Setelah kecelakaan itu terjadi, selama beberapa hari aku baru tersadar dan berada di rumah sakit, pikiranku terus menerus di hantui rasa bersalah hingga menjadi depresi. Selama setahun penuh orang tuaku membawa aku berobat pada psikiater. Hingga hari ini ketika bayang-bayang kecelakaan itu muncul aku selalu minum obat penenang dari dokter jiwa itu. Entahlah aku sudah termasuk orang yang sekedar depresi atau sudah termasuk orang yang mengalami gangguan jiwa parah seperti author.
(Author : Uhuk....uhuk.....🙄 Buset dah ngataiin author Gila.....😤 Author gak gila tau meskipun author punya sertikat kelulusan dari rumah sakit jiwa....ups keceplosan🤭
Khenin : pantesan....🤣
Elang : Somplak.....🤣)
Setelah keadaanku membaik, aku berusaha mencari keberadaan Dira meskipun orang tuaku melarang karena setiap mengingat Dira depresiku, rasa bersalah di sertai ketakutan itu muncul lagi. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi caranya menebus rasa bersalahku. Andai waktu itu aku sudah cukup umur, aku akan lebih senang di penjara agar bisa mengurangi rasa beban bersalahku. Aku selalu teringat pada Dira hingga kini aku masih tidak tahu gadis itu masih hidup atau tidak.
Entah perasaan apa ini, saat pertama kali melihat bocah yang bernama Khenin itu aku seperti kembali teringat dengan Dira. Aku seperti melihat Dira di dalam dirinya apalagi semalam aku terbangun dan memeluknya, rasanya sama seperti memeluk Dira pada saat kecelakaan itu. Memeluknya membuat hatiku merasa tenang dan nyaman tanpa perlu meminum obat penenang itu lagi hingga aku memintanya untuk tetap berada di pelukanku sampai tak terasa dia tertidur.
Aku menatapnya, andai dia adalah Dira pasti aku akan bersimpuh dan berlutut memohon maaf padanya dan aku juga akan menjaganya selalu seperti adik kandungku, tapi sayangnya dia bukan Dira. Aku sebenarnya tidak membencinya dan jujur saja aku juga sering dibuatnya berdebar-debar karena melihat wajahnya yang begitu menggemaskan.
Semenjak pertemuan pertama, aku selalu bersikap tidak baik padanya karena aku menaruh curiga padanya kalau dia ada hubungannya dengan wanita yang aku curigai sebagai kekasih gelap papa.
Semalam saat dia tertidur di pelukkanku, aku menggendong tubuh bocah itu membawa ke dalam kamarnya. Sekilas ku tatap lagi wajah gadis itu saat selesai menyelimuti tubuhnya.
Sebenarnya wajah kamu cantik dan polos tapi sayang aku masih belum bisa membuktikan kalau kamu memang polos dan tidak ada hubungannya dengan wanita bernama Siren itu. Bathinku.
"Woi.....lo ngapain bengong di sini?" Suara Satya tiba-tiba membuyarkan lamunanku di kantin kampus. Aku tidak menjawab hanya senyum kecut ku layangkan padanya. Satya menarik kursi di depanku kemudian mendaratkan tubuhnya duduk di kursi itu. Tanpa basa-basi dia mengambil gelas berisi jus jeruk di depanku. Jus jeruk itu meluncur melewati tenggorakannya tanpa permisi padaku.
Aku tersenyum meliriknya. "Seger Sat...." Tanyaku.
"Seger banget Lang," Jawabnya puas merasakan dahaganya hilang.
"Padahal tadi gue mau buang tuh jus," Ucapku membuat Satya bingung.
"Kenapa, sayang Lang," jawabnya polos.
"Tadi gue lihat ada lalat masuk berenang di dalamnya," Ucapku membuatnya mendelik seketika mencoba memuntahkan jus jeruk yang sudah masuk ke dalam perutnya.
"Gila lo ya..."Umpatnya yang hanya kutanggapi dengan kekehan kecil sembari melihat ia melangkah cepat menuju ke toilet.
"Udah keluar lalatnya Sat," Tanyaku meledek saat Satya baru datang dari toilet.
Terlihat wajah kesal Satya. "Tega lo Lang," Lagi-lagi aku hanya terkekeh padanya.
"Hai Lang, hai Sat.."
Suara wanita itu lagi. bathinku tanpa menoleh pada arah wanita itu yang datang mendekati kami. Aku sudah bisa menebak kalau itu adalah suara Nency, teman sekampusku yang suka banget cari perhatian padaku.
"Hai, Nen. Makin seksi aja," Celoteh Satya yang sudah mulai jiwa playboy nya muncul.
"Bisa aja kamu Sat, tapi sayang kamu bukan tipeku jadi gak mempan rayuanmu," Nency menjawab Satya membuat Satya terkekeh. Nency kemudian melirik padaku.
"Lang, ntar malam jalan yuk," Ucapnya kemudian duduk di samping memeluk lenganku. Aku merasa risih dengan perlakuannya. Bukannya aku laki-laki yang tidak normal, tapi jujur tipe-tipe wanita seperti ini yang membuatku muak dan aku tidak suka sama sekali.
"Gue gak bisa," Jawabku singkat. Lalu dia semakin mendekat padaku.
"Kapan dong bisanya Lang, udah berapa kali kamu nolak aku loh. Aku tuh pengen lebih deket sama kamu,"
"Sorry gue sibuk," Ucapku melepas pelukan tangannya kemudian aku menyampirkan tas ke lenganku. "Gue duluan.." Ucapku melangkah meninggalkan Nency yang terlihat kesal bersama Satya.
**
Khenin POV
Saat jam istirahat, aku melangkah menuju ke kantin sekolah karena perutku yang terasa lapar. Ku edarkan pandangan pada kantin yang ramai untuk mencari bangku kosong tapi tiba-tiba sebuah suara menyapaku. "Nin.." Teriak Dino sembari melambaikan tangan padaku. Aku hanya tersenyum mendekatinya. "Duduk sini nin," Ucapnya menepuk bangku di sebelahnya.
"Gak papa nih, aku duduk di sini," Tanyaku karena ku lihat banyak tatapan tajam ke arahku terutama dari para cewek - cewek. Aku baru tahu dari Lina teman sebangku tadi, katanya Dino itu cowok populer di sekolah ini, banyak yang mengidolakannya.
Dino mengeryit. "Kenapa memangnya," Tanyanya bingung dengan ucapanku.
"Ah tidak apa-apa..." Jawabku tersenyum kemudian duduk di sebelah Dino.
"Mau makan apa, aku pesenin," Tawarnya, aku pun melihat tulisan menu yang tertempel di dinding kantin dan pilihanku jatuh pada menu nasi goreng.
"Nasi goreng aja Din," Ucapku.
"Minumnya..?"
"Es teh,"
"Ya udah aku pesenin dulu ya,"
"Makasih," Ucapku.
"Sama-sama," Jawabnya berdiri dari duduknya kemudian pergi memesan makanan. Sambil menunggu Dino memesan makanan aku mengeluarkan ponsel dari saku ku melihat layar siapa tahu ada yang menghubungiku. "Mama Siren," Lirihku ketika aku melihat sebuah notifikasi pesan masuk pada layar ponsel.
Mama Siren adalah adik dari almarhum mamaku yang sekian lama baru menemukan keberadaanku, usianya sekitar 30 tahunan. Saat pemakaman kakek dan nenek orang tua dari almarhum papaku, tante Siren datang mendekatiku.
Dia menangis menatapku. "Wajahmu memang sangat cantik sama persis seperti kakakku Diana," Ucapnya menakup wajahku lembut. Aku yang baru pertama kali bertemu dengannya pun merasa bingung karena tidak mengenal dan mengerti apa maksud dari perkataannya.
"Maaf tante anda siapa, kenapa bisa tahu nama mamaku?" Aku bertanya. Matanya masih mengeluarkan cairan bening membasahi pipinya yang mulus.
"Aku adik dari mama mu sayang," Ucapnya memelukku, tangisnya pecah membuatku ikut mengeluarkan air mata. "Maaf sayang, sekian lama baru bisa menemukanmu," Tante Siren merenggangkan pelukannya kembali menatapku.
"Jadi tante adalah adik dari mamaku," Mama Siren mengangguk kemudian tersenyum menghapus air matanya dengan punggung tangannya.
"Panggil aku mama sayang, karena mulai sekarang anggap aku sebagai pengganti mamamu,"Pinta mama Siren.
"Siren..." Ucap mama Nisa membuat kami menoleh secara bersamaan. Mama Nisa berjalan mendekati kami bersama om Henry.
"Mbak Nisa, Mas Henry...." Kaget mama Siren menatap keduanya. "Kenapa kalian ada di sini," Tanya mama Siren yang mengenali keduanya sebagai sahabat baik dari almarhum mama dan papaku.
"Kami di sini ingin menjemput Khenin untuk tinggal bersama kami," Ucap om Henry.
"Tidak mas, biarkan aku membawa Khenin untuk tinggal bersamaku," Ucap mama Siren.
"Siren, kami ingin bicara denganmu sebentar," Mama Nisa menatap mama Siren kemudian menatapku. "Sayang kami bicara sama tante Siren dulu ya," Ucap lembut mama Nisa padaku dan akupun mengangguk.
Terlihat dari kejauhan mereka berbicara serius hingga akhirnya entah alasan apa membuat mama Siren yang meskipun dengan berat hati menyetujui permintaan mama Nisa dan om Henry.
BYUUUR....... Sebuah siraman air menyadarkan aku dari lamunan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung......
Jangan lupa setelah membaca tekan tombol like ya, karena like para readers tercinta adalah semangat bagi author seperti kami untuk menulis......Terima kasih, jaga kesehatan.....love you All😍😍.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Yati Rosmiyati
kayanya elang salah paham🤭
2022-09-26
1
Inez
Author somplak....ha...ha..
2022-03-06
3
Halimah Saadiyah
lah itu memang dira elang
2022-03-05
1