Chapter 2

(BERTEMU LAGI)

Selamat membaca ☺️

🌹🌹🌹

Hari ini, Iren menyiapkan sarapan seadanya untuk di makan Eza. Karena mereka harus menghemat sampai Iren mendapatkan pekerjaan baru.

"Eza, ayo dek sarapan dulu."

Mereka duduk di bawah hanya beralaskan tikar, mereka hanya tinggal di kontrakan sederhana.

"Yah kak, kok cuma ada telur dan tempe aja. Aku pengen makan ayam kak." ucap Eza.

"Eza sabar ya, nanti kalau kakak udah dapet pekerjaan. Kakak janji bakal traktir Eza makan sepuasnya." ucap Iren.

Iren menatap sendu ke arah adiknya itu, sebenarnya harga ayam lebih murah di desa. Bukan cuma ayam, lauk pauk pun masih lebih murah yang ada di desa. Hanya saja, Iren tidak tahu harus tinggal dan mencari pekerjaan dimana. Jika ia masih tinggal di desa. Karena rumahnya sudah diambil paksa oleh paman dan bibinya.

Mereka makan dengan hening, Eza berusaha untuk menerima keadaan. Eza selalu berdoa, jika kelak nanti kakaknya dapat menikah dengan orang yang kaya raya. Agar kakaknya tak perlu capek untuk bekerja.

"Kak, Aku udah selesai. Aku berangkat sekolah dulu ya kak. Assalamualaikum." ucap Eza.

"Wa'alaikumussalam, hati-hati. Yang semangat ya Eza belajarnya." ucap Iren.

Setelah kepergian Eza ke sekolah, Iren menangis sendu di dalam kamar. Dia tidak tega dengan adiknya, karena harus merasakan pahitnya kehidupan di usianya yang masih belia.

🌹🌹🌹

Hans sedang menuju perusahaannya, dia membawa mobil dengan kecepatan yang tinggi. Hans dikejutkan dengan seorang anak laki-laki yang hendak menyebrang.

Ckiitttt..

Hans mengerem mendadak, namun sangat disayangkan mobilnya tetap menabrak anak itu hingga terpental ke aspal.

"Tck si*l." umpat Hans.

Para warga berdatangan menyaksikan kecelakaan mobil itu, mereka mengerubungi anak laki-laki itu yang sudah tak sadarkan diri. Hans keluar dari mobilnya, menghampiri kerumunan itu.

"Minggir!"

Semua orang langsung minggir, Hans dengan santainya menggendong anak yang barusan ia tabrak.

"Pak, cepat bawa ke rumah sakit! itu anaknya udah pingsan ditambah kepalanya berdarah." ucap salah satu warga.

Hans tak menghiraukan ucapan warga tersebut, dia langsung membawa anak itu ke dalam mobilnya untuk langsung dibawa ke rumah sakit.

Di rumah sakit.

"Suster!" panggil Hans dengan suara baritonnya.

Para suster langsung menghampiri, Hans menaruh anak itu di brankar.

"Sediakan ruang VIP untuknya, dan berikan perawatan yang terbaik." ucap Hans.

Hans segera membayar administrasi, dan dia pun duduk di kursi tunggu. Matanya mengedar menatap sekeliling, banyak orang yang memperhatikannya. Hans baru sadar, jika dia tidak menggunakan masker.

Hans langsung bangkit, untuk melihat kondisi anak yang dia tabrak.

Drrddtt.. drddddttt..

📞"Hallo Tuan, kenapa anda belum sampai? Meetingnya sebentar lagi." ucap Roni.

📞"Kau urus saja, aku tidak bisa ke kantor."

📞"Kenapa Tuan?"

📞"Tck, kau ini banyak nanya! Aku menabrak seorang anak kecil."

Tutttt...

Hans mematikan panggilannya, dia pusing dengan Roni. Seperti kartun Dora, yang selalu bertanya banyak hal, lagi dan lagi.

Dokter keluar setelah memeriksa anak laki-laki itu, dia menghampiri Hans.

"Wahh ada sultan nih yang dateng, sampe mesen ruang VIP pula." dokter itu bercanda dengan Hans, yang notabennya adalah adik dari sahabatnya.

"Hn, bagaimana kondisi anak itu?" tanya Hans.

"Dia baik-baik saja, luka di kepalanya juga tidak serius. Lain kali berhati-hatilah."

"Hn."

"Hei kau ini sungguh menyebalkan, bahkan lebih menyebalkan dari kakak mu." ucap dokter itu.

Hans tak menghiraukan ucapan dokter tersebut, dia tahu bahwa Rio adalah sahabat dari kakaknya. Tapi Hans membatasi ruang komunikasinya dengan orang lain, dia tidak ingin banyak berbicara dengan siapapun termasuk orang terdekat di keluarganya.

Hans langsung masuk ke dalam ruangan, dilihatnya anak laki-laki yang bekisar 11 tahun yang tadi dia tabrak, sedang tertidur pulas dibrankar.

"Wajahnya, seperti tak asing." gumam Hans.

"Ughh, kakak." gumam anak kecil itu.

Anak itu perlahan membuka matanya, dia mencari sosok kakaknya.

"Siapa namamu?" tanya Hans.

"Fahreza, Om tadi yang nabrak aku ya?" tanyanya.

Hans hanya mengangguk, sebagai tanda jawaban atas pertanyaan Eza.

"Om, aku mau pulang aja. Nggakmau di rawat di rumah sakit." ucap Eza.

"Diamlah, kau harus beristirahat."

"Om, tolong bawa aku pulang aja. Aku nggakmau ngebebanin kakak dengan membayar perawatan aku." ucap Eza.

"Aku sudah membayarnya."

"Makasih banyak Om, tapi aku mau pulang aja Om." ucap Eza.

"Diam, tunggu orangtua mu datang untuk menjemput mu."

"Aku udah nggak punya orangtua, cuma ada kakak aja." lirih Eza.

"Yasudah tunggu sampai kakak mu datang."

Hans tadi langsung memberitahu bawahannya, untuk mencari keluarga dari korban yang dia tabrak.

🌹🌹🌹

Iren terkejut, mendengar kabar kecelakaan adiknya. Hatinya tak tentu arah, takut jika yang dialami kedua orangtuanya. Akan menimpa adiknya. Iren sangat ketakutan jika harus kehilangan sosok Eza di hidupnya.

"E**za, jangan tinggalin kakak. Kakak janji akan masakin Eza ayam goreng." batin Iren.

Iren sudah sampai di rumah sakit, dia tadi ikut bersama orang yang memberitahu kabar tentang adiknya yang kecelakaan.

Iren tergesa-gesa, mengikuti langkah kaki orang yang mengantarnya untuk ke ruangan adiknya.

Ceklek...

Iren langsung menghamburkan diri, memeluk adiknya dengan erat. Iren menangis sejadi-jadinya tanpa menghiraukan orang yang ada di dalam ruangan itu.

"Hikss.. Eza, maafin kakak dek. Eza ga apa-apa kan? Mana yang sakit dek, kakak panggil dokter sebentar ya." ucap Iren panik.

"Dia baik-baik saja." ucap Hans.

Deg.

Suara bariton yang tak asing dipendengaran Airen, dia memutar tubuhnya memastikan siapa orang dari pemilik suara tersebut.

Mata mereka saling bertemu, bertukar pandang untuk sesaat. Sama-sama menatap dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kauu!!" ucap mereka bersamaan.

Iren langsung memalingkan wajahnya, dia berusaha hanya fokus terhadap Eza. Masa bodo dengan laki-laki arogan yang dia temui tempo lalu.

"Tck, jika aku tau kau adalah kakak dari anak itu. Aku bahkan akan membiarkan dia mati di tempat." batin Hans.

"Kenapa harus laki-laki ini sih, males bangat ketemu modelan yang kayak gini!" batin Airen.

"Kakak sama Om saling kenal?" tanya Eza.

"Tidak!" jawab mereka kompak.

"Wih kata Ibu, kalau sering kompak dan samaan itu tandanya jodoh kak." ujar Eza.

"Heii kauu!!" jawab mereka kompak, ke arah Eza.

"Tuhkan aku bener." Eza terkekeh pelan.

"Tidak!!" jawab mereka kompak.

"Kauu!!" Mereka saling menunjuk satu sama lain.

Eza tertawa melihat tingkah kakak dan Om yang menolongnya, mereka saling pandang dan melirik Eza. Dan akhirnya mereka memilih untuk sama-sama diam.

"Kakak, aku mau tidur dulu ya. Pusing melihat tom and Jerry berantem." ucap Eza.

Iren mengecup singkat kening adiknya dengan sayang, dia menarik selimut itu sampai ke dada Eza.

"Keluar! Aku ingin bicara." ucap Hans.

"Pasti mau minta ganti rugi!" batin Iren.

"Ada apa Om?" tanya Iren.

"Aku bukan Om mu!"

"Ada apa Pak?" ucap Iren mengganti panggilan untuk Hans.

"Panggil aku Tuan!"

Iren menarik nafas dalam-dalam, harus sabar menghadapi laki-laki modelan seperti ini.

"Iya Tuan." ucap Iren.

"Kau tahu? Aku tak sedikit membayar untuk mengobati adikmu. Sebagai ganti rugi atas bajuku yang basah tempo lalu. Kau harus bekerja di perusahaan ku tanpa di gaji dalam sebulan."

"Heh, Lo beneran gak waras ya! Gue udah dipecat. Masa masih minta ganti rugi aja!" teriak Iren, dengan ucapan kasarnya.

Hans membekap mulut Iren dengan tangannya.

"Pelankan suaramu!" ucap Hans.

"Saya tidak mau tahu, pokonya kamu harus bekerja di perusahaan saya menjadi Ob." ucap Hans.

Hans lalu pergi meninggalkan Iren, Iren mendengus kesal atas perilaku pria itu. Dirinya benar-benar benci dengan laki-laki yang seperti itu.

"Gue sumpahin suatu saat lu bakalan cinta mati sama istri lu. Biar di depan orang lain, Lu ngga punya wibawa karena terus manja dengan istri. Gue sumpahin juga, lu termasuk orang yang takut sama istri. Argghhh!" teriak Iren.

"Mba, ngga boleh mengumpat seperti itu. Kalau ternyata mba yang jadi istrinya bagaimana?" ucap Ibu-ibu yang berjarak, tak jauh dari Iren.

Iren mendengus kesal, dia langsung masuk ke dalam ruangan adiknya.

"Dih amit-amit punya suami, modelan kayak gitu!" umpat Iren.

Bersambung...

Terimakasih untuk kalian yang sudah membaca cerita aku, tetap sehat dan bahagia.

jangan lupa untuk selalu memberikan dukungannya, melalui komentar, Vote dan like.

Terpopuler

Comments

Warijah Warijah

Warijah Warijah

Saya suka novel cewek tangguh.

2023-06-08

0

Ucie Nabila

Ucie Nabila

Kenapa hatiku tersentuh sih sampe😭😭😭😭😭

2022-06-12

0

Ucie Nabila

Ucie Nabila

lanjut 😭😭😭😭

2022-06-12

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 32
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Cahpter 70
71 Cahpter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Pengumuman
110 Chapter 109
111 Chapter 110
112 Chapter 111
113 Chapter 112
114 Chapter 113
115 Chapter 114
116 Chapter 115
117 Chapter 116
118 Chapter 117
119 Chapter 118
120 Chapter 119
121 Chapter 120
122 Chapter 121
123 Chapter 122
124 Chapter 123
125 Chapter 124
126 Chapter 125
127 Chapter 126
128 Chapter 127
129 Chapter 128
130 Chapter 129
131 Chapter 130
132 Chapter 131
133 Chapter 132
134 Info
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 32
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Cahpter 70
71
Cahpter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Pengumuman
110
Chapter 109
111
Chapter 110
112
Chapter 111
113
Chapter 112
114
Chapter 113
115
Chapter 114
116
Chapter 115
117
Chapter 116
118
Chapter 117
119
Chapter 118
120
Chapter 119
121
Chapter 120
122
Chapter 121
123
Chapter 122
124
Chapter 123
125
Chapter 124
126
Chapter 125
127
Chapter 126
128
Chapter 127
129
Chapter 128
130
Chapter 129
131
Chapter 130
132
Chapter 131
133
Chapter 132
134
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!