Seiring jalannya waktu membuat Fatur terbiasa akan kehadiran tanpa papanya. Kehidupan yang sederhana dan apa adanya membuatnya menjadi pribadi yang sedikit tertutup dan introvert, tapi tidak dengan sikap manja serta tempramental yang dimiliki Fatur. Amarahnya masih sering meluap jika sedang ada masalah dengan kakaknya Mili, memang sejak kejadian itu juga membuat Mili menjadi perempuan yang begitu sensitif dan pendiam. Perempuan yang acuh serta cuek saat berhadapan dengan seorang lelaki, sifat dingin Mili menjadikan dirinya belum memiliki seseorang yang spesial di dalam hidupnya.
Rasa trauma serta luka yang masih ada di dalam hati Fatur dan Mili membuat keduanya enggan untuk mencari seseorang sandaran hatinya. Bagi mereka itu akan mengingatkan dirinya akan perlakuan papanya kepada mamanya. Yang saat ini Fatur pikirkan adalah bagaimana caranya dirinya mendapatkan uang untuk menyelesaikan kuliahnya.
Sudah hampir 4 tahun Fatur lulus sekolah dan melanjutkan kuliah disalah satu Universitas di kota Batam. Fatur sengaja mengambil jurusan arsitektur dan Mili mengambil jurusan kedokteran. Siapa sangka kehidupan pahit yang mereka lalui berbuah manis, Tias Ayu saat ini sudah mempunyai usaha ketering terkenal di kota Batam. Penghasilannya mampu membiayai kedua bua hatinya sampai mereka bisa melanjutkan kuliah tanpa bantuan dari mantan suaminya. Berapa banyak air mata yang harus tercurah oleh Tias Ayu saat melewati semua ini, berapa banyak watu yang dilewati Tias Ayu untuk bisa mencapai kehidupan yang lebih layak seperti saat ini. Semua karena buah kesabarannya menghadapi pelik kehidupan yang tidak adil kepadanya.
Selain itu Fatur juga harus membayar mahal atas keadaan ini. Profesinya sebagai pembalap motor dan kadang merambah menjadi joki membuat dirinya sering mengalami kecelakaan motor. Namun kejadian itu tidak membuatnya trauma dan berhenti untuk terus menggeluti hobinya selama ini. Kecelakaan yang sering dialami membuat dirinya mengalami penyakit vertigo. Tidak jarang jika Fatur sering mengalami rasa sakit luar biasa bagian kepalanya, dan kadang juga sering mengalami pingsan jika rasa sakit itu sudah sangat menyiksa dirinya.
Mengetahui keadaan putranya membuat Tias Ayu sangat sedih, memang itu bukan penyakit berbahaya namun jika Fatur sudah mengalami kesakitan dan stress pas dirinya akan berakhir di rumah sakit. Fatur adalah lelaki yang sangat manja dan ceria tapi karena keadaan membuat dirinya menjadi lelaki yang sangat jutek dan ketus. Namun siapa sangka lelaki kelahiran 20 tahun dengan tinggi 170cm memiliki hati yang sangat lembut dan penyayang.
Setiap kali mandi dalam keadaan cuaca apapun Fatur harus mandi menggunakan air panas, jika tidak dirinya memilih untuk tidak mandi. Lelaki berwajah tampan dengan hidung lancip jarang sekali makan nasi, Fatur lebih sering memakan makanan siap saji. Jika pagi hari ia lebih sering sarapan dengan roti dan segelas susu murni, itu sudah sangat cukup baginya.
Bisa dihitung beberapa kali dalam seminggu ia mengkonsumsi nasi putih, jika mamanya memasak makanan kesukaannya pasti lelaki yang mempunyai kulit putih bersih akan dengan lahap memakannya. Fatur sangat takut dengan balon, setiap kali dirinya melihat balon pasti spontan menutup kedua telinganya atau lari sekencang mungkin. Phobia itu dirasakan sejak kecil maka dari itu tidak pernah mau merayakan ulangtahunnya.
Baginya cukup berkumpul dengan keluarga inti saja sudah membuat dirinya bahagia. Tapi lagi-lagi karena seseorang yang bernama Anggita membuat phobia-nya sedikit berkurang. Anggita memberikan warna di setiap kesehariannya. Anggita memberikan rasa yang berbeda di hati Fatur, serta semangat untuk hidup lebih lama lagi. Baginya Anggita adalah cahaya kehidupannya setelah kesehariannya begitu kelam akibat perbuatan papanya.
Baru beberapa hari ini Fatur dan Mili mendapat kabar jika papanya yang dulu pergi meninggalkan dirinya tanpa kabar kini kembali lagi. Papanya yang dulu tidak pernah bertanggung jawab akan kehidupan kedua buah hatinya kini sering memberikan bantuan kepada mantan istrinya. Papanya kembali menjabat di kantor dulu tempatnya bekerja, entah apa yang membuat Rudi itu ingin kembali lagi dekat dengan mantan istrinya. Mendengar kabar itu membuat Fatur sangat marah dan geram, bagaimana tidak marah karena ia masih belum bisa melupakan semuanya apalagi memaafkan papanya. Seperti pagi ini ia dibuat marah dengan kedatangan sebuah motor keluaran baru dari dealer yang dikirim oleh Rudi.
"Lebih baik lo bawa kembali motor ini dari sini!" perintah Fatur dengan nada kasar terdengar sinis dan tegas menatap karyawan dealer yang membawa motor baru untuknya.
Melihat reaksi Fatur yang marah membuat pegawai dealer kebingungan, bagaimana bisa seseorang akan marah dan menolak mendapatkan sebuah motor baru.
Kedua bola mata Fatur menatap tajam motor berwarna hitam yang masih berada di atas mobil belum sempat diturunkan. Memang Fatur melarang pegawai dealer menurunkan motornya saat dirinya tahu pengirim motor adalah papanya yang tega membuang dirinya selama ini. Ingin rasanya ia membakar atau menginjak-injak motor mahal keluaran baru pemberian papanya. Bukan motor atau uang yang ia mau dari papanya, tapi perhatian serta kasih sayang yang dibutuhkan saat dirinya menginjak usia remaja.
"Maaf, Aku hanya mengantarkan pesanan Pak Rudi," jelas karyawan dealer dengan nada bicara sedikit terbata-bata terlihat ketakutan saat mengetahui Fatur marah.
Mendengar namanya sontak membuat Fatur sangat marah, rasanya telinga Fatur terasa begitu gatal dan alergi setiap mendengar nama Rudi. Kebenciannya kepada Rudi sangatlah besar. Dan untuk apa juga papanya datang kembali ke dalam kehidupan Leon dan mamanya saat ini. Bagi Fatur papanya sudah mati sejak memilih meninggalkan dirinya demi perempuan lain.
"Gue bilang bawa kembali motor ini kepada pemesannya! Atau lo mau motor ini dibakar di depan mata lo sekarang juga!" ancam Fatur membuat karyawan dealer ketakutan.
Tidak ada pilihan lain bagi karyawan dealer selain membawa kembali motor pesanan Rudi, karena sepertinya Fatur tidak main-main dengan ucapannya. Nekad! Itulah akan dilakukan jika keinginannya tidak dituruti.
"Baik. Aku akan membawa kembali motor ini dan mengembalikan kepada pemesannya." suara karyawan dealer terdengar pasrah dan tidak bisa berbuat apa-apa selain mengalah.
Tanpa sepatah kata Fatur pergi meninggalkan karyawan dealer sendirian. Jika saja papanya ada di depan matanya ingin rasanya ia meluapkan semua perasaan yang ada di dalam hatinya. Luka, benci, sakit hati yang dirasakan Fatur tidak bisa hilang begitu saja hanya karena sebuah motor baru yang diberikan Rudi. Yang ia mau hanyalah kasih sayang dan perhatian dari Rudi saat ia melewati masa-masa transisi.
Mengapa sekarang papanya kembali lagi? Sudah dua bulan ini Fatur mendengar kabar jika papanya sudah menetap tinggal di Batam lagi. Sudah selama dua bulan juga papanya sering mengirimkan uang kepada mamanya dan Mili. Tapi Fatur selalu menolak mentah-mentah dan menyuruh mama dan kakaknya untuk mengembalikan semua pemberian papanya dalam bentuk apapun juga.
Selama perjalanan menuju kampus hati Fatur masih terasa kesal kenapa sekarang papanya baru memperhatikan dia lagi. Kemana dulu saat ia sedang butuh papanya. Kemana papanya dulu saat dirinya membutuhkan semua fasilitas dan biaya untuk sekolahnya. Dan sekarang tiba-tiba papanya datang tanpa rasa bersalah lalu memberikan semua yang Fatur butuhkan tanpa ada kata maaf atau bertemu langsung dengan dirinya.
"Bukan itu yang aku mau, Pa. Bukan uang atau barang mewah yang aku mau darimu. Tapi kasih sayang dan perhatian yang aku butuhkan dulu." Fatur bicara sendiri dalam hati sambil mengendarai motornya menuju kampus.
"Apa maksudmu memberikan itu kepadaku? Apa maksudmu datang kembali ke dalam kehidupan kami? Apa kamu sudah bosan dengan wanita itu? Atau sekarang kamu baru menyesal dan menyadari semuanya? Sampai kapanpun juga aku nggak akan pernah memaafkan mu," tambah Fatur lagi dengan penuh rasa kebencian dengan kedua bola matanya berkaca-kaca menahan tangis.
Langkah kaki Fatur begitu cepat dan terburu-buru sampai seseorang yang memanggil namanya saja tak terdengar olehnya.
"Tur! Fatur!" panggil seseorang dari kejauhan yang melihat Fatur terus berjalan tanpa menoleh saat namanya dipanggil berkali-kali.
Dia adalah Erik sahabat baik yang dikenalnya saat mereka berdua pertama kali masuk fakultas ini. Sudah hampir 4 semester Erik mengenal Fatur dan sudah menganggapnya seperti saudara sendiri. Kedekatan Erik bukan hanya dengan Fatur tapi dengan keluarganya juga. Erik bagian saksi kehidupannya selama ini. Bagaimana sahabatnya harus berjuang mencari uang untuk membiayai kuliahnya.
"Nih anak dipanggil-panggil juga dari tadi." lengan Erik berhasil melingkar di pundak Fatur saat Erik berhasil mengejar sahabatnya dan menyetarakan langkah kakinya.
Sontak kehadiran lengan Erik membuat Fatur kaget dan segera menoleh, ternyata itu adalah sahabatnya Erik. Wajah datar menyambut Erik saat itu dan membuat lelaki berkulit putih keheranan. Mengapa Fatur terlihat tidak menyenangkan dan dingin pagi ini.
"Kenapa muka lo lecek banget?" tanya Erik seraya menurunkan tangannya dari pundak Fatur dan terlihat sahabatnya masih terdiam tidak menjawab akan pertanyaannya.
"Lagi bad mood gue," jawab Fatur singkat tanpa menatap Erik dan terus berjalan menuju kelasnya.
"Tumben pagi-pagi lo bad mood. Ada apa memangnya?"
Erik adalah temannya yang berasal dari kota Jakarta. Mengapa bisa Erik ke Batam dan kuliah di sana? Awalnya Erik dipaksa oleh papanya untuk kuliah jurusan kedokteran sama seperti profesi papanya saat ini, namun Erik menolak dan pergi dari rumah. Sampai akhirnya Erik memilih kota Batam untuk tempat pelariannya dan kuliah mengambil jurusan arsitektur sesuai keinginannya. Melihat keinginan Erik membuat papanya membiarkan putranya itu memilih jalan dan keinginannya.
"Bokap gue."
"Wuih! Kenapa lagi sama Bokap lo?" tanya Erik penasaran hal apa yang membuatnya kesal seperti ini.
Memang semenjak kehadiran papanya kembali mood dan emosi Fatur tidak beraturan. Hal itu juga membuat Erik sedikit terganggu dengan setiap kali perubahan sikap dan mood Fatur kepadanya.
"Sudah dua bulan dia dipindah tugas ke kota ini lagi."
"What! Kok bisa dia datang lagi?" teriak Erik kaget dan menghentikan langkahnya menatap Fatur yang langkahnya ikut terhenti juga.
"Gue nggak tahu dan nggak mau tahu juga, karena gue nggak peduli!"
"Lo ketemu sama dia?"
Hanya senyum ringan terkesan sinis yang diungkapkan oleh Fatur sebagai jawaban akan pertanyaan Erik. Dan Erik mengerti akan apa maksud dari ekspresi sahabatnya. Mana mungkin Fatur mau menemui Rudi setelah apa yang dilakukan oleh papanya terhadap dirinya.
"Dia yang menyuruh gue dan Kak Mili menemuinya. Tapi gue nggak mau, biarkan dia yang mencari kami. Dia tahu kemana harus mencari kami!"
"Bukannya ini waktu buat lo berbaikan sama dia?" tanya Erik sekedar memberi saran.
Celaka bagi Erik karena saat ini ucapannya telah membuat Fatur marah dan seketika mimik wajah Fatur menjadi tidak bersahabat, terlihat sedikit kesal dengan apa yang baru saja Erik ucapkan.
"Apa lo bilang! Gue baikan sama dia? Nggak salah bicara lo?" emosi Fatur mulai terlihat menatap Erik dengan nada sedikit meninggi.
Erik tahu akan apa yang terjadi dengan apa yang baru saja diucapkan olehnya. Fatur pasti akan marah dan emosi karena itulah sifatnya yang pemarah dan tempramental.
"Gue cuman kasih saran, bukannya udah lama lo sama dia berpisah. Jadi apa salahnya kalau lo pergunakan momen ini buat berbaikan," jelas Erik dengan nada begitu lembut mencoba menjelaskan dan menghadapi emosi Fatur.
"Dengar ya! Dia yang meninggalkan gue! Bukan gue dan nyokap yang meninggalkan dia. Dia yang selama ini mengabaikan gue! Bukan gue yang mengabaikan dia. Sekarang dia datang memberikan semua fasilitas buat gue dengan perasaan tanpa bersalah. Lo pikir itu waras!"
Erik tahu bagaimana perasaannya selama ini, Erik hanya ingin melihat sahabatnya berbaikan dengan papanya walaupun Rudi sudah membuat sahabatnya menderita. Erik juga bisa merasakan bagaimana rasanya tidak akur dengan papanya dulu, dan Erik berharap jika Fatur dan papanya akan segera berbaikan seperti dirinya. Walaupun Erik tahu itu tidak akan mungkin terjadi mengingat luka yang ditinggalkan oleh Rudi kepada Fatur begitu dalam dan membekas sehingga membuat Fatur merasa trauma akan sebuah hubungan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Xyylva Xyylva
sabar fatur.smoga kamu dan keluargamu bahagia...biarkan saja papamu itu sengsara meratapi penyesalannya
2022-12-15
1