Episode 2

Pagi-pagi sekali aku sudah mengenakan seragam putih abu-abu, tas ransel berisi buku pelajaran juga sudah berada di punggungku. Ku ikat tali sepatu lalu aku berdiri di depan cermin, jika di lihat-lihat wajahku memang manis dan cantik, rambutku sebahu, kulitku juga putih mulus dan bentuk tubuhku lumayan seksi dan berisi meskipun tidak setinggi foto model di TV. "Ayo semangat Khenin..." Ucapku tersenyum hingga mataku membentuk bulan sabit dan lesung pipit terlihat jelas di kedua pipiku mungkin benar kata orang-orang aku itu imut dan juga menggemaskan he....he...

Tok......

Tok.....

"Non Khenin," Terdengar suara dari balik pintu kamarku yang pasti sudah dapat aku tebak suara bibi ART di rumah ini, bi Sumi namanya karena semalam mama Nisa sudah mengenalkan satu persatu penghuni rumah ini kecuali kak Elang.

"Ada apa bi?" Tanyaku ketika pintu sudah ku buka.

"Di tunggu sarapan sama tuan dan nyonya, Non," Ucapnya dengan tersenyum.

"Ah iya bi, terima kasih. Ini aku mau turun," Aku menutup pintu dan berjalan mendahului bi Sumi. Hari ini aku harus bersemangat agar kakek, nenek, papa dan mama ku senang di alam sana. Sejenak langkah kaki kupelankan ketika aku mendengar suara bi Sumi memanggil nama "Den Elang," di pintu sebelah kamarku. Aku menajamkan penglihatanku karena aku penasaran dengan yang namanya kak Elang anak tuan Henry dan mama Nisa.

Ya Allah semoga yang namanya kak Elang baik dan mau menerimaku di rumah ini.... Doaku dalam hati. Aku kembali melanjutkan langkahku menuruni tangga karena cukup lama menunggu bibi mengetuk pintu kamar kak Elang tapi kak Elang tak kunjung keluar.

"Pagi tante, om," Sapaku saat berada di meja makan.

"Pagi Khenin," Sahut om Henry tersenyum padaku.

Sedangkan mama Nisa tampak mengeryitkan dahi menatapku, sepertinya aku melupakan sesuatu. "Khenin sayang, aku kan sudah bilang panggil Mama," Protes mama Nisa, membuatku tersenyum, dalam hati aku merasa senang seperti rasanya punya mama kembali.

"Iya Ma, maaf Khenin lupa,"

"Ya sudah kamu sarapan sayang," Mama Nisa menyodorkan piring berisi roti yang sudah di oles dengan selai.

"Terima kasih ma," Ucapku menerima piring itu. Alamak kayak bule aku sarapan roti, bisa-bisa pintar ngomong bahasa inggris nanti aku he....he.....ucapku dalam hati maklum aku terbiasa saat bersama kakek dan nenekku sarapan nasi.

(Author : 😒Kata siapa makan roti bisa pintar ngomong bahasa inggris. Kemarin author makan roti maryam eh malah author di timpuk pake sandal.....😤😤

Khenin : Kok bisa thor..?

Author : Ya bisalah....

Khenin : Emang siapa yang nimpuk thor🤔?

Author : Ya mbak mariyam lah emang siapa lagi, kan roti yang author makan rotinya mbak mariyam....😅😅

Khenin : 😤😤)

Aku mulai memakan roti yang berada di piringku hingga ku dengar langkah kaki menuruni tangga dan akupun menoleh pada asal suara.

DEEG......

DEEG.......

Tiba-tiba jantungku berdebar kencang.

Ya Allah kakak itu bukankah dia..... Ucapku dalam hati. Ya aku masih mengenali wajah tampan itu meskipun sudah lama semenjak kematian kedua orang tuaku.

"Oh ya Khenin," Suara om Henry menyentakku dari lamunan dan menghentikan pandanganku pada kak Elang yang saat ini sudah duduk bergabung bersama kami di meja makan. "Om sudah daftarkan kamu di sekolah dekat kampus Elang, nanti kamu biar ke sekolah bareng sama Elang," Ucap om Henry kemudian beralih menatap kak Elang. "Dan kamu Elang mulai sekarang papa minta tolong kamu antar dan jemput Khenin di sekolah,"

"Aku bukan supir, Pa," Jawab kak Elang dingin tanpa menatap om Henry membuatku jadi tidak enak.

"Jika itu maumu mulai sekarang anggap saja kamu supir," Ucap om Henry terlihat menanggapi jawaban kak Elang dengan santai.

"Elang jaga bicaramu," Sela mama Nisa kemudian memegang tangan kak Elang. "Elang, maaf mama belum mengenalkan kalian, mulai sekarang anggap Khenin seperti adik kamu sendiri Lang," Ucap mama Nisa lembut mencoba meyakinkan kak Elang .

"Dia bukan adikku ma," Sarkas kak Elang. Aku jadi merasa tidak enak, aku takut kehadiranku membuat kekacauan di rumah ini.

"Elang mama mohon, ikutin kata mama," Pinta mama Nisa memohon pada kak Elang.

Kak Elang terlihat menghela nafas. "Terserah mama," Ucap kak Elang singkat.

**

"Lo siapa dan apa mau lo...??" Tanya kak Elang saat aku masuk ke dalam mobil duduk di sebelahnya.

"Aku Khenin kak, aku cuman pengen bareng kak Elang ke sekolah," Jawabku dengan sedikit memaksakan bibirku untuk tersenyum.

Kak Elang terlihat berdecak memalingkan wajahnya kesal. "Lo gak usah pura-pura bego," Teriak kak Elang terlihat marah, aku berpikir apa jawaban ku salah ya.

(Author : Masih berpikir pula...🙄🙄)

"Awas saja kalau lo berniat buruk sama keluarga gue," Ancam kak Elang padaku. "Turun lo" Ucapnya kemudian.

Aku menautkan alis heran."Turun...? kan belum sampai kak," Kataku membuat kak Elang menghembuskan nafas kasar dan mengulang ucapannya.

"Turun dan duduk di belakang. Gue gak mau lo ada di sebelah gue," Katanya.

"Yakin kak, nanti kak Elang di kira supir aku loh kalau aku duduk di belakang," Sahutku membuatnya mengacak-acak rambutnya kesal.

"Sial...Mimpi apa sih gue semalam ketemu bocah kayak loe," Umpatnya kemudian melajukan mobil urung menyuruhku duduk di belakang.

"Mana aku tahu kak Elang mimpi apa," Lirih ku masih bisa menjawab. He....he....

Sampai di depan sebuah sekolah SMU yang berdekatan dengan sebuah kampus, Kak Elang memberhentikan mobilnya. "Turun," Perintah kak Elang. Aku mengedarkan pandangan menatap sekitar sekolah baruku, grogi tentu saja aku grogi karena hari ini hari pertamaku di sekolah baru, aku takut tidak punya teman.

"Turun..!" Ulang kak Elang lagi dengan nada tinggi membuatku sedikit kaget.

"Iya, iya kak ini aku turun," Ucap ku dengan mencebikkan bibir membuat kak Elang melengos terlihat wajahnya tampak memerah mungkin marah pikirku. Aku membuka pintu mobil dan tanpa kata sedikitpun kak Elang sudah melajukan mobilnya menuju kampus di sebelah sekolahku. "Huh," Hela nafasku. Akupun melanjutkan langkah kakiku berjalan melewati pintu gerbang sekolah. "Wah besar juga ya sekolahannya," Gumam ku melihat sekolah yang akan aku tempati untuk mencari ilmu.

BRAAK...... Tanpa terasa aku menabrak tubuh seseorang. "Maaf..." Ucapku mengambil bukuku yang terjatuh tanpa melihat siapa yang ku tabrak.

"Kamu murid baru ya?" Aku mendongak melihat asal suara, ternyata suara laki-laki salah satu murid di sekolah ini juga.

"Iya," Jawabku. "Maaf ya aku gak sengaja," Ucapku menatapnya, lumayan tampan juga wajahnya tapi tidak setampan kak Elang pikirku. Aih kenapa jadi mikirin kak Elang lagi sih.

"Kelas berapa?" Tanyanya menatapku, entah mengapa sedari tadi laki-laki terus menatapku dengan tersenyum. Akupun meraba wajahku, apa ada sesuatu.

"Kelas 12," Aku menjawab singkat.

"Sama dong, aku juga," Sahutnya kemudian ia menjulurkan tangannya. "Aku Dino, nama kamu Khenin kan," Ucapnya menatap name tag di baju seragamku. Akupun membalas menjabat tangannya.

"Iya salam kenal," Ucapku tersenyum, Alhamdulillah ada juga yang mau berteman denganku.

"Ayo aku antar ke ruang admin," Ajaknya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung........

Mohon maaf para readers tercinta apabila dalam penulisan banyak typo dan kesalahan kata. Author akan berusaha berikan yang terbaik. Semoga terhibur......love you All😍

Terpopuler

Comments

Inez

Inez

Kalau q makan singkong thor makanya pintar bhs jawa.....ha....ha....

2022-03-05

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!