Setelah menceritakan apa yang kualami hari ini, ayah dan bunda pun hanya bisa diam. Mereka tidak ingin memperkeruh suasana hatiku. Sudah jelas pertunangan kami akan di batalkan. Rencana pernikahan yang awalnya akan di langsungnya 2 bulan lagi kini tinggal cerita.
Waktu makan tiba. Setelah mendengar cerita Alula bunda berusaha untuk tetap tenang dan tegar meskipun hatinya hancur melihat keadaan anaknya saat ini. Bunda bersikap seperti biasa ia tak ingin menambah beban di hati anaknya.
Tok.... tok....
"Kak, kita makan. Ayah sudah menunggu di meja makan."
"Iya bunda." Sebenarnya aku tidak nafsu makan. Tapi kasihan ayah yang sudah menunggu ku kasihan bunda yang sudah menyiapkan makan malam untukku.
"Gewa belum pulang ya bunda?" sambil menarik kursi makan aku menanyakan adikku pada bunda.
"Sebentar lagi juga sampe. Gewa kalo hari kamis biasa pulangnya jam-jam segini." seru bunda sambil mengambilkan nasi dan lauk untuk ayah. "Makannya di habiskan terus kamu istirahat."
Didepan rumah....
Gewa sedang memarkirkan motornya di dekat mobil ayahnya. Saat hendak masuk, ia melihat mobil merah berhenti di depan rumah mereka. Gewa langsung mengetahui pemilik mobil itu adalah David. Gewa pun berhenti di depan pintu dan menunggu David turun. Bermaksud untuk masuk beriringan dengan David.
Melihat gewa di depan pintu menunggunya, membuat David agak cemas. Ia bertanya-tanya apakan Alula sudah mengabari Gewa soal kejadian siang tadi di resto.
"Mas, kok bengong aja. Masuk bareng, yang lain pasti lagi makan malem. Mau ketemu kak Lula kan?! "
"Huhhh... syukur lah sepertinya Alula belum bercerita soal kejadian tadi." gumam David sambil tersenyum ia takut bilang langsung di beri bogem mentah oleh Gewa. David menyusul Gewa yang sudah masuk ke dalam rumah.
"Assalamu'alaikum, Bunda, Ayah, Kak Lula ada Mas David nih." teriak Gewa.
Ayah yang mendengar Gewa menyebut nama David langsung menghentikan makannya dan langsung menuju ruang tamu. Sementara bunda memerintahkan Alula untuk tetap d ruang makan dan bunda langsung mengejar ayah ke ruang tamu, takut akan terjadi hal yang tak terduga.
"Assalamu'alaikum yah!" David mencoba meraih tangan ayah untuk bersalaman.
Ayah menepis tangan David, "wa'alaikumsalam, Pergi kamu dari sini. Jangan pernah kamu datang kesini lagi."
Gewa kebingungan melihat ayahnya tiba-tiba mengusir David. "Ayah kenapa Yah? Kok di suruh pergi?"
"Masih berani kamu datang kemari setelah apa yang kamu perbuat ke anak perempuan saya." Bunda ikut menyerang David.
David hanya menunduk diam. Begitu pula dengan Gewa yang bingung dengan sikap ayah dan bundanya.
"Pergi kamu sebelum saya berbuat kasar ke kamu." ujar ayah sambil berusaha untuk tetap tenang.
"Ayah kenapa? Emang mas David kenapa sampe ayah marah begini?“ tanya Gewa.
"Lebih baik kamu pergi mas. Belum cukup kamu bikin saya hancur." Alula yang sudah berdiri di belakang ayah mengagetkankan Gewa dengan ucapannya yang juga mengusir David.
"Ini ada apa sih.? Kok semuanya pada ngusir mas... " belum selesai Gewa menyebut nama David, Alula langsung memotongnya.
"Lebih baik kamu temui keluarga wanita itu, tanggung jawab kamu sama dia dan anak yang dia kandung, jangan pernah berusaha menggugurkan anak itu. Dia nggak bersalah. Dan jangan pernah lagi kamu datang kesini. Hubungan kita sudah selesai." Alula mencoba untuk tenang.
"Wanita anak?!! Jadi kamu menghamili orang lain?" Gewa pun mulai naik pitam. Di cengkramnya kerah baju kemeja David. "Udah nyakitin kakak gue, terus elo kesini seolah-olah nggak terjadi sesuatu!"
"Ayah bunda, saya minta maaf. Ini semua kecelakaan."
"Berani elo manggil ayah sm bunda! Elo sadar nggak sama apa yang elo buat. Gi** ya ini orang... " Gewa mulai geram saat mendengar ucapan David.
"Gewa lepas tangan kamu. Jangan kotori tangan kamu buat mukul orang kaya dia." seru Alula.
"Gewa lepas tangan kamu." Bunda menyambar omongan Alula. "Silakan duduk nak David."
"Bunda ngapain sih nyuruh dia duduk." seru Gewa kesal.
David duduk disusul oleh ayah dan bunda. Sementara Gewa langsung mengambil posisi di samping kakaknya. Takut kalau David berani macam-macam.
"Saya minta maaf bunda, ini semua salah saya. ini terjadi karena kebodohan saya." David mengakui kesalahan yang ia buat. "Tadi saya sudah menceritakan apa yang terjadi kepada mama dan papa. Dan saya mewakili mereka untuk meminta maaf atas kesalahan yang saya buat. Mereka tidak berani datang kemari karena malu untuk menemui ayah dan bunda."
Ayah dan bunda diam. Menunggu David untuk melanjutkan perkataannya. "Saya datang kemari untuk mengakhiri hubungan saya dan Alula. Saya benar-benar minta maaf. Teruntuk Alula maafkan kebodohan saya."
Alula menarik nafas panajang lalu mengehembuskannya. "Terimakasih sudah menjagaku dua tahun ini. Aku akan memaafkan mu kalau kau mau bertanggungjawab dan menikahi wanita itu. Sekarang pergi la, dan jangan datang lagi kemari." Alula meninggalkan ruang keluarga berjalan menuju kamarnya dan memasukan beberapa barang kedalam kotak.
Gewa menyusul kakaknya. "Kak, kakak nggak apa-apa?"
Alula tersenyum dan mengangguk. "Kamu kasih ini ke David. Ini barang pemberian David. Kakak nggak butuh ini."
Gewa mengambil kotak yang di berikan Alula lalu ia kembali ke ruang tamu. "Nih, bawa pulang. Semua barang yang elo kasih ke kakak gue. Dia nggak butuh. Mending sekarang elo cabut dari sini."
"Boleh saya bicara sebentar dengan Alula?"
"Kak Lula bilang nggak ada lagi yang perlu di bicarakan. Lebih baik kamu pergi sebelum saya panggil satpam." Gewa geram melihat David masih mencoba untuk bertemu dengan sang kakak.
"Baiklah. Kalau begitu Saya permisi pulang, ayah bunda. Assalamu'alaikum." David pamit dan tidak berani menyalami kedua orang Alula
Bersambung,
Like dan Komen ya biar akuh semangat nulisnya
jangan lupa Bote dan rate nya juga ya.... 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments