bejat, tak mungkin semua ini terjadi dan tak mungkin wanita ini ada disini sekarang. Dia ini istrimu,
jadi perlakukan dia dengan baik".
Liam melanjutkan kata-katanya sambil menatap tajam ke arah Ayud,
"Mana wanita yang katamu gadis baik itu?. Dia tidak ada di sini sekarang bukan?. Wanita baik apanya, yang sampai rela hamil dari laki-laki bejat seperti mu".
Kata-kata kakek Liam membuat Ayud gusar,
"Apa-apaan ini. Kakek bahkan membandingkan Carene dengan wanita ini?. Wanita yang bahkan tak aku ketahui siapa dan kakek memintaku memperlakukannya sebagai seorang istri?. Apa kakek pikir ini tidak lucu?".
Ayud memasang wajah muak,
"Aku saja tak mengenalnya, lalu untuk apa aku memperlakukan nya dengan baik?. Bisa jadi Papa Mamaku membawa wanita ini dari jalanan. Wanita miskin seenaknya saja dia berkuasa di rumah ini memang dia pikir dia siapa".
Plakk!!
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi laki-laki muda itu, membuat nya terkesiap dan kaget.
"Sekali lagi berani kamu katakan hal itu, kakek tidak akan segan-segan untuk memasukkan mu ke penjara. Ternyata benar, pendidikan tinggi tidak menjamin seseorang memiliki karakter yang bagus".
Kakek Liam menggandeng tangan Rachel,
"Ayo nak kita tinggalkan mereka. Tak ada gunanya berlama-lama disini. Kakek akan menyuruh orang untuk memantau penghuni rumah ini mulai sekarang. Kamu tenang saja ya nak".
Kakek Liam mengajak Rachel meninggalkan kedua ibu dan anak itu. Begitulah, siang itu pertengkaran hebat terjadi antara kakek Liam, Ayud dan Anna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments