[Chapter 4]
[Pendekar Pedang.]
[Silahkan Dibaca.}
Di hutan.
Terdapat sebuah Pondok Rumah di hutan tersebut. Lalu di dalam Pondok tersebut ada 2 Laki-laki dan 1 Perempuan. Laki-laki tersebuta, ialah Kohta dan Sean, sedangkan Permepuan tersebut Elli.
“Jadi, apa itu Pendekar Pedang Kohta?.” Ucap Sean penasaran, dengan arti dari Pendekar Pedang. Sedangkan Kohta menatap ke arah Sean.
“Eh, oh itu. Pendekar Pedang adalah seorang yang ahli dalam Pedang. Di sebuah Negara yang bernama Jepang, dulu Pendekar Pedang tersebut di kenal dengan sebutan Samurai.” Ucap Kohta.
“Pendekar Pedang tersebut memiliki sebuah Teknik masing-masing, Pendekar Pedang bisa menciptakan Teknik dengan cara berkomunikasi dengan Pedang.” Ucap Kohta.
“Hah, berkomunikasi dengan Pedang?. Maksudnya, bagaimana?.” Ucap Sean bingung dengan ucapan dari Kohta.
“Maksud dari hal tersebut ialah bisa memahami keinginan Pedang. Sebenarnya susah dijelaskan, kalau tidak merasakannya sendiri.” Ucap Kohta, mengingat dirinya dulu yang juga sama seperti Sean, bingung.
Sean hanya mengangguk-angguk tak mengerti, namun dia paham bahwa Kohta serius dan jujur. Lalu, Elli yang diam berkata.
“Kohta, tadi kamu bilang berkomunikasi dengan Pedang, namun Ahli Pedang pun tidak paham dengan ucapanmu tadi.” Ucap Elli, dia adalah Ahli pedang peringkat Senior tingkat 4.
Kohta yang mendapati pernyataan itu, hanya tersenyum lalu Kohta bertanya kembali.
“Pedang itu, apa bagimu?.” Ucap Kohta, sedangkan Elli yang mendapati pertanyaan itu terdiam. Dia berfikir dengan keras.
‘Bukankah Pedang adalah benda untuk membunuh, serta untuk melindungi diri.’ Batin Elli, sedangkan Kohta tersenyum misterius saat melihat Elli kebingungan.
“Bagaimana kalau aku pinjam Pedangmu.” Ucap Kohta, sedangkan Elli yang kebingungan hanya mengangguk dan menyerahkan Pedang miliknya.
Kohta pun menerima Pedang tersebut, lalu System mengidentifikasi tentang Pedang milik Elli tersebut.
[Pedang Phoenix Es.]
“Pedang Phoenix Es, Pedangmu sungguh hebat. Apakah dia akan mengakuiku kah?.” Ucap Kohta, sedangkan Elli dan Sean terkejut, bahwa Kohta tau nama Pedang Elli.
“Kau, bagaimana bisa tahu tentang pedang tersebut?.” Ucap Elli terkejut, saat ada orang yang mengetahui Pedangnya.
“Itu tidak penting, mari kita keluar.” Ucap Kohta, lalu mereka keluar dari Pondok. Kemudian, berjalan menuju ke sebuah Pohon yang besar.
“Ini, kita akan menebasnya.” Ucap Kohta, sedangkan Elli dan Sean mengangguk. Lalu, Kohta menutup matanya dan merasakan Pedang tersebut.
Kohta membuka matanya, lalu suhu disekitar Kohta menjadi lebih dingin dari biasanya. Sean dan Elli terkejut dengan hal tersebut.
Kohta pun meluruskan Pedang Phoenix tersebut ke arah samping kanan, lalu mengayunkan dengan cepat ke arah kiri bawah.
Slash.
Wushhh.
Kohta memasukkan Pedang tersebut ke dalam Sarung Pedang, Kohta mendorong Pedang tersebut, dan menekannya pada akhir.
Clak.
Krakkkkk
Boommm
Pohon besar tersebut jatuh menyamping ke kiri, Sean dan Elli melihat tebasan tersebut begitu rapi, Kohta pun segera terengah-engah, karena Pedang Phoenix benar-benar menguras tenaganya.
“Hah Hah Hah, sungguh menguras banyak tenaga menggunakan Pedang ini, apalagi Pedang ini tidak mengijinkan ku untuk memakainya.” Ucap Kohta yang terbaring di tanah tersebut.
Lalu, dia mengambil Pedang Phoenix Es dan akan menyerahkan kembali ke Elli, sedangkan mereka yang mendengar ucapan Kohta barusan terkejut dan berfikir.
‘Kohta tidak diijinkan, tapi bisa menebas Pohon begitu rapi, bagaimana jika di ijinkan.’ Batin keduanya, lalu menggelengkan kepalanya.
“ini, Pedangmu.” Ucap Kohta menyerahkan Pedang tersebut kepada Elli, lalu Elli menerima Pedang miliknya tersebut.
“Bagaimana cara, agar tahu diijinkan atau tidaknya oleh Pedang ini, Kohta?.” Ucap Elli, sedangkan Kohta menjawab dengan singkat.
“Hubungan.” Ucap Kohta, membingungkan Sean dan Elli, lalu mereka berfikir dengan keras.
‘Hubungan?.’ Batin mereka bingung, Elli yang sudah menyerah bertanya kepada Kohta.
“Apa maksudnya hubungan, Kohta?.” Ucap Elli dengan penasaran, sedangkna Kohta menjawab dengan jelas.
“Seperti pertanyaanku tadi, menurutmu Pedang itu apa?.” Ucap Kohta, lalu berdiri. Sedangkan, Elli berfikir dengan keras, sedangkan Sean sudah menyerah.
“Elli, kamu belum membuat makan siang.” Ucap Sean, sedangkan Elli baru ingat dengan tugasnya tersebut. Dia pun mengabaikan tentang pertanyaan Andy terlebih dahulu, dan segera masuk ke dalam Pondok.
“Kohta, ayo kita masuk. Menunggu makanan dari Elli.” Ucap Sean, sedangkan Kohta mengangguk. Kemudian, mereka masuk ke dalam Pondok dan duduk di kursi ruang makan.
“Kohta, awalnya aku terkejut denganmu. Apa yang kamu lakukan di hutan?.” Ucap Sean, sedangkan Kohta menjawab dengan tenang.
“Aku ingin melatih diriku menjadi Kuat, untuk cita-cita dan tujuanku.” Ucap Kohta.
Sean yang mendengar hal tersebut tidak mau melanjutkan, karena dia bukan siapa-siapanya Kohta, jadi dia tidak akan bertanya tentang hal pribadi atau yang lainnya.
Tak lama kemudian, Elli keluar dari dapur sambil membawa nampan berisi tiga piring makanan, lalu meletakkan di depan Kohta dan Sean.
“Silahkan dimakan.” Ucap Elli, lalu mereka semua makan makanan yang sudah dibuatkan oleh Elli. Kohta merasa masakan Elli sedikit enak.
“Terimakasih makanannya, serta aku ingin bertanya, kenapa kalian tinggal di Hutan?.” Ucap Kohta, sedangkan Elli dan Sean saling memandang lalu tersenyum bersama.
“Kami, memilih tinggal di Hutan, karena kami ingin jauh dari Kerajaan.” Ucap keduanya dengan senang, Kohta mengerutkan keningnya dan bertanya.
“Apakah begitu, merepotkan tinggal di Kerajaan?.” Ucap Kohta, lalu terlihat Elli dan Sean mengangguk dan berkata.
“Sangat merepotkan.” Ucap keduanya, yang membuat Kohta tersenyum tak berdaya. Lalu, Kohta berdiri dan berjalan menuju ke pintu.
“Kau mau kemana, Kohta?.” Ucap Sean dengan bingung. Kohta berbalik dan menjawab dengan senyuman.
“Aku akan pergi.” Ucap Kohta mengejutkan Sean dan Elli, lalu Sean dengan cepat berkata.
“Kenapa kamu tidak tinggal disini, kau apa ada tempat tinggal di Hutan?.” Ucap Sean, lalu Kohta menggelengkan kepalanya dan menjawab.
“Tidak, mungkin aku akan tidur di alam terbuka.” Ucap Kohta sedangkan Sean segera berkata dengan serius.
“Tinggal disini saja, kami tidak akan terganggu dengan tambahnya satu orang.” Ucap Sean, sedangkan Kohta menjawab.
“Apa kau yakin, tidak masalah?.” Ucap Kohta, sedangkan Sean menatap ke Elli. Sedangkan, Elli menggelengkan kepalanya.
“Tidak apa-apa, malah ada teman.” Ucap Elli, kemudian Kohta pun menundukkan kepalanya untuk berterimakasih.
“Terimakasih, aku akan tinggal disini. Besok, aku akan mencari Kerajaan, untuk kutempati.” Ucap Kohta, sedangkan Sean menjawab.
“Tunggu saja, besok.” Ucap Sean dengan santai, Kohta mengangguk. Lalu, Elli mengantarkan Kohta ke kamar tamu.
“Disini, kamu akan tidur Kohta. Sudah kubersihkan tadi, ya tiap hari aku selalu membersihkan tiap kamar.” Ucap Elli, sedangkan Kohta mengangguk.
“Terimakasih, Elli.” Ucap Kohta, lalu masuk ke dalam Kamar, dan membaringkan tubuhnya di atas kasur yang berada di kamar tersebut.
‘Clara, apakah kamu ada?.’
[Aku ada disini, Kohta.]
‘Apakah kamu tahu tingkatan di Dunia ini?.’
[Peringkat di Dunia Reon :
- Junior : Tingkat 1 - 10.
- Senior : Tingkat 1 - 10.
- Master : Tingkat 1 - 10.
- Grandmaster: Tingkat 1 - 10.
]
[Peringkat Monster :
- Normal : Tingkat 1 - 10.
- Big : Tingkat 1 - 10.
- Titan : Tingkat 1 - 10.
- Beast : Tingkat 1 - 10.
]
[To be Continued.]
Silahkan Like, Comment, Share, dan Vote.
Jangan lupa klik tombol Favorit agar tidak ketinggalan Update terbaru.
Thank you Minna-san.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
⚜DEWA GABUT🔱
hmmm
2022-05-05
0
༆⃝«ÄDĪTYÄ»༇༅™
Andy siapa Thor ?
2022-04-06
0
★OYEN DRAGON�☑️
tebas gunung 🗿
2022-03-25
0