Tiara duduk sendiri menikmati hidangan ketika Akmal menandatangani berkas-berkas pengalihan jabatan Ceo dari ayahnya Anggoro perkasa dengan Akmal Perkasa.
“Hai, boleh aku duduk di sini?” tanya Vino tiba-tiba menghampirinya, belum dipersilahkan oleh Tiara akmal sudah duduk di dekat Tiara. Tiara hanya menghela nafasnya melihat Vino Sebastian yang ternyata berusaha mendekatinya.
“O…, silahkan! Siapapun boleh kok duduk dimanapun,” ucap Tiara berusaha tenang menghadapi Vino yang sudah masuk ke dalam perangkapnya.
“Tiara, apakah kamu lupa denganku?” tanya Vino penuh percaya diri berusaha mengingatkan Tiara tentang dirinya.
“Siapa ya?” kata Tiara seolah berusaha mengingat kembali orang yang ada di dekatnya.
“O…, pak Vino? Pak Vino yang dulu bersama Naira berusaha menjatuhkan ku di pesta ulang tahunnya Naira?” ucap Tiara menjauhkan mental Vino.
“Naira? Aku sekarang sudah putus dengannya, bahkan aku sekarang tidak ada kontak lagi dengannya?” ucap Vino berusaha membangun kepercayaan Tiara kepadanya agar awal pertemuan ini berkesan dan memberinya kesempatan untuk mendekati Tiara.
“O…, maaf aku tidak tahu. Dan itu bukan urusan aku!”ucap Tiara acuh tak acuh sengaja ia lakukan untuk membuat Vino penasaran.
Semantara itu Akmal yang menandatangani berkas melihat Tiara di dekati Vino nampak tidak tenang dan berusaha segera menyelesaikan tanda tangan tersebut dengan cepat. Kegundahan Akmal dipantau oleh Anggoro papanya.
“Akmal kalau kamu menyukainya jangan kamu lepas. Kamu bisa memperkerjakannya juga disini!” ucap papa Anggoro seolah tahu kegundahan putranya.
“Pa, kalau aku bawa Tiara ke perusahaan pusat ini juga lalu bagaimana dengan Bayu?” tanya Akmal bingung.
“Tidak apa-apa? Bayu bisa kamu jadikan asisten pertama sedangkan dia bisa kamu jadikan asisten yang kedua!” ucap papa anggoro santai menanggapi kegalauan putranya.
“Terimakasih pa!” ucap Akmal menyerahkan semua berkas-berkasnya kepada Bayu dan papanya. Setelah itu Akmal bergegas menghampiri Tiara dan Vino.
“Tiara, aku tunggu dari tadi ternyata berdiam diri disini. Ayo kita pulang membereskan berkas-berkas yang ada di kantor cabang,” kata Akmal begitu berada di depan Tiara dan Vino.
“Maaf pak, aku tidak berani mengganggu bapak yang sibuk dan serius menandatangani berkas-berkas kantor!” ucap Tiara sambil memandang pak Akmal bingung. Sementara itu Vino berusaha menyapa pak Akmal dan berusaha bersikap baik dihadapannya.
“Pagi pak Akmal! Selamat atas prestasinya semoga ke depannya Perkasa Group semakin jaya dan targetnya terlampaui!” ucap Vino yang bingung harus berkata apa begitu Akmal ada di depannya dan mengulurkan tangannya berjabatan dengan Akmal. Akmal pun dengan sikapnya yang dingin menerima tangan Vino tanpa melihat Vino sama sekali. Dalam hati Vino nampak kesal dengan sikap Akmal namun dirinya kalah pamor dengan Akmal. Bagaimanapun Akmal merupakan atasannya yang harus diikuti dan dihormati.
“Pagi juga! Maaf aku sama Tiara hendak pergi!” ucap Akmal sengaja ingin membuat Tiara jauh dari Vino. Tiara mengikui Vino pergi meninggalkan Vino yang masih penasaran dengan Tiara. Mereka berdua berjalan keluar ruangan menuju ke tempat parkir untuk kembali ke perusahaan yang lama karena ada sesuatu yang harus diselesaikan.
Di dalam mobil mereka ngobrol sesaat dan Tiara mengucapkan terima kasih kepada Akmal yang telah membuat Vino penasaran dengannya. Namun Akmal yang cuek tidak pernah menganggap dirinya menolong Tiara dari Vino.
“Besok-besok kalau berdekatan dengan Vino lebih baik kamu tidak usah bekerja dengan saya,” ucap Akmal kesal dan protektif terhadap Tiara begitu melihat Tiara justru sangat suka berdekatan dengan Vino.
“Lo kenapa bapak seperti itu? Bukannya kemarin sesuai perjanjian bapak akan membantu saya untuk mendekati Vino dan merebut cintanya dari Nadira?” ucap Tiara sinis.
“Ok…, kamu boleh mengejar cintanya Vino tapi ingat kalau terjadi apa-apa jangan minta pertolongan kepadaku!” ucap Akmal seolah-olah dirinya sangat dibutuhkan oleh Tiara daan Tiara sangat bergantung kepadanya.
“Ok! Aku sudah dibantu seperti ini saja sudah terimakasih! Dan mulai besok saya akan resign dari perusahaan bapak!” ucap Tiara langsung keluar dari mobil dan membanting pintu mobilnya pergi meninggalkan Akmal. Akmal terlihat bengong di dalam mobil yang masih berada di area parkiran karena Tiara benar-benar pergi meninggalkan dirinya.
Akmal menghela nafasnya karena bagaimanapun Tiara sangat berjasa terhadapanya dan memenag sesuai kesepakatan dirinya akan membantu Tiara mendapatkan cintanya yaitu Vino. Tapi entah mengapa dirinya begitu sakit tak kala melihat Tiara sangat dekat dengan Vino.
Akmal berusaha keluar dari mobil tapi dirinya terlambat ada seseorang yang memberi tumpangan kepada Tiara yang ternyata mobilnya Vino. Akmal nampak gusar melihat pemandangan yang ada di depannya.
Dengan kesalnya Akmal membuntuti mereka. Akmal kemudian menelpon Bayu untuk membantunya mengawasi pergerakan Tiara bersama Vino.
“Tut…, tut…,” bunyi ponselnya belum diangkat oleh Bayu. Akmal tampak kesal karena Bayu tidak respon sama sekali kemudian menelpon papanya. Papaya langsung mengangkatnya.
“Pa…, tolong hubungkan aku dengan Bayu! Aku ada tugas untuknya!” ucap Akmal gundah dan risau. Papa Anggoro menertawakannya.
“Ha…, ha…, kau itu terlalu bucin nak! Ingat kalau kamu ingin mendapatkan cintanya janganlah terlalu protektif dengannya. Kamu harus pelan-pelan menunjukkannya dengan perhatian dan kesabaran. Papa yakin kamu akan memenangkan cintanya!” ucap pak Anggoro dari ponselnya.
“Papa…, tega banget sama putra papa! Pa aku butuh Bayu untuk mengikuti pergerakan mereka!” ucap Akmal memohon pada papanya.
“Ok…, nanti Bayu akan papa beritahu!” ucap papa Anggoro sambil menghela nafasnya melihat tingkah anaknya yang biasanya bersikap kejam dan cuek sama wanita tapi sama Tiara dirinya nampak lemah. Papa Anggoro menutup ponselnya kemudian memberi instruksi kepada Bayu asistennya yang sebentar lagi menjadi asisten putranya.
“Bayu, tolong kau bantu Adikmu itu! Kelihatannya dia perlu bantuanmu. Kau telponlah sendiri, bapak tidak mengerti maksudnya,” ucap pak Anggoro kepada Bayu yang menganggapnya sebagai putra sendiri. Bayu hanya selisih satu tahun dengan Akmal dan selalu menganggapnya sebagai kakaknya Akmal.
“Baik pak!” ucapnya dan langsung menghubungi Akmal. Kemudian mereka berdua nampak asyik ngobrol melalui ponselnya. Setelah semuanya jelas, Bayu pamitan kepada pak Anggoro untuk melaksanakan tugas barunya.
Anggoro tersenyum puas dengan keakraban mereka berdua. Dan yang lebih menyenangkan lagi sebentar lagi dirinya akan mendapatkan menantu. Pak Anggoro yakin Tiara adalah jodoh yang tepat untuk putranya. Baginya Tiara merupakan calon menantu idaman yang bisa diandalkan oleh para mertua.
Sementara itu Bayu sudah berada di tempat dimana Akmal berada. Setelah mengatur strategi mereka masuk dimana Tiara dan Vino berada. Mereka berdua membelokan mobilnya di restoran junk food kesukaan Tiara. Vino kelihatannya ingin mengambil hati Tiara untuk dijadikan kekasihnya.
Terimakasih para pembaca yang setia, atas kontribusi anda dalam memberikan komentar, like, hadiah dan votenya. Ikuti keseruannya ya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments