Khenin POV
Aku berlari kecil tergesa-gesa keluar dari pintu rumah sembari membawa roti di tanganku setelah pamit mencium tangan om dan mama Nisa. "Pelan-pelan sayang jangan lari-lari," Teriak mama Nisa yang masih bisa ku dengar.
"Bisa cepat dikit gak si lo..." Maki kak Elang saat aku membuka pintu mobilnya, ia kembali lagi menjadi laki-laki yang galak berbeda dengan semalam.
Semalam masih teringat jelas di benakku saat aku terbangun di tengah malam karena merasa haus dan air minum di kamarku sudah habis. Aku berniat mengambil air di dapur, aku keluar dari kamarku berjalan perlahan seketika langkah kakiku terhenti ketika aku mendengar sebuah teriakan keras dari kamar kak Elang.
"Tidaaaak...." Suara teriakan kak Elang itu terdengar jelas di telingaku. "Tidaaak maafkan aku.....aku minta maaf aku tidak sengaja," Teriaknya lagi menyentak hatiku hingga tak terasa langkah kakiku tergerak mendekati pintu kamar kak Elang yang sedikit terbuka, ku pegang handle pintu kamar kak Elang dengan sedikit rasa takut aku mengedarkan pandanganku ke dalam kamar itu.
Aku melihat kak Elang sedang tidur di ranjang kamarnya. "Kak Elang, ada apa?" Tanyaku berusaha menahan takut karena jujur rasa khawatirku lebih besar daripada rasa takutku.
Tidak ada sahutan dari kak Elang. Aku beranikan kakiku melangkah masuk kedalam kamar itu dan mendekati keberadaannya kak Elang, entah dapat keberanian dari mana aku hingga saat ini aku duduk di pinggiran ranjang kak Elang. Aku menatapnya terlihat keringat sudah membasahi dirinya disertai wajah pucat seperti ketakutan. "Tidak aku tidak sengaja maafkan aku," Ulang kata itu lagi terdengar dari mulut kak Elang dengan mata terpejam.
Apa kak Elang mengigau tapi kenapa separah itu......pikirku.
(Author : Bukan ngigau tapi ngelindur mbk😂
Khenin : Ssst berisik....ngingau ama ngelindur saudaraan....
Author : 🤔🤔Kalau mereka saudaraan terus nama emak bapaknya siapa dong....??
Khenin : 😤😤Gue pites nih lama-lama si author😠😠.
Author : Marah dia, kabur aah😅😅)
Tanganku terangkat memegang lengan kak Elang bermaksud membangunkannya. "Kak ada apa?" Tanyaku lagi. Tiba-tiba kak Elang terbangun masih dengan teriakan keras tapi kata-kata dari teriakan itu menguatkan dugaanku.
"Tidak Dira maafkan aku, aku tidak sengaja," Teriak kak Elang refleks memelukku.
Air mataku mengalir dengan sendirinya membasahi pipiku, ingatanku akan kematian kedua orang tuaku kembali menjalar. Ya aku ingat benar bahwa kak Elang adalah pemuda yang sama yang mengakibatkan kecelakaan itu terjadi.
Ku usap air mataku, melihat ketakutankan kak Elang dalam igau mimpinya membuatku tersadar bahwa kak Elang selama ini juga di hantui rasa bersalah pada kecelakaan itu. Entah kenapa aku yang seharusnya membenci laki-laki yang saat ini memelukku tapi hati ini melawannya, sungguh aku tidak bisa membenci laki-laki ini, pertanyaan terus berniang dalam pikirankku ada apa denganku.
Aku beringsut mencoba melepas pelukan kak Elang tapi pelukan tangannya kak Elang semakin kuat, aku tahu kak Elang sudah terbangun saat ini. "Tetaplah diam, jangan bergerak aku membutuhkanmu," Lirihnya entah mungkin ia merasa nyaman pada posisinya saat ini memelukku dengan erat.
Aku merasakan degup kencang jantung kak Elang bersahutan dengan degupan jantungku. Lama sekali kak Elang memelukku hingga aku yang tidak bisa menahan rasa kantukku pun tertidur di pelukannya.
Adzan subuh berkumandang membangunkanku dari lelap tidurku. Aku terbangun dan mendapati diriku sudah kembali tertidur di ranjang kasur kamarku.
Hah, apa kak Elang menggendongku ya......pikirku sejenak sebelum beranjak ke kamar mandi.
"Lo budek apa, malah ngelamun," Bentak kak Elang menganggetkan lamunanku.
"Iya kak, maaf," Aku segera duduk di sampingya yang sudah siap mengemudi. Kak Elang melajukan mobilnya, aku menatapnya sembari mengunyah roti yang ku bawa karena aku tadi belum sempat sarapan.
"Ngapain lo lihat-lihat gue, jangan naksir gue karena gue bakalan suka sama bocah kayak loe," Ucapnya tanpa menatapku dan masih fokus menyetir mobil.
Dari mana dia tahu kalau aku menatapnya.... Bathinku.
(Author : Tahu dari author lah pake nanya😅
Elang & Khenin : Diaaaaam.....Berisik...😤😤
Author : Alamak marah mereka👆😅😅)
"Iya aku tahu kak, tapi kak Elang jangan terlalu benci sama aku karena benci itu beda tipis sama cinta loh ntar malah kak Elang sendiri yang jatuh cinta sama aku....he....he...."Balas ku tertawa kecil tak mau kalah.
"Diam lo..." Marahnya masih fokus menyetir.
Saat sampai di sekolah seperti biasa kak Elang menurunkan ku dan tanpa basa basi ia berlalu begitu saja dengan mobilnya.
Elang POV.
Semalam mataku terpejam, potongan-potongan ingatan kecelakaan itu kembali lagi muncul di alam mimpi dan tampak terlihat jelas seperti nyata.
Aku saat itu masih kelas 3 SMU dan sedang liburan bersama teman-teman sekolah di sebuah puncak di kota YY, aku menaiki sepeda motor ku dengan kecepatan tinggi. Saat berada di daerah perbukitan, aku bermaksud menyalip sebuah mobil tapi tak kusangka dari arah depan ada sebuah truk. Karena kaget aku membanting setir berada di depan mobil itu, seolah ingin menghindari agar tidak menabrakku mobil itu juga ikut membanting setir hingga menabrak sebuah pohon besar.
Aku terpental dari sepeda motorku yang masuk ke dalam jurang dan aku bergelayutan pada sebuah akar pohon yang berada di tepi jurang.
Aku melihat seorang gadis kecil berumur sekitar 12 tahun bertubuh gemuk keluar dari pintu belakang mobil itu dengan tubuh berlumuran darah.
"Papa, mama Dira takut......" Suara gadis kecil itu berteriak menangis membuka pintu mobil depan dimana papa dan mamanya berada yang sudah tak bernyawa lagi. "Papa,mama.....bangun jangan tinggalin Dira," Teriak gadis itu menggoyangkan tubuh kedua orang tuanya. "Dira takut....hiks....hiks....." Tangis gadis itu semakin keras.
Sungguh aku benar-benar menyesal dan merasa bersalah karena akulah penyebab kecelakaan itu terjadi, malang sekali gadis kecil itu. Aku berdosa padanya dan kedua orang tuanya.
Aku masih bergelayutan di akar pohon menyaksikan itu semua, aku berteriak meminta tolong agar ada yang menolong kami.
Toloong.....toloong..... Teriakku.
Saat ini sama sekali belum ada kendaraan yang lewat. Pengemudi truk itu mungkin juga celaka karena truknya juga menabrak pohon. Entah aku tidak tahu bagaimana nasibnya.
"Toloong.....toloong......" Teriakku lagi.
Gadis itu mendengar teriakkan ku, lalu dengan langkah tertatih ia berusaha mendekatiku. "Kak bertahan," Ucapnya membuatku kaget, apa dia akan menolongku sedangkan aku adalah penyebab kecelakaan itu. Aku melihat gadis itu mencari sebuah akar pohon yang cukup tebal dan panjang kemudian menjulurkan padaku setelah ia ikat di sebuah pohon.
"Pegang kak...." Teriak gadis itu, akupun menarik akar pohon itu sedikit demi sedikit aku berusaha naik meskipun tak jarang aku hampir terpeleset dan hampir jatuh.
"Pegang tangan Dira kak...." Ucapnya menjulurkan tangannya ketika aku sudah hampir sampai di atas.
Aku memegang tangannya dan akar pohon hingga akhirnya aku selamat. Gadis itu menangis terduduk di tanah menahan luka di tubuhnya dan kesedihan yang ia alami. Aku memeluknya." Maafkan kakak....maafkan kakak....." Ucapku padanya. Aku merasakan tubuhnya semakin berat dan semakin bersandar pada pelukanku hingga aku sadari gadis kecil itu pingsan.
"Dira....dira...." Panggilku karena aku tahu namanya adalah Dira dari teriakannya tadi. Aku menangis takut gadis itu juga meninggal, ku lihat badannya penuh darah, baju bagian punggungnya robek hingga aku bisa melihat sebuah tanda lahir di punggungnya. "Dira....bangun...." Ku goyangkan tubuhnya agar tersadar.
"Tolooong.....tolong....." Teriakku hingga lama kelamaan pandanganku mulai buram dan seketika menjadi gelap gulita. Aku pingsan saat itu juga bersama tubuh gadis kecil itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung..........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Halimah Saadiyah
menyesal kelak kau elang
2022-03-05
2