(BERTEMU LAGI)
Selamat membaca ☺️
🌹🌹🌹
Hari ini, Iren menyiapkan sarapan seadanya untuk di makan Eza. Karena mereka harus menghemat sampai Iren mendapatkan pekerjaan baru.
"Eza, ayo dek sarapan dulu."
Mereka duduk di bawah hanya beralaskan tikar, mereka hanya tinggal di kontrakan sederhana.
"Yah kak, kok cuma ada telur dan tempe aja. Aku pengen makan ayam kak." ucap Eza.
"Eza sabar ya, nanti kalau kakak udah dapet pekerjaan. Kakak janji bakal traktir Eza makan sepuasnya." ucap Iren.
Iren menatap sendu ke arah adiknya itu, sebenarnya harga ayam lebih murah di desa. Bukan cuma ayam, lauk pauk pun masih lebih murah yang ada di desa. Hanya saja, Iren tidak tahu harus tinggal dan mencari pekerjaan dimana. Jika ia masih tinggal di desa. Karena rumahnya sudah diambil paksa oleh paman dan bibinya.
Mereka makan dengan hening, Eza berusaha untuk menerima keadaan. Eza selalu berdoa, jika kelak nanti kakaknya dapat menikah dengan orang yang kaya raya. Agar kakaknya tak perlu capek untuk bekerja.
"Kak, Aku udah selesai. Aku berangkat sekolah dulu ya kak. Assalamualaikum." ucap Eza.
"Wa'alaikumussalam, hati-hati. Yang semangat ya Eza belajarnya." ucap Iren.
Setelah kepergian Eza ke sekolah, Iren menangis sendu di dalam kamar. Dia tidak tega dengan adiknya, karena harus merasakan pahitnya kehidupan di usianya yang masih belia.
🌹🌹🌹
Hans sedang menuju perusahaannya, dia membawa mobil dengan kecepatan yang tinggi. Hans dikejutkan dengan seorang anak laki-laki yang hendak menyebrang.
Ckiitttt..
Hans mengerem mendadak, namun sangat disayangkan mobilnya tetap menabrak anak itu hingga terpental ke aspal.
"Tck si*l." umpat Hans.
Para warga berdatangan menyaksikan kecelakaan mobil itu, mereka mengerubungi anak laki-laki itu yang sudah tak sadarkan diri. Hans keluar dari mobilnya, menghampiri kerumunan itu.
"Minggir!"
Semua orang langsung minggir, Hans dengan santainya menggendong anak yang barusan ia tabrak.
"Pak, cepat bawa ke rumah sakit! itu anaknya udah pingsan ditambah kepalanya berdarah." ucap salah satu warga.
Hans tak menghiraukan ucapan warga tersebut, dia langsung membawa anak itu ke dalam mobilnya untuk langsung dibawa ke rumah sakit.
Di rumah sakit.
"Suster!" panggil Hans dengan suara baritonnya.
Para suster langsung menghampiri, Hans menaruh anak itu di brankar.
"Sediakan ruang VIP untuknya, dan berikan perawatan yang terbaik." ucap Hans.
Hans segera membayar administrasi, dan dia pun duduk di kursi tunggu. Matanya mengedar menatap sekeliling, banyak orang yang memperhatikannya. Hans baru sadar, jika dia tidak menggunakan masker.
Hans langsung bangkit, untuk melihat kondisi anak yang dia tabrak.
Drrddtt.. drddddttt..
📞"Hallo Tuan, kenapa anda belum sampai? Meetingnya sebentar lagi." ucap Roni.
📞"Kau urus saja, aku tidak bisa ke kantor."
📞"Kenapa Tuan?"
📞"Tck, kau ini banyak nanya! Aku menabrak seorang anak kecil."
Tutttt...
Hans mematikan panggilannya, dia pusing dengan Roni. Seperti kartun Dora, yang selalu bertanya banyak hal, lagi dan lagi.
Dokter keluar setelah memeriksa anak laki-laki itu, dia menghampiri Hans.
"Wahh ada sultan nih yang dateng, sampe mesen ruang VIP pula." dokter itu bercanda dengan Hans, yang notabennya adalah adik dari sahabatnya.
"Hn, bagaimana kondisi anak itu?" tanya Hans.
"Dia baik-baik saja, luka di kepalanya juga tidak serius. Lain kali berhati-hatilah."
"Hn."
"Hei kau ini sungguh menyebalkan, bahkan lebih menyebalkan dari kakak mu." ucap dokter itu.
Hans tak menghiraukan ucapan dokter tersebut, dia tahu bahwa Rio adalah sahabat dari kakaknya. Tapi Hans membatasi ruang komunikasinya dengan orang lain, dia tidak ingin banyak berbicara dengan siapapun termasuk orang terdekat di keluarganya.
Hans langsung masuk ke dalam ruangan, dilihatnya anak laki-laki yang bekisar 11 tahun yang tadi dia tabrak, sedang tertidur pulas dibrankar.
"Wajahnya, seperti tak asing." gumam Hans.
"Ughh, kakak." gumam anak kecil itu.
Anak itu perlahan membuka matanya, dia mencari sosok kakaknya.
"Siapa namamu?" tanya Hans.
"Fahreza, Om tadi yang nabrak aku ya?" tanyanya.
Hans hanya mengangguk, sebagai tanda jawaban atas pertanyaan Eza.
"Om, aku mau pulang aja. Nggakmau di rawat di rumah sakit." ucap Eza.
"Diamlah, kau harus beristirahat."
"Om, tolong bawa aku pulang aja. Aku nggakmau ngebebanin kakak dengan membayar perawatan aku." ucap Eza.
"Aku sudah membayarnya."
"Makasih banyak Om, tapi aku mau pulang aja Om." ucap Eza.
"Diam, tunggu orangtua mu datang untuk menjemput mu."
"Aku udah nggak punya orangtua, cuma ada kakak aja." lirih Eza.
"Yasudah tunggu sampai kakak mu datang."
Hans tadi langsung memberitahu bawahannya, untuk mencari keluarga dari korban yang dia tabrak.
🌹🌹🌹
Iren terkejut, mendengar kabar kecelakaan adiknya. Hatinya tak tentu arah, takut jika yang dialami kedua orangtuanya. Akan menimpa adiknya. Iren sangat ketakutan jika harus kehilangan sosok Eza di hidupnya.
"E**za, jangan tinggalin kakak. Kakak janji akan masakin Eza ayam goreng." batin Iren.
Iren sudah sampai di rumah sakit, dia tadi ikut bersama orang yang memberitahu kabar tentang adiknya yang kecelakaan.
Iren tergesa-gesa, mengikuti langkah kaki orang yang mengantarnya untuk ke ruangan adiknya.
Ceklek...
Iren langsung menghamburkan diri, memeluk adiknya dengan erat. Iren menangis sejadi-jadinya tanpa menghiraukan orang yang ada di dalam ruangan itu.
"Hikss.. Eza, maafin kakak dek. Eza ga apa-apa kan? Mana yang sakit dek, kakak panggil dokter sebentar ya." ucap Iren panik.
"Dia baik-baik saja." ucap Hans.
Deg.
Suara bariton yang tak asing dipendengaran Airen, dia memutar tubuhnya memastikan siapa orang dari pemilik suara tersebut.
Mata mereka saling bertemu, bertukar pandang untuk sesaat. Sama-sama menatap dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Kauu!!" ucap mereka bersamaan.
Iren langsung memalingkan wajahnya, dia berusaha hanya fokus terhadap Eza. Masa bodo dengan laki-laki arogan yang dia temui tempo lalu.
"Tck, jika aku tau kau adalah kakak dari anak itu. Aku bahkan akan membiarkan dia mati di tempat." batin Hans.
"Kenapa harus laki-laki ini sih, males bangat ketemu modelan yang kayak gini!" batin Airen.
"Kakak sama Om saling kenal?" tanya Eza.
"Tidak!" jawab mereka kompak.
"Wih kata Ibu, kalau sering kompak dan samaan itu tandanya jodoh kak." ujar Eza.
"Heii kauu!!" jawab mereka kompak, ke arah Eza.
"Tuhkan aku bener." Eza terkekeh pelan.
"Tidak!!" jawab mereka kompak.
"Kauu!!" Mereka saling menunjuk satu sama lain.
Eza tertawa melihat tingkah kakak dan Om yang menolongnya, mereka saling pandang dan melirik Eza. Dan akhirnya mereka memilih untuk sama-sama diam.
"Kakak, aku mau tidur dulu ya. Pusing melihat tom and Jerry berantem." ucap Eza.
Iren mengecup singkat kening adiknya dengan sayang, dia menarik selimut itu sampai ke dada Eza.
"Keluar! Aku ingin bicara." ucap Hans.
"Pasti mau minta ganti rugi!" batin Iren.
"Ada apa Om?" tanya Iren.
"Aku bukan Om mu!"
"Ada apa Pak?" ucap Iren mengganti panggilan untuk Hans.
"Panggil aku Tuan!"
Iren menarik nafas dalam-dalam, harus sabar menghadapi laki-laki modelan seperti ini.
"Iya Tuan." ucap Iren.
"Kau tahu? Aku tak sedikit membayar untuk mengobati adikmu. Sebagai ganti rugi atas bajuku yang basah tempo lalu. Kau harus bekerja di perusahaan ku tanpa di gaji dalam sebulan."
"Heh, Lo beneran gak waras ya! Gue udah dipecat. Masa masih minta ganti rugi aja!" teriak Iren, dengan ucapan kasarnya.
Hans membekap mulut Iren dengan tangannya.
"Pelankan suaramu!" ucap Hans.
"Saya tidak mau tahu, pokonya kamu harus bekerja di perusahaan saya menjadi Ob." ucap Hans.
Hans lalu pergi meninggalkan Iren, Iren mendengus kesal atas perilaku pria itu. Dirinya benar-benar benci dengan laki-laki yang seperti itu.
"Gue sumpahin suatu saat lu bakalan cinta mati sama istri lu. Biar di depan orang lain, Lu ngga punya wibawa karena terus manja dengan istri. Gue sumpahin juga, lu termasuk orang yang takut sama istri. Argghhh!" teriak Iren.
"Mba, ngga boleh mengumpat seperti itu. Kalau ternyata mba yang jadi istrinya bagaimana?" ucap Ibu-ibu yang berjarak, tak jauh dari Iren.
Iren mendengus kesal, dia langsung masuk ke dalam ruangan adiknya.
"Dih amit-amit punya suami, modelan kayak gitu!" umpat Iren.
Bersambung...
Terimakasih untuk kalian yang sudah membaca cerita aku, tetap sehat dan bahagia.
jangan lupa untuk selalu memberikan dukungannya, melalui komentar, Vote dan like.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Warijah Warijah
Saya suka novel cewek tangguh.
2023-06-08
0
Ucie Nabila
Kenapa hatiku tersentuh sih sampe😭😭😭😭😭
2022-06-12
0
Ucie Nabila
lanjut 😭😭😭😭
2022-06-12
0