Bab 4 Curhat

Meninggalkan mereka berdua di resto aku berjalan ke pinggir jalan untuk menunggu taksi. Tapi tidak ada satu pun taksi kosong yang melintas di depan ku. Tubuhku terasa sangat lemas mendengar kenyataan pahit tadi. Rasanya air mataku sudah habis tidak bisa menetes lagi.

Tin.. Tin..

Sebuah mobil hitam tiba-tiba berhenti di depan ku dan membunyikan klaksonnya. Aku mengabaikannya karena aku tak tahu mobil siapa itu. Tak lama kaca jendela tengah mobil itu terbuka dan terdengar suara seorang wanita memanggil namaku.

"Bu Mia... " Aku kaget melihat ibu yang kemarin ku tolong kini ada di hadapanku.

"Ayo naik, biar ibu antar."

Sebenarnya aku ingin menolak ajakan Bu Mia tapi terdengar sayup David kembali memanggilku dan berusaha untuk mengejar. Spontan saja aku langsung membuka pintu tengah mobil, naik dan duduk di sebelah Bu Mia. Begitu aku naik dan tanpa di perintah, pria di balik setir langsung memacu mobilnya.

"Terimakasih bu tumpangannya." tutur Alula sopan.

"Kamu kenapa sayang kok kayak habis nangis?!" tanya Bu Mia.

Siapapun yang melihatku saat ini pasti langsung tahu bahwa aku habis menangis saat melihat mata sembab ku. "Nggak bu tadi mata saya kemasukan debu."

Tiba-tiba Ibu Mia memelukku. Pelukkan hangatnya mengingatkan ku pada Bunda. Tiba-tiba tangis yang sejak bertemu Bu Mia kutahan tiba-tiba pecah dalam peluknya. "Menangislah nak kalau itu bisa membuatmu tenang."

Karena lelah menangis aku tertidur di pelukan Bu Mia. Tenagaku rasanya terkuras habis. Bu Mia membelai lembut rambut ku. "Kita pulang ke rumah aja ya Pak. Saya nggak tau Alula pulang kemana."

Sekitar satu jam, mobil yang aku tumpangi berhenti. Aku pun terbangun saat mendengar klakso mobil berbunyi. Bu Mia tersenyum padaku dan mengajaku turun dari mobil.

"Dimana ini, rumah siapa lagi ni besar banget." batin Alula.

"Ayo masuk nak, ini rumah ibu. Kamu istirahat dulu disini tenangin diri kamu nanti pulangnya biar ibu antar." Bu Mia menarik tanganku memasuki rumahnya mengajaku duduk di ruang keluarga. "Kalau kamu nggak keberatan kamu boleh kok cerita sama Ibu. Kamu ada masalah apa nak? Sampe nangis begitu terus mata kamu bisa sampe bengkak begini!"

Aku diam memandang Bu Mia.

"Ibu sudah baikan?" Masih terlintas jelas di pikiran ku soal kejadian Ibu Mia pingsan kemarin sore.

"Ibu sudah nggak apa-apa. Ayo ceritala ke ibu. Anggap aja ibu sahabat kamu yang bisa kamu ajak untuk berbagi." Bu Mia tersenyum sambil membelai pipi Alula.

Sebenarnya aku ingin menceritakan hal ini langsung kepada bunda tapi aku bingung mulai dari mana aku harus bercerita pada bunda. Dan akupun merasa tak enak dengan Bu Mia yang sudah memberiku tumpangan tadi. Aku kembali diam sambil berfikir apa yang harus aku lakukan. Dan akhirnya kuputuskan untuk menceritakan kejadian di resto tadi kepada Bu Mia.

Betapa tidak hati ku hancur berkeping-keping di buatnya hubungan yang kami jalin tidaklah sebentar. Di tambah lagi minggu depan aku dan David seharusnya melangsungkan pertunangan kami. Bagaimana aku harus menyampaikan berita ini kepada ayah dan bunda.

Hari sudah menjelang sore. Setelah bercerita kepada Bu Mia bahkan ia memberiku solusi yang setidaknya membuatku sedikit tenang. Aku pamit kepada Bu Mia. "Saya pamit pulang bu. Terimakasih ibu sudah mau mendengar cerita saya. Terimakasih juga sudah memberikan nasihat untuk saya."

"Ibu antar ya. Kan sekarang kita sudah jadi sahabat."

"Nggak usah bu, ibu harus banyak istirahat kan baru keluar dari rumah sakit." Aku menolak tawaran bu Mia dengan halus. Tapi beliau bersikeras untuk mengantarku pulang. sebagai ucapan terimakasih katanya karena kemarin aku sudah merawatnya.

Sepanjang perjalanan pulang menuju rumahku, aku memilih untuk diam. Bu Mia memegang tanganku, seakan dia tahu bahwa saat ini aku sedang terpuruk. Bagaikan kaca yang sudah retak seribu, menunggu untuk jatuh dan pecah berkeping-keping. "Kamu harus kuat, ini cobaan hidup nak. Kamu ambil hikmahnya. Lebih baik kamu mengetahuinya sekarang. Kalau kamu sudah punya ikatan sama laki-laki itu terus kamu di hadapkan dengan situasi seperti ini. Kamu akan lebih hancur lagi."

Aku tersenyum tipis mendengar ucapannya. Benar apa yang di bilang oleh wanita baik hati ini. Seandainya pertunangan kami sudah berlangsung atau bahkan kami sudah menikah lalu wanita itu datang sambil membawa anak dan meminta pertanggungjawaban David. Oh Tuhan, terimakasih sudah menunjukan kebenaran ini kepadaku. Kebenaran yang sangat menyakitkan ini

* * *

Bunda yang sedang menyiram tanaman di buat bingung oleh mobil yang tiba-tiba berhenti di depannya.

"Mobil siapa ya?!" bunda meletakkan selang dan mematikan keran air yang ada di sudut pagar.

Aku menarik nafas lalu memberanikan diri membuka pintu mobil. Pikiranku makin kacau saat sudah tiba di rumah. Bunda sudah pasti menyerang ku dengan banyak pertanyaan saat melihat kondisiku sekarang.

"Assalamualaikum bunda". Aku menghampiri bunda dan mencium punggung tangan bunda.

" Kakak kenapa?! Kok sembab gitu?"

Sontak saja tangisku pecah dan langsung kupeluk bunda tanpa mengucapkan apa-apa. Bunda kebingungan melihatku menangis sejadi-jadinya. Begitu pula dengan Ayah yang sedang asik dengan koran di tangannya langsung berdiri mengahampiriku.

Bu Mia yang sudah berdiri di dekat mobil, berjalan menghampiri kami. Ia menjabat tangan ayah dan bunda. Lalu ayah mempersilahkannya untuk masuk. Sementara aku dan bunda masuk ke kamarku.

Bunda mengusap rambutku. "Kamu bersih-bersih dulu. Kalau sudah siap kamu bisa bicara sama bunda." Bunda lalu meninggalkan aku sendiri di dalam kamar.

Bunda kembali ke ruang tamu menemui ayah dan Bu Mia. "Maaf, ibu ini siapa?"

"Saya Mia, kemarin Alula anak ibu dan bapak menolong saya dirumah sakit waktu saya pingsan." jelas ibu Mia sambil mengukurkan tangannya.

"Saya Lestari bunda nya Mia, dan ini suami saya!"

"Saya kesini mau mengucapkan terimakasih karena kemarin Alula sudah membantu saya. Dan tadi kita nggak sengaja ketemu di jalan jadi saya menawarkan untuk mengantarnya pulang."

"Tapi maaf, kalau boleh saya tahu kenapa Alula menangis seperti itu." Tanya Ayah bingung "Apa terjadi sesuatu dengan anak saya?"

"Untuk masalah itu, akan lebih baik kalau bapak dan ibu mendengar langsung dari Alula. Karena tadi waktu saya ketemu dengan Alula dia juga sedang menangis." terang Ibu Mia. "Maaf, kalau begitu saya permisi pulang dulu. Sampaikan salam saya untuk Alula."

Setelah mobil Bu Mia meninggalkan rumah, Ayah dan Bunda langsung menghampiri kamar Alula. Tidak lagi terdengar suara tangisan. Bunda membuka kamar Alula. Di lihatnya anak perempuan semata wayangnya itu duduk melamun di atas tempat tidur. Ayah dan bunda menghampiri Alula dan duduk di tepi ranjang menghadap Alula.

"Kamu kenapa nak?" tanya bunda sambil membelai kepala Alula.

Air mata Alula kembali menetes. "Mas David bunda."

"David kenapa?" tanya Ayah bingung.

"Batalin pertunangan kami minggu depan Ayah. Alula nggak mau ayah sama bunda malu."

"Tapi kenapa nak?" tanya bunda.

Aku menatap ayah dan bunda. Bingung harus memulai dari mana aku menjelaskannya. Air mata kembali menetes, aku memberanikan diri untuk menyampaikan kebenaran nya kepada ayah dan bunda. "Mas David..... dia... mas David... dia...."

Ayah dan bunda bertanya-tanya adaapa dengan David. sampai tangisku bisa pecah seperti ini.

"Mas David.... dia.... meng.. hamili wanita lain bunda" Aku langsung memeluk bunda dan tangisku kembali pecah.

Tak kalah kagetnya ayah dan bunda mendengar ceritaku. Hati mereka pun hancur melihatku seperti ini. Anak perempuan semata wayang mereka dihiati seperti ini. Bunda pun menangis dengar perkataanku. Sementara ayah hanya diam mendengar perkataanku. Jelas ayah marah mendengar perkataanku, tapi saat ini dia tidak bisa berbuat apa-apa melihat anaknya hancur seperti ini.

Yang kini ada di benak ayah bunda adalah membantu Alula untuk bangkit. Melupakan penghianat yang di dapat oleh anaknya. Membantu anaknya untuk melupakan keterpurukan ini.

Bersambung,

Like dan Komen ya biar akuh semangat nulisnya

jangan lupa Bote dan rate nya juga ya.... 😊

Terpopuler

Comments

Si Meonx

Si Meonx

saya suka alur dr novel ini, maaf saya agak terlambat membacanya . Tp memang benar kata salah satu reader sebelumnya, novel ini butuh POV dr sisi David, bu Mia, dan Virga..😁

2021-06-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal Pertemuan
2 Bab 2 Perkenalan
3 Bab 3 Kenyataan Pahit
4 Bab 4 Curhat
5 Bab 5 Permintaan Maaf
6 Bab 6 Teman Kecil
7 Bab 7 Ta'aruf
8 Episode 8 Lamaran
9 Episode 9 Rumah Sakit
10 Episode 10 Persiapan pernikahan
11 Episode 11 Keluarga Besar
12 Episode 12 Hari Pernikahan
13 Episode 13 Malam Pertama
14 Episode 14 Suasana Baru
15 Episode 15 Suasana Baru 2
16 Episode 16 Adaptasi
17 Episode 17 Adaptasi 2
18 Episode 18 Kesal!!!
19 Episode 19 Kejutan
20 Episode 20 Kaget!!!
21 Episode 21 Foto...
22 Episode 22 Reuni
23 Episode 23 Mimpi
24 Episode 24 Salah Tingkah
25 Episode 25 Perkenalan
26 Episode 26 Kejutan dari Gewa
27 Episode 27 Panggil Sayang
28 Episode 28 David, Nesya
29 Episode 29 Masuk Angin
30 Episode 30 Demam
31 Episode 31 Pingsan
32 Episode 32 Rahasia
33 Episode 33 She is Back
34 Episode 34 Ketahuan
35 Episode 35 Alula
36 Episode 36 Kecelakaan
37 Episode 37 Kecelakaan 2
38 Episode 38 Duka Alula
39 Episode 39 Ketangkap Basah
40 Episode 40 Diancam
41 Episode 41 Salah sasaran
42 Episode 42 Khawatir
43 Episode 43 Kebenaran
44 Episode 44 Awal baru
45 Episode 45 Pacaran 1
46 Episode 46 Pacaran 2
47 Episode 47 Kontrol 1
48 Episode 48 Kontrol 2 (Kembar)
49 Episode 49 Pengakuan
50 Episode 50 Jujur
51 Episode 51 Ngidam 1
52 Episode 52 Ngidam 2
53 Episode 53 Bimbang
54 Episode 54 Buang Gengsi
55 Episode 55 Alula Murka
56 Episode 56 Jatah Reman
57 Episode 57 Beneran Sayang
58 Episode 58 Bucin Maniak
59 Episode 59 Perkara baju jadi sensitif
60 Episode 60 Kontraksi
61 Episode 61 KeGep Mama
62 Episode 62 Prematur
63 Episode 63 Aku punya mata-mata
64 Episode 64 Ternyata dia seorang pemain handal
65 Episode 65 Dokter juga Manusia
66 Episode 66 itu bayiku...?!!
67 Episode 67 Alula pergi
68 Episode 68 Dimana Alula?
69 Episode 69 Kebo tarik hidung
70 Episode 70 Pingsan
71 Episode 71 Siapa Lelaki itu?
72 Episode 72 Permintaan Maaf
73 Episode 73 Manja sama orang lain
74 episode 74 Ternyata Cowok Bukan Cewek
75 Episode 75 Minta Maaf
76 Episode 76 Jujur Atau Gue Bongkar
77 Episode 77 Tapi suapin ya....
78 Episode 78 Nggak ganggu Kok
79 Episode 79 Ini keluarga ku yang penuh dengan cerita
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab 1 Awal Pertemuan
2
Bab 2 Perkenalan
3
Bab 3 Kenyataan Pahit
4
Bab 4 Curhat
5
Bab 5 Permintaan Maaf
6
Bab 6 Teman Kecil
7
Bab 7 Ta'aruf
8
Episode 8 Lamaran
9
Episode 9 Rumah Sakit
10
Episode 10 Persiapan pernikahan
11
Episode 11 Keluarga Besar
12
Episode 12 Hari Pernikahan
13
Episode 13 Malam Pertama
14
Episode 14 Suasana Baru
15
Episode 15 Suasana Baru 2
16
Episode 16 Adaptasi
17
Episode 17 Adaptasi 2
18
Episode 18 Kesal!!!
19
Episode 19 Kejutan
20
Episode 20 Kaget!!!
21
Episode 21 Foto...
22
Episode 22 Reuni
23
Episode 23 Mimpi
24
Episode 24 Salah Tingkah
25
Episode 25 Perkenalan
26
Episode 26 Kejutan dari Gewa
27
Episode 27 Panggil Sayang
28
Episode 28 David, Nesya
29
Episode 29 Masuk Angin
30
Episode 30 Demam
31
Episode 31 Pingsan
32
Episode 32 Rahasia
33
Episode 33 She is Back
34
Episode 34 Ketahuan
35
Episode 35 Alula
36
Episode 36 Kecelakaan
37
Episode 37 Kecelakaan 2
38
Episode 38 Duka Alula
39
Episode 39 Ketangkap Basah
40
Episode 40 Diancam
41
Episode 41 Salah sasaran
42
Episode 42 Khawatir
43
Episode 43 Kebenaran
44
Episode 44 Awal baru
45
Episode 45 Pacaran 1
46
Episode 46 Pacaran 2
47
Episode 47 Kontrol 1
48
Episode 48 Kontrol 2 (Kembar)
49
Episode 49 Pengakuan
50
Episode 50 Jujur
51
Episode 51 Ngidam 1
52
Episode 52 Ngidam 2
53
Episode 53 Bimbang
54
Episode 54 Buang Gengsi
55
Episode 55 Alula Murka
56
Episode 56 Jatah Reman
57
Episode 57 Beneran Sayang
58
Episode 58 Bucin Maniak
59
Episode 59 Perkara baju jadi sensitif
60
Episode 60 Kontraksi
61
Episode 61 KeGep Mama
62
Episode 62 Prematur
63
Episode 63 Aku punya mata-mata
64
Episode 64 Ternyata dia seorang pemain handal
65
Episode 65 Dokter juga Manusia
66
Episode 66 itu bayiku...?!!
67
Episode 67 Alula pergi
68
Episode 68 Dimana Alula?
69
Episode 69 Kebo tarik hidung
70
Episode 70 Pingsan
71
Episode 71 Siapa Lelaki itu?
72
Episode 72 Permintaan Maaf
73
Episode 73 Manja sama orang lain
74
episode 74 Ternyata Cowok Bukan Cewek
75
Episode 75 Minta Maaf
76
Episode 76 Jujur Atau Gue Bongkar
77
Episode 77 Tapi suapin ya....
78
Episode 78 Nggak ganggu Kok
79
Episode 79 Ini keluarga ku yang penuh dengan cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!